Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

TEORI DAN PENERAPAN PRAKTIS KOGNITIF PIAGET


Penulisan Makalah Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Pengembangan Kognisi & Kreatifitas AUD”
Dosen Pengampu: Hj. Yani Suarsih, M. Pd

Disusun Oleh:
1. Atinah Husniyah 22.03.00.001
2. Nahda Nabila 19.03.00.008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ALHIKMAH
JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Karena rahmat
dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas
makalah Pengembangan Kognisi & Kreatifitas AUD.
Tidak lupa juga kami ucapkan terimakasih kepada kedua orang tua
kami dan kepada dosen mata kuliah, yaitu ibu Hj. Yani Suarsih, M. Pd yang
telah membimbing kami, serta rekan-rekan yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
“Teori Dan Penerapan Praktis Kognitif Piaget”. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya khususnya bagi diri saya sendiri,
umumnya mahasiswa, dan semua yang membaca makalah ini, mudah-
mudahan dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Kami menyadari bahwa dalam menulis makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Untuk itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun guna sempurnanya makalah ini.
Jakarta, 12 Oktober 2022

Pemakalah

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................... ii
BAB I: PENDAHULUAN .................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan ........................................................................ 3
BAB II: PEMBAHASAN ..................................................................... 4
A. Pengertian Teori Belajar ............................................................. 4
B. Pengertian Belajar Menurut Para Ahli........................................ 5
C. Teori Belajar Menurut Piaget ..................................................... 5
D. Teori Kognitif Piaget .................................................................. 6
E. Prinsip-prinsip Umum Teori Kognisi Piaget .............................. 7
F. Tahap Perkembangan Kognitif Jean Piaget ................................ 7
G. Implementasi Teori Kognitif Piaget Pada PAUD ....................... 9
BAB III: PENUTUP ............................................................................. 12
A. Kesimpulan ................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan moral Jean Piaget merupakan model teori pendekatan
kognitif yang secara intrinsik lebih sesuai dengan hakikat manusia sebagai
makhluk yang berpikir. Di Indonesia secara umum teori pendekatan kognitif
ini banyak menjadi model dan praktik dalam pembelajaran, walaupun
diterapkan kurang utuh; sehingga orientasi pembelajaran difokuskan pada
pengembangan kognitif secara sempit.
Dari perspektif hakikat manusia di atas model pendekatan kognitif
Piaget, pada satu sisi, memiliki titik-titik similarisasinya yang hakiki dalam
nilai-nilai Islam. Tetapi pada sisi lain, teori Piaget memiliki titik-titik
kelemahan, karena perilaku moral tidak selalu merupakan refleksi pengetahuan
moral. Maka Islam menyediakan nilai-nilai komplementasi yang memberi
ruang penerapan moral bagi anak secara konsisten, walaupun memasuki tahap
perkembangan moral autonomous yang bercorak subjektif dan relatif.1
Kognitif adalah salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan. Secara
umum kognitif diartikan sebagai potensi intelektual yang terdiri dari tahapan:
pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehention), penerapan
(aplication), analisa (analysis), sintesa (sinthesis), evaluasi (evaluation).
Kognitif berarti persoalan yang menyangkut kemampuan untuk
mengembangkan kemampuan rasional (akal). Teori kognitif lebih menekankan
bagaimana proses atau upaya untuk mengoptimalkan kemampuan aspek
rasional yang dimiliki oleh orang lain.

1
UMJ, F. IMPLIKASI PENERAPAN TEORI PERKEMBANGAN MODAL JEAN
PIAGET DALAM PENDIDIKAN MORAL ANAK. Jurnal Teknodik, (2013). H. 240 – 254
1
2

Oleh sebab itu kognitif berbeda dengan teori behavioristik, yang lebih
menekankan pada aspek kemampuan perilaku yang diwujudkan dengan cara
kemampuan merespons terhadap stimulus yang datang kepada dirinya.

Secara sederhana, kemampuan kognitif adalah kemampuan anak untuk


berfikir lebih kompleks serta kemampuan melakukan penalaran dan
pemecahan masalah. Dengan demikian dapat dipahami perkembangan kognitif
adalah salah satu aspek perkembangan pesertadidik yang berkaitan dengan
pengertian (pengetahuan), yaitu semua proses psikologi yang berkaitan dengan
bagaiman acar individu mempelajari dan memikirkan lingkungan.
Jean Piaget adalah seorang ilmuawan yang merumuskan teori yang
dapat menjelaskan fase-fase perkembangan kognitif. Teori ini dibangun
berdasrkan sudut pandang yang disebut sudut pandang aliran structural
(structuralism) dan aliran konstructive (constructivism). Teori perkembangan
Piaget adalah salah satu teori yang menjelasakan bagaimana anak beradaptasi
dan menginterpretasikan objek-objek dan kejadian yang terjadi di sekitar anak.
Piaget memandang bahwa anak memainkan peran aktif dalam
menyusun pengetahuannya mengenai realitas. Anak tidak pasif menerima
informasi. Walaupun proses berfikir dalam konsepsi anak mengenai realitas
telah dimodifikasi oleh pengalaman dengan dunia sekitarnya, namun anak juga
berperan aktif dalam menginterpretasikan informasi yang ia peroleh. Piaget
percaya bahawa pemikiran anak-anak berkembang menurut tahap-tahap atau
priode-periode yang terus bertambah kompleks. Teori Piaget merupakan akar
revolusi kognitif saat ini yang menekankan pada proses mental.
3

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan teori belajar?
2. Apa yang dimaksud dengan belajar menurut para ahli?
3. Bagaimana teori belajar menurut piaget?
4. Bagaimana teori kognitif piaget?
5. Apa saja prinsip-prinsip umum teori kognisi piaget?
6. Bagaimana tahap perkembangan kognitif jean piaget?
7. Bagaimana implementasi teori kognitif piaget pada paud?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan teori belajar.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan belajar menurut para ahli.
3. Untuk mengetahui teori belajar menurut piaget.
4. Untuk mengetahui teori kognitif piaget.
5. Untuk mengetahui apa saja prinsip-prinsip umum teori kognisi piaget.
6. Untuk mengetahui tahap perkembangan kognitif jean piaget.
7. Untuk mengetahui implementasi teori kognitif piaget pada paud.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Teori Belajar
Belajar merupakan suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh
individu untuk suatu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak
memiliki sikap menjadi bersikap benar, dari tidak terampil menjadi terampil
melakukan sesuatu. Belajar tidak hanya sekedar memetakan pengetahuan
atau informasi yang disampaikan. Namun bagaimana melibatkan individu
secara aktif membuat atau pun merevisi hasil belajar yang diterimanya
menjadi suatu pengalamaan yang bermanfaat bagi pribadinya.
Pembelajaran merupakan suatu sistim yang membantu individu belajar dan
berinteraksi dengan sumber belajar dan lingkungan.
Teori adalah seperangkat azaz yang tersusun tentang kejadian-kejadian
tertentu dalam dunia nyata dinyatakan oleh McKeachie dalam
grendel.2Sedangkan Hamzah menyatakan bahwa teori merupakan
seperangkat preposisi yang didalamnya memuat tentang ide, konsep,
prosedur dan prinsip yang terdiri dari satu atau lebih variable yang saling
berhubungan satu sama lainnya dan dapat dipelajari, dianalisis dan diuji
serta dibuktikan kebenarannya.3 Dari dua pendapat diatas Teori adalah
seperangkat azaz tentang kejadian-kejadian yang didalamnnya memuat ide,
konsep, prosedur dan prinsip yang dapat dipelajari, dianalisis dan diuji
kebenarannya. Teori belajar adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat
tata cara pengaplikasian kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa,
perancangan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas maupun
di luar kelas.

2
B uno, Hamzah. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran.Jakarta: PT Bumi
Aksara. (2006)
3
Hamzah. Pembelajaran Matematika Menurut Teori Belajar Kontruktivisme. Jakarta:
Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pendidikan Nasional. (2003)
4
5

B. Pengertian Belajar Menurut Para Ahli


Belajar merupakan akibat adanya intraksi antara stimulus dan
respons.Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat
menunjukkan perubahan prilakunya. Menurut Slameto “Belajar ialah suatu
proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman
sendiri dalam intraksi dengan lingkungannya”.4
Adapun menurut Skinner dalam Dimyati dan Mudjiono “Belajar adalah
suatu prilaku.Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih
baik.Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responsnya menurun”. 5 Menurut
Ihsana “Belajar adalah suatu aktivitas di mana terdapat sebuah proses dari
tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti, tidak bisa
menjadi bisa untuk mencapai hasil yang optimal”.6Menurut Syaiful dan
Aswan “Belajar adalah perubahan prilaku berkat pengalaman dan
latihan.Artinya adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut
pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek
organisme atau pribadi”.7
C. Teori Belajar Menurut Piaget
Piaget dalam berpendapat bahwa Setiap anak mengembangkan
kemampuan berpikirnya menurut tahapan yang teratur. Proses berpikir anak
merupakan suatu aktivitas gradual, tahap demi tahap dari fungsi intelektual,
dari konkret menuju abstrak. Pada suatu tahap perkembangan tertentu akan
muncul struktur kognitif tertentu yang keberhasilannya pada setiap tahap

4
Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Memengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
2005. h. 2
5
Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. (2015).
h. 10
6
Ihsana, Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2017. h. 4
7
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta. 2013. h. 5
6

bergantung kepada pencapaian tehapan sebelumnya. Apa yang


diungkapkan oleh PIaget tersebut kemudian disebut dengan teori
perkembangan kognitif, yang sering disebut pula teori perkembangan
intelektual, atau teori perkembangan mental. Teori ini berkenaan dengan
kesiapan siswa untuk belajar yang dikemas dalam tahap-tahap
perkembangan intelektual.
D. Teori Kognitif Piaget
Pada dasarnya, seluruh buah pemikiran Piaget adalah cikal-bakal dari
lahirnya teori belajar kognitif. Sepeti yang diungkapkan oleh Thobroni
bahwa teori kognitif adalah teori yang dikembangkan oleh Piaget. Teori
kognitif membahas munculnya dan diperolehnya skemata bagaimana
seseorang mempersiapkan lingkungannya dalam tahapan-tahapan
perkembangan dan saat seseorang memperoleh cara baru dalam
merepresentasikan informasi secara mental. 8
Menurut Teori Kognitif, belajar adalah perubahan persepsi dan
pemahaman, dan tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang dapat
diamati. Asumsi dasar teori ini adalah setiap orang telah mempunyai
pengalaman dan pengetahuan dalam dirinya. Pengalaman dan pengetahuan
tersebut tertata dalam bentuk struktur kognitif. Dalam teori kognitif,
disebutkan bahwa proses belajar akan berjalan baik bila materi pelajaran
yang baru beradaptasi dengan struktur kognitif yang telah dimiliki oleh
siswa.
Menurut Suprijono, belajar dari perspektif kognitif merupakan
peristiwa mental, bukan peristiwa behavioral tampak lebih nyata hampir
dalam setiap peristiwa belajar. Hal tersebut merupakan bentuk penolakan
utama terhadap behaviorisme dari Piaget. Perilaku individu bukan semata-

8
M. Thobroni. 2015. Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Praktek. Yogjakarta: Arr-
Ruzz Media. 2015. h. 79
7

mata respons terhadap yang ada, melainkan dari dorongan mental yang
diatur oleh otaknya pula.
E. Prinsip-Prinsip Umum Teori Kognisi Piaget
Teori belajar kognitif telah banyak digunakan sebagai dasar dalam
melaksanakan proses pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsipnya.
Menurut Hartley dan Davies prinsip-prinsip kognitivisme adalah sebagai
berikut:9
1. Peserta didik akan lebih mampu mengingat dan memahami sesuatu
apabila pelajaran tersebut disusun berdasarkan pola dan logika tertentu.
2. Penyusunan materi pelajaran harus dari yang sifatnya sederhana ke
materi yang sifatnya lebih rumit.
3. Belajar dengan memahami akan lebih baik dibanding menghapal tanpa
pengertian.
F. Tahap Perkembangan Kognitif Jean Piaget
Tahap-tahap perkembangan kemampuan kognitif manusia terbagi
dalam beberapa fase. Piaget membagi perkembangan ke mampuan kognitif
manusia menurut usia menjadi 4 tahapan. Yaitu:
1. Tahap Sensori
Tahap ini pemikiran anak mulai melibatkan penglihatan, pendengaran,
pergeseran dan persentuhan serta selera. Artinya anak memiliki
kemampuan untuk menangkap segala sesuatu melalui inderanya. Bagi
Piaget masa ini sangat penting untuk pembinaan perkembangan
pemikiran sebagai dasar untuk mengembangkan intelegensinya.
Pemikiran anak bersifat praktis dan sesuai dengan apa yang
diperbuatnya. Sehingga sangat bermanfaat bagi anak untuk belajar
dengan lingkungannya. Jika seorang anak telah mulai memiliki

9
Daryanto dan tutik Rachmawati, Supervisi Pembelajaran, Yogyakarta, Gava Media.
2015. h. 68-69
8

kemampuan untuk merespon perkataan verbal orang dewasa, menurut


teori ini hal tersebut lebih bersifat kebiasaan, belum memasuki tahapan
berfirkir.10
2. Tahap praoperasional
Fase perkembangan kemampuan kognitif ini terjadi para rentang usia 2-
7 tahun. Pada tahap ini, anak mulai merepresentasikan dunia dengan
kata-kata dan gambar-gambar. Kata-kata dan gambar-gambar ini
menunjukkan adanya peningkatan pemikiran simbolis dan melampaui
hubungan informasi inderawi dan tindakan fisik. Cara berpikir anak
pada pertingkat ini bersifat tidak sistematis, tidak konsisten, dan tidak
logis.
3. Tahap operasi konkrit
Tahap operasi konkrit terjadi pada rentang usia 7-11 tahun. Pada tahap
ini akan dapat berpikir secara logis mengenai peristiwa-peristiwa yang
konkrit dan mengklasifikasikan benda-benda ke dalam bentukbentuk
yang berbeda.Kemampuan untuk mengklasifikasikan sesuatu sudah
ada, tetapi belum bisa memecahkan problem-problem abstrak. Operasi
konkret adalah tindakan mental yang bisa dibalikkan yang berkaitan
dengan objek konkret nyata. Operasi konkret membuat anak bisa
mengoordinasikan beberapa karakteristik, jadi bukan hanya fokus pada
satu kualitas objek. Pada level opersional konkret, anak-anak secara
mental bisa melakukan sesuatu yang sebelumnya hanya mereka bisa
lakukan secara fisik, dan mereka dapat membalikkan operasi konkret
ini. Yang penting dalam kemampuan tahap operasional konkret adalah
pengklasifikasian atau membagi sesuatu menjadi sub yang berbedabeda
dan memahami hubungannya.

10
Ahmad Syarifin, Percepatan Perkembangan Kognitif Anak: Analisis Terhadap
Kemungkinan Dan Persoalannya, Jurnal al-Bahtsu Vol. 2, No. 1, Juni 2017, h. 2
9

4. Tahap operasi formal


Tahap operasi formal ada pada rentang usia 11 tahun-dewasa. Pada fase
ini dikenal juga dengan masa remaja. Remaja berpikir dengan cara lebih
abstrak, logis, dan lebih idealistic. Tahap operasional formal, usia
sebelas sampai lima belas tahun. Pada tahap ini individu sudah mulai
memikirkan pengalaman konkret, dan memikirkannya secara lebih
abstrak, idealis dan logis. Kualitas abstrak dari pemikiran operasional
formal tampak jelas dalam pemecahan problem verbal. Pemikir
operasional konkret perlu melihat elemen konkret A, B, dan C untuk
menarik kesimpulan logis bahwa jika A = B dan B = C, maka A = C.
Sebaliknya pemikir operasional formal dapat memecahkan persoalan itu
walau problem ini hanya disajikan secara verbal.
G. Implementasi Teori Kognitif Piaget Pada Paud
Berikut beberapa impelemntasi yang dapat diterapkan ketika mendidik
anak:11
1. Piaget menekankan bahwa anak belajar dengan baik ketika mereka aktif
dan mencari solusi secara mandiri. Oleh karena itu, pendidik tidak
semestinya memaksakan pengetahuan kepada anak-anak, melainkan
harus menemukan materi-materi pelajaran yang bisa menarik dan
menantang anak untuk belajar dan kemudian membiarkan mereka
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dengan cara mereka
sendiri. Anak sebaiknya diajak lebih banyak untuk berdiskusi dan
bereksperimen daripada menirukan guru atau menghafal suatu konsep.
Konsep belajar anak usia dini adalah melalui permainan yang
melibatkan kontak indera secara langsung dengan lingkungan. Pendidik
sebaiknya menghindari pemberian perintah, lembar kegiatan anak

11
https://sabyan.org/implementasi-teori-piaget-teori-kogitif-dan-bahasa/ (12 Oktober
2022)
10

(LKA), dan buku latihan yang tidak sesuai dengan mode belajar alamiah
anak usia dini. Ruang kelas anak dapat diubah menjadi tempat untuk
eskplorasi dan penemuan. Lembar kegiata anak (LKA) dan buku tugas
tidak digunakan. Pendidik justru mengobservasi ketertarikan anak dan
patisipasi alamiah mereka untuk menentukan jalannya pembelajaran.
Selama kegiatan, guru mendorong interaksi antar anak karena
perbedaan sudut pandang anak justru memberikan konstribusi positif
terhadap kemajuan berfikir mereka.
2. Pendidik sebaiknya mempertimbangkan pengetahuan anak dan tingkat
pemikiran mereka. Pendidik dapat merancang pembelajaran yang
disesuaikan dengan tahapan perkembangan anak. Selain itu, juga harus
disadari bahwa tingkat ketertarikan dan mode belajar anak berbeda-beda
pada waktu yang berbeda. Pada intinya, anak merupakan individu yang
memiliki ciri khas masing-masing. Proses belajar anak membutuhkan
kepekaan dan fleksibilitas pendidik yakni sebuah tidakan pengamatan
yang lebih dekat dengan apa yang dilakukan anak. Pendidik dapat
belajar dari anak untuk dapat menemukan ketertarikan spontan mereka.
3. Pendidik yang efektif dapat mendesain lingkungan yang mendorong
anak belajar sambil bertindak. Situasi seperti ini dapat mengembangkan
penalaran dan kreativitas anak. Guru mendengarkan, memperhatikan,
dan memberi pertanyaan kepada anak untuk membantu mereka kearah
pemahaman yang lebih baik. Pertanyaan berguna untuk merangsang
penalaran anak.
4. Anak-anak sebaiknya tidak terlalu dipaksa dan ditekan belajar banyak
terlalu dini sebelum mereka siap dan matang. Meskipun banyak
orangtua yang mempersiapkan kartu kata untuk merangsang
perkembangan bahasa anak, hal ini menurut Piaget bukanlah cara
terbaik mengajarkan bahasa. Kegiatan semacam ini dapat menimbulkan
11

tekanan dan beban pada diri anak, bersifat pasif, dan tidak membawa
hasil yang diharapkan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Belajar merupakan suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh
individu untuk suatu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak
memiliki sikap menjadi bersikap benar, dari tidak terampil menjadi terampil
melakukan sesuatu. Belajar tidak hanya sekedar memetakan pengetahuan
atau informasi yang disampaikan. Namun bagaimana melibatkan individu
secara aktif membuat atau pun merevisi hasil belajar yang diterimanya
menjadi suatu pengalamaan yang bermanfaat bagi pribadinya.
Pembelajaran merupakan suatu sistim yang membantu individu belajar dan
berinteraksi dengan sumber belajar dan lingkungan.

Belajar merupakan akibat adanya intraksi antara stimulus dan


respons.Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat
menunjukkan perubahan prilakunya. Menurut Slameto “Belajar ialah suatu
proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman
sendiri dalam intraksi dengan lingkungannya”.

Piaget dalam berpendapat bahwa Setiap anak mengembangkan


kemampuan berpikirnya menurut tahapan yang teratur. Proses berpikir anak
merupakan suatu aktivitas gradual, tahap demi tahap dari fungsi intelektual,
dari konkret menuju abstrak.

Pada dasarnya, seluruh buah pemikiran Piaget adalah cikal-bakal dari


lahirnya teori belajar kognitif. Sepeti yang diungkapkan oleh Thobroni
bahwa teori kognitif adalah teori yang dikembangkan oleh Piaget.

12
Teori belajar kognitif telah banyak digunakan sebagai dasar dalam
melaksanakan proses pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsipnya.

Tahap-tahap perkembangan kemampuan kognitif manusia terbagi


dalam beberapa fase.

Oleh karena itu, pendidik tidak semestinya memaksakan pengetahuan


kepada anak-anak, melainkan harus menemukan materi-materi pelajaran
yang bisa menarik dan menantang anak untuk belajar dan kemudian
membiarkan mereka menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi
dengan cara mereka sendiri. Pendidik sebaiknya menghindari pemberian
perintah, lembar kegiatan anak (LKA), dan buku latihan yang tidak sesuai
dengan mode belajar alamiah anak usia dini. Proses belajar anak
membutuhkan kepekaan dan fleksibilitas pendidik yakni sebuah tidakan
pengamatan yang lebih dekat dengan apa yang dilakukan anak. Guru
mendengarkan, memperhatikan, dan memberi pertanyaan kepada anak
untuk membantu mereka kearah pemahaman yang lebih baik.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Syarifin, Percepatan Perkembangan Kognitif Anak: Analisis Terhadap


Kemungkinan Dan Persoalannya, Jurnal al-Bahtsu Vol. 2

B uno, Hamzah. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran.Jakarta: PT


Bumi Aksara.

Daryanto dan tutik Rachmawati, Supervisi Pembelajaran, Yogyakarta, Gava


Media.

Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta.

Hamzah. Pembelajaran Matematika Menurut Teori Belajar Kontruktivisme.


Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pendidikan
Nasional.

https://sabyan.org/implementasi-teori-piaget-teori-kogitif-dan-bahasa/

Ihsana, Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

M. Thobroni. Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Praktek. Yogjakarta: Arr-


Ruzz Media.

Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Memengaruhinya. Jakarta: Rineka


Cipta.

UMJ, F. IMPLIKASI PENERAPAN TEORI PERKEMBANGAN MODAL


JEAN PIAGET DALAM PENDIDIKAN MORAL ANAK. Jurnal
Teknodik,

14

Anda mungkin juga menyukai