Anda di halaman 1dari 12

LK 0.

1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul KONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Konsep Dasar, Rasional, dan Landasan Ilmu Pendidikan
2. Karakteristik Peserta Didik
3. Teori Belajar dan Implikasinya dalam Pembelajaran
4. Kurikulum Pendidikan Di Indonesia
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang KB 1. Konsep Dasar, Rasional, dan Landasan Ilmu
dipelajari Pendidikan
1. Sebagai subjek pendidikan, manusia memiliki banyak
definisi salah satunya dijelaskan oleh Notonagoro yang
mendefinisikan manusia sebagai makhluk monopluralis
sekaligus monodualis
2. makhluk monopluralis berarti manusia itu mempunyai
banyak unsur kodrat (plural) yaitu jiwa dan raga, namun
merupakan satu kesatuan (mono)
3. makhluk monodualis yaitu makhluk yang terdiri dari dua
sifat yaitu sebagai makhluk pribadi dan sosial (dualis),
tetapi juga merupakan kesatuan yang utuh (mono).
4. Pendidikan diartikan sebagai bantuan yang diberikan oleh
orang dewasa kepada orang yang belum dewasa, agar orang
tersebut mencapai kedewasaan
5. Dalam bahasa Yunani pendidikan juga dikenal dengan
istilah “Paedagogiek” (pedagogik) yang artinya ilmu
menuntun anak
6. Ilmu pendidikan adalah ilmu yang mempelajari suasana dan
proses pendidikan yang berusaha memecahkan masalah
yang terjadi di dalamnya sehingga mampu menawarkan
pilihan tindakan mendidik yang efektif (Arif Rohman,
2011).
7. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan pemahaman
terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya.
8. Guru yang kompeten adalah guru yang menguasai softskill
dan hardskill. Keseimbangan kompetensi tersebut
menjadikan guru sebagai agen perubahan mampu
menyelesaikan masalah pendidikan sebagai dampak
kemajuan zaman.
9. Landasan merupakan suatu dasar pijakan atau fondasi
tempat berdirinya sesuatu.
10.Landasan material lebih bersifat fisik atau berwujud seperti
sarana prasarana, peserta didik, dan lingkungan.
11.landasan konseptual lebih bersifat asumsi atau teori-teori,
contohnya adalah UUD 1945 dan teori pendidikan
12.Landasan pendidikan berfungsi sebagai titik tolak atau
acuan bagi para pendidik profesional dalam melaksanakan
praktik pendidikan.
13.Landasan Filosofis yaitu pandangan-pandangan yang
bersumber dari filsafat pendidikan mengenai hakikat
manusia, hakikat ilmu, nilai serta perilaku yang dinilai baik
dan dijalankan setiap lembaga pendidikan.
14.Landasan Yuridis yaitu aspek-aspek hukum yang mendasari
dan melandasi penyelenggaraan pendidikan. Beberapa
diantaranya yaitu pasal 31 UUD 1945 tentang pendidikan
nasional, undang-undang tentang pokok pendidikan dan
kebudayaan (UU No. 20 tahun 2003 sistem pendidikan
nasional, UU No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen,
UU No. 19 tahun 2005 tentang standar nasional
pendidikan), serta berbagai peraturan pemerintah.
15. Landasan psikologi adalah ilmu yang mempelajari gejala
kejiwaan yang ditampakkan dalam bentuk perilaku baik
manusia ataupun hewan, yang pemanfaatannya untuk
kepentingan individu atau manusia baik disadari ataupun
tidak,
16. Landasan psikologi pendidikan mencakup dua ilmu yaitu
psikologi perkembangan (mempelajari tingkah laku
individu dalam perkembangannya meliputi perkembangan
fisik, psikologi, sosial, emosional, emosi dan moral) dan
psikologi belajar (membahas faktor-faktor yang
mempengaruhi individu belajar dan bagaimana individu
belajar)
17. Landasan sosiologis landasan ini bersumber pada norma
kehidupan masyarakat yang dianut oleh suatu bangsa
sehingga tercipta nilai-nilai sosial yang berkembang
menjadi norma-norma sosial yang mengikat kehidupan
masyarakat dan harus dipatuhi anggota masyarakat.
18. Landasan historis, Landasan historis pendidikan nasional di
Indonesia tidak terlepas dari sejaran bangsa Indonesia
sendiri, yang terbentuk melalui proses sejarah yang cukup
panjang sejak zaman kerajaan hingga penjajahan.
19. Landasan Religi adalah sumsi-asumsi yang bersumber dari
religi atau agama yang menjadi titik tolak dalam rangka
praktik pendidikan dan atau studi pendidikan. Landasan ini
bertolak dari hakikat manusia yaitu:
1) Manusia sebagai makhluk Tuhan YME
2) Manusia sebagai kesatuan badan dan rohani
3) Manusia sebagai makhluk individu
4) Manusia sebagai makhluk sosial
20. Penerapan Landasan Ilmu Pendidikan dalam Praktik
Pendidikan
1. Landasan Filosofis
a. Landasan ini telah melahirkan berbagai aliran
pendidikan antara lain idealisme, realisme, dan
pragmatisme.
b. Filsafat memberi rambu-rambu yang memadai
dalam merancang serta mengimplementasikan
program pendidikan bagi guru dan tenaga
pendidikan.
2. Landasan Yuridis
Landasan yuridis telah banyak memberikan kontribusi
landasan dalam pelaksanaan praktik pendidikan di
Indonesia, antara lain UU No. 20 Tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional (pasal 33 tentang bahasa
pengantar pendidikan nasional Indonesia dan pasal 39,
40, 41, 42, 43, 44 yang mengatur pendidik dan tenaga
kependidikan).
3. Landasan Empiris
a. Landasan psikologis
Penerapan landasan psikologis dalam praktik
pembelajaran, salah satunya dari layanan
pendidikan terhadap anak yang dibuat bertingkat
berdasarkan perkembangan individu yang
bertahap baik perkembangan biologis, kognitif,
afektif maupun psikomotor.
b. Landasan sosiologis
Tercermin melalui adanya struktur sosial di
berbagai lingkungan pendidikan atau tri pusat
pendidikan (keluarga, sekolah, dan masyarakat).
c. Landasan historis
Salah satu implikasinya adalah lahirnya pancasila,
yang asal nilai-nilainya merupakan jati diri bangsa
Indonesia.
4. Landasan Religius
Kegiatan mendidik bagi guru merupakan bagian dari
ubadah, karena mendidik merupakan pengabdian yang
secara tidak langsung tertuju kepada Tuhan YME.
Selanjutnya, anak adalah amanah yang harus dijaga
dan dididik dengan nilai-nilai agama.

KB 2. Karakteristik Peserta Didik


1. Karakteristik berasal dari kata karakter yang berarti ciri,
tabiat, watak, dan kebiasaan yang dimiliki oleh seseorang
yang sifatnya relatif tetap
2. Karakteristik peserta didik adalah keseluruhan pola
kelakuan atau kemampuan yang dimiliki peserta didik
sebagai hasil dari pembawaan dan lingkungan, sehingga
menentukan aktivitasnya dalam mencapai cita-cita atau
tujuannya.
3. Pemahaman karakteristik peserta didik sangat menentukan
hasil belajar yang akan dicapai, aktivitas yang perlu
dilakukan, dan assesmen yang tepat bagi peserta didik.
4. Karakteristik peserta didik meliputi:
a. Etnik
Negara Indonesia sangat kaya akan etniknya, sehingga
pendidik dalam melakukan proses pembelajaran perlu
memperhatikan jenis etnik apa saja yang terdapat
dalam kelasnya.
b. Kultural
Implikasi dari aspek ini, pendidik dapat menerapkan
pendidikan multikultural dimana proses
pembelajarannya harus mampu menyikapi
keberagaman budaya yang ada di sekolahnya/kelasnya.
c. Status sosial
Peserta didik dengan bervariasi status ekonomi dan
sosialnya menyatu untuk saling berinteraksi dan saling
melakukan proses pembelajaran. Pendidik dituntut
untuk mampu bertindak adil dan tidak diskriminatif
terhadap variasi status sosial-ekonomi ini.
d. Minat
Yaitu rasa lebih suka, rasa ketertarikan pada suatu hal
atau aktivitas. Minat belajar merupakan faktor penting
dalam proses pembelajaran dan perlu untuk selalu
ditingkatkan, antara lain dapat dilakukan oleh pendidik
dengan menerapkan berbagai model pembelajaran
yang menyenangkan, menantang dan inovatif, serta
menggunakan beragam media pembelajaran.
e. Perkembangan kognitif
Tingkat perkembangan kognitif peserta didik
mempengaruhi guru dalam memilih dan menggunakan
pendekatan pembelajaran, metode, media, dan jenis
evaluasi.
f. Kemampuan/pengetahuan awal
Yaitu keadaan pengetahuan dan keterampilan yang
harus dimiliki terlebih dahulu oleh peserta didik
sebelum mempelajari pengetahuan dan keterampilan
baru (pengetahuan atau keterampilan yang lebih
rendah dari apa yang akan dipelajari).
g. Gaya belajar
Adalah cara yang cenderung dipilih seseorang untuk
menerima informasi dari lingkungan dan memproses
informasi tersebut.
Menurut Connell, gaya belajar dikelompokkan menjadi
tiga yaitu visual, auditif, dan kinestetik.
h. Motivasi
Yaitu suatu kondisi yang menyebabkan atau
menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi
arah dan ketahanan pada tingkah laku tersebut.
Tinggi tidaknya motivasi dalam belajar dapat terlihat
dari tiga hal yaitu:
1) kualitas keterlibatannya
2) perasaan dan keterlibatan afektif
3) upaya untuk senantiasa memelihara motivasi yang
dimiliki.
i. Perkembangan emosi
Suasana emosi membawa pengaruh pada cara kerja
struktur otak manusia dan akan berpengaruh pula pada
proses dan hasil belajar. Oleh karena itu, pendidik
dalam melakukan proses pembelajaran perlu membawa
suasana emosi yang gembira dan tidak memberi rasa
takut pada peserta didik, misalnya dengan model
pembelajaran yang menyenangkan atau belajar melalui
permainan.
j. Perkembangan sosial
Perkembangan sosial peserta didik merupakan
kemampuan peserta didik untuk menyesuaikan diri
terhadap norma-norma dan tradisi yang berlaku pada
kelompok atau masyarakat, kemampuan untuk saling
berkomunikasi dan kerja sama.
Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan
sosial antara lain:
1) Keluarga
2) Kematangan
3) Pengaruh teman sebaya
4) Sekolah
5) Status sosial ekonomi
k. Perkembangan moral dan spiritual
Perkembangan moral peserta didik dibagi menjadi tiga
tahapan:
1) Tahap preconventional (6 – 10 tahun)
Masih berorientasi pada konsekuensi fisik dari
perbuatan benar-salahnya.
2) Tahap conventional (10 – 17 tahun)
Meliputi aspek good boy orientation, orientasi
perbuatan yang baik adalah yang menyenangkan,
membantu, atau disepakati oleh orang lain, serta
orientasi anak pada aturan dan hukum.
3) Tahap postconventional (17 – 28 tahun)
Meliputi contractual legalistc orientation,
orientasi orang pada legalitas kontrak sosial.
Tahap selanjutnya yaitu conscience or principle
orientation, orientasi orang pada prinsip-prinsip
etika yang bersifat universal.
l. Perkembangan motorik
Menurut Hurlock, perkembangan motorik adalah
perkembangan gerakan jasmaniah melalui kegiatan
pusat syarat, urat syaraf, dan otot yang terkondisi.
Santrock mengelompokkan perkembangan motorik
menjadi dua, yaitu:
1) Motorik kasar
Yaitu gerakan tubuh yang menggunakan otot-
otot besar atau sebagian besar atau seluruh
anggota tubuh yang dipengaruhi oleh
kematangan anak itu sendiri.
2) Motorik halus
Yaitu gerakan yang menggunakan otot halus,
atau sebagian anggota tubuh tertentu yang
dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan
berlatih.

KB 3. Teori Belajar dan Implikasinya dalam Pembelajaran


1. Teori belajar behavioristik dikenal juga dengan teori
belajar perilaku, karena analisis yang dilakukan pada
perilaku yang tampak, dapat diukur, dilukiskan dan
diramalkan
2. Behavioristik memandang bahwa belajar merupakan
perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya
interaksi antar stimulus dan respon
3. Ciri dari teori Behavioristik adalah mengutamakan unsur-
unsur dan bagian kecil, bersifat mekanistis, menekankan
peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi
atau respon, menekankan pentingnya latihan,
mementingkan mekanisme hasil belajar, mementingkan
peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh
adalah munculnya perilaku yang diinginkan
4. Behaviorisme, pertama kali didefinisikan dengan jelas
oleh Watson seorang ahli bidang psikologi yang fokus
pada peran pengalaman dalam mengatur perilaku
5. Tokoh Behavioritik :
1) Edward Lee Thorndike (1871-1949)
Aliran Koneksionisme

2) Jhon Broades Watson (1878-1958)


Belajar menurut Watson adalah proses interaksi
antara stimulus dan respon, namun stimulus dan
respon yang dimaksud harus berbentuk tingkah laku
yang dapat diamati (observabel) dan dapat diukur
3) Edwin Ray Guthrie (1886-1959)
Guthrie mengemukakan, agar respon yang muncul
sifatnya lebih kuat, diperlukan berbagai macam
stimulus yang berhubungan dengan respon tersebut,
hukuman (punishment) memegang peranan penting
dalam proses belajar.
4) Burrhusm Frederic Skinner (1904-1990)
Teori Skinner dikenal dengan “operant
conditioning”, dengan enam konsepnya, yaitu:
penguatan positif dan negatif, shapping, pendekatan
suksetif, extinction, chaianing of respon, dan jadwal
penguatan.
6. Impliaksi Teori Behavioristik dalam Kegiatan
Pembelajaran
Peran yang harus dilakukan guru dalam proses
pembelajaran, yaitu:
1) Membentuk kebiasaan peserta didik.
2) Berhati-hati jangan sampai membentuk kebiasaan
yang nantinya harus diubah
3) Jangan membentuk kebiasaan dengan cara yang
sesuai dengan bagaimana kebiasaan itu akan
digunakan.
4) Bentuklah kebiasaan dengan cara yang sesuai dengan
bagaimana kebiasaan itu akan digunakan.
7. Teori belajar Kognitif dan implikasinya dalam
pembelajaran
1. Pandangan Teori Belajar Kognitif
Teori belajar kognitif memandang bahwa tingkah
laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta
pemahamannya tentang situasi yang berhubungan
dengan tujuan belajarnya. Belajar merupakan
perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak
selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku yang
nampak.
2. Tokoh teori Kognitif
a. Jean Piaget (1896-1980)
Proses belajar terdiri dari 3 tahap, yakni
asimilasi, akomodasi dan equilibrasi
(penyeimbangan). Asimilasi adalah proses
pengintegrasian informasi baru ke struktur
kognitif yang sudah ada. Akomodasi adalah
proses penyesuaian struktur kognitif ke
dalam siatuasi yang baru. Sedangkan
equilibrasi adalah penyesuaian
kesinambungan antara asimilasi dan
akomodasi.
Tahap Perkembangan Kogntif Piaget :

b. Jerome Bruner (1915-2016)


Menurut Bruner perkembangan kognitif
seseorang terjadi melalui tiga tahap yang
ditentukan oleh caranya melihat lingkungan,
yaitu; enactive, iconic, dan symbolic.
1) Tahap enaktif, seseorang melakukan
aktivitas-aktivitas dalam upayanya untuk
memahami lingkungan sekitarnya
2) Tahap ikonik, seseorang memahami obyek-
obyek atau dunianya melalui gambar-
gambar dan visualisasi verbal
3) Tahap simbolik, seseorang telah mampu
memiliki ide-ide atau gagasangagasan
abstrak yang sangat dipengaruhi oleh
kemampuannya dalam berbahasa dan
logika.
3. Implikasi Teori Kognitif dalam Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajarannya mengikuti prinsip-prinsip
sebagai berikut:
a. Peserta didik bukan sebagai orang dewasa yang
mudah dalam proses berpikirnya
b. Anak usia sekolah belajar menggunakan benda-
benda konkrit.
c. Keterlibatan peserta didik secara aktif
d. Untuk menarik minat dan meningkatkan retensi
belajar perlu mengkaitkan pengalaman
e. Pemahaman dan retensi menggunakan pola atau
logika tertentu, dari sederhana ke kompleks.
f. Informasi baru harus disesuaikan dan dihubungkan
dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta
didik
g. perbedaan individual pada diri peserta didik perlu
diperhatiakan,
8. Pengertian Belajar Menurut Pandangan Konstruktivistik
Pandangan konstruktivistik mengemukakan bahwa
lingkungan belajar sangat mendukung munculnya
berbagai pandangan dan interpretasi terhadap realitas,
konstruksi pengetahuan, serta aktivitas-aktivitas lain yang
didasarkan pada pengalaman.
9. Tokoh Konstrultivistik
a. Lev Vygotsky (1896-1934)
Belajar dengan bantuan orang lain dalam suatu zona
keterbatasan dirinya yaitu Zona Proksimal
Developmen (ZPD) atau Zona Perkembangan
Proksimal dan mediasi. Di mana anak dalam
perkembangannya membutuhkan orang lain untuk
memahami sesuatu dan memecahkan masalah yang
dihadapinya.
1) Hukum Genetik tentang Perkembangan
Belajar dan berkembang satu kesatuan yang
menentukan dalam perkembangan kognitif
seseorang.
2) Zona Perkembangan Proksimal
Seseorang akan dapat melakukan sesuatu yang
sebelumnya tidak bisa dia lakukan dengan
bantuan yang diberikan oleh orang dewasa
maupun teman sebayanya yang lebih
berkompeten terhadap hal tersebut.
3) Mediasi
Mediasi semiotik di mana tanda-tanda atau
lambang-lambang yang digunakan seseorang
untuk memahami sesuatu diluar
pemahamannya ini didapat dari hal yang belum
ada di sekitar kita, sedangkan Scafholding
sudah ada di suatu lingkungan
10. Implikasi Teori Belajar konstruktivistik dalam
Pembelajaran
a. Kurikulum disajikan dari keseluruhan ke konsep-
konsep yang lebih luas
b. Pembelajaran lebih menghargai pada pemunculan
pertanyaan dan ide-ide peserta didik
c. Kegiatan kurikuler lebih banyak mengandalkan pada
sumber-sumber data primer dan manipulasi bahan
d. Peserta didik dipandang sebagai pemikir-peikir yang
dapat memunculkan teori-teori tentang dirinya.
e. Pengukuran proses dan hasil belajar peserta didik
terjalin di dalam kesatuan kegiatan pembelajaran,
f. Peserta didik-peserta didik banya belajar dan beerja di
dalam group proses
g. Memandang pengetahuan adalah non objektif, berifat
temporer, selalu berubah, dan tidak menentu
h. Belajar adalah penyusunan pengetahuan, sedangkan
mengajar adalah menata lingkungan agar peserta didik
termotivasi dalam

11. Teori belajar Humanistik dan implikasinya dalam


pembelajaran
1. Pengertian Belajar Menurut Teori Belajar
Humanistik
Belajar bermakna atau “Meaningful Learning”
merupakan asimilasi bermakna. Materi yang
dipelajari diasimilasikan dan dihubungkan dengan
pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Teori
humanistik berpendapat bahwa teori belajar apapun
dapat dimanfaatkan, asal tujuannya untuk
memanusiakan manusia.
2. Tokoh Humanistik
a. David A. Kolb
Tahapan Belajar menurut Kolb
1) Pengalaman konkrit,
2) Pengamatan aktif dan reflektif
3) Konseptualisasi,
4) Eksperimen aktif
b. Peter Honey dan Alan Mumford
Penggolongan tipe peserta didik :
1) Peserta didik tipe aktivis : berpartisipasi
aktif dengan berbagai kegiatan,
2) Peserta didik tipe reflektor :berhati hati
mengambil langkah dan penuh
pertimbangan
3) Peserta didik tipe teoris : sangat kritis, suka
menganalisis, selalu berfikir rasional
menggunakan penalarannya
4) Peserta didik tipe pragmatis :sesuatu
dikatakan ada gunanya dan baik hanya jika
bisa dipraktikkan.
c. Jurgen Hubermas
Tipe belajar :
1) Technical learning (belajar teknis)
2) Practical elarning (belajar praktis)
3) Emancpatory learning (belajar
emansipatori)
d. Benjamin Samuel Bloom
Kawasan taksonomi Bloom :
1) Kawasan kognitif
a) Mengingat
b) Mengerti
c) Memakai
d) Menganalisis
e) Menilai
f) Mencipta
2) Kawasan afektif
a) Penerimaan (receiving),
b) Pemberian respons (responding),
c) Pemberian nilai atau penghargaan
(valuing),
d) Pengorganisasian (organization),
e) Karakterisasi (characterization
3) Kawasan psikomotor
a) Peniruan,
b) Penggunaan,
c) Ketepatan
d) Perangkaian,
e) Naturalisasi,
12. Implikasi Teori Belajar Humanistik dalam Kegiatan
Pembelajaran
Pada penerapan teori humanistic guru dapat membuat
hubungan yang kuat dengan peserta didik dan membantu
peserta didik untuk membantu peserta didik berkembang
secara bebas. Inti dari pembelajaran humanistic adalah
bagaimana memanusiakan peserta didik dan membuat
proses pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta
didik.

KB 4. Kurikulum Pendidikan Di Indonesia


1. Istilah kurikulum digunakan pertama kalinya pada dunia
olahraga pada zaman Yunani kuno yaitu curere yang
artinya adalah lintasan, atau jarak yang harus ditempuh
oleh seorang pelari. Lintasan tersebut terbentang mulai
dari start sampai dengan finish. Istilah tersebut digunakan
dalam bidang pendidikan yang di asumsikan sebagai
sebagai serangkaian mata pelajaran yang harus dipelajari
oleh peserta didik mulai dari awal sampai dengan
mengakhiri program pendidikan.
2. Konsep Dasar Kurikulum
a. Kurikulum sebagai daftar mata pelajaran
b. Kurikulum sebagai pengalaman belajar siswa
c. Kurikulum sebagai rencana atau program belajar
3. Pembaharuan kurikulum di Indonesia
Perkembangan kurikulum di Indonesia setelah In tahun
1945, telah mengalami sepuluh kali perubahan kurikulum.
Mulai dari kurikulum 1947, 1952, 1964, 1968, 1975,
1984, 1994, kurikulum berbasis kompetensi 2004, KTSP
2006 dan kurikulum 2013. Dari kesepuluh kurikulum
tersebut jika dilihat dari jenisnya terbagi menjadi 3 yaitu
kurikulum sebagai rencana pelajaran (kurikulum 1947 –
1968), 2) kurikulum berbasis pada pencapaian tujuan
(kurikulum 1975 – 1994) dan 3) kurikulum berbasis
kompetensi (kurikulum 2004 – 2013).
4. Peran, Fungsi dan komponen kurikulum
1. Peran Konservatif
Peran konservatif menekankan bahwa kurikulum
dijadikan sebagai sarana untuk mentransmisikan
nilai-nilai budaya masa alalu yang dianggap masih
sesuai dengan masa kini
2. Peran Kreatif
Peran kreatif menekankan bahwa kurikulum harus
mampu mengembangkan sesuatu kebaruan yang
sesuai dengan perubahan tersebut.
3. Peran Kritis dan evaluatif
Berfungsi menilai dan memilih nilai budaya serta
pengetahuan baru yang akan diwariskan dan sebagai
kontrol atau filter sosial. Nilai-nilai sosial yang
sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan. Bagi guru
kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam
pelaksanaan proses pembelajaran, bagi peserta didik
sebagai pedoman belajar.
5. Hakikat pengembangan kurikulum dalam sebuah
pengembangan kurikulum guru memerlukan beberapa
prinsip untuk mengembangkan kurikulum :
1. Prinsip Relevansi, Relevansi internal berprinsip
setiap tujuan yang harus dicapai, isi, materi, atau
pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa,
strategi, atau metoda yang digunakan serta alat
penilaan untuk melihat ketercapaian tujuan. relevansi
eksternal berkaitan dengan keserasian antara tujuan,
isi dan proses belajar siswa yang tercakup dalam
kurikulum dengan kebuthan dan tuntutan masyarakat.
2. Prinsip Fleksibilitas, Kurikulum yang bersifat
fleksibel artinya kurikulum itu harus bisa
dilaksanakan dalam kondisi yang ada dan
memungkinkan untuk dilaksanakan.
3. Prinsip Kontinuitas, Prinsip kontinuitas ini
diperlukan adanya kerjasama antara pengembang
kurikulum antar jenjang sehingga terjaga tujuan dan
pelaksanaannya
4. Prinsip Efektivitas, Prinsip efektivitas berkenaan
dengan rencana dalam suatu kurikulum dapat
dilaksanakan dan dapat dicapai dalam kegiatan
belajar mengajar
5. Prinsip Efisiensi, Efisiensi berhubungan dengan
perbandingan antara tenaga, waktu, suara, dan biaya
yang dikeluarkan dengan hasil yang diperoleh.
Kurikulum harus dapat dirancang untuk dapat
digunakan dalam segala keterbatasan.
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi
kurikulum
1) Faktor Guru, Guru memandang kurikulum bukan
hanya sebagai seperangkat mata pelajaran, tetapi
juga sebagai seperangkat pembelajaran yang harus
dikembangkan dan disesuaikan dengan peserta
didik.
2) Faktor Peserta didik, Peserta didik merupakan hasil
atau subjek daripada pendidikan, peserta didik
memiliki lingkungan yang berbeda
3) Faktor sarana dan prasarana, Sarana dan prasarana
yang dibutuhkan untuk berlajar seperti
perpustakaan, laboratorium, sportorium, dan
berbagai macam lingkungan yang dapat digunakan
untuk melaksanakan implementasi kurikulum.
4) Faktor Lingkungan Sekolah, Lokasi lingkungan
sekolah, lingkungan sosial dan ekonomi, dan
beberapa hal terkait manusia dan sumber daya
lingkungan sekolah akan mendukung proses
pengimplementasian kurikulum
5) Faktor Budaya dan Ideologi, Implementasi
kurikulum yang baik adalah dimana kurikulum tidak
mencabut akar budaya masyarakat sekitanya.
7. Strategi penerapan kurikulum dan tantangannya di masa
depan
1) Kesiapan guru menerima perubahan
2) Keterbukaan pola berpikir
3) Tantangan kurikulum yang harus dihadapi adalah :
a. Bonus demografi, Bonus demografi adalah
keadaan dimana sumber daya manusia dalam
usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari
pada usia non produktif.
b. Teknologi di ruang kelas, Perubahan
penggunaan teknologi di ruang kelas akan
berpengaruh kepada fungsi guru di dalam kelas.
Sehingga dalam mengimplementasikan
teknologi di ruang kelas, guru harus menyadari
dan memperhatikan aspek-aspek dalam
pengolahannya tanpa merasa peran guru
digantikan oleh peran teknologi.
c. Globalisasi dan perubahan kebijakan
pendidikan, Dampak dari globalisasi yang
menuntut perubahan, maka pemerintah seperti
“berusaha” untuk menyesuaikan pendidikan
sehingga akan terjadi perubahan kurikulum.
d. Pendidikan abad 21
Prinsip yang harus diterapkan dalam kurikulum
masa depan :
1) pembelajaran harus selalu menjadi berpusat
pada peserta didik
2) pendidikan harus selalu berkolaborasi
dengan lembaga lain
3) belajar harus memiliki konteks dimana
dalam sebuah proses pembelajaran harus
bisa dikaitkan dengan berbagai macam
kasus dalam kehidupan sehari-hari
4) sekolah harus berintegrasi dengan
lingkungan sosial masyarakat
2 Daftar materi yang sulit 1. Penerapan Landasan Ilmu Pendidikan dalam Praktik
dipahami di modul ini Pendidikan
2. Teori belajar Konstruktivistik dan implikasinya dalam
pembelajaran
3. Implikasi Teori Belajar
4. Peran, Fungsi dan komponen kurikulum

3 Daftar materi yang sering 1. Tahap perkembangan moral dan spiritual


mengalami miskonsepsi 2. Kawasan taksonomi Bloom
3. Hukum genetik tentang perkembangan
4. Isi Kurikulum tentang Suplementasi

Anda mungkin juga menyukai