Anda di halaman 1dari 6

UJIAN TENGAH SEMESTER (UAS)

DASAR KONSEP PPKn


NAMA : MAHARANI

NIM : E1B020080

KELAS : 1C

1. Jika gunung “Rinjani, Semeru, Agung, Tambora” adalah nama dan “gunung” adalah
konsep maka apakah yang menjadi karakteristik yang mebedakan antara nama dan
konsep? Berikan penjelasan anda.
2. Dua dikotomi istilah yang sering diperbincangkan banyak orang adalah “ilmu” dan
“pengetahuan”. Identifikasilah perbedaan ilmu dan pengetahuan dilihat dari objek kajian
(ontologi), metode penyusunan informasinya (epistemologi), dan kegunaannya
(epistemologi).
3. Dalam sejarah perkembangan kurikulum pendidikan Indonesia, nama mata pelajaran
PPKn yang kita gunakan saat ini mengalami perubahan nama silih berganti. Uraikan
perbedaan kurikulum PPKn dalam kurikulum KTSP dengan kurikulum KBK.
4. PPKn merupakan mata pelajaran yang bersifat multi disipliner. Jelaskan apa yang
dimaksud dengan “PPKn mata pelajaran yang bersifat multi disipliner? Ilmu apa saja
yang menyusun mata pelajaran PPKn?
5. Setiap mata pelajaran memiliki tujuan dan urgensinya masing-masing. Uraikan tujuan
PPKn dilihat dari aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Jelaskan pula urgensi
PPKn berdasarkan skala prioritas keurgensiannya.

Jawab

1. Karakteristik yang membadakan antara nama dengan konsep. Pertama, nama tidak dapat
didefinisikan artinya, nama nama tidak bisa diberikan penjelasan karena nama bersifat
personal bukan umum. Seperti nama gunung “Rinjani, Semeru, Agung, Tambora” nama-
nama gunung tersebut, meskipun sama-sama gunung tapi karakteristikny berbeda-beda.
Seperti gunung Rinjani, gunung Semeru, gunung Agung, gunung Tambora, keempat nama
gunung tersebut memiliki letak perbedaan dari segi letaknya, tinggi-rendahnya, dan
kondisinya. Sehingga tidak bisa dirumuskan pengertiannya dan menjadi kebenaran umum
sedangkan konsep dapat didefinisikan, artinya konsep dapat dijelaskan dengan rinci sesuai
dengan karakteristiknya. Seperti “gunung” dapat didefinisikan sebagai “ daratan yang
menjulang tinggi yang terbentuk karena tumbukan lempeng bumi”. Artinya, dimana saja
gunung berada, definisi serta cirri-ciri umumnya tetap sama yaitu daratan yang menjulang
tinggi yang tebentuk karena tumbukan lempeng bumi. Sehingga semua orang akan memiliki
persepsi yang sama tentang gunung. Kedua, nama bersifat khusus atau yaitu, merujuk pada
satu obyek saja. Seperti, nama “gunung Rinjani”, ini akan mewakili karakteristik dari gunung
Rinjani itu saja, tidak bisa digunakan untuk menjelaskan karakteristik nama gunung yang lain
seperti, gunung Agung, gunung Semeru, dan gunung Tambora, meskipun sama-sama sebagai
gunung. Sedangkan, konsep bersifat umum. Artinya, dimana saja orang belajar mengenai
konsep maka mereka akan mendapat penjelasan yang sama tentang konsep tersebut. Seperti
“gunung” sebagai konsep, dimana saja orang mempelajari karakteristik gunung maka mereka
akan mendapatkan penjelasan yang sama tentang karakteristik gunung baik bagi masyarakat
Lombok dan masyarakat Sumbawa akan memiliki persepsi yang sama tentang karakteristik
gunung yaitu daratan yang menjulang tinggi yang terbentuk karena tumbukan lempeng bumi.
Ketiga, nama hanya merujuk pada satu obyek saja, seperti nama gunung Rinjani, walaupun
ada sepuluh nama gunung dengan nama Rinjani didunia tetapi, karakteristik dari masing-
masing gunung Rinjani tersebut berbeda-beda, dan gunung-gunung Rinjani tersebut memiliki
karakteristik masing-masing yang tidak bisa diwakilkan dengan obyek yang lainnya
walaupun namanya sama. Sedangkan, konsep merujuk pada banyak obyek dengan cirri yang
sama. Artinya, walaupun satu istilah tapi merujuk pada banyak obyek. Seperti “gunung”, ada
banyak sekai gunung di dunia tetapi karakteristik umumnya sama antara gunung yang satu
dengan gunung yang lain.
2. Perbedaan ilmu dan pengetahuan :
- Perbedaan ilmu dan pengetahuan dilihat dari objek kajian (ontologi). Ilmu memiliki
objek/sumber yang jelas sedangkan pengertahuan tidak memiliki objek yang jelas. Ilmu
adalah kumpulan pengetahuan tetapi pengetahuan bukan kumpulan dari ilmu. Ilmu
mencakup obyek material dan obyek formal. Obyek material merupakan sesuatu hal yang
dijadikan sasaran pemikiran, sesuatu hal yang diselidiki atau sesuatu hal yang dipelajari.
Obyek material mencakup hal konkrit misalnya manusia, tumbuhan, batu ataupun hal-hal
yang abstrak seperti ide-ide, nilai-nilai, dan kerohanian. Obyek formal adalah cara
pandang, cara meninjau yang dilakukan oleh peneliti terhadap obyek materialnya serta
prinsip-prinsip yang digunakan.
- Perbedaan ilmu dan pengetahuan dilihat dari metode penyusunan informasinya
(epistemologi). Ilmu disusun menurut kaidah ilmiah sehingga pengetahuan yang di peroleh
membentuk suatu konsep mengenai sesuatu yang di teliti, yang kemudian di kenal dengan
istilah ilmu. Penyusunan informasi dari ilmu berasal dari penyelidikan yang sistematis dan
obyektif mengenai sesuatu atau gejala tertentu, berdasarkan buku, jurnal, atau hasil
penelitian. Sedangkan pengetahuan tidak disusun menurut kaedah ilmiah artinya
pengetahuan merupkan suatu informasi yang diperoleh berdasarkan hasil tahu tanpa ada
penyelidikan atau metode berkelanjutan untuk memastikan kebenarannya sehingga
pengetahuan tidak dapat di pastikan kebenarannya. Penyusunan informasi dari
pengetahuan dapat berasal dari keyakinan seseorang ataupun orang banyak.
- Perbedaan ilmu dan pengetahuan dilihat dari kegunaannya (epistemologi). Ilmu dapat di
gunakan sebagai sumber ilmu pengetahuan yang dapat diterapkan dalam kehidupan karena
memiliki kebenaran yang terpercaya sedangkan pengetahuan dapat digunakan untuk
memahami, menjelaskan dan meramal suatu obyek, peristiwa atau gejala yang terjadi.
3. Perbedaan kurikulum PPKn dalam kurikulum KTSP dengan kurikulum KBK.
Dengan berlakunya Undang-undang Sistem pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003,
diberlakukan kurikulum yang dikenal dengan nama Kurikulum Berbasis Kompetensi(KBK)
tahun 2004 dimana Pendidikan Kewarganegaraan berubah nama menjadi Kewarganegaraan.
Sedangkan pada kurikulum KTSP namanya berubah kembali menjadi Pendidikan
Kewarganegaraan, dimana secara substansi tidak terdapat perubahan yang berarti, hanya
kewenangan pengembangan kurikulum yang diserahkan pada masing-masing satuan
pendidikan.
4. “PPKn mata pelajaran yang bersifat multi disipliner” artinya, mata pelajaran PPKn
merupakan mata pelajaran yang tersusun atas disiplin ilmu yang lain. Dalam materi PPKn
tersusun atas berbagai disiplin ilmu sosial seperti, ilmu hukum, ilmu sosiologi, ilmu politik,
dan sejarah. Dimana, materi PPKn tersusun dari beberapa disiplin ilmu tersebut, seperti
nasionalisme dari ilmu sejarah, pemilu dari ilmu politik, hak dan kewajiban dari ilmu hukum,
dan kedisiplinan, kerja keras dan gotong royong dari ilmu sosiologi.
5. Tujuan PPKn dilihat dari aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
- Dilihat dari aspek pengetahuan PPKn bertujuan agar peserta didik dapat memahami dan
melaksanakan hak dan kewajiban secara santun, jujur dan demokrasi serta ikhlas sebagai
Warga Negara Indonesia terdidik dan bertanggung jawab. Mengetahui makna dari setiap
materi yang dipelajari dalam mata pelajaran PPKn seperti ilmu politik, ilmu hukum, ilmu
sosiologi, ilmu sejarah, dan lainnya.
- Dilihat dari aspek keterampilan, mata pelajaran PPKn bertujuan agar peserta didik menguasai
dan memahami berbagai masalah dasar dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, serta dapat memiliki keteramilan dalam mengatasinya dengan pemikiran kritis dan
bertanggung jawab yang berdasarkan Pancasila, Wawasan Nusantara, dan ketahanan
nasional.
- Dilihat dari aspek sikap, mata pelajaran PPKn bertujuan agar peserta didik memiliki sikap
dan perilku yang sesuai dengan nilai-nilai perjuangan, cinta tanah air, serta rela berkorban
bagi nusa dan bangsa.
Dimana, PPKn merupakan mata pelajaran yang secara umum bertujuan untuk mengembagan
individu warga Negara Indonesia, sehingga memiliki wawasan, pengetahuan, dan
keterampilan kewarganegaraan yang memadai dan memungkinkan untuk berpartisipasi
secara cerdas dan bertanggung jawab dalam berbagai kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Hal ini mempertegas pasal 39 ayat (1) Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
Tentang sistem pendidikan nasional yaitu “pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk
membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah
air”.

Urgensi PPKn berdasarkan skala prioritas keurgensiannya :

Bagi peserta didik PPKn sangat urgent, yaitu;

- Meningkatkan kemampuan berpikir kritis yang merupakan kemampuan yang sangat esensial
untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya.
Keterkaitan berpikir kritis dalam pembelajaran adalah perlunya mempersiapkan siswa agar
menjadi pemecah masalah yang tangguh, pembuat keputusan yang matang, dan orang yang
tak pernah berhenti belajar. Penting bagi siswa untuk menjadi seorang pemikir mandiri
sejalan dengan meningkatnya jenis pekerjaan di masa yang akan datang yang membutuhkan
para pekerja handal yang memiliki kemampuan berpikir kritis.
- Meningkatkan kemampuan berfikir analitis untuk mendorong kemampuan siswa untuk
menguraikan atau memisahkan suatu hal ke dalam bagian-bagiannya dan dapat mencari
keterkaitan antara bagian-bagian tersebut, kemampuan memisahkan materi (informasi) ke
dalam bagian-bagiannya yang perlu, mencari hubungan antarabagian-bagiannya, mampu
melihat (mengenal) komponenkomponennya, bagaimana komponen-komponen itu
berhubungan dan terorganisasikan, membedakan fakta dari hayalan.
- Meningkatkan kemampuan berfikir logis (rasional) peserta didik agar peserta didik mengerti
suatu hal atau permasalahan sesuai dengan kenyataan dan realitas yang ada.
- Meningkatkan perilaku positif yang mencerminkan nilai-nilai positif seperti, kesopanan,
ketekunan, disiplin, tenggang rasa dan kepedulian.
Pendidikan kewarganegaraan sangat urgent dengan tujuan untuk mengembangkan peseta
didik agar mampu berperan aktif sebagai warga negara dalam kontek bela Negara.
Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia
yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air, dalam kontek pendidikan nasional
pendidikan kewarganegaraan dijadikan sebagai wadah dan instrument untuk menwujudkan
tujuan pendidikan nasional yaitu perkembangan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab.
Referensi :

Sumardi, dan Ismail, Muhammad.2020. Buku Ajar Dasar dan Konsep PPKn. Universitas
Mataram.

Liliana. 2018. Ilmu Dan Pengetahuan:https://sites.google.com/site/blogilmupengetahuan/artikel-


pengetahuan/objekilmupengetahuan ( Di akses 22 November 2020)

Anda mungkin juga menyukai