Disusun Oleh:
1. Atinah Husniyah 22.03.00.001
2. Nahda Nabila 19.03.00.008
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................... ii
BAB I: PENDAHULUAN .................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan ........................................................................ 3
BAB II: PEMBAHASAN ..................................................................... 4
A. Pengertian Teori Belajar ............................................................. 4
B. Pengertian Belajar Menurut Para Ahli........................................ 5
C. Teori Belajar Menurut Piaget ..................................................... 5
D. Teori Kognitif Piaget .................................................................. 6
E. Prinsip-prinsip Umum Teori Kognisi Piaget .............................. 7
F. Tahap Perkembangan Kognitif Jean Piaget ................................ 7
G. Implementasi Teori Kognitif Piaget Pada PAUD ....................... 9
BAB III: PENUTUP ............................................................................. 12
A. Kesimpulan ................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan moral Jean Piaget merupakan model teori pendekatan
kognitif yang secara intrinsik lebih sesuai dengan hakikat manusia sebagai
makhluk yang berpikir. Di Indonesia secara umum teori pendekatan kognitif
ini banyak menjadi model dan praktik dalam pembelajaran, walaupun
diterapkan kurang utuh; sehingga orientasi pembelajaran difokuskan pada
pengembangan kognitif secara sempit.
Dari perspektif hakikat manusia di atas model pendekatan kognitif
Piaget, pada satu sisi, memiliki titik-titik similarisasinya yang hakiki dalam
nilai-nilai Islam. Tetapi pada sisi lain, teori Piaget memiliki titik-titik
kelemahan, karena perilaku moral tidak selalu merupakan refleksi pengetahuan
moral. Maka Islam menyediakan nilai-nilai komplementasi yang memberi
ruang penerapan moral bagi anak secara konsisten, walaupun memasuki tahap
perkembangan moral autonomous yang bercorak subjektif dan relatif.1
Kognitif adalah salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan. Secara
umum kognitif diartikan sebagai potensi intelektual yang terdiri dari tahapan:
pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehention), penerapan
(aplication), analisa (analysis), sintesa (sinthesis), evaluasi (evaluation).
Kognitif berarti persoalan yang menyangkut kemampuan untuk
mengembangkan kemampuan rasional (akal). Teori kognitif lebih menekankan
bagaimana proses atau upaya untuk mengoptimalkan kemampuan aspek
rasional yang dimiliki oleh orang lain.
1
UMJ, F. IMPLIKASI PENERAPAN TEORI PERKEMBANGAN MODAL JEAN
PIAGET DALAM PENDIDIKAN MORAL ANAK. Jurnal Teknodik, (2013). H. 240 – 254
1
2
Oleh sebab itu kognitif berbeda dengan teori behavioristik, yang lebih
menekankan pada aspek kemampuan perilaku yang diwujudkan dengan cara
kemampuan merespons terhadap stimulus yang datang kepada dirinya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan teori belajar?
2. Apa yang dimaksud dengan belajar menurut para ahli?
3. Bagaimana teori belajar menurut piaget?
4. Bagaimana teori kognitif piaget?
5. Apa saja prinsip-prinsip umum teori kognisi piaget?
6. Bagaimana tahap perkembangan kognitif jean piaget?
7. Bagaimana implementasi teori kognitif piaget pada paud?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan teori belajar.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan belajar menurut para ahli.
3. Untuk mengetahui teori belajar menurut piaget.
4. Untuk mengetahui teori kognitif piaget.
5. Untuk mengetahui apa saja prinsip-prinsip umum teori kognisi piaget.
6. Untuk mengetahui tahap perkembangan kognitif jean piaget.
7. Untuk mengetahui implementasi teori kognitif piaget pada paud.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Teori Belajar
Belajar merupakan suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh
individu untuk suatu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak
memiliki sikap menjadi bersikap benar, dari tidak terampil menjadi terampil
melakukan sesuatu. Belajar tidak hanya sekedar memetakan pengetahuan
atau informasi yang disampaikan. Namun bagaimana melibatkan individu
secara aktif membuat atau pun merevisi hasil belajar yang diterimanya
menjadi suatu pengalamaan yang bermanfaat bagi pribadinya.
Pembelajaran merupakan suatu sistim yang membantu individu belajar dan
berinteraksi dengan sumber belajar dan lingkungan.
Teori adalah seperangkat azaz yang tersusun tentang kejadian-kejadian
tertentu dalam dunia nyata dinyatakan oleh McKeachie dalam
grendel.2Sedangkan Hamzah menyatakan bahwa teori merupakan
seperangkat preposisi yang didalamnya memuat tentang ide, konsep,
prosedur dan prinsip yang terdiri dari satu atau lebih variable yang saling
berhubungan satu sama lainnya dan dapat dipelajari, dianalisis dan diuji
serta dibuktikan kebenarannya.3 Dari dua pendapat diatas Teori adalah
seperangkat azaz tentang kejadian-kejadian yang didalamnnya memuat ide,
konsep, prosedur dan prinsip yang dapat dipelajari, dianalisis dan diuji
kebenarannya. Teori belajar adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat
tata cara pengaplikasian kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa,
perancangan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas maupun
di luar kelas.
2
B uno, Hamzah. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran.Jakarta: PT Bumi
Aksara. (2006)
3
Hamzah. Pembelajaran Matematika Menurut Teori Belajar Kontruktivisme. Jakarta:
Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pendidikan Nasional. (2003)
4
5
4
Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Memengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
2005. h. 2
5
Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. (2015).
h. 10
6
Ihsana, Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2017. h. 4
7
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta. 2013. h. 5
6
8
M. Thobroni. 2015. Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Praktek. Yogjakarta: Arr-
Ruzz Media. 2015. h. 79
7
mata respons terhadap yang ada, melainkan dari dorongan mental yang
diatur oleh otaknya pula.
E. Prinsip-Prinsip Umum Teori Kognisi Piaget
Teori belajar kognitif telah banyak digunakan sebagai dasar dalam
melaksanakan proses pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsipnya.
Menurut Hartley dan Davies prinsip-prinsip kognitivisme adalah sebagai
berikut:9
1. Peserta didik akan lebih mampu mengingat dan memahami sesuatu
apabila pelajaran tersebut disusun berdasarkan pola dan logika tertentu.
2. Penyusunan materi pelajaran harus dari yang sifatnya sederhana ke
materi yang sifatnya lebih rumit.
3. Belajar dengan memahami akan lebih baik dibanding menghapal tanpa
pengertian.
F. Tahap Perkembangan Kognitif Jean Piaget
Tahap-tahap perkembangan kemampuan kognitif manusia terbagi
dalam beberapa fase. Piaget membagi perkembangan ke mampuan kognitif
manusia menurut usia menjadi 4 tahapan. Yaitu:
1. Tahap Sensori
Tahap ini pemikiran anak mulai melibatkan penglihatan, pendengaran,
pergeseran dan persentuhan serta selera. Artinya anak memiliki
kemampuan untuk menangkap segala sesuatu melalui inderanya. Bagi
Piaget masa ini sangat penting untuk pembinaan perkembangan
pemikiran sebagai dasar untuk mengembangkan intelegensinya.
Pemikiran anak bersifat praktis dan sesuai dengan apa yang
diperbuatnya. Sehingga sangat bermanfaat bagi anak untuk belajar
dengan lingkungannya. Jika seorang anak telah mulai memiliki
9
Daryanto dan tutik Rachmawati, Supervisi Pembelajaran, Yogyakarta, Gava Media.
2015. h. 68-69
8
10
Ahmad Syarifin, Percepatan Perkembangan Kognitif Anak: Analisis Terhadap
Kemungkinan Dan Persoalannya, Jurnal al-Bahtsu Vol. 2, No. 1, Juni 2017, h. 2
9
11
https://sabyan.org/implementasi-teori-piaget-teori-kogitif-dan-bahasa/ (12 Oktober
2022)
10
(LKA), dan buku latihan yang tidak sesuai dengan mode belajar alamiah
anak usia dini. Ruang kelas anak dapat diubah menjadi tempat untuk
eskplorasi dan penemuan. Lembar kegiata anak (LKA) dan buku tugas
tidak digunakan. Pendidik justru mengobservasi ketertarikan anak dan
patisipasi alamiah mereka untuk menentukan jalannya pembelajaran.
Selama kegiatan, guru mendorong interaksi antar anak karena
perbedaan sudut pandang anak justru memberikan konstribusi positif
terhadap kemajuan berfikir mereka.
2. Pendidik sebaiknya mempertimbangkan pengetahuan anak dan tingkat
pemikiran mereka. Pendidik dapat merancang pembelajaran yang
disesuaikan dengan tahapan perkembangan anak. Selain itu, juga harus
disadari bahwa tingkat ketertarikan dan mode belajar anak berbeda-beda
pada waktu yang berbeda. Pada intinya, anak merupakan individu yang
memiliki ciri khas masing-masing. Proses belajar anak membutuhkan
kepekaan dan fleksibilitas pendidik yakni sebuah tidakan pengamatan
yang lebih dekat dengan apa yang dilakukan anak. Pendidik dapat
belajar dari anak untuk dapat menemukan ketertarikan spontan mereka.
3. Pendidik yang efektif dapat mendesain lingkungan yang mendorong
anak belajar sambil bertindak. Situasi seperti ini dapat mengembangkan
penalaran dan kreativitas anak. Guru mendengarkan, memperhatikan,
dan memberi pertanyaan kepada anak untuk membantu mereka kearah
pemahaman yang lebih baik. Pertanyaan berguna untuk merangsang
penalaran anak.
4. Anak-anak sebaiknya tidak terlalu dipaksa dan ditekan belajar banyak
terlalu dini sebelum mereka siap dan matang. Meskipun banyak
orangtua yang mempersiapkan kartu kata untuk merangsang
perkembangan bahasa anak, hal ini menurut Piaget bukanlah cara
terbaik mengajarkan bahasa. Kegiatan semacam ini dapat menimbulkan
11
tekanan dan beban pada diri anak, bersifat pasif, dan tidak membawa
hasil yang diharapkan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Belajar merupakan suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh
individu untuk suatu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak
memiliki sikap menjadi bersikap benar, dari tidak terampil menjadi terampil
melakukan sesuatu. Belajar tidak hanya sekedar memetakan pengetahuan
atau informasi yang disampaikan. Namun bagaimana melibatkan individu
secara aktif membuat atau pun merevisi hasil belajar yang diterimanya
menjadi suatu pengalamaan yang bermanfaat bagi pribadinya.
Pembelajaran merupakan suatu sistim yang membantu individu belajar dan
berinteraksi dengan sumber belajar dan lingkungan.
12
Teori belajar kognitif telah banyak digunakan sebagai dasar dalam
melaksanakan proses pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsipnya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
https://sabyan.org/implementasi-teori-piaget-teori-kogitif-dan-bahasa/
14