Anda di halaman 1dari 8

LK 0.

1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul Modul 1 Pedagogik


Konsep Dasar Ilmu Pendidikan
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Konsep Dasar, Rasional, dan
Landasan Ilmu Pendidikan.
2. Karakteristik Peserta Didik.
3. Teori Belajar dan Implikasinya
dalam Pembelajaran.
4. Kurikulum Pendidikan di
Indonesia.
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang  KB.1 Konsep dasar , Rasional, dan
dipelajari Landasan Ilmu Pendidikan :
1. Konsep dan rasional ilmu pendidikan
menganggap manusia sebagai subjek
pendidikan artinya manusia
merupakan makhluk monopluralis
(memiliki banyak unsur kodrat/plural
seperti jiwa raga, namun merupakan
satu kesatuan/mono) dan monodualis
(bertindak sebagai makhluk pribadi
dan sosial). dalam rangkamenghadapi
era disrupsi abad 21 dan revolusi
industri 4.0 seorang pendidik dituntut
untuk mampu beradaptasi
menghadapi perubahan dan
perkembangan ilmu pengetahuam
yang luar biasa sehingga diperlukan
pendidik yang mampu bersaing
bukan hanya kepandaian tetapi
kreativitas dan kecerdasan bertindak.
2. Landasan-Landasan Ilmu Pendidikan
Berdasarkan sifatnya dibagi menjadi
dua:
(a) Landasan materil fisik atau
berwujud seperti sarana
prasarana, peserta didik, dan
lingkungan.
(b) Landasan konseptual bersifat
asumsi atau teori teori
Pendidikan.seperti: landasan
filosofis, landasan empiris, yuridis,
dan landasan religi.
- Landasan Filosofis : Landasan
filosofis pendidikan adalah
pandangan-pandangan yang
bersumber dari filsafat
pendidikan mengenai hakikat
manusia, hakikat ilmu, nilai
serta perilaku yang dinilai baik
dan dijalankan setiap lembaga
pendidikan. Filosofis artinya
berdasarkan filsafat pendidikan
- Landasan Yuridis: Landasan
yuridis pendidikan adalah
aspek-aspek hukum yang
mendasari dan melandasi
penyelenggaraan pendidikan
(Arif Rohman, 2013). Sistem
pendidikan di Indonesia diatur
oleh UndangUndang Dasar
1945 yang kemudian
dijabarkan dalam peraturan-
peraturan hukum lainnya
seperti, Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia, ketetapan
MPR. beberapa landasan
hukum sistem pendidikan di
Indonesia (Hasbullah, 2008): (1)
Pasal 31 UUD 1945 tentang
Pendidikan Nasional, (2)
Undang-Undang tentang pokok
pendidikan dan kebudayaan
- Landasan psikologi dalam
pendidikan adalah asumsi-
asumsi yang bersumber dari
studi ilmiah tentang kehidupan
manusia pada umumnya serta
gejala-gejala yang berkaitan
dengan aspek pribadi manusia
pada setiap tahapan usia
perkembangan tertentu untuk
mengenali dan menyikapi
manusia yang bertujuan untuk
memudahkan proses
pendidikan
- Landasan sosiologis bersumber
pada norma kehidupan
masyarakat yang dianut oleh
suatu bangsa sehingga tercipta
nilai-nilai sosial yang dalam
perkembangannya menjadi
norma-norma sosial yang
mengikat kehidupan
bermasyarakat dan harus
dipatuhi oleh masing-masing
anggota masyarakat (Robandi,
2005: 26).
- Landasan Historis: Landasan
Historis Landan historis
pendidikan nasional di
Indonesa tidak terlepas dari
sejarah bangsa indonesia itu
sendiri.
- Landasan religi adalah asumsi-
asumsi yang bersumber dari
religi atau agama yang menjadi
titik tolak dalam rangka praktik
pendidikan dan atau studi
pendidikan (Hasubllah, 2008).
Landasan religius ilmu
pendidikan bertolak dari
hakikat manusia yaitu (1)
Manusia sebagai makhluk
Tuhan YME; (2) Manusia
sebagai kesatuan badan dan
rohani; (3) Manusia sebagai
makhluk individu, (4) Manusia
sebagai makhluk sosial.
3. Penerapan Landasan Ilmu Pendidikan
dalam Praktik Pendidikan.
(a) Landasan Filosofis
landasan filsafat pendidikan
dibentuk bukan hanya
mempelajari tentang filsafat,
sejarah dan teori pendidikan,
psikologi, sosiologi, antropologi,
atau displin ilmu lainnya, akan
tetapi dengan memadukan
konsep-konsep, prinsip-prinsip
serta pendekatan-pendekatanny
akepada kerangka konseptual
kependidikan. Hal ini untuk
mencapai tujuan pendidikan itu
sendiri yang seimbang, baik dari
aspek kognitif, psikomotorik dan
afektif.
(b) Landasan yuridis telah banyak
memberikan kontribusi landasan
dalam pelaksanaan praktik
pendidikan di Indonesia, sebagai
contoh adalah penerapan UU
No.20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Syarifudin,
2006). Pada pasal 33 UU tersebut
mengatur mengenai bahasa
pegantar pendidikan nasional
Indonesia yaitu menggunakan
Bahasa Indonesia, sedangkan
bahasa asing digunakan untuk
menunjang kemampuan bahasa
asing peserta didik dan bahasa
daerah digunakan dapat
digunakan sebagai pengantar
untuk mempermudah
penyampaian pengetahuan.
(c) Landasan Psikologis Penerapan
landasan psikologis dalam praktik
pembelajaran, salah satunya
dapat dilihat dari layanan
pendidikan terhadap anak dibuat
bertingkat berdasarkan
perkembangan individu yang
bertahap baik perkembangan
biologis, kognitif, afektif maupun
psikomotor, yang pada setiap
perkemangannya setiap individu
memiliki tugas-tugas yang harus
diselesaikannya
(d) Landasan Sosiologis Implikasi
landasan sosiologis dalam praktik
pendidikan dapat tercermin
melalui adanya struktur sosial di
berbagai lingkungan pendidikan
atau tri pusat pendidikan.
Implikasi landasan sosiologis di
lingkungan keluarga tercermin
dengan adanya praktik pola asuh
yang turun temurun dalam
keluarga. Contoh Orang tua rela
berkorban membiayai pendidikan
anakanaknya agar status sosial
anak meningkat.
(e) Landasan Historis : Salah satu
implikasi landasan historis dalam
pendidikan adalah lahirnya
pancasila, sebelum dirumuskan
dan disahkan menjadi dasar
negara Indonesia secara obyektif
historis telah dimiliki oleh bangsa
indonesia, Contoh implementasi
Pancasila dalam praktik
pendidikan Nasional Indonesia
adalah Pancasila merupakan
konten utama dari mata pelajaran
pendidikan kewarganegaraan
(PKN) di sekolah
(f) Landasan religius Contoh
penerapan landasan religius di
sekolah adalah (1) pemberian
mata pelajaran wajib untuk
pendidikan agama, (2) guru
memberikan pengetahuan agama
kepada peserta didiknya sesuai
dengan agama/ kepercayaan yang
dianutnya, (3) guru mengajarkan
hal-hal baik seperti berdoa
sebelum dan sesudah
pembelajaran, (4) mengarahkan
peserta didik untuk taat kepada
Tuhan Yang Maha Esa seperti
melaksanakan ibadah bersama
atau berjamaah di sekolah, (5)
Melaksanakan nilai-nilai religius
di sekolah dalam pendidikan
karakter dan kegiatan keagamaan
seperti kegiatan ekstrakulikuler.

 KB. 2 Karakteristik Peserta Didik


1. Pengertian karakteristik peserta didik
Karakteristik peserta didik dapat
diartikan keseluruhan pola kelakukan
atau kemampuan yang dimiliki
peserta didik sebagai hasil dari
pembawaan dan lingkungan, sehingga
menentukan aktivitasnya dalam
mencapai cita-cita atau tujuannya.
2. Ragam karakteristik peserta didik
Karakteristik peserta didik meliputi:
Etnik, kultural, status sosial, minat,
perkembangan kognitif, kemampuan
awal, gaya belajar, motivasi,
perkembangan emosi, perkembangan
sosial, perkembangan moral dan
spiritual, dan perkembangan motorik.
3. Manfaat mengenal karakteristik
sebagai pijakan dalam pembelajaran
(a) Mengetahui kelebihan yang
dimiliki oleh peserta
didik.sehingga dapat
meningkatkannya.
(b) Mendeteksi lelemahan mereka
sehingga dapat memperbaikinya.
(c) Mengetahui potensi-potensi yang
ada pada diri mereka dan
mengoftimalkannya untuk
kesuksesan di masa yang akan
datang.

 KB. 3 Teori Belajar dan Implikasinya


dalam Pembelajaran.
1. Teori belajar Behavioristik dan
implikasinya dalam pembelajaran.
(a) Pandangan Teori Belajar
Behavioristik
Behavioristik memandang
bahwa belajar merupakan
perubahan tingkah laku
sebagai akibat dari adanya
interaksi antar stimulus dan
respon (Robert, 2014).
(b) Implikasi teori behavioristik
dalam kegiatan pembelajaran
tergantung dari beberapa hal
seperti: tujuan pembelajaran,
sifat materi pelajaran,
karakteristik peserta didik,
media dan fasilitas
pembelajaran yang tersedia
2. Teori belajar Kognitif dan
implikasinya dalam pembelajaran
(a) Pandangan Teori Belajar
Kognitif
Menurut psikologi kognitif,
belajar dipandang sebagai
usaha untuk mangerti sesuatu.
Usaha itu dilakukan secara
aktif oleh peserta didik.
(b) Implikasi Teori Kognitif dalam
Kegiatan Pembelajaran
Teori kognitif menekankan
pada proses perkembangan
peserta didik. Meskipun proses
perkembangan peserta didik
mengikuti urutan yang sama,
namun kecepatan dan
pertumbuhan dalam proses
perkembangan itu berbeda..
3. Teori belajar Konstruktivistik dan
implikasinya dalam pembelajaran
(a) Pengertian Belajar Menurut
Pandangan Konstruktivistik
teori belajar konstruktivistik
memahami belajar sebagai
proses pembentukan
(kontruksi) pengetahuan oleh
peserta didik itu sendiri
(b) Implikasi Teori Belajar
konstruktivistik dalam
Pembelajaran.
implikasi teori konstruktivistik
jika dikaitkan dengan
pembelajaran proses
pembelajaran modern adalah
berkembangnya pembelajaran
dengan web (web learning) dan
pembelajaran melalui social
media (social media learning).
4. Teori belajar Humanistik dan
implikasinya dalam pembelajaran
(a) Pengertian Belajar Menurut
Teori Belajar Humanistik
Menurut teori humanistik,
proses belajar harus dimulai
dan ditujukan untuk
kepentingan memanusiakan
manusia itu sendiri.
(b) Implikasi Teori Belajar
Humanistik dalam Kegiatan
Pembelajaran
Karena sifatnya yang ideal,
yaitu memanusiakan manusia,
maka teori humanistik mampu
memberikan arah terhadap
semua komponen
pembelajaran untuk
mendukung tercapainya tujuan
tersebut.

 KB. 4 Kurikulum Pendidikan di


Indonesia
1. Konsep dasar kurikulum
(a) Kurikulum sebagai daftar mata
pelajaran
(b) Kurikulum sebagai pengalaman
belajar siswa
(c) Kurikulum sebagai rencana atau
program belajar
2. Pembaharuan kurikulum di
Indonesia:
(a) kurikulum sebagai rencana
pelajaran (kurikulum 1947 –
1968),
(b) kurikulum berbasis pada
pencapaian tujuan (kurikulum
1975 – 1994)
(c) kurikulum berbasis kompetensi
(kurikulum 2004 – 2013).
3. Peran, Fungsi dan komponen
kurikulum
Peran Kurikulum
(a) Peran konservatif menekankan
bahwa kurikulum dijadikan
sebagai sarana untuk
mentransmisikan nilai-nilai
budaya masa alalu yang dianggap
masih sesuai dengan masa kini.
(b) Peran kreatif menekankan bahwa
kurikulum harus mampu
mengembangkan sesuatu
kebaruan yang sesuai dengan
perubahan tersebut.
(c) Peran kritis dan evaluatif
kurikulum tidak hanya
mewariskan nilai dan budaya
melainkan juga berperan untuk
menilai dan memilih nilai budaya
serta pengetahuan baru yang
akan diwariskan.
Fungsi Kurikulum
(a) fungsi pendidikan umum
(common and general education)
(b) suplementasi (suplementation),
(c) eksplorasi dan 4) keahlian
Komponen Kurikulum
(a) tujuan
(b) isi
(c) aktivitas belajar
(d) evaluasi
4. Hakikat pengembangan kurikulum
pengembangan kurikulum pada
hakikatnya adalah proses
penyusunan rencana tentang isi dan
bahan pelajaran yang harus dipelajari
serta bagaimana harus
mempelajarinya. Namun, dalam
rangka proses pengembangan
kurikulum ini harus berangkat dari
visi, misi, serta tujuan yang ingin
dicapai oleh masyarakat.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi
implementasi kurikulum
(a) Guru
(b) Peserta didik
(c) Sarana dan Fasilitas
(d) Lingkungan sekolah
(e) Budaya dan ideologi sekolah
6. Strategi penerapan kurikulum dan
tantangannya di masa depan
(a) Kesiapan guru menerima
perubahan
(b) Keterbukaan pola berpikir
Tantangan di masa depan
(a) Bonus demografi
(b) Teknologi di ruang kelas
(c) Globalisasi dan perubahan
kebijakan pendidikan
(d) Pendidikan abad 21
2 Daftar materi yang sulit 1. Teori -teori belajar beserta implikasinya
dipahami di modul ini
3 Daftar materi yang sering 1. Perbedaan teori belajar
mengalami miskonsepsi

Anda mungkin juga menyukai