4. KB 4. Kurikulum pendidikan di
Indonesia
Istilah kurikulum digunakan pertama
kalinya pada dunia olahraga pada zaman
Yunani kuno yaitu curere yang artinya
adalah lintasan, atau jarak yang harus
ditempuh oleh seorang pelari. Lintasan
tersebut terbentang mulai dari start
sampai dengan finish. Istilah tersebut
digunakan dalam bidang pendidikan yang
di asumsikan sebagai sebagai serangkaian
mata pelajaran yang harus dipelajari oleh
peserta didik mulai dari awal sampai
dengan mengakhiri program pendidikan.
Para ahli pendidikan memiliki
penafsiran yang berbeda tentang
kurikulum. namun demikian, dalam
penafsiran yang berbeda itu, ada juga
kesamaannya. Kesamaaan tersebut
adalah, bahwa kurikulum berhubungan
erat dengan usaha mengembangkan
peserta didik sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai. Dari beberapa konsep,
pada dasarnya kurikulum dianggap
sebagai mata pelajaran, pengalaman
belajar dan sebagai perencanaan program
pembelajaran.
a. Pembaharuan kurikulum di Indonesia
Perkembangan kurikulum yang terjadi
di Indonesia setelah Indonesia
merdeka pada tahun 1945, setidaknya
kita telah mengalami sepuluh kali
perubahan kurikulum. Mulai dari
kurikulum 1947, 1952, 1964, 1968,
1975, 1984, 1994, kurikulum berbasis
kompetensi 2004, KTSP 2006 dan
kurikulum 2013. Indonesia telah
banyak belajar dari kurikulum-
kurikulum tersebut. Dari kesepuluh
kurikulum tersebut jika dilihat dari
jenisnya terbagi menjadi 3 yaitu : 1)
kurikulum sebagai rencana pelajaran
(kurikulum 1947 – 1968), 2)
kurikulum berbasis pada pencapaian
tujuan (kurikulum 1975 – 1994) dan 3)
kurikulum berbasis kompetensi
(kurikulum 2004 – 2013).
b. Peran, Fungsi, dan Komponen
Kurikulum
Perubahan kurikulum hanya sebatas
nama dan dokumen tetapi belum
terjadi sampai kepada membumikan
ide dari suatu perubahan kurikulum
tersebut ke ruang-ruang kelas dan ke
lingkungan sekolah. Menurut Hamid
(1998) kegagalan tersebut disebabkan
kekeliruan dalam menghayati peran
dan fungsi dari sebuah kurikulum.
Kita hanya terjebak pada pengertian
kurikulum sebagai dokumen dan
seperangkat rencana saja. Sebagai
salah satu komponen penting dalam
sistem pendidikan, paling tidak
kurikulum memiliki tiga peran (Wina
Sanjaya;2008) yaitu peran konservatif,
peran kreatif dan peran kritis evaluatif.
c. Hakikat Pengembangan Kurikulum
Menurut David Pratt (1980) dalam
Sanjaya, istilah desain lebih mengena
dibandingkan dnegan pengembangkan
yang mengatur suatu tujuan atau
usaha. Atas dasar itu, maka
pengembangan kurikulum Atas dasar
itu, maka pengembangan kurikulum
(curriculum development atau curriculu
planning ) adalah proses atau kegiatan
yang disengaja dan dipikirkan untuk
menghasilkan sebuah kurikulum
sebagai pedoman dalam proses dan
penyelenggaraan pembelajaran oleh
guru di sekolah.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi
implementasi kurikulum
Menurut Chaudry (2015) faktor yang
mempengaruhi implementasi
kurikulum adalah faktor guru, peserta
didik, sarana dan fasilitas, lingkungan
sekolah, peminatan grup, budaya dan
ideologi, supervisi pembelajaran, dan
proses asesmen sebelum pelaksanaan
sebuah implementasi kurikulum.