Anda di halaman 1dari 8

KODE 213117 [BUKU AJAR DASAR DAN KONSEP PPKN]

BAB II.
SEJARAH MATAPELAJARAN PPKn

Kemampuan Akhir Pembelajaran


Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan mampu
Memahami sejarah perkembangan PPKn.

Indikator
1. Menjelaskan sejarah lahirnya PPKn
2. Menjelaskan perubahan nama dan fokus kajian PPKn sejak
kurikulum 1947 sampai kurikulum 2013

Pengantar

ata pelajaran PPKn dalam perjalanan sejarah

M pendidikan Indonesia menjadi bagian penting dalam


kurikulum. Mata pelajaran PPKn merupakan mata
pelajaran wajib yang bermetamorfosisi dalam setiap
penyempurnaan kurikulum. Dengan kata lain mata pelajaran PPKn
sering kali mengalami perubahan baik dalam sisi isi maupun nama.
Karena perkembangan yang dinamis seperti itu, penting untuk
diketahui oleh semua peserta didik tentang dinamika tersebut.
Oleh sebab itu, bab ini akan membahas materi-materi tentang;
sejarah mata pelajaran PPKn dan dinamika perubahan nama dan
fokus bahasan mata pelajaran tersebut. Dengan bahasan ini
diharapkan mahasiswa akan memiliki pemahman yang baik tentang
bagaimana perkembangan mata pelajaran tersebut dalam konteks
pendidikan Indonesia.
Dalam membelajarkan materi bab ini, model pembelajaran
yang direkomendasikan untuk digunakan adalah model Cooperative
Script. Model ini akan mempermudah mahasiswa untuk menguasai
materi yang dibelajarkan dan melatih keterampilan kerjasama serta
menanamkan nilai-nilai karakter-karakter mulia.

2.1. SEJARAH PPKn


Pendidikan Kewarganegaraan telah mengalami perkembangan
yang fluktuatif, baik dalam kemasan maupun substansinya. Hal
tersebut dapat dilihat dalam substansi kurikulum PKn yang sering
berubah dan tentu saja disesuaikan dengan kepentingan negara.
Secara historis, epistemologis dan pedagogis, pendidikan

Lalu Sumardi & M. Ismail 1


KODE 213117 [BUKU AJAR DASAR DAN KONSEP PPKN]

kewarganegaraan berkedudukan sebagai program kurikuler dimulai


dengan diintroduksikannya mata pelajaran Civics dalam kurikulum
SMA tahun 1962 yang berisikan materi tentang pemerintahan
Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 (Dept. P&K:
1962). Pada saat itu, mata pelajaran Civics atau kewarganegaraan,
pada dasarnya berisikan pengalaman belajar yang digali dan dipilih
dari disiplin ilmu sejarah, geografi, ekonomi, dan politik, pidato-pidato
presiden, deklarasi hak asasi manusia, dan pengetahuan tentang
Perserikatan Bangsa-Bangsa (Somantri, 1969:7).
Istilah Civics tersebut secara formal tidak dijumpai dalam Kurikulum
tahun 1957 maupun dalam Kurikulum tahun 1946. Namun secara
materiil dalam Kurikulum SMP dan SMA tahun 1957 terdapat mata
pelajaran tata negara dan tata hukum, dan dalam kurikulum 1946
terdapat mata pelajaran pengetahuan umum yang di dalamnya
memasukkan pengetahuan mengenai pemerintahan.
1. PPKn dalam Kurikulum Tahun 1968 dan 1969
Istilah Civis dan Pendidikan Kewargaan Negara digunakan
secara bertukar pakai (interchangeably). Misalnya dalam Kurikulum
SD 1968 digunakan istilah Pendidikan Kewargaan Negara yang
dipakai sebagai nama mata pelajaran, yang di dalamnya tercakup
sejarah Indonesia, geografi Indonesia, dan Civics (diterjemahkan
sebagai pengetahuan Kewargaan Negara). Dalam Kurikulum SMP
1968 digunakan istilah Pendidikan Kewargaan Negaraan yang
berisikan sejarah Indonesia dan Konsititusi termasuk UUD 1945.
2. PPKn dalam Kurikulum Tahun 1973/1974
Pendidikan Kewiraan dimulai tahun 1973/1974, sebagai bagian
dari kurikulum pendidikan nasional, dengan tujuan untuk
menumbuhkan kecintaan pada tanah air dalam bentuk PPBN yang
dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu tahap awal yang diberikan
kepada peserta didik SD sampai sekolah menengah dan pendidikan
PPBN tahap lanjut diberikan di PT dalam bentuk pendidikan
kewiraan.
3. PPKn dalam Kurikulum Tahun 1975
Istilah Pendidikan Kewargaan Negara diubah menjadi
Pendidikan Moral Pancasila (PMP) yang berisikan materi Pancasila
sebagaimana diuraikan dalam Pedoman Penghayatan dan
pengamalan Pancasila atau P4. Perubahan ini sejalan dengan misi
pendidikan yang diamanatkan oleh Tap. MPR II / MPR / 1973. Mata
pelajaran PMP ini merupakan mata pelajaran wajib untuk SD, SMP,
SMA, SPG dan sekolah Kejuruan.

Lalu Sumardi & M. Ismail 2


KODE 213117 [BUKU AJAR DASAR DAN KONSEP PPKN]

4. PPKn dalam Kurikulum 1994


Kurikulum ini mengorganisasikan materi pembelajarannya
bukan atas dasar rumusan butir-butir nilai P4, tetapi atas dasar
konsep nilai yang disaripatikan dari P4 dan sumber resmi lainnya
yang ditata dengan menggunakan pendekatan spiral meluas
atau Spiral of concept development (Taba, 1967). Pendekatan ini
mengartikulasikan sila-sila Pancasila dengan jabaran nilainnya untuk
setiap jenjang pendidikan dan kelas secara catur wulan dalam setiap
kelas.
5. PPKn dalam Kurikulum Tahun 2004
Dengan berlakunya Undang-undang Sistem pendidikan
Nasional No. 20 tahun 2003, diberlakukan kurikulum yang dikenal
dengan nama Kurikulum berbasis kompetensi tahun 2004 dimana
Pendidikan Kewarganegaraan berubah nama menjadi
Kewarganegaraan.
6. PPKn dalam Kurikulum Tahun 2006
Namanya berubah kembali menjadi Pendidikan
Kewarganegaraan, dimana secara substansi tidak terdapat
perubahan yang berarti, hanya kewenangan pengembangan
kurikulum yang diserahkan pada masing-masing satuan pendidikan,
maka kurikulum tahun 2006 ini dikenal dengan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP).
Berbagai perubahan yang dialami dalam pengimlementasian
PPKn sebagaimana diuraikan atas menunjukkan telah terjadinya
ketidakajekan dalam kerangka pikir, yang sekaligus mencerminkan
telah terjadinya krisis konseptual, yang berdampak pada terjadinya
krisis operasional kurikuler secara konseptual istilah Pendidikan
Kewarganegaraan dapat terangkum sebagai berikut :
a. Kewarganegaraan (1956)
b. Civics (1959)
c. Kewarganegaraan (1962)
d. Pendidikan Kewarganegaraan (1968)
e. Pendidikan Moral Pancasila (1975)
f. Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan (1994)
g. Pendidikan Kewarganegaraan (UU No. 20 Tahun 2003)
h. PPKn (Kurikulum 2013)

2.2. LATAR BELAKANG PPKn


Latar belakang lahirnya pendidikan Kewarganegaraan berawal
dari perjalanan sejarah panjang bangsa Indonesia yang dimulai sejak
dari perebutan dan mempertahankan kemerdekaan sampai pada

Lalu Sumardi & M. Ismail 3


KODE 213117 [BUKU AJAR DASAR DAN KONSEP PPKN]

pengisian kemerdekaan, bahkan terus berlangsung hingga zaman


reformasi. Kondisi perebutan dan mempertahankan kemerdekaan itu
ditanggapi oleh bangsa indonesia berdasarkan kesamaan nilai-nilai
perjuangan bangsa yang senantiasa tumbuh dan berkembang.
Kesamaan nilai-nilai tersebut dilandasi oleh jiwa, tekad dan semangat
kebangsaan. Kesemuanya itu tumbuh dan berkembang menjadi
kekuatan yang mampu mendorong proses Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Pendidikan kewarganegaraan diselenggarakan untuk membekali
para mahasiswa selaku secalon pemimpian dimasa depan dengan
kesadaran bela negara serta kemampuan berpikir secara
komprehensif integral dalam rangka ketahanan nasional kesadaran
bela negara ini berwujud sebagai kerelaan dan kesadaran melakukan
kelangsungan hidup bangsa melalui profesinya kesadaran bela
negara dengan demikian kesadaran bela negara mengandung arti :
a. Kecintaan kepada tanah air,
b. Kesadaran berbangsa dan bernegara,
c. Keyakinan akan pancasila dan UUD 1945,\
d. Kerelaan berkorban bagi bangsa dan negara serta\
e. Sikap dan perilaku awal bela negara.
Negara Indonesia diproklamasikan kemerdekaannya dari
penjajahan pada tanggal 17 Agustus 1945 kemerdekaan yang
diproklamasikan itu berangkat dari perjalanan sejarah peperangan
yang panjang yang berabad-abad lamanya melawan penjajahan
dalam suasana perpecahan tidak adanya semangat persatuan dan
kesatuan menyebabkan lamanya dibumi nusantara. Penjajahan itu
mengakibatkan kebodohan dan penderitaan yang pada awal abad ke-
20 mendorong timbulnya semangat kebangsaan kebangkitan
nasional ini ditandai dengan lahirnya gerakan Budi Utomo pada tahun
1908 peristiwa sumpah pemuda yang diikrarkan pada tanggal 28
oktober 1928 merupakan tonggak sejarah yang sangat penting.
Sumpah tersebut merupakan perjuangan sikap dan tekad bangsa
Indonesia untuk bersatu dalam wadah negara bangsa dan bahasa
Indonesia. “Satu tanah air menunjukkan serta kesatuan geografis
satu bangsa menunjukkan satu kesatuan politikdan satu bahasa
menujukkan satu kesatuan sosial budaya” tekad ini mewujudkan
perjuagan yang akhirnya melahirkan proklamasi kemerdekaan
bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia yang dimulai sejak
era sebelum dan selama penjajahan kemudian dilanjutkan dengan
era perebutan dan mempertahankan kemerdekaan sampai hingga
era kemerdekaan menimbulkan kondisi dan menuntut yang berbeda
Lalu Sumardi & M. Ismail 4
KODE 213117 [BUKU AJAR DASAR DAN KONSEP PPKN]

sesuai dengan zamannya. Kondisi dan tuntutan yang berbeda


indones ditanggapi oleh bangsa Indonesia berdasarkan kesamaan
nilai-nilai perjuangan bangsa yang senantiasa tumbuh dan
berkembang. Kesamaan nilai-nilai tersebut dilandasi oleh jiwa tekad
dan semangat kebangsaan. Kesamaan itu timbul menjadi kekuatan
yang mampu mendorong proses terwujudnya negara kesatuan
Republik Indonesia dalam wadah nusantara.

2.3. PERKEMBANGAN PPKn DI INDONESIA


1. Sebelum Proklamasi Kemerdekaan
Pada jaman Hindia Belanda di kenal dengan nama “Burgerkunde”.
Pada waktu itu ada 2 buku resmi yang digunakan, yaitu :
a. Indische Burerschapkunde, yang di bicarakan dalam buku
tersebut, masalah masyarakat pribumi. Pengaruh barat, bidang
sosial, ekonomi, hukum, ketatanegaraan dan kebudayaan,
masalah pertanian, masalah perburuhan. Kaum menengah dalam
industri dan perdagangan, terbentuknya dewan rakyat, masalah
pendidikan, kesehatan masyarakat, pajak, tentara dan angkatan
laut.
b. Rech en Plich (Bambang Daroeso, 1986: 8-9) karangan J.B.
Vortman yang dibicarakan dalam buku tersebut yaitu : Badan
pribadi yang mengutarakan masyarakat dimana kita hidup, obyek
hukum dimana dib icarakan eigondom eropah dan hak-hak
atas tanah. Masalah kedaulatan raja terhadap kewajiban-
kewajiban warga negara dalam perinta Hindia Belanda. Masalah
Undang-Undang, sejarah alat pembayaran dan kesejahteraaan.
Adapun tujuan dari buku tersebut, yakni: agar rakyat jajahan
lebih memahami hak dan kewajibannya terhadap pemerintah Hindia
Belanda, sehingga diharapkan tidak menganggap pemerintah
belanda sebagai musuh tetapi justru memberikan dukungan dengan
penuh kesadaran dalam jangka waktu yang panjang.
Pada tahun 1932 pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan
peraturan yang disetujui Volksraad, bahwa setiap ugru harus memiliki
izin. Dalam pertimbangannya adalah banyak guru sekolah partikelir
bukanlah lulusan sekolah guru, dan yang berhak mengajar hanyalah
lulusan sekolah guru. Sedangkan lewat pendidikan non-formal
terutama dilakukan oleh para tokoh pergerakan nasional yakni bung
Karno dan Bung Hatta. Pelaksanaan pendidikan politik baik yang
dilakukan oleh guru-guru sekolah partikelir maupun yang dilakukan
para tokoh pergerakan nasional, pada prinsipnya dapat di nyatakan
sebagai “cikal bakal” pendidikan politik atau PKn di Jaman Indonesia
merdeka.
Lalu Sumardi & M. Ismail 5
KODE 213117 [BUKU AJAR DASAR DAN KONSEP PPKN]

2. Sesudah Proklamasi kemerdekaan


Gambaran Nu’man Somantri (1976: 34-35), yakni :
a. Kewarganegaraan (1957)
Isi pelajaran kewarganegaraan adalah membahas cara
memperoleh dan kehilangan kewarganegaraan.
b. Civics (1961)
Isi civics banyak membahas tentang sejarah kebangkitan
nasional . Uud, pidato-pidato politik kenegaraan yang terutama
diarahkan untuk “nation and character building” Bangsa Indonesia
seperti pada waktu pelaksanaan civics di America pada tahun-
tahun setelah declaration of Independence Amerika.
c. Pendidikan Kewargaan Negara (1968)
Diberlakukannya kurikulum 1975, PKn pada prinsipnya
merupakan unsur dari PMP. Lahirnya UU no.2 Tahun 1989
tentang SPN (Sistem Pendidikan Nasional). menunjuk pasal 39
ayat 2, yang menentukan bahwa PKn bersama dengan
pendidikan Pancasila dan Pendidikan Agama harus di muat dalam
kurikulum semua jenis, jalur dan jenjang pendidikan maka PKn
akan mengalami perkembangan lagi.
Menurut ali emran (1976: 4) isi PKn meliputi :
a. Untuk SD: pengetahuan Kewargaan negara, sejarah Indonesia,
ilmu Bumi.
b. Untuk SMP: Sejarah kebangsaan, kejadian setelah kemerdekaan,
UUD 1945, Pancasila, Ketetapan MPRs.
c. Untuk SMA: Uraian pasal-pasal dari UUD 1945 yang dihubungkan
dengan tatanegara, sejarah, ilmu bumi dan ekonomi.
Tahun 1970 PKn difusikan ke dalam mata pelajaran IPS.
Tahun 1972, dalam seminar di Tawangmangu Surakarta,
menetapkan istlah ilmu kewargaan Negara (IKN) sebagai
pengganti CIVICS, dan pendidikan Kewargaan Negara (PKn)
sebagai istilah civic Education. Dengan demikian, IKN lebih
bersifat teoritis dan PKn lebih bersifat praktis antara keduanya
merupakan kesatuan tak terpisahkan, karna perkembangan PKn
sangat tergantung pada perkembangan IKN.
d. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Menurut
Kurikulum 1994.
Kurikulum 1994 mengintegraiskan antara pengajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dengan nama mata
pelajaran PPKn.

2.4. PERKEMBANGAN PPKn PADA MASA ORDE BARU

Lalu Sumardi & M. Ismail 6


KODE 213117 [BUKU AJAR DASAR DAN KONSEP PPKN]

Perkembangan PPKn pada era Orde Baru, ternyata lebih


ditentukan faktor kepentingan untuk membangun negara (state
Building) ketimbang untuk membangun bangsa (Nation Building). Hal
tersebut di sebabkan karena:
1. Kemerosotan nilai estetika dan moral para penyelenggara negara
yang sudah kehilangan semangat pengabdian, pengorbanan
kejujuran dan keikhlasan.
b. Hukum lebih merupakan alat kekuasaan dari pada alat keadiland
an kebenaran.
c. Fandalisme, paternalisme dan absolutisme
d. Posisi dan peran ABRI lebih merupakan alat kekuasaan dari pada
alat negara untuk mengabdi kepada kepentingan rakyat.
Kondisi di atas berpengaruh pada perubahan kurikulum PPKn
dan pelaksanaan pengajarannya di lapangan yang lebih menekankan
untuk mendukung status quo atau legitimasi dan pembenaran
(justifikasi) berbagai kebijakan rezim orba dari pada untuk
meningkatkan pemberdayaan warga Negara dalam berhubungan
dengan negara. Dalam era reformasi, tantangan PPKn semakin berat.
P4 dipermasalahkan substansinya, karena tidak memberikan
gambaran yang tepat tentang nilai Pancasila sebagai satu kesatuan.
Dengan adanya perubahan UU No. 2 tahun 1989 yang diubah
dengan UU No. 2 tahun 2003 tidak dieksplisitkan lagi nama
pendidikan Pancasila, sehingga tinggal Pendidikan
Kewarganegaraan. Begitu pula kurikulum 2004 memperkenalkan
istilah Pengganti PPKn dengan kewarganegaraan/pendidikan
kewarganegaraan. Perubahan nama ini juga diikuti dengan
perubahan isi PKn yang lebih memperjelas akar keilmuan yakni
politik, hukum dan moral.

Rangkuman
Nama mata pelajaran PPKn dari waktu ke waktu mengalami
perubahan, pada kurikulum 1956 nama PPKn disebut dengan
Kewarganegaraan, pada kurikulum 1959 berubah menjadi Civics,
berubah lagi ketika kurikulum 1962 diterapkan , yaitu menjadi
Kewarganegaraan. Setelah itu, terjadi lagi perubahan nama menjadi
Pendidikan Kewargaan Negara pada kurikulum 1968. Ketika
kurikulum 1975 lahir nama Pendidikan Kewarganegaraan berubah
lagi menjadi Pendidikan Moral Pancasila. Begitu juga ketika kurikulum
1994 dan kurikulum 2004 dilahirkan namanya berubah menjadi
Pendidkan kewarganegaraan. Dan perbuhan yang terakhir terlihat
pada K 13 dimana namanya menjadi PPKn.

Lalu Sumardi & M. Ismail 7


KODE 213117 [BUKU AJAR DASAR DAN KONSEP PPKN]

Pasang surut tidak hanya terjadi pada nama, tetapi juga pada
dinamika pembelajaran dan penerapan Pancasila. Pada zaman Orde
Baru Pancasila begitu intensif dibelajarkan, melalui program yang kita
kenal dengan P4 yang berlangsung disemua instansi. Akan tetapi
ketika orde berganti menjadi Orde Reformasi kebanyakan orang
terlihat menjauh dari Pancasila, dan PPKn tidak lagi menjadi mata
pelajaran yang menarik untuk dipelajari.

Tugas
Carilah referensi yang menjelaskan tentang sejarah mata
pelajaran PPKn beserta ruanglingkup materi yang dibelajarkan.
Kemudian temukan perbedaan materi yang dibelajarkan pada setiap
kurikulum PPKn.

Uji Kompetensi
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan lengkap
1. Jelaskan perbedaan PPKn dalam kurikulum 2006 dengan K. 13
2. Jelakan dinamika PPKn pada zaman Orde Baru
3. Jelaskan perkembangan PPKn pada masa Orde Reformasi
4. Jelaskan alasan logis perubahan nama PKn menjadi PPKn

Lalu Sumardi & M. Ismail 8

Anda mungkin juga menyukai