Anda di halaman 1dari 7

MATERI PERKULIAHAN KE- 1

POKOK BAHASAN : Orientasi Program Perkuliahan

TUJUAN : Mahasiswa diharapkan memahami berbagai asumsi pendidikan


baik yang bersifat ilmiah, filosofis, maupun yuridis, memiliki
sikap positif terhadap pendidikan, serta mampu
mengaplikasikannya dalam rangka praktek maupun studi
pendidikan lebih lanjut.

MATERI POKOK:
A. Deskripsi Mata Kuliah

Mata kuliah Landasan Pendidikan tergolong Matakuliah Kompetensi Khusus (MKK)


yang merupakan bagian dari keseluruhan kurikulum pendidikan tenaga kependidikan. Mata
kuliah ini diberikan pada semester 1 dengan bobot 2 sks. Mata kuliah ini menyajikan
bahasan tentang berbagai asumsi pendidikan. Materi kuliah meliputi: (1) konsep landasan
pendidikan;
(2) implikasi hakikat manusia terhadap pendidikan; (3) pengertian pendidikan; (4)
pendidikan sebagai ilmu dan seni; (5) landasan filosofis pendidikan; (6) landasan psikologis
pendidikan;
(7) landasan sosiaologis dan antropologis pendidikan; (8) landasan historis pendidikan; (9)
dan landasan yuridis pendidikan.
Sesuai dengan visi dan misi FKIP Universitas Siliwangi, misi Pendidikan antara
lain adalah menyelenggarakan pendidikan untuk menyiapkan pendidik (guru) professional.
Sehubungan dengan itu, sebagai salah satu mata kuliah dasar profesi, mata kuliah landasan
pendidikan adalah penting dan relevan dalam rangka mewujudkan kompetensi guru pada
diri para calon guru.
Setelah mengikuti perkuliahan secara tertib dan sungguh-sungguh, mahasiswa
diharapkan memahami berbagai asumsi pendidikan baik yang bersifat ilmiah, filosofis,
maupun yuridis, memiliki sikap positif terhadap pendidikan, serta mampu
mengaplikasikannya dalam rangka praktek maupun studi pendidikan lebih lanjut.
Kemudian peta konsep mata kuliah ini, menggambarkan konsep-konsep pokok
materi yang terdapat hubungan dan mengikat satu konsep dengan konsep lainnya. Maka
bagan arus peta harus dapat mempresentasikan hal-hal yang paling penting atau gambaran
umum tentang bagian-bagian materi yang akan diajarkan secara logis, sistematik, dan
terstruktur selama satu semester. Peta konsep ditampilkan dalam bentuk bagan arus sehingga
mahasiswa dapat mengetahui maksud, orientasi, arah materi-materi kuliah, dan kompetensi
yang akan dicapai dalam satu semester.
Setelah mengikuti perkuliahan selama satu semester secara tertib dan sungguh-
sungguh, mahasiswa diharapkan dapat memahami: (1) Konsep landasan pendidikan; (2)
Prinsip-prinsip antropologis filosofis pendidikan; (3) Pengertian pendidikan; (4) Pendidikan
sebagai ilmu dan seni; (5) Asumsi-asumsi filosofis pendidikan; (6) Asumsi-asumsi psikologi
pendidikan; (7) Asumsi-asumsi sosiologis dan antropologis pendidikan; (8) Asumsi-asumsi
historis pendidikan; dan (9) Asumsi-asumsi yuridis pendidikan.
Indikator pencapaian kompetensi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat merumuskan landasan pendidikan, mengidentifikasi jenis-jenis
landasan pendidikan, menjelaskan fungsi landasan pendidikan dalam praktek dan studi
pendidikan, menjelaskan kegunaan landasan pendidikan bagi pendidik.

1
2. Mahasiswa dapat : menjelaskan hakikat manusia, mengidentifikasi prinsip-prinsip
antropologi filosofis keharusan pendidikan, dan mengidetifikasi prinsip-prinsip
antropologi filosofis kemungkinan pendidikan.
3. Mahasiswa dapat membandingkan konsep pendidikan dalam arti luas dan sempit,
mengidentifikasi definisi pendidikan menurut tinjauan empat disiplin ilmu, memahami
konsep pendidikan berdasarkan pendekatan sistem, memahami konsep pendidikan
berdasarkan pendekatan sistem, memahami konsep pendidikan berdasarkan pendekatan
fenomenologi, menjelaskan implikasi konsep hakikat manusia terhadap konsep
pendidikan.
4. Mahasiswa dapat membedakan antara studi pendidikan dan praktek pendidikan,
menjelaskan definisi ilmu pendidikan, menjelaskan asumsi-asumsi pendidikan sebagai
seni, menjelaskan makna pendidikan sebagai paduan ilmu dan seni.
5. Mahasiswa dapat menjelaskan asumsi perlunya landasan filosofis pendidikan idealism,
realism, dan pragmatism, menjelaskan landasan pendidikan nasional (pancasila)
6. Mahasiswa dapat menjelaskan tahap perkembangan individu, menjelaskan tugas
perkembangan individu, menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
individu, menjelaskan implikiasi tahap dan tugas perkembangan individu terhadap
pendidikan, mengidentifikasi berbagai teori belajar, membandingkan teori belajar dan
impliksinya terhadap pendidikan
7. Mahasiswa dapat mengidentifikasi asumsi pentingnya sosialisasi dan enkulturasi dalam
suatu masyarakat, menjelaskan pendidikan sebagai pranata sosial, menjelaskan fungsi-
fungsi pendidikan dalam konteks masyarakat dan kebudayaannya, membandingkan
karakteristik lembaga pendidikan informal, formal, dan non formal, menjelaskan konsep
pendidikan berdasarkan orientasi pola-pola kegiatan sosial, mengidentifikasi tipe-tipe
guru berdasarkan pola sikapnya terhadap siswa
8. Mahasiswa dapat menjelaskan keadaan sosial budaya masyarakat pada zaman purba
hingga zaman pemerintahan kolonial Belanda, menjelaskan implikasi keadaan sosial
budaya masyarakat pada zaman purba hingga zaman kolonial Belanda terhadap
pendidikan, menjelaskan pendidikan kaum pergerakan kebangsaan sebagai sarana
perjuangan kemerdekaan dan penyelenggaraan pendidikan nasional, menjelaskan keadaan
pendidikan zaman pendudukan militerisme Jepang, menjelaskan pendidikan Indonesia
periode 1945- 1969, menjelaskan pendidikan Indonesia pada masa Pembangunan Jangka
Panjang (PJP) I
9. Mahasiswa dapat mengidentifikasi jenis landasan yuridis sistem pendidikan nasional,
mengidentifikasi isi UUD 1945 berkenaan dengan pendidikan, mengidentifikasi isi UU
RI No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, mengidentifikasi PP RI No.
19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, dan mengidentifikasi isi UU RI
No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
MATERI PERKULIAHAN KE 2

POKOK BAHASAN : Konsep Dasar Landasan Pendidikan

TUJUAN : Setelah mengikuti perkuliahan, para mahasiswa diharapkan


memahami pengertian landasan pendidikan, berbagai jenis
landasan pendidikan dan fungsi landasan pendidikan dalam
rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan.

A. MATERI POKOK:
1. Pengertian Landasan Pendidikan

Dalam kegiatan belajar ini akan mengkaji tiga permasalahan pokok, yaitu
pengertian landasan pendidikan, jenis-jenis landasan pendidikan dan fungsi landasan
pendidikan. Kajian dalam pokok permasalahan pertama meliputi definisi landasan, definisi
pendidikan, dan definisi landasan pendidikan. Kajian dalam pokok permasalahan kedua
meliputi empat jenis landasan pendidikan berdasarkan sumbernya, dan dua jenis landasan
pendidikan berdasarkan sifat isi asumsinya. Adapun kajian dalam pokok permasalahan
ketiga berkenaan dengan fungsi landasan pendidikan bagi pendidik (guru) dalam
melaksanakan peranannya. Dengan demikian, setelah mempelajari kegiatan belajar ini,
Anda akan dapat menjelaskan pengertian landasan pendidikan, dapat mengidentifikasi
jenis-jenis landasan pendidikan, dan dapat menjelaskan fungsi landasan pendidikan bagi
pendidik (guru).
Secara leksikal, landasan berarti tumpuan, dasar atau alas, karena itu landasan
merupakan tempat bertumpu atau titik tolak atau dasar pijakan. Titik tolak atau dasar
pijakan ini dapat bersifat material (contoh: landasan pesawat terbang); dapat pula bersifat
konseptual (contoh: landasan pendidikan). Landasan yang bersifat koseptual identik
dengan asumsi, adapun asumsi dapat dibedakan menjadi tiga macam asumsi, yaitu
aksioma, postulat dan premis tersembunyi. Pendidikan antara lain dapat dipahami dari dua
sudut pandang, pertama dari sudut praktek sehingga kita mengenal istilah praktek
pendidikan, dan kedua dari sudut studi sehingga kita kenal istilah studi pendidikan.
Praktek pendidikan adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang atau lembaga dalam
membantu individu atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan pedidikan. Kegiatan
bantuan dalam praktek pendidikan dapat berupa pengelolaan pendidikan (makro maupun
mikro), dan dapat berupa kegiatan pendidikan (bimbingan, pengajaran dan atau latihan).
Studi pendidikan adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang dalam rangka
memahami pendidikan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa landasan
pendidikan adalah asumsi-asumsi yang menjadi dasar pijakan atau titik tolak dalam rangka
praktek pendidikan dan atau studi pendidikan.

2. Jenis-jenis Landasan Pendidikan

Ada berbagai jenis landasan pendidikan, berdasarkan sumber perolehannya kita


dapat mengidentifikasi jenis landasan pendidikan menjadi:
a. Landasan religius pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari religi atau
agama yang menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi
pendidikan.
b. Landasan filosofis pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari filsafat yang
menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan.
3
c. Landasan ilmiah pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari berbagai cabang
atau disiplin ilmu yang menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau
studi pendidikan. Tergolong ke dalam landasan ilmiah pendidikan antara lain: landasan
psikologis pendidikan, landasan sosiologis pendidikan, landasan antropologis
pendidikan, landasan historis pendidikan, dsb. Landasan ilmiah pendidikan dikenal pula
sebagai landasan empiris pendidikan atau landasan faktual pendidikan.
d. Landasan yuridis atau hukum pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari
peraturan perundang-undangan yang berlaku yang menjadi titik tolak dalam rangka
praktek pendidikan dan atau studi pendidikan.

3. Fungsi Landasan Pendidikan

Suatu gedung dapat berdiri tegak dan kuat apabila dinding-dindingnya, atapnya,
dsb. didirikan dengan bertumpu pada suatu landasan (fondasi) yang kokoh. Apabila
landasannya tidak kokoh, apalagi jika gedung itu didirikan dengan tidak bertumpu pada
fondasi atau landasan yang semestinya, maka gedung tersebut tidak akan kuat untuk dapat
berdiri tegak. Mungkin gedung itu miring dan retak-retak, sehingga akhirnya runtuh dan
berantakan. Demikian pula pendidikan, pendidikan yang diselenggarakan dengan suatu
landasan yang kokoh, maka praktiknya akan mantap, benar dan baik, relatif tidak akan
terjadi kesalahan- kesalahan yang dapat merugikan, sehingga praktik pendidikan menjadi
efisien, efektif, dan relevan dengan kebutuhan individu, masyarakat dan pembangunan.
Contoh: Dalam praktik pendidikan, para guru antara lain dituntut agar
melaksanakan peranan sesuai semboyan “tut wuri handayani”. Untuk itu, para guru
idealnya memahami dan meyakini asumsi-asumsi dari semboyan tersebut. Sebab jika
tidak, sekalipun tampaknya guru tertentu berbuat “seperti” melaksanakan peranan sesuai
semboyan tut wuri handayani, namun perbuatan itu tidak akan disadarinya sebagai
perbuatan untuk tut wuri handayani bagi para siswanya. Bahkan kemungkinan perbuatan
guru tersebut bertentangan dengan semboyan, seperti: guru kurang menghargai bakat
masing-masing siswa; semua siswa dipandang sama atau tidak memiliki perbedaan
individual; guru lebih sering mengatur apa yang harus diperbuat siswa dalam rangka
belajar, guru tidak menghargai kebebasan siswa; dll. Guru berperan sebagai penentu
perkembangan pribadi siswa, guru berperan sebagai pembentuk prestasi siswa, guru
berperan sebagai pembentuk untuk menjadi siapa para siswanya di kemudian hari.
Dalam contoh ini, semboyan tinggal hanya sebagai semboyan. Sekalipun guru hafal
betul semboyan tersebut, tetapi jika asumsi-asumsinya tidak dipahami dan tidak diyakini,
maka perbuatan dalam praktik pendidikannya tetap tidak bertitik tolak pada semboyan
tadi, tidak mantap, terjadi kesalahan, sehingga tidak efisien dan tidak efektif.
Sebaliknya, jika guru memahami dan meyakini asumsi-asumsi dari semboyan tut
wuri handayani (yaitu: kodrat alam dan kebebasan siswa), maka ia akan dengan sadar dan
mantap melaksanakan peranannya. Dalam hal ini ia akan relatif tidak melakukan
kesalahan. Misalnya: guru akan menghargai dan mempertimbangkan bakat setiap siswa
dalam rangka belajar, sekalipun para siswa memiliki kesamaan, tetapi guru juga
menghargai individualitas setiap siswa. Guru akan memberikan kesempatan kepada para
siswa untuk mengatur diri mereka sendiri dalam rangka belajar, guru menghargai
kebebasan siswa. Guru membimbing para siswa dalam rangka belajar sesuai dengan
kecepatan dan kapasitas belajarnya masing- masing, dll. Pendek kata, dengan bertitik tolak
pada asumsi kodrat alam dan kebebasan yang dimiliki setiap siswa, maka perbuatan guru
dalam praktek pendidikannya adalah membimbing para siswa dalam belajar sehingga
mencapai prestasi optimal sesuai dengan bakat, minat, kecepatan dan kapasitas belajarnya
masing-masing
Mengacu kepada urian di atas dapat kita simpulkan, bahwa landasan pendidikan
berfungsi sebagai titik tolak atau tumpuan bagi para pendidik (guru) dalam rangka
praktik pendidikan dan/atau studi pendidikan. Selain itu, landasan pendidikan memiliki
kegunaan untuk menghindari terjadinya kesalahan-kesalahan baik dalam rangka praktik
maupun studi pendidikan.
Ada berbagai jenis landasan pendidikan yang perlu kita kaji, antara jenis
landasan pendidikan yang satu dengan jenis landasan pendidikan yang lainnya akan
saling melengkapi. Dalam rangka mempelajari landasan pendidikan, akan ditemukan
berbagai asumsi yang mungkin dapat kita sepakati. Sebaliknya, mungkin pula ditemukan
berbagai asumsi yang tidak dapat kita sepakati, misalnya karena bertentangan dengan
keyakinan atau pendapat yang telah kita anut. Namun demikian, hal yang terakhir ini
hendaknya tidak dijadikan alasan sehingga kita tidak mau mempelajarinya. Sebab,
semua itu justru akan memperluas dan memperjelas wawasan kependidikan kita. Hanya
saja kita mesti pandai memilah dan memilih mana yang harus ditolak dan mana yang
seharusnya diterima, kita anut dan kita aplikasikan. Ini adalah salah satu peranan pelaku
studi landasan pendidikan, yaitu membangun landasan kependidikannya sendiri.
Landasan pendidikan yang dianut itulah yang akan berfungsi sebagai titik tolak dalam
rangka praktik pendidikan dan/atau studi pendidikan.
Misi utama mata kuliah landasan-landasan pendidikan dalam pendidikan tenaga
kependidikan tidak tertuju kepada pengembangan aspek keterampilan khusus mengenai
pendidikan sesuai spesialisasi jurusan atau program pendidikan, melainkan tertuju
kepada pengembangan wawasan kependidikan, yaitu berkenaan dengan berbagai asumsi
yang bersifat umum tentang pendidikan yang harus dipilih dan diadopsi oleh tenaga
kependidikan sehingga menjadi cara pandang dan bersikap dalam rangka melaksanakan
tugasnya.
Berbagai asumsi pendidikan yang telah dipilih dan diadopsi oleh seseorang
tenaga kependidikan akan berfungsi memberikan dasar rujukan konseptual dalam rangka
praktek pendidikan dan atau studi pendidikan yang dilaksanakannya. Dengan kata lain,
fungsi landasan pendidikan adalah sebagai dasar pijakan atau titik tolak praktek
pendidikan dan atau studi pendidikan.

B. PERTANYAAN/TUGAS

1. Buatlah peta konsep tentang landasan pendidikan sebagaimana diuraikan di atas.


2. Sebutkan definisi landasan pendidikan.
3. Sebutkan empat jenis landasan pendidikan berdasarkan sumbernya.
4. Jelaskan fungsi landasan pendidikan bagi tenaga kependidikan.

Petunjuk Mengerjakan Tugas:

1. Bacalah terlebih dahulu meteri perkuliahan ke-2


2. Kuis ini adalah tugas individu
3. Tulis nama sesuai absen dan kelas dengan jelas ( contoh : Agus Sumantri FISIKA 1 Kelas A)
4. Tugas dikerjakan pada word ukuran kertas A4 dengan huruf Garamond 12
5. Dikirim ke Email : gus.suman3@gmail.com
6. Pengaturan pengumpulan tugas sbb:
a. untuk kelas A hari Senin 29 Agustus 2022
b. untuk kelas B hari Junat 30 Agustus 2022
c. untuk kelas C hari Sabtu 31 Agustus 2022

C. REFERENSI
Callahan, J.F., and Clark, L. H., (1983), Foundations of Educations, Mcmillan
Publishing New York.
Kneller, G. F, ( 1971), Foundations of education, John Wiley & Sons Inc., United States
of America.
Mudyahardjo, Redja, (1995), Filsafat Pendidikan (Sebuah Studi Ademik), Jurusan FSP
FIP IKIP Bandung.

Anda mungkin juga menyukai