Anda di halaman 1dari 13

TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN KOGNITIF

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Belajar dan Pembelajaran
Yang dibina oleh Bapak Ach. Rasyad

Disusun Oleh :

1. Evin Kartika Patsi (180141601521)


2. Marita Qurrotul A’yun (180141601595)
3. Rifqy Faizafi (180141601613)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
S1 PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
MALANG, SEPTEMBER 2018
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
kami dapat menyusun makalah ini dengan tepat waktu. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih dari pihak yang memberikan sumbangan baik
materi maupun pikirannya.

    Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

    Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Malang,9 September

                       Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..........................................................................................i

Daftar Isi...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..............................................................................1
1.3 Manfaat..................................................................................,,,.........1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan dan Jenis Pembelajaran Kognitif....................2


2.2 Karakteristik pembelajaran Kognitif.......................................6
2.3 Implementasi pembelajara Kognitif........................................7
2.4 Kelebihan dan Kelemahan Kognitif........................................7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan...................................................................................9
3.2 Saran.............................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Belajar merupakan perubahan sikap yang lebih menekankan pada hasil. Dan
pembelajaran merupakan interaksi tentang penyampaian ilmu dari pembimbing ke
pendidik. Sedangkan teori kognitif lebih menekakan pada proses belajar daripada
hasil belajarnya. Teori ini mengatakan bahwa belajar tidak sekedar melibatkan
hubungan antara stimulus dan respon, melainkan tingkah laku seseorang
ditentukan oleh presepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan
dengan tujuan belajarnya. Teori ini berpandangan bahwa belajar merupakan suatu
proses internal yang mencakup ingatan, pengolahan informasi, emosi, dan aspek-
aspek kejiwaan lainnya. Belajar merupakan aktivitas yang melibatkan proses
berpikir yang sangat kompleks.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Perkembangan dan jenis teori kognitif ?
1.2.2 Bagaimana karakterisitik pembelajaran kognitivistik?
1.2.3 Bagaimana implementasi pembelajaran kognitivistik?
1.2.4 Apa kelebihan dan kelemahan pembelajaran kognitivistik?

1.3 Manfaat
1.3.1 Mendapatkan pengetahuan tentang perkembangan dan jenis teori
kognitif
1.3.2 Mendapatkan pengetahuan tentang karakteristik pembelajaran
kognitivistik
1.3.3 Mendapatkan pengetahuan implementasi pembelajaran kognitivistik
1.3.4 Mendapatkan pengetahuan kelebihan dan kelemahan pembelajaran
kognitivistik

1
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Perkembangan dan Teori Pembelajaran Kognitivistik


Teori perkembangan Piaget
Piaget merupakan salah seorang tokoh yang disebut-sebut sebagai pelopor aliran
konstruktivisme. Salah satu sumbangan pemikirannya yang banyak digunakan
sebagai rujukan untuk memahami perkembangan kognitif individu yaitu teori
tentang tahapan perkembangan individu. Menurut Piaget, perkembangan kognitif
merupakan suatu proses genetik, yaitu suatu proses yang didasarkan atas
mekanisme biologis perkembangan sistem syaraf. Dengan makin bertambahnya
umur seseorang, maka makin komplekslah susunan sel syarafnya dan makin
meningkat pula kemampuannya. Piaget tidak melihat perkembangan kognitif
sebagai sesuatu yang dapat didefinisikan secara kuantitatif. Ia menyimpulkan
bahwa daya piker atau kekuatan mental anak yang berbeda usia akan berbeda pula
secara kualitatif. Menurut Piaget, proses belajar akan terjadi jika mengikuti tahap-
tahap asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrasi (penyeimbangan antara asimilasi dan
akomodasi).

Piaget membagi tahap-tahap perkembangan kognitif menjadi empat, yaitu:

1. Tahap sensorimotorik (umur 0-2 tahun)


2. Ciri pokok perkembangan berdasarkan tindakan, dan dilakukan selangkah
demi selangkah. 
3. Tahap preoperasional (umur 2-7/8 tahun)
4. Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah penggunanaan symbol
atau tanda bahasa, dan mulai berkembangnya konsep-konsep intuitif.
5. Tahap operasional konkret (umur 7/8-11/12 tahun)
6. Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah sudah mulai
menggunakan aturan-aturan yang jelas dan logis, dan ditandai adanya
reversible dan kekekalan.
7. Tahap operasional formal (umur 11/12-18 tahun)

2
Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mampu berpikir
abstrak dan logis dengan menggunakan pola berpikir “kemungkinan”.
Adapun beberapa prinsip teori perkembangan Piaget, adalah sebagai berikut:

1. Perkembangan kognitif merupakan suatu proses gentik. Yaitu suatu


perkembangan yang didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan
sistem syaraf
2. Semakin bertambah umur maka semakin bertambah kompleks susunan
syarafnya dan akan meningkat pula kemampuannya. Daya pikir anak 
yangb berbeda usia akan berbeda secara kualitatif
3. Proses adaptasi mmepunyai dua bentuk dan terjadi secara simultan yaitu
akomidasi dan asimilasi
4. Asimilasi adalah proses perubahan apa yang di pahami seseuai
denganstruktur kognitif. (apabila individu menerima infomasi atau
pengalaman baru maka informasi tersebut akan dimodifikasi sehingga
cocok dengan  struktur kognitif yang dipunyai)
5. Akomodasi adalah proses perubahan struktur kognitif sehingga dapat
dipahami (apabila struktur kognitif yang sudah dimiliki harus disesuaikan
dengan informasi yang diterima).
6. Proses belajar akan terjadi jika mengikuti tahap-tahap asimilasi,
akomodasi dan ekuilibrasi (penyeimbangan)
7. Asimilasi (proses penyatuan informasi baru ke dalam struktur kognitif
yang telah dimiliki individu), Akomodasi (proses penyesuaian struktur
kognitif ke dalam situasi yang baru), Ekuilibrasi (penyesuaian
berkesinambungan  antara asimilasi dan akomodasi)
8. Seorang anak sudah mempunyai prinsip pengurangan, ketika mempelajri
pembagianmaka terjadi prses intrgtasi antara pengurangan  (telah
dikuasai)dan pembagian (info baru) inilah asimilasi.
9. Jika anak diberi soal pembagian, maka situasi ini disebut akomodasi.
Artinya anak sudah dapat mengaplikasikan  atau memakai prinsip
pembagian dalam situasi baru

3
10. Proses penyesuaian antara ling luar dan struktur kognitif yang ada dlm
dirinya disebut ekuilibrasi
11. Proses belajar akan mengikuti tahap-tahap perkembangan sesuai dengan
umurnya
12. Tahap sensorimotor (0-2 thn), preoperasional (2-8 thn), operasional
konkret(8-11 thn), operasional formal (12-18 thn)
13. Hanya dengan mengaktifkan pengetahuan dan pengalaman secara optimal
asimilasi dan akomodasi pengatahuan dan pengalaman dapat terjadi
dengan baik

Teori belajar menurut Bruner


Dalam memandang proses belajar, Bruner menekankan adanya pengaruh
kebudayaan terhadap tingkah laku seseorang. Dalam teorinya, “free discovery
learning” ia mengatakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan
kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu
konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai
dalam kehidupannya. Menurut Bruner perkembangan kognitif seseorang dapat
ditingkatkan dengan cara menyusun materi pelajaran dan menyajikannya sesuai
dengan tahap perkembangan orang tersebut.

Model pemahaman dari konsep Bruner (dalam Degeng,1989) menjelaskan bahwa


pembentukan konsep dan pemahaman konsep merupakan dua kegiatan
mengkategori yang berbeda yang menuntut proses berpikir yang berbeda pula.
Menurutnya, pembelajaran yang selama ini diberikan di sekolah banyak
menekankan pada perkembangan kemampuan analisis, kurang mengembangkan
kemampuan berpikir intuitif. Padahal berpikir intuitif sangat penting untuk
mempelajari bidang sains, sebab setiap disiplin mempunyai konsep-konsep,
prinsip, dan prosedur yang harus dipahami sebelum seseorang dapat belajar. Cara
yang baik untuk belajar adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui
proses intuitif dan akhirnya sampai pada suatu kesimpulan (discovery learning).
Beberapa prinsip teori Bruner adalah:

4
1. Perkembangan kognitif ditandai dengan adanya kemajuan menaggapi
rangsang
2. Peningkatan pengatahun bergantung pada perkembangan sistem
penyimpanan informasi secara realistis
3. Perkembangan intelektual meliputi perkembangan kemampuan berbicara
pada diri sendiri atau pada orang lain
4. Interaksi secara sistematis diperlukan antara pembimbing, guru dan anak
untuk perkembangan  kognitifnya
5. Bahasa adalah kunci perkembangan kognitif
6. Perkembangan kognitif ditandai denfgan kecakapan untuk mengemukakan
bebrapa alternatisf secara simultan, memilih tindakan yang tepat.
7. Perkembangan kognitif di bagi dalam tiga tahap yaitu enactive, iconic,
symbolic.
8. Enaktif yaitu tahap jika seseorang melakukan aktivitas-aktivitas dalam
upaya untuk emmahami lingkungan sekitaanya. (gigitan, sentuhan,
pegangan)
9. Ikonik, yaitu tahap seseorang memahami objek-objek atau dunianya
melalui gambar-gambar dan visualisasi verbal (anak belajar melalui
bentuk perumpamaan dan perbandingan
10. Simbolik yaitu tahap seseorang telah mampu memiliki ide-ide atau
gagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh kemampuan dalam
berbahasa dan logika.( anak belajar melalui simbol bahasa, logika,
matematika)
11. Model pemahaman dan penemuan konsep
12. Cara yang baik untuk belajar adalah memahami konsep, arti, dan
hubungan memlalui proses intuitif untuk akhirnya sampai pada
kesimpulan (discovery learning)
13. Siswa diberi kekebasan untuk belajar  sendiri  melalui aktivitas
menemukan (discovery)

Teori belajar bermakna Ausbel


Menurut Ausubel, belajar seharusnya merupakan asimilasi yang bermakna bagi
siswa. Materi yang dipelajari diasimilasikan dan dihubungkan dengan pengtahuan

5
yang telah dimiliki siswa dalam bentuk strukur kognitif. Teori ini banyak
memusatkan perhatiannya pada konsepsi bahwa perolehan dan retensi
pengetahuan baru merupakan fungsi dari struktur kognitif yang telah dimiliki
siswa.
Hakikat belajar menurut teori kognitif merupakan suatu aktivitas belajar yang
berkaitan dengan penataan informasi, reorganisasi perceptual, dan proses internal.
Atau dengan kata lain, belajar merupakan persepsi dan pemahaman, yang tidak
selalu berbentuk tingkah laku yang dapat diamati atau diukur. Dengan asumsi
bahwa setiap orang telah memiliki pengetahuan dan pengalaman yang telah tertata
dalam bentuk struktur kognitif yang dimilkinya. Proses belajar akan berjalan
dengan baik jika materi pelajaran atau informasi baru beradaptasi dengan struktur
kognitif tang telah dimiliki seseorang.
Beberapa Prinsip Teori Ausubel adalah

1. Proses belajar akan terjadi jika seseorang mampu mengasimilasikan 


pengetahuan yang tlah dimilikinya dengan pengetahuan baru
2. Proses belajar akan terjadi melalui tahap-tahap  memperhatikan stimulus,
memamahi makna stimulus, menyimpan dan menggunakan informasi yang
sudah dipahami
3. Siswa lebih ditekankan unuk berpikir secara deduktif  (konsep advance
organizer)

Adapun aplikasi teori kognitif dalam pembelajaran :

1. Keterlibatan siswa secara aktif amat dipentingkan


2. Untuk meningkatkan minat dan meningkatkan retensi belajar perlu
mengaitkan pengetahuan baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki
siswa.
3. Materi pelajaran disusun dengan menggunakan pola atau logika tertentu
dari sederhana ke kompleks.
4. Perbedaan individu pada siswa perlu diperhatikan karena faktor ini sangat
mempengaruhi keberhasilan belajar.

6
2.2 Karakteristik Pembelajaran Kognitivistik
Menurut Bruner yaitu model pembelajaran ini sangat membebaskan peserta
didik untuk belajar sendiri. Teori ini mengarahkan peserta didik untuk belajar
secara discovery learning. Menurut Ausubel yaitu dalam aplikasinya menuntut
peserta didik belajar secara deduktif (dari umum ke khusus) dan lebih
mementingkan aspek struktur kognitif peserta didik.
Jadi, model pembelajaran ini bersifat interaktif dan berpusat pada masalah.
Bahwa setiap siswa menyusun pengalaman dan hasil interaksinya dengan
lingkungan sekitar. Jadi pengetahuan itu tidak hanya diberikan oleh guru saja.

2.3 Implementasi Pembelajaran Kognitivistik


1. Belajar tidak harus berpusat pada guru, tetapi peserta didik harus lebih
aktif. Oleh karenanya peserta didik harus dibimbing agar aktif menemukan
sesuatu yang dipelajarinya. Konsekuensinya materi harus menarik minat
belajar peserta didik sehingga mereka asyik dan terlibat dalam proses
pembelajaran.
2. Bahan pembelajaran dan metode pembelajaran harus menjadi perhatian
utama. Peserta didik akan sulit memahami pelajaran jika frekuensi belajar
hitung loncat-loncat. Bagi anak SD pengoperasian suatu penjumlahan
harus menggunakan benda-benda terutama di kelas-kelas awal karena
tahap perkembangan mereka baru mencapai tahap operasi konkret.
3. Dalam proses pembelajaran guru harus memperhatikan tahapan
perkembangan kognitif peserta didik. Materi dirancang sesuai tahapan
perkembangan kognitif peserta didik dan harus merangsang kemampuan
berpikir mereka.
4. Belajar harus berpusat pada peserta didik karena peserta didik melihat
sesuatu berdasarkan dirinya sendiri. Untuk terjadinya proses belajar harus
tidak ada proses paksaan.

2.4 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kognitivistik


Kelebihan Teori Belajar Kognitivistik :
1. Dapat meningkatkan motivasi.
2. Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah.

7
3. Dapat membantu guru untuk mengenal siswa secara individu sehingga
dapat mengembangkan kemampuan siswa.
4. Dapat melihat tingkat perkembangan kognitif manusia mulai dari bayi
hingga dewasa sehingga memudahkan untuk memilih pelajaran yang tepat
bagi anak di usia tertentu.
5. Dapat mempelajari materi pembelajaran yang rumit untuk memecahkan
dan untuk menciptakan kreasi atau ide baru.

Kekurangan Teori Pembelajaran Kognitif :


1. Teori ini dianggap sulit dipraktekkan secara mudah karena sering kali
merasa bingung untuk memahami unsure-unsur kognitif menjadi bagian
yang jelas.
2. Pada dasarnya teori kognitif ini lebih menekankan pada kemampuan
ingatan peserta didik, dan kemampuan ingatan masing-masing peserta
didik, sehingga kelemahan yang terjadi di sini adalah selalu menganggap
semua peserta didik itu mempunyai kemampuan daya ingat yang sama dan
tidak dibeda-bedakan.
3. Adakalanya juga dalam metode ini tidak memperhatikan cara peserta didik
dalam mengeksplorasi atau mengembangkan pengetahuan dan cara-cara
peserta didiknya dalam mencarinya, karena pada dasarnya masing-masing
peserta didik memiliki cara yang berbeda-beda.
4. Apabila dalam pengajaran hanya menggunakan metode kognitif, maka
dipastikan peserta didik tidak akan mengerti sepenuhnya materi yang
diberikan.
5. Jika dalam sekolah kejuruan hanya menggunakan metode kognitif tanpa
adanya metode pembelajaran lain maka peserta didik akan kesulitan dalam
praktek kegiatan atau materi.
6. Dalammenerapkanmetodepembelajrankognitifperludiperhatikankemampua
npesertadidikuntukmengembangkansuatumateri yang telahditerimanya

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Teori kognitif berpendapat bahwa belajar tidak sekedar melibatkan
hubungan antara stimulus dan respon. Lebih dari itu belajar adalah melibatkan
proses berpikir yang sangat kompleks. Ilmu pengetahuan dibangun dalam diri
seseorang melalui proses interaksi yang bersinambungan dengan lingkungan.
Proses ini tidak berjalan terpisah-pisah, tapi melalui proses yang mengalir,
bersambung-sambung, dan menyeluruh. Ibarat sesesorang yang memainkan
musik, tidak hanya memahami not-not balok pada partitur sebagai informasi yang
saling lepas dan berdiri sendiri, tapi sebagai suatu kesatuan yang secara utuh
masuk ke dalam pikiran dan perasaannya.
Teori belajar kognitif lebih menekankan pada belajar merupakan suatu
proses belajar yang terjadi dalam akal pikiran manusia atau gagasan manusia
bahwa bagian-bagian suatu situasi saling berhubungan dalam konteks situasi
secara keseluruhan. Jadi belajar melibatkan proses berfikir yang kompleks dan
mementingkan proses belajar. 
Dari belajar teori ini terdapat Kelebihan dan Kelemahan yaitu :
Kelebihan Teori Belajar Kognitif yaitu menjadikan siswa lebih kreatif dan
mandiri, membantu siswa memahami bahan belajar secara lebih mudah.
Kelemahan Teori Belajar kognitif yaitu teori tidak menyeluruh untuk semua
tingkat pendidikan, sulit di praktikkan khususnya di tingkat lanjut, beberapa
prinsip seperti intelegensi sulit dipahami dan pemahamannya masih belum tuntas.

3.2 Saran
Sebaiknya pengetahuan tentang kognitif siswa perlu dikaji secara mendalam oleh
calon guru dan para guru untuk menyukseskan belajar dikelas. Tanpa pengetahuan
kognitif siswa,guru akan mengalami kesulitan dalam mengajarinya dikelas,dan
pada akhirnya mempengaruhi rendahnya kualitas proses pendidikan yang
dilakukan oleh guru dikelas. Faktor kognitif merupakan jendela bagi masuknya
berbagai pengetahuan siswa melalui belajar,baik sendiri maupun kelompok.

9
Daftar Pustaka

Hitipeuw, Imanuel.2009. Belajar dan Pembelajaran. Malang: Fakultas Ilmu


Pendidikan Universitas Negeri Malang.
Mulyana, Aina. (2012, 08). Teori Belajar Kognitif. Diperoleh 16 September 2018,
Dari http://ainamulyana.blogspot.com/2012/08/teori-belajar-kognitif.html
Novitasari, Yessy. (2010, 10). Makalah Belajar dan Pembelajaran Teori.
Diperoleh 16 September 2018, dari
http://yessynovitasari.blogspot.com/2014/10/makalah-belajar-dan-
pembelajaran-teori.html
Millah. Jurnal.uii.ac.id. Article. 2351-2146.

10

Anda mungkin juga menyukai