Anda di halaman 1dari 7

LK 0.

1 : Lembar Kerja Belajar Mandiri


Modul : Modul 1 Konsep Dasar Ilmu Pendidikan
Nama : Discha Nadia Permatasari
No. Peserta : 201900552088
Prodi : PGSD

Judul Modul 1 Konsep Dasar Ilmu Pendidikan


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Konsep Dasar, Rasional, dan
Landasan Ilmu Pendidikan
2. Karakteristik Peserta Didik
3. Teori Belajar dan Implikasinya
dalam Pembelajaran
4. Kurikulum Pendidikan di
Indonesia
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta konsep (istilah dan KB 1 :
definisi) di modul ini 1. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan
pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,
evaluasi hasil belajar, dan pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya.
2. Landasan filosofis pendidikan adalah
pandangan-pandangan yang bersumber dari
filsafat pendidikan mengenai hakikat manusia,
hakikat ilmu, nilai serta perilaku yang dinilai
baik dan dijalankan setiap lembaga pendidikan.
3. Esensialisme merupakan mahzab filsafat
pendidikan yang menerapkan prinsip idealisme
dan realisme secara eklektis.
4. Progresivisme yaitu perubahan untuk maju.
5. Rekonstruksionisme adalah mahzab filsafat
pendidikan yang menempatkan sekolah atau
lembaga pendidikan sebagai pelopor perubahan
masyarakat.
6. Tujuan pendidikan Bangsa Indonesia yaitu
pembentukan manusia Indonesia yang ideal
yaitu manusia seutuhnya yang diwarnai oleh
sila-sila Pancasila.
7. Manusia ideal adalah manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesejahteraan
jasmani dan rohani, berkepribadian yang
mantap dan mandiri serta memiliki rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan.
8. Aksiologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang tujuan ilmu pengetahuan atau hakikat
dan manfaat yang sebenarnya dari
pengetahuan.
9. Epistemologi merupakan bagian dari filsafat
yang membicarakan tentang asal muasal,
sumber, metode, struktur dan validitas atau
kebenaran pengetahuan.
10. Landasan yuridis pendidikan adalah aspek-
aspek hukum yang mendasari dan melandasi
penyelenggaraan pendidikan.
11. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari gejala
kejiwaan yang ditampakkan dalam bentuk
perilaku baik manusia ataupun hewan, yang
pemanfaatannya untuk kepentingan individu
atau manusia baik disadari ataupun tidak, yang
diperoleh melalui langkah-langkah ilmiah
tertentu serta mempelajari penerapan dasar-
dasar atau prinsip-prinsip, metode, teknik, dan
pendekatan psikologis untuk memahami dan
memecahkan masalah-masalah dalam
pendidikan.
12. Teori disiplin daya/disiplin mental (faculty
theory) yaitu menurut teori ini anak sejak
dilahirkan memiliki potensi atau daya tertentu
(faculties) yang masing–masing memiliki
fungsi tertentu, seperti potensi/daya mengingat,
daya berpikir, daya mencurahkan pendapat,
daya mengamati, daya memecahkan masalah,
dan sejenisnya.
13. Behaviorisme menganggap bahwa
perkembangan individu tidak muncul dari hal
yang bersifat mental, perkembangan hanya
menyangkut hal yang bersifat nyata yang dapat
dilihat dan diamati.
14. Organismic/Cognitive Gestalt Field adalah
Manusia dianggap sebagai makhluk yang
melakukan hubungan timbal balik dengan
lingkungan secara keseluruhan, hubungan ini
dijalin oleh stimulus dan respon.
15. Landasan sosiologis adalah norma kehidupan
masyarakat yang dianut oleh suatu bangsa
sehingga tercipta nilai-nilai sosial yang dalam
perkembangannya menjadi norma-norma sosial
yang mengikat kehidupan bermasyarakat dan
harus dipatuhi oleh masing-masing anggota
masyarakat.
16. Pandangan retrospektif adalah pandangan yang
melahirkan studi-studi historis tentang proses
perjalanan pendidikan di Indonesia yang terjadi
pada periode tertentu di masa yang lampau.
17. Landasan religi adalah asumsi-asumsi yang
bersumber dari religi atau agama yang menjadi
titik tolak dalam rangka praktik pendidikan dan
atau studi pendidikan.

KB 2:

1. Karakteristik peserta didik dapat diartikan


keseluruhan pola kelakukan atau kemampuan
yang dimiliki peserta didik sebagai hasil dari
pembawaan dan lingkungan, sehingga
menentukan aktivitasnya dalam mencapai
cita-cita atau tujuannya.
2. Karakteristik peserta didik meliputi: etnik,
kultural, status sosial, minat, perkembangan
kognitif, kemampuan awal, gaya belajar,
motivasi, perkembangan emosi,
perkembangan sosial, perkembangan moral
dan spiritual, dan perkembangan motorik.
3. Implikasi dari etnik ini adalah pendidik dalam
melakukan proses pembelajaran perlu
memperhatikan jenis etnik apa saja yang
terdapat dalam kelasnya. Data tentang
keberagaman etnis di kelasnya menjadi
informasi yang sangat berharga bagi pendidik
dalam menyelenggarakan proses
pembelajaran.
4. Implikasi dari aspek kultural dalam proses
pembelajaran ini pendidik dapat menerapkan
pendidikan multikultural. Maka pendidik
dalam melakukan proses pembelajaran harus
mampu mensikapi keberagaman budaya yang
ada di sekolahnya/kelasnya.
5. Implikasi dengan adanya variasi status-sosial
ekonomi ini pendidik dituntut untuk mampu
bertindak adil dan tidak diskriminatif.
6. Minat merupakan suatu sumber motivasi yang
mendorong seseorang untuk melakukan
kegiatan yang dipilihnya. Implikasinya dalam
proses pembelajaran terutama menghadapi
tantangan abad 21, pendidik dapat
menerapkan berbagai model pembelajaran
yang menyenangkan (enjoyable learning),
menantang dan inovatif, menyampaikan
tujuan/manfaat mempelajari suatu tema/mata
pelajaran, serta menggunakan beragam media
pembelajaran.
7. Kemampuan awal atau entry behavior
merupakan keadaan pengetahuan dan
keterampilan yang harus dimiliki terlebih
dahulu oleh peserta didik sebelum
mempelajari pengetahuan atau keterampilan
baru. Pengetahuan dan keterampilan yang
harus dimiliki terlebih dahulu maksudnya
adalah pengetahuan atau keterampilan yang
lebih rendah dari apa yang akan dipelajari.
8. Gaya belajar adalah cara yang cenderung
dipilih/digunakan oleh peserta didik dalam
menerima, mengatur, dan memproses
informasi atau pesan dari
komunikator/pemberi informasi.
9. Peserta didik auditori, yaitu mereka yang
mempelajari sesuatu akan mudah dan sukses
melalui pendengaran.
10. Peserta didik dengan gaya belajar kinestetik,
adalah peserta didik yang melakukan aktivitas
belajarnya secara fisik dengan cara bergerak,
menyentuh/meraba, dan melakukan.
11. Emosi adalah tergugahnya perasaan yang
disertai dengan perubahan-perubahan dalam
tubuh, misalnya otot menegang, dan jantung
berdebar.
12. Perkembangan sosial adalah kemampuan
anak untuk berinteraksi dengan
lingkungannya, bagaimana anak tersebut
memahami keadaan lingkungan dan
mempengaruhinya dalam berperilaku baik
kepada dirinya sendiri maupun kepada orang
lain.
13. Perkembangan moral anak/peserta didik
dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu 1)
preconventional, 2) Conventional, 3)
postconventional.
14. Tahap Preconventional (6 - 10 th), yang
meliputi aspek obedience and paunisment
orientatation, orientasi anak/peserta didik
masih pada konsekvensi fisik dari perbuatan
benar-salahnya yaitu hukuman dan kepatuhan
atau anak menilai baik – buruk berdasarkan
akibat perbuatan.
15. Tahap Conventional, (10 – 17 th) yang
meliputi aspek good boy orientation, orientasi
perbuatan yang baik adalah yang
menyenangkan, membantu, atau disepakati
oleh orang lain.
16. Aspek authority and social order
maintenance orientation; orientasi anak pada
aturan dan hukum.
17. Tahap post conventional (17 – 28 th), tahap
pasca konvensional ini meliputi contractual
legalistic orientation, orientasi orang pada
legalitas kontrak sosial.
18. Tahap conscience or principle orientation,
pada tahap ini orientasi orang adalah pada
prinsip-prinsip etika yang bersifat universal.

KB 3:
1. Behavioristik memandang bahwa belajar
merupakan perubahan tingkah laku sebagai
akibat dari adanya interaksi antar stimulus
dan respon.
2. Teori conditioning berkesimpulan bahwa
perilaku individu dapat dikondisikan.
3. Implikasi teori behavioristik dalam kegiatan
pembelajaran tergantung dari beberapa hal
seperti; tujuan pembelajaran, sifat materi
pelajaran, karakteristik peserta didik, media
dan fasilitas pembelajaran yang tersedia.
4. Fungsi mind atau pikiran adalah untuk
menjiplak struktur pengetahuan yang sudah
ada melalui proses berpikir yang dapat
dianalisis dan dipilah, sehingga makna yang
dihasilkan dari proses berpikir seperti ini
ditentukan oleh karakteristik struktur
pengetahuan tersebut.
5. Belajar sebagai aktivitas “mimetic”, yang
menuntut peserta didik untuk mengungkapkan
kembali pengetahuan yang sudah dipelajari
dalam bentuk laporan, kuis, atau tes.
6. Teori belajar kognitif memandang bahwa
tingkah laku seseorang ditentukan oleh
persepsi serta pemahamannya tentang situasi
yang berhubungan dengan tujuan belajarnya.
7. Menurut Piaget, proses belajar terdiri dari 3
tahap, yakni asimilasi, akomodasi dan
equilibrasi (penyeimbangan).
8. Asimilasi adalah proses pengintegrasian
informasi baru ke struktur kognitif yang
sudah ada.
9. Akomodasi adalah proses penyesuaian
struktur kognitif ke dalam situasi yang baru.
10. Equilibrasi adalah penyesuaian
kesinambungan antara asimilasi dan
akomodasi.
11. Free discovery learning yaitu proses belajar
akan berjalan dengan baik dan kreatif jika
guru memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk menemukan suatu aturan
(termasuk konsep, toeri, definisi, dan
sebagainya) melalui contoh-contoh yang yang
menggambarkan (mewakili) aturan yang
menjadi sumbernya.
12. Perkembangan kognitif seseorang terjadi
melalui tiga tahap yang ditentukan oleh
caranya melihat lingkungan, yaitu; enactive,
iconic, dan symbolic.
13. Advance orginizer adalah konsep atau
informasi umum yang mewadahi semua isi
pelajaran yang akan diajarkan kepada peserta
didik.
14. Goal-free evaluation, yaitu suatu konstruksi
untuk mengatasi kelemahan evaluasi pada
tujuan spesifik.
15. Teori humanistik berpendapat bahwa teori
belajar apapun dapat dimanfaatkan, asal
tujuannya untuk memanusiakan manusia yaitu
mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri,
serta realisasi diri orang yang belajar, secara
optimal.

KB 4:
1. Konsep kurikulum sebagai daftar mata
pelajaran adalah kurikulum yang berorientasi
kepada isi atau mata pelajaran (content
oriented). Proses pembelajaran di sekolah
yang menggunakan konsep kurikulum
demikian penguasaan isi merupakan sasaran
akhir dari proses pendidikan.
2. Kurikulum sebagai pengalaman belajar siswa
yaitu Peserta didik dianggap telah belajar
manakala telah memiliki perubahan perilaku.
Tentu saja perubahan perilaku akan terjadi
manakala siswa memiliki pengalaman belajar.
Oleh sebab itu dalam proses belajar
pengalaman dianggap lebih penting dari pada
menumpuk sejumlah pengetahuan.
3. Kurikulum sebagai rencana atau program
belajar adalah kurikulum bukan hanya berisi
tentang program kegiatan akan tetapi juga
berisi tentang tujuan yang harus ditempuh
beserta alat evaluasi untuk menentukan
keberhasilan pencapaian tujuan.
4. Perubahan kurikulum pasti didasari oleh dasar
pembaharuan yang berangkat dari
permasalahan di masyarakat.
5. Isi kurikulum memiliki empat fungsi, yaitu 1)
fungsi pendidikan umum (common and
general education), 2) suplementasi
(suplementation), 3) eksplorasi dan 4)
keahlian.
6. Komponen-komponen kurikulum diistilahkan
sebagai anatomi kurikulum yang terdiri dari
komponen tujuan, isi, aktivitas belajar dan
evaluasi.
7. Pengembangan kurikulum (curriculum
development atau curriculu planning ) adalah
proses atau kegiatan yang disengaja dan
dipikirkan untuk menghasilkan sebuah
kurikulum sebagai pedoman dalam proses dan
penyelenggaraan pembelajaran oleh guru di
sekolah.
2 Daftar materi yang sulit dipahami 1. Teori-teori Belajar
di modul ini 2. Landasan ilmu pendidikan
3 Daftar materi yang sering Menurut teori behavioristik, apa yang terjadi di
mengalami miskonsepsi antara stimulus dan respon dianggap tidak penting
untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan
tidak dapat diukur, yang dapat diamati hanyalah
stimulus dan respon.

Anda mungkin juga menyukai