Disusun oleh :
1. Nurlela (19.03.00.009)
2. Tutiek Ari Santi (22.03.00.003)
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “Implementasi Teori Kognitif Menurut
Montessori Pada PAUD”. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dan memberikan dukungan kepada kami dalam menulis makalah ini.
Terutama kepada dosen pengampu mata kuliah, Ibu Yani Suarsih, M.Pd, serta keluarga yang
kami sayangi dan juga teman-teman seperjuangan yang sangat kami cintai.
Penulis menyadari bahwa, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya nantinya
penulis dapat menyusun makalah dengan lebih baik lagi. Akhir kata semoga makalah ini
dapat bermanfaat untuk pembacanya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................2
BAB I..........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
A. Latar Belakang.............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................................6
C. Tujuan Pembahasan......................................................................................................6
BAB II.........................................................................................................................................7
PEMBAHASAN.........................................................................................................................7
A. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini.....................................................................7
B. Langkah-langkah Pembelajaran Metode Montessori..................................................9
C. Ciri-Ciri Media Pembelajaran Montessori.................................................................10
BAB III.....................................................................................................................................12
PENUTUP.................................................................................................................................12
A. Kesimpulan.................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................13
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak usia dini merupakan personal yang tengah dalam proses tumbuh
kembang yang begitu cepat, bahkan anak usia dini sering disebut lompatan
perkembangan. Anak usia dini merupakan individu yang tengah memasuki usia yang
rentan dan sangat penting dibanding dengan usia lainnya karena kemajuan
keterampilan berfikir yang diberikan begitu pesat dan luar biasa. Karena usia dini
adalah usia dimana anak berada pada masa tumbuh kembang, kesiapan, dan
penyempurnaan yang baik dalam aspek jasmani maupun rohani yang berlangsung
selama hidup anak , bertahap dan berksinambungan. Anak usia dini berada dalam
proses perkembangan (development) perubahan yang dilalui oleh setiap manusia
secara mandiri, dan berlangsung seumur hidup1.
Anak usia dini merupakan keadaan dimana anak sedang memasuki usia golden
ege atau usia keemasan dimana usia tersebut merupakan usia yang sangat tepat untuk
memberikan rangsangan yang baik kepada anak, dibandingkan dengan usia-usia
selanjutnya, karena anak akan cepat menangkap dan menirukan apa yang sudah
diajarkan. Dengan adanya hal tersebut maka anak membutuhkan adanya
pendampingan dan dukungan yang tepat untuk mengembangkan pengetahuan yang
dimilikinya. Karena setiap orang tua pasti menginginkan keturunan yang baik dan
pendidikan yang terbaik untuk anaknya
Pendidikan anak usia dini mempunyai peran sangat penting dalam
meningkatkan kemampuan anak selanjutnya, karena pendidikan juga menjadi fondasi
kemajuan kepribadian seorang anak. Ketika anak sudah mendapatkan pendidikan
diusia dini anak akan dapat meningkatkan kesejahteraan fisik dan mentalnya sendiri
dalam menin gkatkan motivasi, prestasi dan kinerja, selain itu anak dengan sendirinya
akan menemukan bakat yang dimilikinya, sehingga anak akan menjadi individu yang
mandiri juga dapat manumbuhkan kemampuan yang dimilikinya secara maksimal
Montessori dalam Hainstock mengatakan bahwa anak usia dini merupakan
anak yang berada dalam masa emas (Golden Age) masa tersebut merupakan periode
1
Mulyasa, Manajemen Pendidikan Anak Usia Dini, ( Cetakan I, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2012) hlm 16
4
sensitive.2 Menurut Dr. Maria Montessorri, anak belajar dengan sungguh-sungguh
melalui lingkungan sesuai porsi untuk memudahkan anak dalam mendapatkan
pengetahuan anak dalam lingkungan3
Montessori percaya problem kehidupan yang kita alami diakibatkan oleh
keinginan mengontrol dan mendominasi lingkungan. Sifat egois manusia, keinginan
sukses sendiri, dan ingin lebih unggul dari orang lain, mendorong orang mengejar
kepentingan pribadi, yang terkadang merugikan orang lain. Bagi Montessori, solusi
terhadap problem ini terletak pada pendidikan anak. Khususnya mendidik anak dengan
nilai-nilai yang baik yang akan berpengaruh hingga dewasa. Dengan cara ini perlahan-
lahan anak akan memiliki moral yang baik, sesuai norma masyarakat. Guru
bertanggungjawab memandu anak mengembangkan kepribadian dan mengarahkan
potensi anak hingga maksimal dan positif bagi masyarakat luas.
Montessori berpendapat selagi anak sibuk sendiri, anak cenderung bekerja
dengan pola yang berulang. Pola aktifitas lain yang dapat diduga dan menunjang
perkembangan anak adalah pengenalan terhadap sesuatu yang asing. Sebelum
bereksperimen dengan aktifitas abstrak, anak suka mengenal obyek kongkrit yang
berkaitan dengan kehidupan sehari- hari.Misal, mengancingkan baju, menuangkan jus
ke gelas dan membuka pintu.Cara ini membuat anak untuk menguasai ketrampilan
dasar.
Dengan demikian pendekatan pendekatan Montessori membantu anak
memuaskan dan memenuhi keinginan sekaligus menunjang perkembangan total.Ini
berarti memberikan aspek pertumbuhan fisik, intelektual, lingusitik, emosi, spiritual,
sosial yang proporsional setiap saat agar membantu anak berkembang menjadi
manusia yang utuh.Oleh karena itu,
Montessori mempelopori strategi pendidikan yang banyak diterapkan oleh
berbagai prasekolah di seluruh dunia. Metode Montessori diperkenalkan oleh
seorang Dokter wanita bernama Maria Montessori yang merupakan salah satu
pendidik besar. Metode Montessori merupakan suatu hasil dari sistem pendidikan
yang digunakan di “Rumah Anak-anak” yang bersumber dari pengalaman-
pengalaman pedagogis dari Maria Montessori dengan anak-anak abnormal.
2
Andi Agusniatih dan Jane M Monepa, Keterampilan Sosial Anak Usia Dini, Teori dan Strategi
Pengembang , (Cetaka Pertama, 2019).hal 37.
3
James E. Jhonson. Dkk. Anak Usia Dini Dalam Berbagai Pendekatan, (Jakarta: Kencana
Pranda Media Group, 2015), hal 384
5
Kemudian beliau mempresentasikannya menjadi sebuah usaha panjang dan penuh
pemikiran pada anak-anak normal. Maria Montessori menggunakan kemampuan
ilmiahnya, pengalamannya, dan wawasannya untuk mengembangkan sebuah
metode pendidikan yang melawan pola-pola pendidikan konvensional.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
4
Zaenab Siti, Guru PAUD Menuju NTB Bersaing ,Pengantar Manajemen Pendidikan ,
Praktik, teori, Aplikasi,(Yogyakarta: CV Budi Utama), hlm 23
6
BAB II
PEMBAHASAN
1. Sejak lahir sampai usia 3 tahun, anak memiliki kepekaan sensoris dan daya pikir
yang sudah mulai dapat “menyerap” pengalaman-pengalaman melalui sensorinya.
2. Usia setengah tahun sampai kira-kira tiga tahun, mulai memiliki kepekaan bahasa
dan sangat tepat untuk mengembangkan bahasanya (berbicara, bercakap-cakap).
3. Masa usia 2 – 4 tahun, gerakan-gerakan otot mulai dapat dikoordinasikan dengan
baik, untuk berjalan maupun untuk banyak bergerak yang semi rutin dan yang
rutin, berminat pada benda-benda kecil, dan mulai menyadari adanya urutan
waktu (pagi, siang, sore, malam).
4. Rentang usia tiga sampai enam tahun, terjadilah kepekaan untuk peneguhan
sensoris, semakin memiliki kepekaan indrawi, khususnya pada usia sekitar 4
tahun memiliki kepekaan menulis dan pada usia 4 – 6 tahun memiliki kepekaan
yang bagus untuk membaca. Pendapat Mantessori ini mendapat dukungan dari
tokoh pendidkan Taman Siswa, Ki hadjar Dewantara, sangat meyakini bahwa
7
suasana pendidikan yang baik dan tepat adalah dalam suasana kekeluargaan dan
dengan prinsip asih (mengasihi), asah (memahirkan), asuh (membimbing). Anak
bertumbuh kembang dengan baik kalau mendapatkan perlakuan kasih sayang,
pengasuhan yang penuh pengertian dan dalam situasi yang damai dan harmoni.
Perkembangan kognitif anak dapat dipengaruhi oleh beberapa hal penting baik
secara internal maupun eksternal. Salah satu yang perlu diketahui bahwa
perkembangan anak dapat dipengaruhi oleh materi ataupun metode pembelajaran
yang dilakukan pada anak usia dini. Metode Montessori dimulai dari hasil observasi
dan mengembangkannya yang awalnya melihat anak-anak dengan keterbelakangan
mental dan selanjutnya sudah diterapkan pada anak-anak normal dan telah digunakan
hingga era ini5. Montessori menambahkan bahwa pendidikan itu hanyalah
pertolongan yang diberikan pada anak waktu perkembangannya.
5
Maya Ivy. Montessori For Multiple Intelegensi, (Yogyakarta. PT. Betang Pustakan, 2019), hlm 7
8
Dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa Dr. Montessori meyakini bahwa anak-
anak akan jauh berkembang secara optimal saat mereka dapat memilih dengan bebas
subjek yang akan dipelajari.
6
Yulianti Santi, 2019, Model Pendidikan Montessori Panduan Implementasi Montessori ,
(Jakarta, Monteo kids) hlm 22
9
permainan lainnya. Sehingga seluruhnya peserta didik akan melakukan aktifitas
belajar dan proses pembelajaran akan lebih mudah dan menyenangkan
10
kemandirian siswa dalam belajar dan meminimalisir campur tangan pendidik
(Montessori, 2002: 172).
Dari pemaparan beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa setiap
media pembelajaran berbasis metode Montessori memiliki ciri-ciri khusus yang
mungkin tidak dimiliki media lain yaitu menarik, bergradasi, auto-correction dan
auto-education. Hal tersebut dimaksudkan agar siswa tertarik dengan media yang
ada sehingga meningkatkan semangat untuk belajar. Selain itu alat pengendali
kesalahan yang terdapat pada media Montessori juga membuat siswa lebih mandiri
lagi dalam proses belajar mengajar.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan kognitif anak dapat dipengaruhi oleh beberapa hal penting baik
secara internal maupun eksternal. Menurut Montessori pendidikan hanyalah
pertolongan yang diberikan pada anak waktu perkembangannya.
Pada prinsipnya metode Montessori 80% anak yang bekerja 20% guru yang
memberi materi. Langkah- langkah pembelajaran montessori ada 3 yaitu berpusat
pada anak, eksperimen dan demokrasi serta media pembelajaan.
Andi Agusniatih dan Jane M Monepa, Keterampilan Sosial Anak Usia Dini, Teori dan Strategi
Pengembangan (Cetaka Pertama, 2019).hal 37.
James E. Jhonson. Dkk.Anak Usia Dini Dalam Berbagai pendekatan ((Jakarta: Kencana Pranda Media
Group, 2015), hal 384
Maya Ivy. Montessori For Multiple Intelegensi (Yogyakarta. PT. Betang Pustakan, 2019), hlm 7
Mulyasa, Manajemen Pendidikan Anak Usia Dini ( Cetakan I, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012)
hlm 16
Yulianti Santi, 2019, Model Pendidikan Montessori Panduan Implementasi Montessori (Jakarta, Monteo
kids, hlm 22)
Zaenab Siti, Guru PAUD Menuju NTB Bersaing ,Pengantar Manajemen Pendidikan , Praktik, teori,
Aplikasi, (Yogyakarta: CV Budi Utama), hlm 23
13