PERKEMBANGAN KOGNITIF
ANAK USIA DINI
Oleh:
Nama : Afif Nurokhma
NIM : 0103514107
Prodi : Pendidikan Dasar Konsentrasi
PAUD S2 (Kelas Khusus)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia merupakan salah satu makhluk yang selalu bertumbuh dan
berkembang. Anak usia dini adalah bagian dari manusia yang juga selalu
bertumbuh dan berkembang bahkan lebih pesat dan fundamental pada awalawal tahun kehidupannya. Kualitas perkembangan anak di masa depanya,
sangat ditentukan oleh stimulasi yang diperolehnya sejak dini.
Pemberian stimulasi pendidikan untuk anak usia dini adalah hal
sangat penting mengingat 80% pertumbuhan otak berkembang pada anak
sejak usia dini. Elastisitas perkembangan otak anak usia dini lebih besar pada
usia lahir hingga sebelum 8 tahun kehidupannya, 20% siasanya ditentukan
selama sisa kehidupannya setelah masa kanak-kanak. Dan tentu saja bentuk
stimulasi yang diberikan harusnya dengan cara yang tepat sesuai dengan
tingkat perkembangan anak usia dini.
Perkembangan Anak Usia Dini meliputi beberapa aspek diantaranya
aspek pertumbuhan fisik dan perkembangan motorik, aspek perkembangan
kognitif, aspek perkembangan sosio emosional, aspek perkembangan bahasa,
serta aspek perkembangan moral agama. Pengembangan seluruh aspek-aspek
tersebut secara menyeluruh dan berkesinambungan menjadi suatu hal yang
sangat berarti. Dalam memberikan stimulasi untuk mengembangkan aspekaspek tersebut, tentunlah pemahaman akan konsep dasar berkaitan dengan hal
tersebut sangat diperlukan. Untuk itulah makalah ini mengupas berbagai hal
berkaitan dengan konsep dan teori serta strategi yang dapat digunakan untuk
mengembangan
kemampuan
dasar
anak
usia
dini
terutama
pada
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini
Menurut Werner yang dikutip oleh Monks, dkk , pengertian
perkembangan menunjuk pada suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan
tidak begitu saja dapat diulang kembali. Perkembangan menunjuk pada
perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali. Dalam
pertumbuhan, ahli psikologi tidak membedakan antara perkembangan dan
pertumbuhan, bahkan ada yang lebih memgutamakan pertumbuhan.
Sebenarnya, istilah pertumbuhan dimaksudkan untuk menujukkan bertambah
besarnya ukuran badan dan fungsi fisik murni. Menurut banyak ahli psikologi,
istilah perkembangan lebih dapat mencerminkan sifat yang khas mengenai
gejala psikologis yang muncul.
Perkembangan adalah kontekstual. Individu secara tegrus menerus
merespons dan bertindak berdasarkan konteks, yang meliputi make up
biologis, lingkungan lingkungan fisik, serta konteks sosial, kesejarahan, dan
kebudayaan seseorang. Dalam pandangan kobtekstual, individu dilihat sebagai
makhluk yang sedang berubah di dalam dunia yang sedang berubah.
Menurut Myrnawati , kognitif adalah proses yang terjadi secara internal
didalam otak pada waktu manusia sedang berpikir atau proses pengolahan
informasi.
Istilah cognitive berasal dari kata cognition yang padanannya
knowing, berarti mengetahui. Dalam arti yang luas, cognition (kognisi) ialah
perolehan, penataan,dan penggunaan pengetahuan . Kognitif adalah proses
yang terjadi secara internal di dalam pusat susunan syaraf pada waktu manusia
sedang berpikir. Kemampuan kognitif ini berkembang secara bertahap, sejalan
dengan perkembangan fisik dan syaraf-syaraf yang berada di pusat susunan
syaraf. Kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk
menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau
peristiwa.
Proses
kognitif
berhubungan
dengan
tingkat
kecerdasan
Faktor hereditas/keturunan
Teori hereditas atau nativisme yang dipelopori oleh seorang ahli filsafat
Schopenhauer, berpendapat bahwa manusia lahir sudah membawa potensipotensi tertentu yang tidak dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Dikatakan
pula bahwa taraf inteligensi sudah ditentukan sejak anak dilahirkan. Para
ahli psikologi Lehrin, Lindzey, dan Spuhier berpendapat bahwa taraf
inteligensi 75-80% merupakan warisan atau faktor keturunan.
2.
Faktor lingkungan
Menurut John Locke, perkembangan manusia sangatlah ditentukan oleh
lingkungannya. Berdasarkan pendapat Locke, taraf inteligensi sangatlah
ditentukan oleh pengalaman dan pengetahuan yang diperolehnya dari
lingkungan hidupnya. Lebih lanjut, Ki Hajar Dewantoro melengkapi
pendapat ini dengan menyebutkan bahwa seseorang dibentuk oleh
perpaduan dari dasar dan ajar. Artinya bahwa seorang anak yang sudah
memiliki dasar potensi bawaaan akan menjadi siapa dan seperti apakah dia
juga dipengaruhi oleh faktor ekternal berupa ajar atau penagajaran yang
diperolehnya dari lingkungan.
3.
Faktor kematangan
Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan matang jika telah
mencapai
kesanggupan
menjalankan
fungsinya
masing-masing.
Faktor pembentukan
Pembentukan ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang
memengaruhi perkembangan inteligensi. Pembentukan dapat dibedakan
menjadi pembentukan sengaja (sekolah formal) dan pembentukan tidak
sengaja (pengaruh alam sekitar). Sehingga manusia berbuat inteligen
karena untuk mempertahankan hidup ataupun dalam bentuk poenyesuaian
diri.
5.
6.
Faktor kebebasan
Kebebasan yaitu keleluasaan manusia untuk berpikir divergen (menyebar)
yang berarti bahwa manusia memilih metode-metode tertentu dalam
menyelesaikan masalah-masalah, juga bebas dalam memiilih masalah
sesuai kebutuhannya.
yaitu
asimilasi
kecenderungan
organisme
menyesuaikan
dengan
dan
untuk
dirinya.
akomodasi.
Asimilasi
yaitu
mengubah
lingkungan
guna
Sedangkan,
akomodasi
yaitu
kecenderungan
organisme
untuk
merubah
dirinya
sendiri
guna
antara
adaptasi
dan
organisasi
juga
bersifat
kedua
proses
tadi
sebagai
faktor
biologis.
perkembangannya.
Berikut
ini
standar
tingkat
pencapaian
perkembangan kognitif pada Anak Usia Dini sesuai Peraturan Menteri nomor
58 tahun 2009 tentang standar Pendidikan Anak Usia Dini:
1. Perkembangan Usia 0 12 bulan
a. Mengenali apa yang diinginkan Membedakan apa yang diinginkan
(ASI atau DOT) Memperhatikan permainan yang diinginkan
Mengamati benda yang bergerak Mulai memahami perintah sederhana.
b. Menunjukkan reaksi atas rangsangan Berhenti menangis saat
keiingannya
terpenuhi
(setelah
digendong
atau
diberi
susu)
alat
permainan
dengan
semaunya
seperti
memukul-mukul balok
5) Mulai memahami gambar wajah orang
6) Mulai memahami prinsip milik orang lain (milik saya, milik kamu)
b. Mengenal konsep ukuran dan bilangan Membedakan ukuran benda
(besar-kecil) Membilang sampai lima
3. Perkembangan Usia 2 4 tahun
a. Mengenali Pengetahuan Umum
1) Menyebut bagian-bagian suatu gambar seperti gambar wajah
orang, mobil, binatang, dsb.
10
11
yang
berhubungan
dengan
kelancaran
gerak
kognitif.
Kemampuan
yang
berhubungan
dengan
12
(b)
mengadakann
berbagai
percobaan
sederhana,
(c)
13
kognitif terdiri atas dua bidang: yakni logika-matematika dan sains. Oleh
karena itu, cara meningkatkan perkembangan kognitif pada anak usia dini juga
berkutat seputar dua bidang pelajaran tersebut, yakni logika-matematika dan
sains.
Beberapa langkah berikut ini bisa dilakukan untuk meningkatkan
perkembangan anak usia dini.
1. Meningkatkan kemampuan berpikir logis
Berfikir logis sangat dibutuhkan anak-anak, karena kemampuan
ini dapat mendidik kedisiplinan yang sangat kuat. Logika berperan besar
dalam menjadikan anak-anak semakin dewasa dengan keputusankeputusan matangnya.
2. Menemukan hubungan sebab akibat
Dalam pengertian yang lebih luas, menemukan hukum sebab
akibat dapat ditempuh dengan membuat hubungan anatara dua variabel
atau lebih. Dari dua hubungan tersebut, dapat diketahui, bahwa akibat dari
suatu peristiwa ada sebabnya. Misalnya, penyebab kematian adalah sakit,
penyebab rumah terbakar adalah hubungan arus pendek, penyebab mesin
mogok adalah kerusakan dan lain sebagainya.
3. Meningkatkan pengertian pada bilangan
Pernahkan anda menemukan orang yang sangat cepat dalam
menghitung. Bukan menghitung dengan kalkulator atau komputer,
melainkan berhitung secara awangan atau mencongak.jika pernah, maka
ketahuilah bahwa orang tersebut mempunyai kepekaan terhadap bilangan
sangat tinggi. Dengan bekal kepekaan terhadap angka dan bilangan inilah
anak menjadi lebih mengerti dan cepat dalam memahami hubungan sebabakibat. Secara sederhana, berbagai elemen yang dapat meningkatkan
perkembangan kognitifanak usia dini dapat dibagi ke dalam dua konsep,
yakni logika matematka dan sains.
BAB III
PENUTUP
14
A. Kesimpulan
1. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini adalah sesuatu yang merujuk pada
perubahan-perubahan pada proses berpikir sepanjang siklus kehidupan
anak sejak konsepsi hingga usia 8 tahun.
2. Urgensi perkembangan kemampuan kognitif anak usia dini yaitu dimana
melalui pengembangan kognitif fungsi berpikir dapat digunakan dengan
cepat dan tepat untuk mengatasi suatu situasi dan untuk memecahkan
suatu masalah
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif yaitu: (1)
Hereditas/
Keturunan,
(2)
Lingkungan,
(3)
Kemantangan,
(4)
Kogntif
pada
Anak
Usia
Dini
yaitu:
Pengembangan
Kognitif Anak
Usia
Dini
yaitu:
(1)
B. Saran
Sebagai pendidik dan calon pendidik anak usia dini, bahkan bagi
orang tua dan calon orangtua sebaiknya memahami perkembangan kognitif
15
anak usia dini dan bisa mengembangkannya sejak dari masa konsepsi agar
dapat memberikan stimulasi yang tepat pada anak sesuai dengan hakikat anak
usia dini dan tahap perkembangannya.
DAFTAR PUSTAKA
16
Aisyah, Siti. 2012. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia
Dini. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
Gredler, Margaret E. 2011. Learning and Instruction: Teori dan aplikasi. Jakarta:
Kencana Perdana Media Group.
Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana.
Monks F.J., Knoers A.M.P., & Hadintono Siti R.. 2006. Psikologi Perkembangan:
Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press
Myrnawati, C.H. 2012. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Volume 6 No. 2.
Jakarta: Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini Program Program
Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta.
Santrock, John W.. 2002. Life Span Development-Perkembangan Masa Hidup.
Jakarta: Erlangga
Santrock, John W. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Salemba Humanika
Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana
Suyadi. 2010. Psikologi Belajar Paud. Yogyakarta
http://www.naeyc.org
17