DISUSUN OLEH :
AKUNTANSI S-1
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YAI
JAKARTA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat dan Hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini mengenai Kerangka
Karangan dan Pengumpulan Data sebagai pemenuhan tugas yang dilimpahkan kepada kami,
dan dapat memberikan manfaat bagi kami dan para pembaca makalah ini.
Ucapan terimaksih kami sampaikan kepada Ibu Santi Kurnia selaku dosen pengajar mata
kuliah Bahasa Indonesia. Berkat diberikan tugas ini kami menjadi mengerti mengenai
Pengumpulan Data dan Kerangka Karangan.
Selain itu, kami mengucapkan maaf kepada para pembaca, dalam makalah ini kami
menyadari bahwasanya penyusunan makalah ini banyak sekali kekurangan, sehingga kami
mengharapkan masukan dan arahan dari pembaca agar makalah ini lebih baik lagi dan dapat
mencapai kesempurnaan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
COVER .............................................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR....................................................................................................... 2
DAFTAR ISI...................................................................................................................... 3
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................. 5
1.1. Latar Belakang ..................................................................................................... 5
1.2. Rumusan Masalah................................................................................................ 6
1.3. Tujuan Penulisan ................................................................................................. 6
1.4. Manfaat Penulisan ............................................................................................... 7
3
3.2 Pesan .................................................................................................................... 42
3.2.1 Pengumpulan Data .................................................................................... 42
3.2.2 Kerangka Karangan ................................................................................. 42
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bahasa berasal dari bahasa Bahasa sanskerta Bhasa, yang memiliki pemngertian
kapasitas khusus yang ada pada manusia untuk dapat memperoleh serta menggunakan
system komunikasi yang kompleks, serta sebuah bahasa adala contoh spesifik dari system
tersebut. Secara harfiah bahasa adalah sarana yang digunakan manusia sebagai alat
komunikasi dan interaksi dengan mahluk hidup. Sehingga dengan adanya bahasa, setiap
individu dapat melakukan komunikasi dua arah yang dapat di mengerti oleh masing-
masing individu.
Bahasa merupakan hal yang wajib dan penting dalam syarat komunikasi, sehingga
bahasa menjadi salah satu alat penghubung yang penting antar sesama manusia. Tujuan
dengan adanya bahasa, yakni : tujuan praktis yang berarti untuk komunikasi sehari-hari;
tujuan artistic yang berarti memberikan kepuasan estetis; tujuan filosofis yakni digunakan
untuk mempelajari naskah-naskah tua guna menyelidiki latar belakang sejarah manusia,
kebudayaan, serta adat-istiadat; dan tujuan pembelajaran yakni bahasa sebagai media
untuk mempelajari berbagai ilmu pengetahuan baik dalam lingkup bahasa maupun diluar
bahasa.
Tidak ada yang diciptakan tanpa ada fungsinya, termasuk bahasa. Bahasa memiliki
antara lain : sebagai alat komunikasi, sebagai alat pemersatu bangsa, sebagai identitas
suatu suku atau bangsa. Manfaat dari adanya bahasa yakni sebagai pengantar dalam dunia
pendidikan termasuk Indonesia.
Negara Indonesia menggunakan Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi, pemersatu,
identitas. Dalam pengantar pendidikan, Bahasa Indonesia memiliki mata pelajaran khusus,
agar warga Negara Indonesia dapat memahami lebih dalam mengenai tata cara yang baik
dalam Bahasa Indonesia.
Banyak sekali orang-orang jenius yang menuangkan isi pikirannya kedalam sebuah
buku, bukan hanya orang Indonesia namun juga luar Indonesia. Sehingga akan terlalu
merepotkan apabila buku tersebut harus dituliskan dalam semua bahasa daerah yang ada
di Indonesia (translate). Maka dengan adanya bahasa pemersatu yakni Bahasa Indonesia
maka akan mempermudah tanpa harus dibuat dalam beerbagai bahasa daerah di Indonesia,
kalaupun translate, seperti buku edisi luar negeri maka terjemahannya pun hanya perlu
kedalam satu bahasa apabila akan masuk kedalam negeri, yakni bahasa Indonesia.
5
Mengenai soal penulisan, bukan hanya berbicara tentang buku. Namun juga terdapat
karya ilmiah dan sebagainya. Membahas pembuatan buku, untuk menjadi sebuah buku
ataupun karya ilmiah, penulis harus mengetahui kerangka karangan terhadap apa yang
akan di buat. Dan pada karya ilmiah, untuk membuat sebuah riset seorang ilmuwan harus
paham dan mengerti mengenai pengumpulan data dengan baik.
Pada bangku perguruan tinggi kami akan dituntut untuk membuat karya tulis, baik
skripsi, tesis maupun disertasi. Sehingga dalam proses pendidikannya kami diberikan mata
kuliah Bahasa Indonesia agar dalam membuat karya tulis nantinya kami telah mengerti
dan paham akan cara bagaimana membuatnya dengan baik.
Dengan adanya pembembuatan karya ilmiah nantinya dan mata kuliah Bahasa
Indonesia saat ini, maka dosen mata kuliah Bahasa Indonesia memberikan tugas untuk
membuat makalah ini. Selain itu, kami mahasiswi juga termotivasi untuk membuat
makalah mengenai Kerangka Karangan Dan Pengumpulan Data agar pada masa
pembuatan karya tulis kami sudah benar-benar paham.
6
1.4. Manfaat Penulisan
Dengan adanya penulisan makalah mengenai Kerangka Karangan dan
Pengumpulan data diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun
pembaca. Manfaat dari membuat dan membaca makalah ini dapat dijadikan sebagai
referensi dalam pembuatan karya tulis, khususnya dalam hal membuat kerangka karangan
dengan baik dan melakukan pengumpulan data agar nantinya karya tulis tersebut valid.
7
BAB II
TELAAH PUSTAKA
2.1 Kerangka Karangan
2.1.1 Pengertian Kerangka Karangan
Kerangka karangan ialah suatu rencana yang teratur mengenai sebuah pembagian,
persiapan, penyusunan suatu gagasan. Untuk jenis kerangka karangan yang belum
mencapai final maka bisa di sebut dengan outline sementara atau garis besar untuk
sementara, sedangkan untuk kerangka karangan yang mana sudah tersusun rapi dan
juga lengkap, maka biasa disebut dengan outline final.
Selain itu pengertian kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang
diterbitkan oleh karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas, susunan pikiran
dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi tulisan
utama, atau dapat juga digunakan sebagai metode pembuatan karangan yang mana
topiknya dipecah menjadi sub-topik dan mungkin dipecah lagi menjadi sub-sub
topik yang lebih terperinci.
Semua hal yang ada pasti memiliki fungsi. Dengan begitu kerangka karangan pun
memliki fungsi diantaranya yaitu :
3. Mencegah terjadinya suatu pembahasan yang keluar dari sasaran yang telah di
rumuskan di dalam suatu topic, judul, tujuan, masalah dan suatu kalimat pada
tesis.
8
2.1.3 Manfaat Kerangka Karangan.
Ada beberapa manfaat bagi para penulis ketika menggunakan sistem kerangka
karangan. Beberapa manfaat tersebut adalah sebagai berikut :
Dengan kata lain, apakah tesis atau pengungkapan maksud sudah diperinci
dan urutannya sudah disusun dalam pola teratur atau tidak. Demikian seterusnya,
setiap ada pembicaraan bawahan sudah diperinci pula maksimal dan telah
diurutkan pula dengan baik.
Ada sebagian yang perlu dibicarakan, sesuai dengan kebutuhan setiap bagian,
dan karangan itu. Namun penggarapan suatu topik sampai dua kali atau lebih
tidak perlu. Karena hal itu hanya akan membawa efek yang tidak menguntungkan
misalnya: jika penulis tidak tahu betul maka pendapatnya tentang topik yang sama
pada bagian lain, sedangkan pada bagian kemudian dipertanyakan dengan yang
lain.
9
Hal ini tidak dapat diterima, artinya dalam satu karangan yang sama
merupakan pendapat yang disetujui satu sama lain. Di pihak lain menggarap topik
lebih dan satu kali hanya membuang waktu, materi, dan tenaga. Jika memang
tidak dapat dikembalikan maka penulis harus membahas tentang bagian mana
topik tadi harus diuraikan.
10
2.1.5 Macam-Macam Bentuk Kerangka Karangan
Dibawah ini ada beberapa bentuk – bentuk dari suatu kerangka karangan,
diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Kerangka kalimat
Kerangka kalimat mempergunakan kalimat deklaratif (berita) yang
lengkap untuk merumuskan setiap topik, sub topik, maupun sub-sub topik.
Manfaat kerangka kalimat :
i. Memaksa penulis untuk merumuskan dengan tepat topik yang akan
diuraikan, serta perincian-rincian tentang topik itu.
ii. Perumusan topik-topik dalam tiap unit akan tetap jelas, walaupun telah
lewat bertahun-tahun.Penulis masih sanggup mengikuti rencana aslinya,
walaupun baru digarap bertahun-tahu kemudian.
iii. Kalimat yang dirumuskan dengan baik dan cermat akan jelas bagi
siapapun, seperti bagi pengarangnya sendiri.
b. Kerangka topik
11
c. Gabungan antara Kerangka karangan dan Kerangka topik
a. Karangan Deskripsi
b. Karangan Narasi
Karangan narasi ini secara sederhana dapat di kenal sebagai suatu cerita,
peristiwa atau juga suatu kejadian di dalam satu urutan sebuah waktu yang
mana ada tokoh yang menghadapi suatu konflik yang berisikan tentang suatu
fakta atau suatu fiksi.
12
c. Karangan Eksposisi
d. Karangan Argumentasi
e. Karangan Persuasi
13
Kerangka karangan non-formal biasanya terdiri dari tesis dan pokok-
pokok utama, paling tinggi dua tingkat perincian. Alasan untuk menggarap
sebuah kerangka karangan sementara dapat berupa topik yang tidak
kompleks atau karena penulis segera menggarap karangan itu.
1. Pola Alamiah
Pola alamiah adalah suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai dengan
keadaan yang nyata di alam, sebab itu susunan alamiah itu didasarkan pada ketiga
atau keempat dimensi dalam kehidupan manusia : atas – bawah, melintang –
menyebrang, sekarang – nanti, dulu – sekarang, timur – barat, dan sebagainya.
Oleh sebab itu susunan alamiah dapat dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu :
14
Asal usul penulis
Pendidikan penulis
Kondisi kehidupan penulis
Keinginan penulis
Karier penulis
2. Pola Logis
15
Keresahan masyarakat
Merajalela nya praktek KKN
Kerusuhan sosial
Tuntutan reformasi menggema
b. Urutan kausal
Mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat dan urutan akibat ke
sebab. Pada pola pertama suatu masalah di anggap sebagai sebab, yang
kemudian di lanjutkan dengan perincian–perincian yang menelusuri akibat-
akibat yang mungkin terjadi. Urutan ini sangat efektif dalam penulisan sejarah
atau dalam membicarakan persoalan-persoalan yang di hadapi umat manusia
pada umumnya.
Contohnya : Topik (krisis moneter melanda tanah air)
Tingginya harga bahan pangan
Penyebab krisis moneter
Dampak terjadinya krisis moneter
Solusi pemecahan masalah krisis moneter
16
e. Urutan familitas
Urutan familiaritas dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang sudah di
kenal, kemudian berangsur–angsur pindah kepada hal-hal yang kurang di
kenal atau belum di kenal. Dalam keadaan–keadaan tertentu cara ini misalnya
di terapkan dengan mempergunakan analogi.
f. Urutan akseptabilitas
Urutan akseptabilitas mirip dengan urutan familiaritas. Bila urutan
familiaritas mempersoalkan apakah suatu barang atau hal sudah dikenal atau
tidak oleh pembaca, maka urutan akseptabilitas mempersoalkan apakah suatu
gagasan di terima atau tidak oleh para pembaca, apakah suatu pendapat di
setujui atau tidak oleh para pembaca.
Pada dasarnya, untuk menyusun karangan dibutuhkan langkah-langkah
awal untuk membentuk kebiasaan teratur dan sistematis yang memudahkan
kita dalam mengembangkan karangan.
Untuk mendapatkan sebuah kerangka karangan yang baik, maka kita harus
memperhatikan beberapa syaratnya yaitu sebagai berikut :
1. Dalam tesis atau pengungkapan, maka maksudnya harus yang jelas. Maka,
pilihlah sebuah topik yang mana merupakan suatu hal yang di anggap khas,
selanjutnya tentukanlah tujuan yang jelas. Kemudian buatlah tesis atau
pengungkapan suatu masksud.
2. Pada tiap unit hanya bisa mengandung satu gagasan saja.
17
3. Haruslah memakai sebuah simbol yang bisa konsisten.
Data bisa merupakan jam kerja bagi karyawan perusahaan. Data ini kemudian
perlu di proses atau di ubah menjadi informasi. Jika jam kerja setiap karyawan
dikalikan dengan nilai per-jam, maka akan dihasilkan suatu nilai tertentu. Jika
gambaran penghasilan setiap karyawan kemudian di dijumlahkan, akan
menghasilkan rekapitulasi gaji yang harus dibayarkan oleh perusahaan. Penggajian
merupakan informasi bagi pemilik perusahaan. Informasi merupakan hasil proses
dari data yang ada, atau bisa diartikan sebagai data yang mempunyai arti. Informasi
akan membuka segala sesuatu yang belum diketahui.
Salah satu komponen yang penting dalam penelitian adalah proses peneliti
dalam pengumpulan data. Kesalahan yang dilakukan dalam proses pengumpulan
data akan membuat proses analisis menjadi sulit. Selain itu hasil dan kesimpulan
18
yang akan didapat pun akan menjadi rancu apabila pengumpulan data dilakukan
tidak dengan benar.
19
2.2.3 Manfaat Pengumpulan Data
Adapun manfaat dari melakukan pengumpulan data yaitu :
1. Memperoleh informasi yang di butuhkan dalam rangka mencapai tujuan
penelitian,
2. Dapat menjawab pertanyaan penelitian (rumusan masalah) dengan bukti fisik,
yaitu dengan data.
3. Sebuah penelitian dapat dikatakan valid dan tidak menimbulkan sebuah
keambiguan
4. Dapat membantu peneliti dalam menghimpun data-data yang berfungsi dalam
proses merumuskan hasil penelitian dan dalam menarik kesimpulan.
20
8. Harus ada surat izin yang telah disahkan oleh pemerintah, lembaga ataupun
pihak yang berkaitan
9. Sesuaikan penggunaan bahasa (formal/nonformal) keoada bermacam karakter
dari responden yang dibutuhkan,
10. Tidak diperkenankan memanipulasi data.
2. Menurut Sumbernya
a. Data internal, yaitu data yang menggambarkan keadaan atau kegiatan
dalam sebuah organisasi
b. Data eksternal, yaitu data yang menggambarkan duatu keadaan atau
kegiatan di luar sebuah organisasi
3. Menurut Sifatnya
a. Data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka pasti
b. Data kualitatif, yaitu data yang bukan berbentuk angka
21
4. Menurut Waktu Pengumpulannya
a. Cross section/insidentil, yaitu data yang dikumpulkan hanya pada suatu
waktu tertentu
b. Data berkala/ time series, yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke
waktu untuk menggambarkan suatu perkembangan atau kecenderungan
keadaan/ peristiwa/ kegiatan.
22
b. Wawancara Tidak Terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas. Peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan
spesifik, namun hanya memuat poin-poin penting dari masalah yang ingin
digali dari responden.
2. Memakan waktu dan biaya yang besar jika, dilakukan dalam suatu
wilayah yang luas
2. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data yang kompleks karena
melibatkan berbagai faktor dalam pelaksanaannya. Metode pengumpulan data
observasi tidak hanya mengukur sikap dari responden, namun juga dapat
digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi. Teknik
pengumpulan data observasi cocok digunakan untuk penelitian yang bertujuan
untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, dan gejala-gejala alam.
Metode ini juga tepat dilakukan pada responden yang kuantitasnya tidak
terlalu besar.
23
a. Kategori observasi
Metode pengumpulan data observasi terbagi menjadi dua kategori,
yakni:
i. Participant observation
Dalam participant observation, peneliti terlibat secara langsung
dalam kegiatan sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai
sumber data. Misalnya seorang guru bisa melakukan observasi tentang
bagaimana perilaku siswa, semangat siswa, kemampuan managerial
kepala sekolah, hubungan antar guru, dsb.
Alat yang digunakan dalam teknik observasi ini antara antara lain:
lembar cek daftar, buku catatan, kamera foto, dll.
b. Manfaat Observasi
Adapun manfaat dari melakukan observasi yaitu :
• Peneliti akan Mampu Memahami Konteks Data Beroperasi Menyeluruh.
• Peneliti akan memperoleh Pengalaman Langsung.
• Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang dilihat oleh orang lain.
• Peneliti dapat menemukan hal-hal yang tidak terungkap saat wawancara.
24
• Peneliti dapat mengungkapkan hal-hal yang ada di luar persepsi
responden.
• Peneliti dapat memperoleh kesan-kesan pribadi terhadap obyek yang
diteliti.
c. Obyek Observasi
Saat melakukan observasi, yang dapat menjadi obyeknya ialah :
Ruang : Ruang dalam aspek fisiknya
Aktor : Orang yang terlibat dalam sejauh social
Aktivitas : Seperangkat Kegiatan yang dilakukan orang
Obyek : Benda-Benda yang berada di tempat itu
Bertindak : Perbuatan / Tindakan tertentu
Peristiwa : Rangkaian aktivitas yang dikerjakan orang-orang
Waktu : Urutan Kegiatan
Tujuan : Tujuan yang ingin dicapai
Perasaan : Emosi yang dirasakan dan diekspresikan orang-orang
d. Tahapan Observasi
1. Observasi Deskriptif :
1. Peneliti belum temukan masalah yang melanjutkan secara jelas
2. Peneliti melakukan penjelajahan umum dengan melakukan
deskripsi semua yang dilihat, semua yang didengar, dll.
2. Observasi Terfokus :
Observasi dipersempit pada aspek tertentu
3. Observasi Terseleksi :
Peneliti telah menguraikan fokus yang ditemukan, jadi diperoleh data
yang lebih lambat, peneliti telah temukan karakteristik, perbedaan
dan Standar antar kategori
25
i. kelelebihan dari observasi adalah sebagai berikut:
1. Merupakan alat yang langsung untuk meneyelidiki bermacam-
macam gejala. banyak aspek tingkah laku manusia dapat diselidiki
melalui jalan observasi langsung.
2. Untuk subyek yang diselidiki observasi lebih sedikit tentunya bagi
orang yang selalu sibuk, mungkin tidak keberatan untuk di amati,
tapi mungkin keberatan untuk mengisi kuesioner-kuesioner.
3. Memungkinkan pencatatan yang serempak dengan terjadinya
suatu gejala.
4. Tidak tergantung pada self-report
5. Banyak kejadian penting yang tidak dapat diperoleh dengan
pengamatan langsung.
3. Angket (kuisioner)
Kuisioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab. Kuisioner merupakan metode pengumpulan data
yang lebih efisien bila peneliti telah mengetahui dengan pasti variabel yag
akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden. Selain itu
kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan
tersebar di wilayah yang luas.
Berdasarkan bentuk pertanyaannya, kuisioner dapat dikategorikan
dalam dua jenis, yakni kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup. Kuesioner
terbuka adalah kuisioner yang memberikan kebebasan kepada objek
penelitian untuk menjawab. Sementara itu, kuesioner tertutup adalah
26
kuisioner yang telah menyediakan pilihan jawaban untuk dipilih oleh objek
penelitian. Seiring dengan perkembangan, beberapa penelitian saat ini juga
menerapkan metode kuesioner yang memiliki bentuk semi terbuka. Dalam
bentuk ini, pilihan jawaban telah diberikan oleh peneliti, namun objek
penelitian tetap diberi kesempatan untuk menjawab sesuai dengan kemauan
mereka.
a. Hal yang Harus Di Perhatikan
Beberapa hal yang perlu memperhatikan dalam persiapan angket
menurut Uma Sekaran (dalam Sugiyono, 2007: 163) terkait dengan
Prinsip berbicara angket, Prinsip pengukuran dan penampilan fisik.
Prinsip Penulisan angket bertanya beberapa faktor antara lain :
1. Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan diantisipasi untuk
mengukur maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban.
2. Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan
responden. Tidak mungkin menggunakan bahasa yang penuh istilah-
istilah bahasa Inggris pada responden yang tidak mengerti bahasa
Inggris, dsb.
3. Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika
terbuka artinya jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika
pernyataan tertutup maka responden hanya makan untuk memilih
jawaban yang disediakan.
b. Macam-macam kuesioner
1. Kuesioner Tertutup
Kuesioner tertutup merupakan daftar pertanyaan yang alternatif
jawabannya telah disediakan oleh peneliti. Cara ini seringkali
dianggap efektif karena responden dapat Iangsung membubuhkan
tanda centang (√) dalam kolom yang disediakan. Contoh kuesioner
tertutup sebagai berikut.
a. Kuesioner dengan dua alternatif jawaban
Apakah buku-buku yang ada di perpustakaan sudah cukup
memenuhi kebutuhan belajar Anda?
Ya ( )
Tidak ( )
27
b. Kuesioner dengan tiga atau Iebih jawaban
Bagaimana pendapat Anda apabila perpustakaan dilengkapi
koneksi Internet?
Sangat setuju sekali ( )
Sangat setuju ( )
Setuju Kurang setuju ( )
Tidak setuju ( )
2. Kuesioner Terbuka
Dimana tidak berada pilihan jawaban jadi responden haru
memformulasikan menjawab sendiri
28
5. Dapat dibuat berstandar sehingga semua responden dapat diberi
pertanyaan yang benar-benar sama.
b. Kelemahan Kuesioner
1. Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada
pertanyaan yang terlewati tidak terjawab, padahal sukar diulangi
diberikan kembali padanya.
2. Seringkali sukar dicari validitasnya
3. Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden sengaja
memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur
4. Angket yang dikirim lewat pos pengembaliannya sangat rendah,
hanya sekitar 20%. Seringkali tidak dikembalikan tertutama jika
dikirim lewat pos menurut penelitian
5. Waktu pengembaliannya tidak sama-sama, bahkan kadang-kadang
ada yang terlalu lama sehingga terlambat
4. Studi Dokumen
Studi dokumen adalah metode pengumpulan data yang tidak ditujukan
langsung kepada subjek penelitian. Studi dokumen adalah jenis pengumpulan
data yang meneliti berbagai macam dokumen yang berguna untuk bahan
analisis. Dokumentasi kira dengan suatu Kegiatan khusus terdiri
menyampaikan, Memproses, penyimpanan, dan penyebarluasan suatu
informasi. Dokumentasi adalah semua Kegiatan yang kira dengan foto, dan
penyimpanan foto. Pengumpulan, Memproses, dan penayimpanan informasi
dalam bidang pengetahuan.kumpulan bahan atau dokumen yang bisa digunakan
sebagai asas bagi sesuatu kejadian, bicara sesuatu terbitan. Arsip kliping surat,
foto-foto dan bahan rferensinya yang bisa digunakan sewaktu-waktu untuk
melengkapi berita atau karangan
a. Pengunaan Dokumen
Menurut Guba dan Lincoln dalam dokumen adalah setiap bahan tertulis
juga film yang tidak dipersiapkan karena keberadaan permintaan seorang
penyidik. Dokumen terdiri dari dokumen pribadi dan dokumen resmi.
29
Dokumen resmi adalah catatan atau karangan seseorang secara tertulis
tentang tindakan, pengalaman dan kepercayaannya. Dokumen resmi terbagi
dalam dokumen intern dan dokumen eksternal. Dokumen intern terdiri
memo, pengumuman perintah, aturan suatu lembaga masyarakat tertentu
yang digunaksebuah dalam tengah sendiri Dokumen eksternal berisi bahan-
bahan informasi yang dihasilkan oleh suatu lembaga sosial, misalnya
majalah, buletin, pernyataan, dan berita yang disiarkan kepada media massa.
• Dokumen dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
yang lain.
• Dokumen yang Dipilih harus memiliki kredibilitas yang tinggi.
b. Pengelompokan Dokumentasi
Dokumen yang dapat digunakan dalam pengumpulan data dibedakan
menjadi dua, yakni:
1. Dokumen primer
Dokumen primer adalah dokumen yang ditulis oleh orang yang
langsung mengalami suatu peristiwa, misalnya: autobiografi
2. Dokumen sekunder
Dokumen sekunder adalah dokumen yang ditulis berdasarkan oleh
laporan/ cerita orang lain, misalnya: biografi.
30
ii. Kelemahan Metode Dokumentasi:
1. Format tidak kaku;
2. Seringkali data kurang lengkap;
3. Tersedia secara selektif;
4. Bias, dokumen dapat ditulis secara berlebihan, kadang-kadang tanpa
fakta sehingga apabila dipakai sebagai acuan utama kurang mengena.
31
1. Berapa banyak pengamatan yang dibutuhkan
2. Interval waktu dalam penelitian
3. Data yang akan dikumpulkan : masa lalu, saat ini, atau data masa
depan
4. Metodologi yang akan digunakan untuk merekam semua data
Pemahaman dan kesepakatan tentang definisi, prosedur, dan pedoman
yang akan digunakan dalam data collection adalah penting, jika langkah ini
diabaikan maka masalah serius untuk organisasi bisa muncul ketika Anda
membuat keputusan bisnis berdasarkan data yang tidak dapat diandalkan ini.
Jika tim ingin menggunakan data masa lalu ke dalam penelitian, maka
fokuskan untuk mengetahui apakah data dan sumber data tersebut dapat
diandalkan dan apakah data tersebut masih relevan untuk digunakan. Ingat
setiap data yang terbukti tidak valid harus dibuang.
Langkah 3: Memastikan repeatability, reproducibility, accuracy dan
stability.
Data yang dikumpulkan dan diukur akan dapat diulang (repeatability)
jika operator yang sama mampu memperoleh hasil yang sama (beberapa kali)
pada satu item tertentu dengan menggunakan peralatan yang sama.
Sementara, sejauh mana sistem pengukuran stabil umumnya dinyatakan oleh
variasi yang dihasilkan dari operator yang sama yang mengukur item yang
sama, dengan peralatan yang sama, selama periode yang diperpanjang.
Tim improvement harus menyadari ada banyak faktor yang bisa
menyebabkan pengulangan, reproduksibilitas, akurasi, dan stabilitas
berkurang sehingga membuat data tidak lagi konsisten dan bisa dihandalkan.
Best practice yang disarankan disini adalah melakukan pengujian dalam
skala kecil, bagaimana data collection dan measurement akan dilanjutkan.
32
membuat pelatihan atau acara demo untuk meningkatkan pemahaman bersama
tentang proses data collection sesuai yang ada dalam rencana.
Pemimpin proyek disarankan hadir pada saat data collection dimulai untuk
memberikan pengawasan dan terus melakukan peninjauan secara rutin.
Sehingga, baik Anda ataupun para peserta akan segera tahu ketika ada proses
yang dilakukan tidak sesuai atau tidak mengikuti rencana dengan benar. Jika
pemimpin proyek gagal mengawasi proses di tahap awal kemungkinan koreksi
akan perlu dilakukan di kemudian hari dan upaya data collection atau
measurement akan sia-sia.
33
a. Validitas Instrumen
Suatu instrumen dikatakan valid bila instrumen terebut dapat dengan tepat
mengukur apa yang hendak di ukur. Sehingga dapat dikatakan bahwa
validitas berhubungan dengan “ketepatan” dengan alat ukur. Dengan
istrumen yang valid akan menghasilkan data yang valid pula. Istilah valid
sukar untuk dicari penggantinya, sebagian peneliti ada yang menyebutknya
dengan “sahih”, “tepat”, dan juga “cermat”.
Secara garis besar validitas instrumen dibedakan menjadi dua yaitu,
validitas internal (internal validity) dan validitas eksternal (eksternal
validity).
34
mana butir tes mencakup keseluruhan indikator kompetensi yang
dikembangkan dan materi atau bahan yang ingin diukur.
Menurut Djemari (2008:19-20) validitas isi sering dijelaskan
melalui validitas tampang dan validitas logis.
Validitas Tampang
Validitas tampang didapatkan melalui pemeriksaan terhadap
butir-butir tes untuk membuat kesimpulan bahwa tes tersebut
mengukur aspek yang relevan. Dasar penyimpulannya lebih
banyak didasarkan pada akal sehat.
Validitas Logis
Validitas logis disebut juga validitas pencuplikan (sampling
validity), yang mana menuntut batasan yang seksama terhadap
kawasan perilaku yang diukur dan suatu desain logis yang bisa
mencakup bagian kawasan perilaku yang diukur. Salah satu
cara untuk menunjukkan bukti validitas logis yaitu dengn
membuat spesifikasi tes untuk menunjukkan tuntutan bukti
validitas.
35
instrumen tersebut bisa sipakai tanpa perbaikan, ada perbaikan, dan
mungkin dirombak total. Menurut Sugono (2007:177) jumlah tenaga
ahli yang dibutuhkan minimal tiga orang dan biasanya mereka telah
bergelar doktor sesuai dengan ruang lingkup yang diteliti.
36
Calon yang lolos diperkirakan akan mampu perkuliahan di masa yang
akan datang dan begitu juga sebaliknya.
2. Reliabilitas Instrumen
Kata reliabilitas dalam Bahasa Indonesia berasal dari Bahasa Inggris yaitu
reliability, yang mana asalnya dari kata reliable yang mempunyai arti dapat
dipercaya. Suatu instrumen tes dikatakan dapat dipercaya (reliable) bila
memberikan hasil yang tetap atau ajeg (konsisten) bila diteskan berkali-kali.
Misalnya suatu tes yang sama diberikan kepada siswa dalam satu kelas pada
waktu yang berlainan, maka setiap siswa akan tetap berada dalam urutan
(rangking) yang sama atau ajeg dalam satu kelas tersebut.
Ajeg atau tetap tidak harus skornya selalu sama, skor yang diperoleh dapat
berubah akan tetapi urutan dalam kelompoklah yang sama. Jika dikaitkan
dengan validitas maka validitas berhubungan dengan ketepatan sedangkan
reliabilitas berkaitan dengan ketepatan atau keajegan. Banyak sekali istilah yang
menuju pada reliabilitas, misalnya sperti konsistensi, keajegan, ketetapan,
kestabilan dan juga keandalan. Intrumen yang reliabel belum tentu valid.
Contohnya mistar yang patah diujungnya, bila dipakai berulang akan selalu
menghasilkan data yang sama (reliabel) akan tetapi selalu saja tidak valid.
Reliabilitasisntrumen merupakan syarat untuk pengujian validitas instrumen.
Oleh karena itu meskipun instrumen yang valid biasanya pasti reliabel, tetapi
pengujian reliabilitas instrumen tetap perlu dilakukan.
37
Berdasarakan pada cara pengujian instrumen, makam reliabilitas instrumen
dapat dibagi menjadi dua yaitu, Reliabilitas Eksternal (External Reliability) dan
Reliabilitas Internal (Intenal Relability)
38
soalnya, namun bila terlalu lama kemungkinan kondisi responden
sudah berbuah misalnya responden telah belajar lagi.
39
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Kerangka Karangan
Dari materi yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat di tarik kesimpulan
bahwa sebelum melakukan sebuah penulisan baik ilmiah maupun non ilmiah
(cerpen dan sebagainya) membuat kerangka karangan sangatlah penting. Karena
dengan begitu penulis akan lebih mudah membuat sebuah penulisan, tulisan yang
dibuat oleh penulis tidak akan keluar dari topic pembahasan, memperkecil
terjadinya kesalahan seperti terjadi pengulangan pembahasan, serta didalam tulisan
tersebut akan memiliki pembahasan yang komplek. Kerangka karangan memiliki
9 kriteria.
Kerangka karangan memiliki beberapa bentuk, diantaranya yaitu : berdasarkan
perumusan teks terdapat kerangka kalimat, kerangka topic, serta kerangka
gabungan antara kerangka kalimat dan kerangka topic; berdasarkan pada bentuk
karangannya, maka terdapat karangan deskripsi, karangan narasi, karangan
eksposisi, karangan argumentasi, dan karangan persuasi; jika berdasarkan kepada
rinciannya, maka akan menemukan kerangka karangan
sementara(nonformal/informal), dan kerangka karangan formal.
Kerangka karangan memiliki beberapa pola, yaitu pola ilmiah yang terdiri atas
urutan waktu, urutan ruang,dan topic yang ada; pola logis yang terdiri atas urutan
klimak dan antiklimaks, urutan kausal, urutan pemisahan masalah, urutan umum-
khusus, dan urutan familitas.
Dalam menyusun kerangka karangan juga terdapat 5 langkah serta 3 syarat agar
kerangka karangan tersebut tepat dan baik.
40
invalid karena memiliki bukti-bukti yang nyata, serta penulis dapat menarik
kesimpulan. Dalam melakukan pengumpulan data tidak boleh sembarangan tanpa
peraturan, maka terdapat 10 etika dalam pengumpulan data agar meminimalisir
kemungkinan timbul kesalahan dan permasalahan.
Macam-macam pengumpulan data dapat di kategorikan menjadi : menurut
cara perolehan terdapat data primer, dan sekunder; menurut sumbernya terdapat
data internal, dan data eksternal; menurut sifatnya terdapat data kuantitatif, dan
data kualitatif; dan menurut waktu pengumpulannya terdapat Cross
section/insidentil, dan Data berkala/ time series.
Dalam melakukan pengumpulan data terdapat beberapa metode yang dapat
digunakan, yakni : wawancara, yang dapat dilakukan secara terstruktur dan tidak
terstruktur; observasi, yang dapat dilakukan dengan cara observasi partisipan,
observasi non partisipan, serta observasi kelompok; angket (kuesioner), dalam
kuesioner terdapat kuesioner terbuka, kuesioner tertutup, kuesioner tertutup dan
terbuka serta kuesioner semi terbuka; dan terakhir terdapat metode study
dokumentasi yang dapat di kelompokkan menjadi dokumen primer, dan dokumen
sekunder. Masing-masing dari metode pengumpulan data tersebut memiliki
kelebihan serta kelemahan.
Langkah-langkah untuk melakukan pengumpulan data yakni terdapat 3 fase.
Antara lain : fase 1 yaitu pra-pengumpulan data yang terdiri dari tetapka tujuan dan
target, tetapkan definisi dan metodologi operasinya, dan ketiga memastikan
repeatability, reproducibility, accuracy dan stability; fase kedua yaitu pengumpulan
data; dan fase ketiga yaitu post pengumpulan data yang mengacu pada fase pertama
yang memastikan epeatability, reproducibility, accuracy dan stability.
Agar pengumpulan data dikatakan valid, maka harus memenugi syarat yakni :
validitas instrument yang secara internal terdiri dari validitas isi (Content Validity)
yang sering dijelaskan melalui validitas tampang serta validitas logis, dan validitas
konstruk (Construct Validity), dan secara eksternal yang terdiri atas validitas
kesejajaran (concurrent validity), validitas prediksi (predictive validity); reabilitas
instrument eksternal yang terdiri dari metode bentuk pararel dan metode tes
berulang, sedangkan secara reabilitas instrumen internal terdiri atas Instrumen skor
Diskrit dan Instrumen skor non-Diskrit.
41
3.2 Pesan
3.2.1 Kerangka Karangan
Dari hasil pembelajaran mengenai kerangka karangan ini, maka penulis
memberikan pesan melalui tulisan ini kepada para pembaca makalah ini yang
nantinya apabila akan mealkukan penulisan apapun itu, maka buatlah kerangka
karangan sebaik dan sematang mungkin sesuai dengan apa peraturan yang ada agar
penulisan tersebut akan menjadikan karya yang teratur, tersusun rapi, dan dapat
menarik perhatian pembaca lainnya.
42