Anda di halaman 1dari 12

LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

MODUL 1
Judul Modul Konsep Dasar Ilmu Pendidikan
Judul Kegiatan Belajar 1. Konsep Dasar, Rasional, dan Landasan Ilmu Pendidikan
(KB) 2. Karakteristik Peserta Didik
3. Teori Belajar dan Implikasinya dalam Pembelajaran
4. Kurikulum Pendidikan di Indonesia
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta konsep (istilah KB 1
dan definisi) di modul ini Konsep Dasar, Rasional, dan Landasan Ilmu Pendidikan

 Makhluk monopluralis adalah manusia itu mempunyai


banyak unsur kodrat (plural) yaitu jiwa dan raga, namun
merupakan satu kesatuan (mono).
 Makhluk monodualis adalah makhluk yang terdiri dari dua
sifat yaitu sebagai makhluk pribadi dan sosial (dualis),
tetapi juga merupakan kesatuan yang utuh (mono).
 Manusia adalah makhluk yang berhadapan dan menghadapi
dirinya sendiri, bisa bersatu dan bisa mengambil jarak
dengan dirinya sendiri. Manusia merupakan makhluk yang
dapat merubah dirinya melalui suatu keadaan dan dapat
pula merubah keadaan melalui perannya
 Pedagogik “ Paedagogiek” adalah ilmu menuntun anak.
Pedagogik juga berarti teori mendidik yang membahas apa
dan bagaimana mendidik yang sebaik-baiknya.
 Pendidikan adalah ilmu yang sistematis atau pengajaran
yang berhubungan dengan prinsip-prinsip dan metode
mengajar, pengawasan dan pembimbingan peserta didik.
 Dalam rangka menghadapi era disrupsi abad 21 dan revolusi
industri 4.0 seorang pendidik dituntut untuk mampu
beradaptasi menghadapi perubahan dan perkembangan ilmu
pengetahuam yang luar biasa sehingga diperlukan pendidik
yang mampu bersaing bukan hanya kepandaian tetapi
kreativitas dan kecerdasan bertindak.
 Mendidik adalah tindakan merealisasikan potensi seseorang
yang dibawa sewaktu lahir
 Ilmu pendidikan sebagai ilmu yang mempelajari suasana
dan proses pendidikan yang berusaha memecahkan masalah
yang terjadi di dalamnya sehingga mampu menawarkan
pilihan tindakan mendidik yang efektif.
 Landasan pendidikan akan berfungsi sebagai titik tolak atau
acuan bagi para pendidik professional dalam melaksanakan
praktik pendidikan.
 Macam-macam landasan konseptual ilmu pendidikan yang
terdiri dari:
a. landasan filosofis
b. landasan empiris
c. Landasan yuridis
d. landasan religi.

1
 Berdasarkan sifatnya, landasan pendidikan dibedakan menjadi
dua jenis yaitu
- landasan yang bersifat material yaitu Landasan material
lebih bersifat fisik atau berwujud seperti sarana prasarana,
peserta didik, dan lingkungan.
- Sedangkan landasan konseptual lebih bersifat asumsi atau
teori-teori, contohnya adalah UUD 1945 dan teori
pendidikan.
 Berikut ini beberapa landasan hukum sistem pendidikan di
Indonesia :
a. Pasal 31 UUD 1945 tentang Pendidikan Nasional
b. Undang-Undang tentang pokok pendidikan dan
kebudayaan
c. Peraturan Pemerintah
 Kompetensi pedagogik adalah kemampuan pemahaman
terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya
 Landasan filosofis pendidikan adalah pandangan-pandangan
yang bersumber dari filsafat pendidikan mengenai hakikat
manusia, hakikat ilmu, nilai serta perilaku yang dinilai baik
dan dijalankan setiap lembaga pendidikan.
 Esensialisme merupakan mahzab filsafat pendidikan yang
menerapkan prinsip idealisme dan realisme secara eklektis.
 Progresivisme yaitu perubahan untuk maju
 Rekonstruksionalisme adalah suatu kelanjutan yang logis
dari cara berpikir progesif dalam pendidikan.
 Ontologi adalah suatu cabang filsafat atau ilmu yang
mempelajari suatu yang ada atau berwujud berdasarkan
logika sehigga dapat diterima oleh akal manusia yang
bersifat rasional dapat difikirkan dan sudah terbukti
keabsahaanya.
 Aksiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang tujuan
ilmu pengetahuan atau hakikat dan manfaat yang
sebenarnya dari pengetahuan.
 Epistemologi adalah bagian dari filsafat yang
membicarakan tentang asal muasal, sumber, metode,
struktur dan validitas atau kebenaran pengetahuan.

KB 2
Karaktersitik peserta didik.

 Pengertian karakteristik peserta didik adalah keseluruhan


pola kelakuan atau kemampuan yang dimiliki peserta didik
sebagai hasil dari pembawaan dan lingkungan, sehingga
menentukan aktivitasnya dalam mencapai cita-cita atau
tujuannya.
 Karakteristik peserta didik dimaksudkan untuk mengenali ciri-
ciri dari setiap peserta didik yang nantinya akan menghasilkan

2
berbagai data terkait siapa peserta didik dan sebagai informasi
penting yang nantinya dijadikan pijakan dalam menentukan
berbagai metode yang optimal guna mencapai keberhasilan
kegiatan pembelajaran.
 Ragam karaktersitik peserta didik.
a. Etnik dan suku bangsa adalah golongan manusia
yang anggotanya mengidentifikasikan dirinya
dengan sesamanya biasanya berdasarkan garis
keturunan.
b. Kultur merupakan segala hal yang berhubungan
dengan budaya
c. Status sosial dimana Peserta didik dengan bervariasi
status ekonomi dan sosialnya menyatu untuk saling
berinteraksi dan saling melakukan proses
pembelajaran.
d. Minat adalah suatu rasa lebih suka, rasa ketertarikan
pada suatu hal atau aktivitas.
e. Perkembangan kognitif yang dimiliki peserta didik
akan mempengaruhi guru dalam memilih dan
menggunakan pendekatan pembelajaran, motode,
media dan jenis evaluasi.
f. Kemampuan/pengetahuan awal Peserta didik dengan
bervariasi status ekonomi dan sosialnya menyatu
untuk saling berinteraksi dan saling melakukan proses
pembelajaran.
g. Gaya belajar didefinisikan sebagai cara yang
cenderung dipilih seseorang untuk menerima informasi
dari lingkungan dan memproses informasi tersebut.
h. Motivasi yaitu suatu kondisi yang menyebabkan atau
menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi
arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku
tersebut.
i. Perkembangan emosi sebagai tergugahnya perasaan
yang disertai dengan perubahan-perubahan dalam
tubuh, misalnya otot menegang, dan jantung berdebar.
j. Perkembangan sosial kemampuan anak untuk
berinteraksi dengan lingkungannya, bagaimana anak
tersebut memahami keadaan lingkungan dan
mempengaruhinya dalam berperilaku baik kepada
dirinya sendiri maupun kepada orang lain.
k. Perkembangan moral dan spiritual
l. Perembangan motorik
 Menurut Piaget perkembangan intelektual anak usia:
 TK berada pada taraf pra operasional konkrit
 SD berada pada tahap operasional konkrit.
 SMP dan SMA atau SMK pada tahap operasional
formal
 Tahap-tahap perkembangan intelektual peserta didik
menurut Piaget dalam Masganti (2012: 83) secara lengkap
dapat disajikan sebagai berikut :
 0,0 – 2,0 tahun: tahap Sensorimotorik

3
 2,0 – 7,0 tahun: tahap Praoperasional
 7,0 – 11,0 tahun: tahap Operasional kongkret
 11,0 – 15,0 tahun: tahap operasional formal
 Menurut Russeffendi dalam Dwi Siswoyo, dkk. (2013:101)
menyebutkan sebagai berikut:
 Bahwa perkembangan intelektual terjadi melalui tahap-
tahap beruntun yang selalu terjadi dengan urutan yang
sama.
 Bahwa tahap-tahap perkembangan didefenisikan
sebagai cluster dari operasional mental (pengurutan,
pengekalan, pengelompokan, pembuatan hipotesis, dan
penarikan kesimpulan) yang menunjukkan adanya
tingkah laku intelektual.
Bahwa gerak melalui tahap-tahap tersebut dilengkapi
oleh keseimbangan ( equilibration), proses
pengembangan yang menguraikan tentang interaksi
antara pengalaman (asimilasi) dan struktur kognitif yang
timbul (akomodasi).
a. Kemampuan awal atau entry behavior menurut Ali
(1984:54) merupakan keadaan pengetahuan dan
keterampilan yang harus dimiliki terlebih dahulu
oleh peserta didik sebelum mempelajari
pengetahuan atau keterampilan yang harus dimiliki
terlebih dahulu oleh peserta didik sebelum
mempelajari pengetahuan atau keterampilan baru.
 Cara untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik
dapat dilakukan melalui tehnik tes yaitu pre test atau awal
tes dan tehnik non tes seperti wawancara.
 Cara untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik
dapat dilakukan melalui tehnik tes yaitu pre test atau awal
tes dan tehnik non tes seperti wawancara
 Gaya belajar adalah sebagai cara yang cendrung dipilih
seseorang untuk menerima informasi dari lingkungan dan
memproses informasi tersebut.
 Motivasi adalah suatu suatu kondisi yang menyebabkan
atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi arah
dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut.
 Emosi adalah tergugahnya perasaan yang disertai dengan
perubahan-perubahan dalam tubuh, misalnya otot
menegang, dan jantung berdebar.
 Perkembangan sosial adalah kemampuan anak untuk
berinteraksi dengan lingkungannya, bagaimana anak
tersebut memahami keadaan lingkungan dan
mempengaruhinya dalam berperilaku baik kepada dirinya
sendiri maupun orang lain.
 Perkembangan moral anak/ peserta didik dibagi menjadi 3
tahapan, yaitu:

4
a. Tahap Preconventional (6-10 th) meliputi aspek
obeddience and pounisment orientation, orientasi
anak/peserta didik masih pada konsekvensi fisik
dari perbuatan benar-salahnya, yaitu hukuman dan
kepatuhan atau anak menilai baik-buruk berdasarkan
akibat perbuatan dan aspek naively egoistic
orientation, orientasi peserta didik pada instrumen
relatif.
b. Tahap Conventional (10-17 th) yang meliputi aspek
good boy orientation, orientasi perbuatan yang baik
adalah yang menyenangkan, membantu atau
disepakati oleh orang lain.
c. Tahap post conventional (17-28 th), tahap pasca
konvensional ini meliputi contractual legalistic
orientation orientasi orang pada legalitas kontrak
sosial, orang mulai peduli pada hak individu dan
yang baik adalah yang disepakati oleh mayoritas
masyarakat.
 Kecerdasan spiritual menurut Zohar dan Marshal ( dalam
Mustafa-Ali) meliputi kemampuan untuk menghayati nilai
dan makna, memiliki kecerdasan diri, fleksibel dan adaptif,
cendrung memandang sesuatu holistik dan cendrung
mencari jawaban-jawaban fundamental atas situasi-situasi
hidupnya.
 Upaya yang dapat dilakukan pendidikuntuk
mengembangkan sikap religius antara lain dengan:
 Metode keteladanan, pendidik memberi contoh langsung/
menjadi percontohan kepada peserta didiknya, baik dalam
berbicara berprilaku, maupun lainnya.
 Metode pembiasaan, metode ini berarti peserta didik
diharapkan melakukan perulangan untuk hal-hal yang
sifatnya baik, seperti berdoa sebelum melakukan kegiatan
belajar, membaca buku.
 Metode nasehat pedidik diharapkan memberikan nasehat
tentang kebenaran kepada peserta didiknya secara
konsisten.
 Pembinaan akhlak, pendidik diharapkan dapat selalu
membina akhlak atau budi pekerti yang mulia peseta
didiknya seperti sikap rendah hati, hormat pada yang lebih
tua dan sabar.
 Perkembangan motorik menurut Hurlock diartikan
perkembangan gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat
syaraf, urat syaraf, dan otak yang terkoordinasi.

5
 Motorik kasar adalah gerakan tubuh menggunakan otot-otot
besar atau sebagaian besar atau seluruh anggota tubuh yang
dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri.
 Motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot halus
atau sebagian anggota tubuh tertentu yang dipengaruhi oleh
kesempatan untuk belajar dan berlatih.

KB 3
Teori Belajar dan Implikasinya dalam Pembelajaran
 Teori belajar behavioristik dikenal juga dengan teori
belajar perilaku, karena analisis yang dilakukan pada
perilaku yang tampak, dapat diukur, dilukiskan dan
diramalkan. Behaviorisme hanya ingin mengetahui
bagaimana perilaku individu yang belajar dikendalikan
oleh faktor-faktor lingkungan, artinya lebih menekankan
pada tingkah laku manusia.
 Ciri dari teori behaviorisme adalah mengutamakan unsur-
unsur dan bagian kecil, bersifat mekanistis, menekankan
peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi
atau respon, menekankan pentingnya latihan,
mementingkan mekanisme hasil belajar, mementingkan
peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh
adalah munculnya perilaku yang diinginkan.
 Behaviorisme, pertama kali didefinisikan dengan jelas oleh
Watson seorang ahli bidang psikologi yang fokus pada peran
pengalaman dalam mengatur perilaku.
 Thorndike mengemukakan bahwa belajar adalah proses
interaksi antara stimulus (S) dan respon (R). dari
pengertian tersebut didapatkan bahwa wujud tingkah laku
tersebut bisa saja diamati atau tidak dapat diamati disebut
sebagai aliran Koneksionisme (Connectionism).
 Teori yang dikembangkan oleh Watson ialah
Conditioning. Teori conditioning berkesimpulan bahwa
perilaku individu dapat dikondisikan. Ia percaya dengan
memberikan kondisi tertentu dalam proses pembelajaran
maka akan dapat membuat peserta didik memiliki sifat-
sifat tertentu.
 Guthrie mengemukakan bahwa stimulus tidak harus
berhubungan dengan kebutuhan atau pemuasan biologis
semata.
 Teori Skinner dikenal dengan “operant conditioning”,
dengan enam konsepnya, yaitu: penguatan positif dan
negatif, shapping, pendekatan suksetif, extinction,
chaianing of respon, dan jadwal penguatan.
 Implikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran
tergantung dari beberapa hal seperti; tujuan pembelajaran,
sifat materi pelajaran, karakteristik peserta didik, media
dan fasilitas pembelajaran yang tersedia.

6
 Teori belajar kognitif merupakan suatu bentuk teori belajar
yang sering disebut sebagai model perseptual.
 Teori belajar kognitif memandang bahwa tingkah laku
seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya
tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan
belajarnya.
 Menurut Piaget, perkembangan kognitif merupakan suatu
proses genetik, yaitu suatu proses yang didasarkan atas
mekanisme biologis perkembangan sistem syaraf. Dengan
makin bertambahnya umur seseorang, maka makin
komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat
pula kemampuannya.
 Menurut Piaget, proses belajar terdiri dari 3 tahap, yakni
asimilasi, akomodasi dan equilibrasi (penyeimbangan).
 Asimilasi adalah proses pengintegrasian informasi baru ke
struktur kognitif yang sudah ada.
 Akomodasi adalah proses penyesuaian struktur kognitif ke
dalam siatuasi yang baru.
 Equilibrasi adalah penyesuaian kesinambungan antara
asimilasi dan akomodasi
 Bruner mengembangkan toerinya yang disebut free
discovery learning. Teori ini menjelaskan bahwa proses
belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
menemukan suatu aturan (termasuk konsep, toeri, definisi,
dan sebagainya) melalui contoh-contoh yang yang
menggambarkan (mewakili) aturan yang menjadi
sumbernya.
 Menurut Bruner perkembangan kognitif seseorang terjadi
melalui tiga tahap yang ditentukan oleh caranya melihat
lingkungan, yaitu; enactive, iconic, dan symbolic.
 Menurut Ausubel, peserta didik akan belajar dengan baik
jika isi pelajaran (instructional content) sebelumnya
didefinisikan dan kemudian dipresentasikan dengan baik
dan tepat kepada peserta didik (advance orginizer).
 Teori kognitif menekankan pada proses perkembangan
peserta didik.
 Hakekat belajar menurut teori kognitif dijelaskan sebagai
suatu aktifitas belajar yang berkaian dengan penataan
informasi, reorganisasi perseptual, dan proses internal.
 Teori belajar konstruktivistik memahami belajar sebagai
proses pembentukan (kontruksi) pengetahuan oleh peserta
didik itu sendiri.
 Pandangan konstruktivistik mengemukakan bahwa
lingkungan belajar sangat mendukung munculnya berbagai
pandangan dan interpretasi terhadap realitas, konstruksi
pengetahuan, serta aktivitas-aktivitas lain yang didasarkan
pada pengalaman.
 Evaluasi belajar pandangan konstruktivistik menggunakan
goal-free evaluation, yaitu suatu konstruksi untuk

7
mengatasi kelemahan evaluasi pada tujuan spesifik.
 Menurut teori humanistik, proses belajar harus dimulai dan
ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia itu
sendiri. Oleh sebab itu, teori belajar humanistik sifatnya
lebih abstrak dan lebih mendekati bidang kajian filsafat,
teori kepribadian, dan psikoterapi, dari pada bidang kajian
psikologi belajar.
 Pada teori humanistik, guru diharapkan tidak hanya
melakukan kajian bagaimana dapat mengajar yang baik,
namun kajian mendlam justru dilakukan untuk menjawab
pertanyaan bagaimana agar peserta didik dapat belajar
dengan baik.
 Menurut teori humanistik tujuan belajar adalah untuk
memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika
siswa telah memahmai lingkungan dan dirinya sendiri.
 Teori humanistik sangat mementingkan isi yang dipelajari
dari pada proses belajar itu sendiri. Teori belajar ini lebih
banyak berbicara tentang konsep- konsep pendidikan
untuk membentuk manusia yang dicita-citakan, serta
tentang proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal.
 Aplikasi teori humanistik dalam kegiatan pembelajaran
cenderung mendorong siswa untuk berpikir induktif.
 Kolb membagikan tahapan belajar menjadi empat tahap
yaitu:
a. Pengalaman konkrit
b. Pengamatan aktif dan reflektif
c. Konseptualisasi
d. Eksperimen aktif

KB 4
Kurikulum Pendidikan di Indonesia
 Konsep Dasar Kurikulum
a. Konsep Dasar kurikulum pertama kali digunakan di
dunia olah raga pada zaman yunani yaitu curere
yang berarti lintasan, atau jarak yang harus di
tempuh oleh pelari terbentang dari start sampai
finish.
b. Kurikulum berhubungan erat dengan usaha
mengembangkan peserta didik sesuai dengan tujuan
yang hendak dicapai.
c. Konsep kurikulum sebagai serangkaian daftar mata
pelajaran merupakan konsep yang paling dikenal oleh
masyarakat umum. Pengertian kurikulum sebagai
sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh
peserta didik, merupakan konsep kurikulum yang
sampai saat ini mewarnai teori-teori dan praktik
pendidikan. Kurikulum sebagai mata pelajaran yang
harus dikuasai peserta didik, dalam proses
perencanaannya harus memiliki beberapa ketentuan.
d. Pergeseran pemaknaan kurikulum dari sejumlah mata

8
pelajaran kepada pengalaman, selain disebabkan
meluasnya fungsi dan tanggung jawab sekolah juga
dipengaruhi oleh penemuan-penemuan dan pandangan
baru dalam bidang psikologi belajar.
e. Kurikulum pada dasarnya adalah suatu perencanaan
atau program pengalaman siswa yang diarahkan
sekolah. kurikulum bukan hanya berisi tentang
program kegiatan akan tetapi juga berisi tentang tujuan
yang harus ditempuh beserta alat evaluasi untuk
menentukan keberhasilan pencapaian tujuan.
f. Istilah kurikulum di bidang pendidikan memiliki arti
sebagai serangkaian mata pelajaran yang harus
dipelajari oleh peserta didik mulai dari awal sampai
dengan mengakhiri program pendidikan. Selain
mata pelajaran kurikulum digunakan sebagai
pengalaman belajar siswa selama mengikuti
program. Konsep kurikulum yang terakhir adalah
kurikulum sebagai rencana atau program belajar
yang dibuat guru, sekolah, pemerintah.
 Pembaharuan Kurikulum di Indonesia tertuang pada tujuan
pendidikan nasional menurut UU No 20 tahun 2003 yaitu
mengembangkan manusia Indonesia yang bertakwa kepada
Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakep,
kreatif, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab.
Sebagai komponen penting dalam sistem pendidikan,
kurikulum tidak hanya dirumuskan sebagai tujuan
pendidikan, akan tetapi memberikan pemahaman tentang
pengalaman belajar kepada peserta didik. Oleh karena itu
kurikulum perlu ditelaah dan disesuaikan dengan
perkembangan zaman .
 Peran, Fungsi dan Komponen Kurikulum
a. Peran kurikulum mencakup 3 bagian yaitu
- Peran konservatif yaitu kurikulum dijadikan sebagai
sarana untuk mentransmisikan nilai nilai budaya masa
lalu yang dianggap masih sesuai dengan masa kini.
- Peran kreatif memiliki arti bahwa kurikulum harus
mampu mengembangkan sesuatu kebaruan (kreatifitas)
yang sesuai seiring dengan perkembangan zaman yang
semakin maju.
- Peran kritis dan evaluatif memandang agar sebuah
sebuah kurikulum harus dapat menilai dan
mengevaluasi. Dalam hal ini fungsi kurikulum sebagai
kontrol dan filter sosial.

b. Fungsi Kurikulum
1. Fungsi Pendidikan umum artinya kurikulum digunakan
untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota
masyarakat yang baik dan bertanggung jawab melalui
proses pengalaman belajar yang bermakna kepada
peserta didik.

9
2. Fungsi Suplementasi artinya kurikulum dijadikan
sebagai alat pendidikan dalam memberikan pelayanan
kepada peserta didik sesuai dengan perbedaan yang
dimilikinya.
3. Fungsi Eksplorasi artinya kurikulum harus dapat
menemukan dan mengembangkan minat dan bakat
peserta didik.
4. Fungsi keahlian artinya setiap kurikulum harus dapat
mengembangkan kemampuan peserta didik sesuai
dengan keahliannya yang didasarkan atas minat dan
bakat peserta didik.

 Tujuan dalam kurikulum menggambarkan kualitas manusia


yang diharapkan dapat terwujud dari suatu proses pendidikan.
Tujuan memberikan petunjuk mengenai arah perubahan yang
dicita-citakan dari suatu kurikulum.
 Hakikat Pengembangan Kurikulum adalah suatu proses
penyusunan rencana tentang isi dan bahan pelajaran yang
harus dipelajari serta bagaimana harus mempelajarinya.
Proses pengembangan kurikulum ini merupakan kegiatan
yang harus dilakukan secara terus menerus dari awal
pembuatan visi dan misi kurikulum, implementasi,
orientasi, setelah semuanya berjalan kurikulum di evaluasi
dan melakukan pengembangan.
 Dalam sebuah pengembangan kurikulum guru memerlukan
beberapa prinsip untuk mengembangkan kurikulum. Diantara
beberapa prinsipnya adalah
 prinsip relevansi sebagai setiap tujuan yang harus
dicapai, isi, materi, atau pengalaman belajar yang
harus dimiliki siswa, strategi, atau metoda yang
digunakan serta alat penilaan untuk melihat
ketercapaian tujuan.
 prinsip fleksibilitas artinya kurikulum itu harus bisa
dilaksanakan dalam kondisi yang ada dan
memungkinkan untuk dilaksanakan.
 Prinsip kontinuitas kurikulum ini harus memiliki efek
kesinambungan antara jenjang satu kepada jenjang
lainnya, adanya kerjasama antara pengembang
kurikulum antar jenjang sehingga terjaga tujuan dan
pelaksanaannya.
 prinsip efektivitas berkenaan dengan rencana dalam
suatu kurikulum dapat dilaksanakan dan dapat dicapai
dalam kegiatan belajar mengajar.
 prinsip efisiensi berhubungan dengan perbandingan
antara tenaga, waktu, suara, dan biaya yang
dikeluarkan dengan hasil yang diperoleh.
 Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum
a. Faktor Guru merupakan faktor penting dalam
implementasi, karena guru orang yang terlibat
secara langsung dalam melakukan proses
pembelajaran (menerapkan kurikulum).

10
b. Faktor peserta didik memiliki peranan penting
dalam implementasi, selain merupakan hasil atau
subjek dari pendidikan, peserta didik memiliki
lingkungan yang berbeda secara tidak langsung
keadaan lingkungan peserta didik dapat
mempengaruhi implementasi dari kurikulum yang
diterapkan.
c. Faktor sarana dan fasilitas sekolah yang memadai
akan sangat membantu dalam memaksimalkan
implementasi kurikulum
d. Faktor lingkungan sekolah. Lokasi, faktor sosial dan
ekonomi. lingkungan sekolah tentu akan
mempengaruhi dalam implementasi kurikulum.
e. Faktor budaya dan ideologi bahwa setiap daerah
memiliki budaya dan ideologi tertentu
 Strategi penerapan kurikulum dan tantangannya di masa
depan dipengaruhi oleh kesiapan mental guru dalam
menyikapi perubahan yang akan terjadi di masa depan.
Berikut ini dijelaskan strategi yang dapat dilakukan guru
yaitu :
 Kesiapan guru dalam menerima perubahan, seiring
dengan perubahan kurikulum dan peralihan tugas guru
dalam proses mengajar maka guru perlu
mempersiapkannya dengan matang dari mulai mencari
tahu mengenai kurikulum, menerapkannya bahkan
mengubah cara mengajar guru dari taecher center ke
student center.
 Keterbukaan pola berfikir guru, guru mampu mengubah
pola pikir tetap (Fixed Mindset) yang menganggap
bahwa karakter, kecerdasan, dan kreativitas merupakan
sebuah bawaan. Guru harus dapat berfikir untuk
bertumbuh (Growth Mindset) yang menganggap bahwa
pola pikir yang menyatakan bahwa setiap kegagalan
merupakan sebuah tantangan yang akan berfungsi untuk
bertumbuh.
 Adapun tantangan kurikulum yang harus dihadapi adalah :
1. Bonus demografi
2. Teknologi diruang kelas
3. Globalisasi dan perubahan kebijakan pendidikan
4. Pendidikan abad 21

2 Daftar materi yang sulit KB 1


dipahami di modul ini Implementasi ragam karakteristik peserta didik dalam proses
pendidikan

KB 2
Ragam karaktersitik peserta didik.

KB 3
1. Menurut teori behavioristik, apa yang terjadi di antara

11
stimulus dan respon dianggap tidak penting untuk
diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat
diukur.
2. Pembelajaran terprogram
3. Konsep pembelajaran piaget
4. Akomodasi adalah proses penyesuaian struktur kognitif ke
dalam siatuasi yang baru.
5. Kegiatan kurikuler lebih banyak mengandalkan pada
sumber-sumber data primer dan manipulasi bahan.

KB 4
Peran dan Fungsi Kurikulum

3 Daftar materi yang sering KB 1


mengalami miskonsepsi 1. Behaviorisme dengan Humanisme
2. ilmu pendidikan hadir sebagai ilmu yang khusus mempelajari
fenomena pendidikan.
3. Ilmu pendidikan juga dapat dikatakan sebagai seni, karena
dalam penerapannya melibatkan emosi, kreatifitas, dan
dimensi-dimensi kemanusiaan lainnya selain hal-hal metodis
seperti prinsip dan aturan dalam mendidik dan mengasuh.

KB 2
1. Perkembangan kognitif
2. Perkembangan moral
3. Perkembangan intelektual

KB 3
 Asimilasi dan akomodasi akan terjadi apabila seseorang
mengalami konflik kognitif atau suatu ketidak
seimbangan antara apa yang telah diketahui dengan apa
yang dilihat atau dialaminya sekarang.
 Teori-teori belajar

KB 4
konsep peran dan fungsi kurikulum

12

Anda mungkin juga menyukai