Anda di halaman 1dari 54

43 | P a g e

Kegiatan Belajar 2
Prinsip Aktivitas Gerak dan Olahraga melalui Pengembangan Kemampuan
Gerak Dasar/Fundamental, Aktivitas Permainan Bola Besar dan Kecil, serta
Aplikasinya dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani

A. Pendahuluan
1. Deskripsi Singkat
Kegiatan Belajar (KB) 2 ini akan membahas tentang prinsip-prinsip aktivitas
gerak dan olahraga melalui pengembangan gerak dasar (basic motoric
development), aktivitas permainan bola besar dan bola kecil serta aplikasinya
dalam pembelajaran. Untuk pengembangan kemampuan gerak dasar
meliputi; gerak lokomotor, non-lokomotor, dan manipulatif. Sedangkan
untuk aktivitas permainan meliputi; permainan sepakbola, bolabasket,
bolavoli, bulutangkis dan tenis meja. Kelima olahraga permainan ini akan
dibahas tentang sejarah, keterampilan teknik dasar, taktik dan peraturan
permainan dari masing-masing permainan.
2. Relevansi
Mata pelajaran PJOK adalah salah satu mata pelajaran wajib yang diberikan
di sekolah. Pembelajaran PJOK memiliki sisi yang sangat unik, dimana guru
dan peserta didik harus memahami bahwa dalam menyuguhkan materi PJOK
akan memperoleh minimal tiga manfaat secara serempak. Manfaat yang
dimaksudkan adalah diperolehnya peningkatan dalam kognitif, psikomotor,
dan afektif. Oleh sebab itu, materi dalam KB 2 ini mendukung saudara untuk
bersungguh-sungguh dalam merancang pembelajaran di tempat saudara
bertugas melalui beberapa prinsip dalam melakukan aktivitas gerak dasar
dan olahraga permainan. Hal ini merupakan suatu tantangan yang menarik
dan apabila saudara lakukan dengan penuh kesadaran dan keikhlasan akan
memberikan suatu kebahagiaan dalam menjalani profesi sebagai seorang
guru profesional. Profesionalisme menentukan masa depan peserta didik dan
tentu saja masa depan bangsa dan negara ini.

44 | P a g e
3. Petunjuk belajar
Untuk membantu saudara dalam menguasai materi dalam KB 2 ini,
saudara dapat mempelajari keseluruhan isi KB 2 ini dengan cara yang
berurutan. Jangan memaksakan diri sebelum benar-benar menguasai bagian
demi bagian dalam KB ini karena masing-masing saling berkaitan. Bagian
akhir KB ini dilengkapi dengan uji kepahaman dan uji kompetensi berupa tes
formatif. Tes formatif menjadi alat ukur tingkat penguasaan saudara setelah
mempelajari materi dalam KB ini. Jika saudara belum menguasai 70% dari
setiap kegiatan, maka saudara dapat mengulangi untuk mempelajari materi
yang ada dalam KB 2 ini. Apabila saudara masih kesulitan memahami materi,
silahkan diskusikan dengan teman atau instruktur.

B. Inti
1. Capaian Pembelajaran
Memiliki kecakapan dalam menguasai konsep dasar tentang gerak dasar
dan permainan bola besar dan bola kecil dalam pembelajaran PJOK, terampil
dalam melakukan, dan membelajarkan dengan menerapkan dasar keilmuan, serta
memiliki tanggung jawab personal dan sosial sebagai tauladan bagi peserta didik
dan masyarakat sesuai dengan kebijakan yang berlaku.
2. Pokok Materi
a. Aktivitas gerak dasar
b. Aktivitas permainan bola besar
c. Aktivitas permainan bola kecil
3. Uraian Materi
a. Aktivitas Gerak Dasar
Siedentop (1990), seorang pakar Pendidikan Jasmani dari Amerika Serikat,
mengatakan bahwa dewasa ini Pendidikan Jasmani dapat diterima secara luas
sebagai model "pendidikan melalui aktivitas jasmani" yang berkembang sebagai
akibat dari merebaknya telaahan pendidikan gerak pada akhir abad ke -20 yang
menekankan pada kebugaran jasmani, penguasaan keterampilan, pengetahuan, dan

45 | P a g e
perkembangan sosial. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa: "Pendidikan Jasmani
adalah pendidikan dari, tentang, dan melalui aktivitas jasmani".
Menurut Jesse Feiring Williams (1999; dalam Freeman, 2001),
Pendidikan Jasmani adalah sejumlah aktivitas jasmani manusia yang terpilih
sehingga dilaksanakan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Pendidikan
Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) adalah salah satu disiplin ilmu yang
masuk dalam kurikulum sekolah, mulai tingkat dasar sampai di sekolah menengah,
bahkan ada beberapa program studi di perguruan tinggi karena diyakini PJOK dapat
mencapai tujuan pendidikan nasional. Sebagai suatu disiplin ilmu yang dipercaya
dapat mencapai tujuan pendidikan, maka para pengambil kebijakan harus bisa
merancang kurikulum PJOK agar dapat mencapai tujuan pendidikan nasional
tersebut.
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan atau lebih sering disebut
Pendidikan Jasmani untuk beberapa negara di dunia, merupakan bagian yang
integral dari pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan Jasmani meliputi tiga
ranah tujuan pendidikan yang sudah dirumuskan oleh Benjamin S. Bloom, yaitu;
ranah kognitif, psikomotor dan afektif. Pendidikan Jasmani adalah suatu model
pendidikan yang bercirikan melalui aktivitas jasmani menjadi sentralnya. Melalui
aktivitas jasmani yang dilakukan, peserta didik dituntut untuk mencapai ketiga
ranah tujuan pendidikan di atas.
Karena begitu banyak aktivitas jasmani yang bisa ditampilkan manusia
terkhusus oleh peserta didik, maka dipilihlah aktivitas jasmani apa saja yang akan
diberikan. Para ahli kurikulum Pendidikan Jasmani nasional sudah menetapkan
kurikulum untuk PJOK mulai dari tingkat pendidikan tingkat dasar sampai tingkat
menengah. Ada tujuh komponen yang dicantumkan dalam kurikulum PJOK di
sekolah. Ketujuh komponen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Aktivitas atletik
2. Aktivitas olahraga dan permainan
3. Aktivitas senam
4. Aktivitas akuatik
5. Aktivitas beladiri

46 | P a g e
6. Aktivitas pengembangan
7. Kesehatan
Pada kegiatan belajar kali ini, materi yang akan diberikan adalah yang
berhubungan dengan aktivitas keterampilan gerak dasar, olahraga dan permainan.
Tepatnya pada bagian berikut secara berurut akan dibahas mengenai: keterampilan
gerak dasar, olahraga permainan yang dikelompokkan menjadi dua yaitu permainan
bola besar dan permainan bola kecil. Untuk materi keterampilan gerak dasar
meliputi; gerak lokomotor, gerak non lokomotor, dan gerak manipulatif. Sedangkan
untuk permainan bola besar meliputi; permainan sepakbola, bolabasket, bolavoli.
Selanjutnya akan dijelaskan materi untuk perminan bola kecil yang meliputi;
bulutangkis dan tenis meja.
Untuk materi permainan bola besar yang diadopsi dari cabang olahraga,
perlu diberikan penegasan bahwa olahraga permainan bola besar maupun kecil
yang diberikan harus disesuaikan dengan kebutuhan, sarana dan prasarana di
sekolah, serta kompetensi peserta didik. Artinya, pemberian materi Pendidikan
Jasmani dalam bentuk keterampilan cabang olahraga sepakbola, bolabasket,
bolavoli, bulutangkis dan tenismeja harus disesuaikan dengan kebutuhan peserta
didik, sarana dan prasarana, waktu yang tersedia dan situasi dan kondisi lainnya
yang ikut mempengaruhi proses belajar mengajar di sekolah.
Prinsip Pokok Pendidikan Jasmani
Terdapat 13 prinsip pokok dalam Pendidikan Jasmani (Zeigler, 2009: 28-31) untuk
dapat meningkatkan kualitas hidup manusia:
1. Reversibility, bahwa setiap manusia akan ada pada masa puncak dan juga
akan kembali menurun, karena itu aktivitas jasmani dilakukan untuk paling
tidak mempertahankan kondisi fisiknya hingga usianya berakhir.
2. Overload, tubuh manusia otot-ototnya harus dilatih dengan beban lebih dari
normal agar dapat menjaga kualitas tubuhnya.
3. Flexibility, manusia harus secara teratur memposisikan sendinya melalui
berbagai gerakan, karena makin bertambah usia makin berkurang
fleksibilitasnya.

47 | P a g e
4. Bone density, aktivitas jasmani sepanjang hidup mempertahankan
kepadatan tulang seseorang.
5. Gravity, memepertahankan kekuatan kelompok otot sepanjang hidup,
sambil berdiri atau duduk, membantu perjuangan orang melawan gaya
gravitasi yang bekerja terus untuk memecahkan struktur tubuh.
6. Relaxation, hidup di dunia yang makin kompleks perlu keterampilan
relaksasi. Aktivitas jasmani dapat digunakan sebagai proses relaksasi.
7. Aesthetic, setiap orang secara alamiah ingin terlihat baik untuk dirinya
sendiri maupun orang lain dan aktivitas jasmani dapat menjadikan
penampilan seseorang terlihat baik.
8. Integration, aktivitas jasmani memberi kesempatan bagi individu untuk
melibatkan secara penuh seluruh bagian dirinya baik fisik maupun psikis.
9. Integrity, integritas kegiatan psiko fisik harus secara etis sesuai dengan
standar masyarakat (kesatuan tubuh dan pikiran manusia dalam aktivitas
jasmani harus mengedepankan fairplay, kejujuran, dan kepedulian terhadap
orang lain).
10. Priority of the person, aktivitas jasmani mengutamakan kesejahteraan
individu dari pada organisasi, olahraga sebagai pelayan sosial.
11. Live life to its fullest, aktivitas jasmani yang cukup berat dan dilakukan
secara teratur, membantu seseorang untuk memenuhi tugas sehari-hari dan
tuntutan mendadak yang tak terduga yang mungkin diperlukan untuk terus
hidup dan melindungi diri dari bahaya.
12. Fun and pleasure, manusia biasanya merupakan pencari kesenangan dan
kenikmnatan, dan banyak kesempatan untuk kesenangan dicapai melalui
aktivitas jasmani. Kesempatan memperoleh kesenangan akan hilang dari
kehidupan seseorang jika tidak mempertahankan tingkat kebugaran
jasmaninya.
13. Longevity, prinsip panjang umur menegaskan bahwa aktivitas jasmani
secara teratur sepanjang hidup, dapat membantu manusia hidup lebih lama.

48 | P a g e
Selain prinsip-prinsip pokok, ada beberapa prinsip umum dalam materi
PJOK kepada siswa. Prinsip-prinsip umum tersebut tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pendidikan Jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang
memanfaatkan aktivitas fisik
2. Model pembelajaran Pendidikan Jasmani tidak harus terpusat pada guru
tetapi pada siswa
3. Orientasi pembelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan anak, isi
dan materi serta cara penyampaian harus menarik dan menyenangkan,
4. Pendekatan holistik tubuh-jiwa ini termasuk pula penekanan pada ketiga
domain kependidikan: psikomotor, kognitif dan afektif.
Selain itu ada juga empat tujuan Pendidikan Jasmani yang disampaikan
Bucher’s dalam Siedentop (1990: 216) adalah sebagai berikut:
1. Tujuan pengembangan fisik, berkaitan dengan kegiatan program yang
membangun kekuatan fisik secara individu melalui pengembangan dari
berbagai sistem organ tubuh
2. Tujuan pengembangan motorik, berkaitan dengan menjadikan gagasan
fisik bermanfaat dan dengan sedikit pengeluaran energi yang mungkin,
dan estetika dalam gerakan ini.
3. Tujuan pengembangan mental, berkaitan dengan akumulasi dari tubuh
pengetahuan dan kemampuan berpikir untuk menafsirkan pengetahuan
4. Tujuan pengembangan sosial, berkaitan dengan membantu individu
dalam membuat penyesuaian pribadi, kelompok sebagai anggota
masyarakat.
Dalam versi yang lain juga ada empat konsep dalam memberikan materi PJOK di
sekolah:
1. Komponen organik, merupakan gambaran aspek fisik dan psikomotor dan
harus dicapai pada setiap proses pembelajaran, yang meliputi; kapasitas
fungsional dari organ-organ seperti daya tahan jantung dan otot.
2. Komponen neuromuskuler, merupakan gambaran tentang aspek kemampuan
unjuk kerja keterampilan gerak yang didasari oleh kelenturan, kelincahan,
keseimbangan, kecepatan dan lain-lain.

49 | P a g e
3. Komponen intelektual, merupakan gambaran yang dapat dipadankan dengan
kognitif.
4. Komponen emosional, merupakan gambaran yang dapat dipadankan dengan
afektif.
Dari keempat konsep Pendidikan Jasmani yang telah disampaikan, dikenal
pula kemudian istilah learning by moving. Secara harfiah, hal itu berarti belajar
melalui gerak. Makna yang lebih luas adalah kita belajar melalui gerak dengan
Pendidikan Jasmani. Bukan belajar untuk bergerak yang selama ini menjadi
persepsi kebanyakan orang.
Kemudian, dari keempat konsep tersebut dapat disederhanakan menjadi tiga konsep
saja, yaitu:
1. Mengembangkan aspek psikomotorik (keterampilan fisik);
2. Mengembangkan aspek kognitif (keterampilan intelektual);
3. Mengembangkan aspek afektif (keterampilan moral, emosional, sosial dan
spiritual).
Berdasarkan konsep learning by moving, Pendidikan Jasmani memiliki
tujuan dan fungsi yang tentunya berbeda dengan ilmu pengetahuan yang lain.
Adapaun tujuan Pendidikan Jasmani adalah sebagai berikut:
1. Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai dalam
Pendidikan Jasmani
2. Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial
dan toleransi dalam konteks kemajemukan budaya, etnis dan agama
3. Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui tugas-tugas pembelajaran
Pendidikan Jasmani
4. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama,
percaya diri, dan demokratis melalui aktivitas jasmani
5. Mengembangkan keterampilan gerak dan keterampilan teknik serta strategi
berbagai permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, senam, aktivitas
ritmik, akuatik (aktivitas air) dan pendidikan luar kelas (Outdoor education)

50 | P a g e
6. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan
dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai
aktivitas jasmani
7. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan
orang lain
8. Mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani sebagai informasi untuk
mencapai kesehatan, kebugaran dan pola hidup sehat
9. Mampu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat rekreatif.
Selanjutnya adalah fungsi Pendidikan Jasmani, yang dapat dibedakan menjadi
beberapa aspek, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Aspek organik
b. Aspek neuromuskuler
c. Aspek perseptual
d. Aspek kognitif
e. Aspek sosial
f. Aspek emosional

Keterampilan Gerak Dasar (Fondamental Motor Skill)


Keterampilan merupakan dasar dari suatu kemampuan seseorang
menyelesaikan tugas atau pekerjaan. Sedang menurut Guthrie dalam Schmidt &
Lee (2014) keterampilan merupakan kemampuan untuk membuat hasil akhir
dengan kepastian yang maksimum dan energi dan waktu yang minimum. Dengan
demikian, Schmidt & Lee (2014, hlm 37) menyimpulkan singkatnya, keterampilan
umumnya melibatkan mencapai beberapa tujuan, yaitu (1) memaksimalkan
kepastian pencapaian tujuan, (2) meminimalkan biaya fisik-mental dan energi
kinerja, (3) dan meminimalkan waktu yang digunakan.
Gerak merupakan salah satu ciri dari makhluk hidup, selain ciri-ciri yang
lain, seperti; makan, peka terhadap rangsangan, bernapas, berkembang biak,
mengeluarkan zat sisa, melakukan metabolisme dan beradaptasi. Oleh karena itu,
manusia sebagai makhluk hidup tidak bisa dipisahkan dengan gerak. Gerak adalah
sesuatu yang ditampilkan oleh manusia secara nyata dan dapat diamati. Merupakan

51 | P a g e
suatu kenyataan dalam kehidupan sehari-hari bahwa melalui gerak manusia
berusaha untuk dapat meraih sesuatu sesuai dengan kebutuhan dan berbagai motif
yang melatarbelakanginya.
Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Pendidikan
Jasmani adalah bagian yang integral dari pendidikan secara keseluruhan seperti
yang dipaparkan di atas. Hal ini dapat ditafsirkan bahwa Pendidikan Jasmani adalah
salah satu komponen dalam proses pendidikan yang dilakukan untuk mencapai
tujuan pendidikan.
Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang dilakukan oleh guru
terhadap peserta didik melalui aktivitas gerak. Pendidikan Jasmani di sekolah pada
hakekatnya mempunyai arti, peran dan fungsi yang amat vital dan strategis dalam
upaya menciptakan peserta didik yang sehat dan dinamis. Lebih tegas lagi, Ateng
(1992: 8) menyatakan bahwa tak ada Pendidikan Jasmani yang tidak bertujuan
pendidikan dan sebaliknya tidak ada pendidikan yang lengkap tanpa Pendidikan
Jasmani, sebab gerak adalah dasar untuk belajar mengenal dunia dan dirinya
sendiri. Untuk memberi pemahaman yang lebih dalam, UNESCO dalam
International Charter of Physical Education and Sport memberikan batasan bahwa
Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai individu
maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik
melalui kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan
keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak.

Konsep tentang gerakan manusia tidak terlepas dari konsep gerakan pada
umumnya. Gerakan adalah aksi atau proses perubahan letak atau posisi ditinjau dari
suatu titik tertentu sebagai pedomannya (Sugiyanto, dkk: 1997: 283). Senada
dengan itu, Kiram (2019: 9) menyatakan bahwa gerak adalah suatu proses
perpindahan suatu benda dari suatu posisi ke posisi lain atau dari suatu tempat ke
tempat lain, yang dapat diamati secara objektif. Konsekuensi dari batasan tersebut

52 | P a g e
tentu perpindahan benda tersebut dapat diukur dalam dimensi ruang dan waktu.
Dimensi ruang dimaksudkan di sini adalah akan mengalami perubahan luas,
panjang atau pun lebar ruangan yang diakibatkannya. Sedangkan dimensi waktu di
sini diartikan proses gerak tersebut membutuhkan kecepatan atau percepatan.
Sugiyanto dkk (1997: 283) memperjelas bahwa konsep tentang gerakan selalu
berhubungan dengan konsep tentang ruang, gaya dan waktu. Dalam konsep ruang
dikenal adanya arah kanan, kiri, depan, belakang, atas dan bawah. Selain itu juga
dikenal adanya jarak yaitu dekat, agak jauh dan jauh. Sedangkan konsep gaya
berkenaan dengan sebab gaya yang mempengaruhi, dimana gaya adalah pemacu
gerakan. Sementara konsep waktu adalah dikarenakan sebagai akibat dari proses
gerakan yang terjadi pasti membutuhkan waktu, sebentar atau lama.

Secara umum, aktivitas gerak manusia dapat dibagi dalam berbagai bentuk
tergantung dari sudut pandang apa dalam mengelompokkannya. Sugiyanto dkk.
(1997: 283) mengelompokkan gerakan berdasarkan sudut pandang:
1. Gerakan ditinjau dari segi mekanis
2. Gerakan ditinjau dari sudut muskuler
3. Gerakan ditinjau dari suatu sistem
4. Gerakan ditinjau dari tugas otot-otot rangka
Sesuai dengan materi dalam modul ini, gerakan hanya akan ditinjau dari
sudut pandang tugas otot-otot rangka yang dapat dikelompokkan menjadi 4 bagian:
a. Tugas menopang tubuh atau suatu beban
b. Tugas menahan tubuh atau menggantung
c. Tugas menggerakkan bagian tubuh atau tubuh secara keseluruhan dan
menggerakkan benda
d. Tugas menahan benturan

Berdasarkan ke-4 tipe tugas otot tersebut, masing-masing bisa dirinci dan
diberikan contoh posisi dan gerakan tubuh yang dihasilkannya. Harrow (1972: 52)
mengemukakan bahwa gerak dasar merupakan pola gerak yang inheren yang
membentuk dasar-dasar untuk keterampilan gerak yang kompleks, yang meliputi
(a) gerak lokomotor; (b) gerak non-lokomotor; dan (c) gerak manipulatif. Dalam

53 | P a g e
bahasa yang lebih familiar aktivitas gerak yang mengerakkan seluruh tubuh disebut
dengan gerak lokomotor, sedangkan aktivitas gerak yang hanya menggerakkan
bagian tubuh disebut dengan aktivitas gerak non lokomotor.
Selanjutnya aktivitas gerak yang berkenaan dengan menggerakkan benda
dinamakan dan aktivitas gerak manipulatif.

a. Gerak lokomotor
Dalam konteks Pendidikan Jasmani, gerak lokomotor ini tentu dimaksudkan
suatu proses berpindahnya seluruh tubuh seseorang dari suatu tempat ke tempat
lain. Gerakan berpindahnya seluruh tubuh dari suatu posisi ke posisi lain,
Sugiyanto dkk. (1997: 287) membedakannya atas beberapa bagian, yaitu:
- Menggerakkan tubuh secara keseluruhan dengan tumpuan permukaan
yang padat, contohnya adalah; berjalan, berlari, melompat, merangkak,
mengguling, salto dan meroda.
- Menggerakkan tubuh secara keseluruhan pada suatu alat yang bisa
bergerak, contohnya; bersepeda, bersepatu roda, dan mendayung
- Menggerakkan tubuh secara keseluruhan di air, contohnya berenang dan
menyelam
b. Gerak non lokomotor
Gerak non lokomotor adalah suatu proses berpindahnya elemen tubuh
tertentu dari suatu posisi ke posisi lain, namun secara keseluruhan tubuh tetap
berada pada tempat yang sama. Sugiyanto dkk. (1997: 287) memaparkan tugas
gerak non-lokomotor ini seperti sebagai berikut; menekuk leher, memutar
kepala, mengayun lengan, menekuk siku, membungkukkan badan, mengayun
kaki, menekuk lutut, memutar pergelangan kaki, dan menekuk jari-jari.
c. Gerak manipulatif
Gerak manipulatif adalah gerak yang dilakukan dengan menggerakkan suatu
objek atau benda. Menggerakkan benda atau objek ini dapat dibagi atas dua
bagian, yaitu;
(i) Menggerakkan benda dengan gaya yang secara langsung menyentuh
bendanya, contoh; melemparkan bola, menendang bola, mengayunkan
raket, mendorong atau menarik tubuh lawan pada judo

54 | P a g e
(ii) Menggerakan benda dengan gaya yang dikenakan pada benda secara tidak
langsung, contohnya; menembakkan peluru menggunakan senapan,
membidikkan anak panah menggunakan busur, menggerakkan sampan
dengan mendayung
Tiga macam gerakan terakhir, yaitu menembakkan peluru dengan senapan,
panahan dan mendayung sampan memang secara eksplisit jarang kita temui dalam
pembelajaran PJOK, tetapi gerakan seperti ini bisa saja dilakukan dengan
menyesuaikan dengan jenis permainan yang dikembangkan atau dikreasikan,
seperti permainan tradisional. Karena dalam pembelajaran PJOK, seorang guru
dapat memodifikasi dan mengembangkan kreativitas dalam pembelajarannya.
Setelah memahami tentang batasan tentang gerak, maka dalam Pendidikan
Jasmani sangat penting untuk memahami bagaimana gerak tersebut dilakukan.
Sebelum seseorang melakukan gerak, terlebih dahulu didahului dengan proses
rangsagan (stimulus) menerpa panca indera (reseptor) seperti melalui mata (visual),
telinga (audio), kulit (taktil) ataupun lidah (rasa). Rohendi dan Suwandar (2017: 96)
menyatakan bahwa kita terus menerus dibombardir dengan rangsangan yang
terdeteksi melalui komponen sistem sataf yang dikenal sebagai reseptor sensorik.
Metode yang berguna untuk mengklasifikasikan reseptor ini adalah dengan
menggunakan lokasi atau lebih spesifik lagi dengan lokasi rangsangan. Selanjutnya
Rohendi dan Suwandar (2017: 96) menyatakan bahwa reseptor dikalsifikasi atas
dua macam yaitu exteroreceptor dan interoreceptor. Exteroreceptor untuk
mendeteksi rangsangan di luar tubuh dan memberikan informasi tentang
lingkungan. Sedangkan interoreseptor adalah mendeteksi rangsangan dari viscera
internal dan memberikan informasi tentang lingkungan internal yang menyebabkan
perasaan seperti kelaparan dan mual.
Stimulus yang datang tersebut akan diterima oleh reseptor untuk seterusnya
dikirim melalu saraf aferen ke otak dan rangsangan tersebut diolah dalam otak dan
pada akhirnya akan ada suatu keputusan oleh otak. Keputusan yang diambil tersebut
selanjutnya dikirim melalui saraf eferen ke motorik dalam hal ini otot, sehingga
terjadilah gerakan.

55 | P a g e
Ada dua istilah yang sering muncul dalam Pendidikan Jasmani ataupun
olahraga yaitu gerak dan motorik. Batasan tentang gerak sudah dibahas pada bagian
terdahulu, lantas apakah gerak tersebut sama dengan motorik. Sedangkan motorik
menurut Kiram (2019: 11) adalah suatu rangkaian peristiwa laten yang tidak dapat
diamati dari luar. Lebih detail lagi motorik dapat diartikan sebagai keseluruhan
proses-proses pengendalian dan pengaturan fungsi-fungsi organ tubuh baik secara
fisiologis maupun secara psikis yang menyebabkan terjadinya suatu gerak. Gerak
dapat diamati dengan jelas dan kasat mata sedangkan motorik adalah suatu proses
yang tidak selalu bisa diamati.
Berdasarkan materi yang sudah dipaparkan di atas, maka sebagai seorang
guru haruslah mampu untuk mendisain dan mengembangkan keterampilan gerak
dasar, baik yang berupa gerakan lokomotor, non lokomotor maupun gerakan
manipulatif. Kemampuan berimajinasi dan daya kreativitas harus dibangkitkan
untuk mengajak peserta didik untuk memahami dan menciptakan gerakan-gerakan
keterampilan gerak dasar dalam mengembangkan daya nalar, keterampilan
motorik, dan perilaku peserta didik ke arah yang lebih baik.

Klasifikasi Keterampilan Gerak

Keterampilan gerak meruapakan salah satu tujuan dari belajar gerak oleh
karena itu guru haruslah memahami secara mendasar sehingga dalam proses
pembelajaran PJOK memberikan manfaat bagi peserta didik. Jenis atau klasifikasi
keterampilan gerak menururt para ahli dikelompokkan sebagai berikut:

1. Klasifikasi berdasarkan kecermatan gerak

a) Keterampilan gerak agal (gross motor skills)


Keterampilan gerak agal adalah gerakan yang dalam pelaksanaannya
melibatkan otot-otot besar sebagai basis utama gerakan, contohnya antara
lain keterampilan gerak lompat tinggi dan lempar lembing. Pada
keterampilan gerak agal diperlukan keterlibatan bagian-bagian tubuh
secara keseluruhan, sedang keterampilan gerak halus hanya melibatkan
sebagian dari anggota badan yang digerakan oleh otot-otot halus.

56 | P a g e
b) Keterampilan gerak halus (fine motor skills)
Keterampilan gerak halus adalah gerakan yang dalam pelaksanaannya
melibatkan otot-otot halus sebagai basis utama gerakan, contohnya antara
lain adalah keterampilan gerak jari dalam mengetik dan pelepasan busur
dalam memanah.

2. Klasifikasi berdasarkan perbedaan titik awal dan titik akhir

Apabila diperlukan, gerakan keterampilan ada yang dengan mudah dapat


diketahui bagian awal dan bagian akhir dari gerakannya, tetapi ada juga
yang susah diketahui. Dengan karakteristik seperti itu, keterampilan gerak
dapat dibedakan menjadi 3 kategori, yaitu:
a) Keterampilan gerak diskret (discrete motor skill)
Keterampilan gerak diskret adalah keterampilan gerak di mana dalam
pelaksanaannya dapat dibedakan secara jelas titik awal dan titik akhir
gerakan. Contohnya adalah gerakan berguling ke depan satu kali. Titik
awal gerakan adalah pada saat pelaku berjongkok dan meletakan kedua
telapak tangan dan tengkuknya ke matras, sedangkan titik akhirnya
adalah pada saat pelaku sudah dalam keadaan jongkok kembali.
b) Keterampilan gerak serial (serial motor skill)
Keterampilan gerak serial adalah keterampilan gerak diskret yang
dilakukan beberapa kali secara berlanjut. Contohnya gerakan berguling
ke depan beberapa kali.
c) Keterampilan gerak kontinyu (continuous motor skill)
Keterampilan gerak kontinyu adalah keterampilan gerak yang tidak dapat
dengan mudah ditandai titik awal dan akhir dari gerakannya. Contohnya
adalah keterampilann gerak bermain tenis atau permainan olahraga
lainnya. Di sini titik awal dan akhir tidak mudah untuk diketahui karena
merupakan rangkaian dari bermacan-macam rangkaian gerakan.

57 | P a g e
3. Klasifikasi berdasarkan stabilitas lingkungan
Dalam melakukan suatu gerakan keterampilan, ada kalanya pelaku
menghadapi kondisi lingkungan yang tetap dan ada kalanya berubah.
Berdasarkan keadaan kondisi lingkungan seperti itu, gerakan keterampilan
dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu:
a) Keterampilan tertutup (clossed skill)
Keterampilan tertutup adalah keterampilan gerak dimana
pelaksanaannya terjadi pada kondisi lingkungan yang tidak berubah, dan
stimulus gerakannya timbul dari dalam diri si pelaku sendiri. Contohnya
adalah dalam melakukan gerakan mengguling pada senam lantai. Dalam
gerakan ini pelaku memulainya setelah siap untuk melakukannya dan
bergerak berdasarkan rencana.
b) Keterampilan terbuka (open skill)
Keterampilan terbuka adalah keterampilan gerak dimana dalam
pelaksanaannya terjadi pada kondisi lingkungan yang berubah- ubah dan
pelaku bergerak menyesuaikan dengan stimulus yang timbul dari
lingkungannya. Perubahan kondisi lingkungan dapat bersifat temporal
dan bisa bersifat spasial. Contohnya adalah dalam melakukan gerakan
memukul bola yang dilambungkan. Dalam gerakan ini pelaku memukul
bola dengan menyesuaikan dengan kondisi bolanya agar pukulannya
mengenai bola. Pelaku dipaksa untuk mengamati kecepatan, arah, dan
jarak bola; kemudian menyesuaikan pukulannya.
Sedangkan menurut Schmidt & Lee (2014: 39) klasifikasi keterampilan gerak
sebagai berikut:
1) Keterampilan terbuka (open skill) adalah keterampilan yang tidak dapat
diduga atau berada pada lingkungan bervariasi dan tak terduga selama aksi.
Contohnya mengendarai mobil di mana sulit untuk memprediksi gerakan dari
orang lain.
2) Keterampilan tertutup (close skill) adalah keterampilan yang berada dalam
lingkungan yang stabil dan dapat diprediksi. Contohnya berenang pada jalur
kosong di kolam renang.

58 | P a g e
3) Keterampilan diskrit (discrete skill) adalah keterampilan yang biasanya
mudah ditentukan awal dan akhir, gerakan dengan durasi sering dan singkat,
seperti melempar bola.
4) Keterampilan kontinyu (continuous skill) adalah keterampilan yang terus
menerus, yang tidak memiliki ketentuan awal atau akhir, perilaku yang
mengalir selama beberapa menit, seperti berenang dan berlari.
5) Keterampilan serial (serial skill) adalah keterampilan yang sering dianggap
sebagai kelompok keterampilan diskrit yang dirangkai untuk membuat
tindakan terampil baru yang lebih rumit, contohnya memindahkan gigi mobil.

Faktor Penentu Keterampilan

Keberhasilanan pencapaian suatu keterampilan dipengaruhi oleh banyak


faktor. Faktor-faktor tersebut secara umum dibedakan menjadi tiga hal utama,
yaitu: (1) proses belajar mengajar, (2) pribadi, dan (3) faktor situasional
(lingkungn). Ketiga faktor inilah yang diyakini telah menjadi penentu utama
mencapai keberhasilan dalam mempelajari keterampilan.

1. Faktor proses belajar (learning process)

Proeses belajar yang baik tentunya harus mendukung upaya menjelmakan


pembelajaran. Berbagai teori belajar akan memberi jalan kepada kita tentang
bagaimana pembelajaran bisa dijelmakan. Intisari dari kegiatan pembelajaran
adalah terjadinya perubahan pengetahuan dan perilaku individu.

2. Faktor pribadi (personal factor)

Setiap orang (pribadi) merupakan individu yang berbeda-beda baik fisik, mental
emosional, maupun kemampuan. Ada ungkapan dalam kehidupan sehari-hari
bahwa si A berbakat besar dalam tenis, si B berbakat dalam olahraga individu,
dsb. Demikian juga jika mendengar bahwa seorang anak lebih cepat menguasai
suatu keterampilan, sedangkan anak yang lain memerlukan waktu yang lebih
lama. Singer mengidentifikasi ada 12 faktor pribadi yang sangat berhubungan
dengan upaya pencapaian keterampilan, yaitu:

59 | P a g e
a) Ketajaman indera, yaitu kemampuan indera untuk mengenal tampilan
rangsang secara akurat.
b) Persepsi, yaitu kemampuan untuk membuat arti dari situasi yang
berlangsung.
c) Intelegansi, yaitu kemampuan untuk menganalisis dan memecahkan
masalah serta membuat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan
penampilan gerak.
d) Ukuran fisik, ukuran tubuh yang ideal dalam cabang olahraga tertentu.
e) Pengalaman masa lalu, yaitu keluasan dan kualitas pengalaman masa lalu
yang berhubungan dengan situasi dan tugas gerak yang dipelajari saat ini.
f) Kesanggupan, terdiri dari kemampuan, keterampilan dan pengetahuan
yang dikembangkan secara memadai untuk menyelesaikan tugas dan
situasi yang dipelajari saat ini.
g) Emosi, yaitu kemampuan untuk mengarahkan dan mengontrol perasaan
secara tepat sebelum dan pada saat melaksanakan tugas.
h) Motivasi, merupakan semangat dalam tingkat optimal untuk menguasai
keterampilan yang dipelajari.
i) Sikap, yaitu adanya minat dalam mempelajari dan memberi nilai pada
kegiatan yang sedang dilakukan.
j) Faktor-faktor kepribadian lainnya, hadirnya sifat yang ekstrim, seperti
agresivitas, kebutuhan berafiliasi, atau perilaku lain yang dapat
dimanfaatkan, tergantung situasi yang terjadi.
k) Jenis kelamin, yaitu pengaruh komposisi tubuh, pengalaman, faktor
budaya pada pelaksanaan kegiatan dan keinginan untuk beprestasi.

l) Usia, yaitu pengaruh usia kronologis dan kematangan pada kesiapan dan
kemampuan untuk mempelajari dan menampilkan tugas tertentu.

3. Faktor situasional (situational factor)

Faktor situasional sesungguhnya dapat mempengaruhi kondisi pembelajaran


adalah lebih tertuju pada keadaan lingkungan. Faktor seperti tipe tugas yang
diberikan, peralatan yang digunakan termasuk media belajar, serta kondisi

60 | P a g e
pembelajaran itu dilaksanakan. Semua faktor tersebut dapat mempengaruhi
proses pembelajaran serta pribadi anak serta saling memberi pengaruh dan
dukungan satu sama lainnya atau sebaliknya.
Untuk lebih jelasnya faktor-faktor yang mempengaruhi penguasaan
keterampilan secara komprehensif dapat dilihat pada bagan berikut ini.

Gambar 2.1. Faktor yang mempengaruhi keterampilan


Sumber: Singer (1980)

b. Aktivitas Permainan Bola Besar

Materi yang terdapat dalam permainan bola besar dan bola kecil adalah
meliputi tentang permainan sepakbola, bolavoli, bolabasket, bulutangkis dan
tenismeja. Masing-masing permainan tersebut terdiri dari tiga komponen, yaitu:

61 | P a g e
a. Sejarah permainan; menerangkan asal mula sampai perkembangannya di
Indonesia
b. Teknik dan taktik dasar dalam masing-masing permainan tersebut
c. Peraturan permainan
Khusus untuk materi teknik dan taktik dasar, saudara harus memperhatikan tiga
prinsip utama, yaitu:
1) memulai setiap materi dari yang paling mudah menuju ke yang paling sukar
2) memulai setiap materi dari yang paling ringan menuju ke yang paling berat
3) memulai setiap materi dari yang paling sederhana menuju ke yang yang
paling kompleks

Hal-hal lain yang bisa dijadikan prinsip dalam memberikan pembelajaran


permainan bola besar dan bola kecil adalah merancang pembelajaran dalam bentuk
permainan. Banyak guru PJOK memberikan pembelajaran dengan menerapkan
drill-drill yang monoton dan membosankan. Permainan adalah solusi yang ampuh
dalam merangsang peserta didik agar lebih aktif dan bersemangat. Bukan hanya
mampu dalam meningkatkan semangat, bermain dapat membuat gairah yang lebih
tinggi karena pembelajaran dalam bentuk permainan merangsang daya kompetitif
peserta didik. Semangat kompetitif tersebut menjadi ciri khas anak-anak dalam
masa-masa pertumbuhan dan perkembangannya. Peserta didik berada dalam masa-
masa mencari jati diri, sehingga peserta didik selalu ingin menunjukkan eksistensi
dirinya.
1. Sejarah perkembangan permainan sepakbola di dunia
Untuk memahami sejarah permainan dapat saudara pelajari melalui link berikut:
https://sejarahlengkap.com/indonesia/sejarah-sepak-bola

https://fokussatu.com/sejarah-sepak-bola/

2. Teknik dan taktik dasar dalam permainan sepakbola


Teknik dasar permainan sepakbola yang harus dikuasai oleh pemain sepakbola
diantaranya:
a. menggiring bola (dribbling)
b. menembakkan bola ke arah gawang lawan (shooting)

62 | P a g e
c. mengumpan bola (passing)
d. menerima bola (receiving)
e. menyundul bola (heading)

Sedangkan taktik dasar yang harus juga dipelajari oleh peserta didik adalah taktik
menyerang dan taktik bertahan, yang masing-masing bagian tersebut dibagi atas:

a. taktik menyerang dan bertahan secara individu


b. taktik menyerang dan bertahan secara grup
c. taktik menyerang dan bertahan secara tim

a. Teknik dasar menggiring bola (dribbling)

Dribbling adalah suatu usaha seorang pemain untuk memindahkan


daerah permainan dari suatu tempat ke temapat lain dengan berlari sambil
melakukan sentuhan-sentuhan kecil dengan kaki terhadap bola (Nusri, 2019:
100). Kemampuan dalam menguasai teknik dasar menggiring bola mutlak
diperlukan oleh seorang pemain, karena menggiring termasuk keterampilan
individu yang mesti dikuasai oleh setiap pemain.
Dribble atau menggiring bola dibedakan menjadi dua jenis, yaitu; (1)
closed dribbling, yaitu teknik menggiring bola yang dilakukan dengan
mengontrol penuh dan aman dari pemain lawan, (2) speed dribbling, yaitu
teknik menggiring bola yang dilakukan dengan menendang bola ke depan, lalu
kita mengejarnya dengan berlari secepatnya. Dribbling seperti ini disebut
dengan running with the ball. Seorang yang ingin belajar menggiring bola
disarankan untuk melakukan beberapa hal berikut:
1) Lakukan dribbling menggunakan kaki kanan dan kaki kiri bergantian
2) Lakukaan gerakan secara pelan dan utamakan kebenaran geraknya
3) Hindari kecepatan dalam tahap awal, namun secara perlahan kalau bola
sudah bisa dikendalikan tingkatkan kecepatan secara bertahap.
4) Pandangan tidak selalu fokus ke bola, sedikit mengangkat kepala (head
up)
5) Pada taraf awal, gunakan dengan seluruh bagian kaki, namun untuk
kematangan boleh memfokuskan pada salah satu bagian kaki

63 | P a g e
6) Lakukan dengan berbagai bentuk rintangan baik menggunakan cone
ataupun teman

b. Teknik dasar mengumpan bola (passing)


Menguasai teknik mengumpan serta menerima bola merupakan hal
yang penting dalam permainan sepakbola. Permainan sepakbola adalah
permainan tim, maka oleh karena itu diperlukan kemampuan individu dan
kemampuan untuk bekerjasama. Dalam permainan, penghubung kerjasama
antara sesama pemain salah satunya adalah dengan melakukan passing.
Passing adalah keterampilan yang paling banyak dilakukan dalam suatu
permainan, bisa mencapai ratusan bahkan ribuan passing dalam suatu
pertandingan. Apa itu passing? Passing dapat diartikan sebagai suatu
usaha/tupaya/tindakan yang dilakukan oleh seorang pemain untuk
memberikan atau mengoper bola kepada teman satu tim atau teman
berlatih/bertanding. Tujuan utama dari passing adalah untuk memindahkan
bola dari seorang pemain ke pemain lain dalam satu tim sehingga bola selalu
dalam penguasaan timnya. Tujuan khusus dalam passing dalam permainan
sepakbola adalah sebagai berikut:
1) memindahkan daerah permainan supaya lebih cepat
2) memindahkan penguasaan bola kepada teman yang lebih mempunyai ruang
dan kesempatan yang lebih baik
3) mengatur tempo/irama permainan
4) menyusun serangan termasuk dalam melakukan serangan balik (counter
attack).
Tatkala melakukan passing, seorang pemain harus mempertimbangkan
banyak hal, antara lain: (a) arah passing, (b) kecepatan passing, (c) lintasan
passing, dan (d) putaran bola. Pada dasarnya memberikan bola kepada teman
dapat dilakukan dengan bermacam cara dan dengan seluruh bagian tubuh,
kecuali tangan. Cara memberikan bola kepada teman sangat ditentukan oleh
keadaan bola saat diberikan. Ada dua keadaan bola sebelum diberikan, yaitu
bola di tanah dan bola melayang di udara. Namun bola menyusur di tanah
lebih mudah diterima teman dibandingkan bola melayang di udara.

64 | P a g e
c. Teknik dasar menerima bola (receiving)

Menerima bola adalah salah satu teknik dasar dalam permainan sepakbola
yang penggunaannya bersamaan dengan teknik menendang bola. Receiving
adalah suatu usaha atau upaya yang dilakukan seorang pemain untuk menguasai
bola yang datang kepada dirinya sebagai hasil passing rekan ataupun akibat
kesalahan lawan (Ardi Nusri, 2019: 46). Tujuan dari menerima bola adalah
untuk mengontrol bola, yang di dalamnya juga termasuk untuk mengatur tempo
permainan, mengalihkan laju permainan, dan mempermudah untuk melakukan
passing. Ada beberapa cara untuk menghentikan bola. Yaitu dengan kaki
bagian dalam, luar, telapak kaki, punggung kaki, dengan dada, paha, perut dan
kepala.
Ada beberapa kiat yang perlu dipahami tatakala menerima bola, yaitu:
▪ melakukan persiapan dengan memusatkan konsentrasi
▪ mengambil keputusan untuk memilih bagian tubuh yang akan digunakan
untuk menerima bola
▪ akurasi dalam menggunakan anggota tubuh yang menerima bola
▪ melakukan gerakan menarik anggota tubuh tatkala menyentuh bola
▪ melakukan gerakan dengan cepat, kuat dan lentur
▪ menentukan arah sentuhan yang akan dilakukan
▪ mencermati tindak lanjut yang akan dilakukan setelah menerima bola

d. Teknik dasar menyundul bola (heading)

Menendang bola ke gawang adalah salah satu kemampuan yang paling


penting dalam permainan sepakbola, karena dengan kemampuan shooting yang
baik akan dapat menghasilkan gol yang menjadi tujuan dari bermain sepakbola.
Shooting adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seorang pemain untuk
mencetak gol ke gawang lawan dengan melakukan tembakan dengan
menggunakan kaki (Nusri, 2019: 69).
Secara umum, ada 6 teknik dalam menendang bola. Sebagian dari teknik-
teknik itu kerap kita lakukan, tetapi sebagian yang lain memerlukan latihan
tersendiri. Keenam teknik menendang bola itu diantaranya:

65 | P a g e
a. menendang bola dengan sisi dalam kaki
b. menendang bola dengan sisi luar kaki
c. menendang bola dengan punggung kaki (kura-kura)
d. menendang bola dengan punggung sisi dalam kaki
e. menendang bola dengan tumit
f. menendang bola dengan ujung jari kaki/sepatu
Berdasarkan pada tujuan dan batasan tentang shooting di atas maka tidak
peduli kaki apa yang digunakan untuk menyepak bola, bagian kaki apa yang
digunakan dan dari arah mana shooting itu dilakukan, termasuk kapan dan
bagaimana shooting itu dilakukan yaitu dengan hanya satu tujuan yaitu
menciptakan gol.

Pada saat pemain memperoleh kesempatan, lakukanlah dengan cara


apapun, namun secara sederhana untuk dapat mencetak gol dapat dilakukan
dengan beberapa cara, yaitu; (a) tembakan keras, (b) menggunakan tipuan, (c)
tendangan chip, (d) tendangan lob. Perinsip utama yang harus juga menjadi
perhatian adalah sebagai berikut; (a) lakukan segera tatkala ada kesempatan, (b)
lakukan dengan simpel, (c) utamakan ketenangan dan tidak emosional, dan (d)
utamakan agar bola masuk gawang.

Seperti yang sudah disinggung pada bagian terdahulu bahwa metode yang
paling cocok diterapkan adalah dengan metode bermain. Bunker dan Thorpe
(1982) membuat proposal Teaching Game For Understanding (TGFU) sebagai
sebuah pendekatan alternatif. Semenjak itu, TGFU telah menarik seluruh
perhatian para guru-guru olahraga. Seperti yang Metzler (2000) katakan,
“TGFU adalah sebuah model instruksi yang berfokus pada pengembangan
kemampuan pelajar-pelajarnya untuk memainkan permainan. Inti dari
pendekatan ini adalah penggunaan taktik-taktik kewaspadaan untuk
meningkatkan penampilan di dalam kegiatan-kegiatan jasmani.

Permainan-permainan yang telah dimodifikasi dipandang sebagai alat


untuk meraih tujuan tersebut. Studi-studi terbaru lebih condong untuk

66 | P a g e
membandingkan atau berkosentrasi pada hasil hasil pengetahuan, psikologis
dan afektif dari pendekatan ini (Allison & Thorpe, 1997, Turner & Martinek,
1992, 1999). Sebuah riset menunjukkan bahwa taktik lebih bermanfaat
dibandingkan dengan pendekatan dan hasil hasilnya yang mendukung
perkembangan pada teori pengajaran baru di dalam pengajaran permainan-
permainan (Booth, 1983, Burriows, 1986 and Werner & Almond, 1990).

Berdasarkan hasil riset tersebut, dapat diyakini bahwa pembelajaran


olahraga permainan seperti sepakbola, bolavoli, bolabasket, bulutangkis dan
tenismeja di sekolah dapat digunakan pendekatan TGFU. Inti dari pendekatan
ini adalah penggunaan taktik-taktik kewaspadaan untuk meningkatkan
penampilan di dalam kegiatan-kegiatan jasmani. Melalui permainan akan
memperbaiki pengetahuan, keterampilan dan afektif secara serempak, sehingga
pembelajaran akan berjalan secara efektif dan efisien. Oleh karena itu saudara
dapat mendisain suatu bentuk permainan untuk pembelajaran di sekolah.
Berikut akan diberikan beberapa contoh penerapan TGFU dalam pembelajaran
olahraga permainan yang tergolong pada permainan bola besar maupun kecil.

i. Latihan mengoper dan mendukung (passing and support)


Bermain 3 lawan 1 (3 vs 1) dalam lapangan berukuran 12 x 12 m. Tiga orang
saling mengoper dan selalu bergerak mencari ruang, sedangkan 1 orang
sebagai penjaga. Apabila penjaga berhasil merebut bola, maka otomatis
siswa yang melakukan kesalahan terakhir bertindak sebagai penjaga
menggantikan penjaga sebelumnya. Permainan ini dapat dilakukan dalam
durasi waktu yang kita inginkan; 3-8 menit. Manfaat dari permainan 3 vs 1
ini adalah peningkatan dalam banyak hal, yaitu;
a. Peningkatan kemampuan kognitif, yaitu kemampuan untuk berpikir
kemana tubuh akan digerakkan, dan berapa jarak yang harus dibuat,
serta kemana arah kontrol tatkala menerima bola harus dilakukan.
b. Peningkatan fisik karena harus bergerak sesuai dengan situasi yang
terjadi, baik cepat atau lambat, kelincahan untuk merubah arah,

67 | P a g e
reaksi tatkala kawan memberikan sinyal arah, kecepatan, dan
dayatahan siswa apabila dimainkan dalam waktu yang cukup lama.
c. Peningkatan afektif, yaitu saling bekerjasama, saling membantu,
dan sama-sama berusaha untuk mencapai suatu tujuan yaitu bola
tidak dapat direbut oleh lawan.
Secara sederhana, permainan passing and support ini dapat dimodifikasi,
baik ukuran lapangan, jumlah pemain, jumlah sentuhan dan lain-lain
sebagainya. Secara sederhana permainan 3 vs 1 ini dapat digambarkan di
bawah ini.

Gambar 2.2 Permainan 3 vs 1


(https://www.soccercoachweekly.net/easicoach/passing-and-support-play-u10-activity/ )

ii. Permainan penguasaan bola dan mengoper (ball possession and passing)
Permainan dengan tujuan menguasai bola 2 vs 2 di lapangan berukuran 15
x 15 m. Di pinggir ada 2 orang teman lagi yang siap mendukung. Tatkala
grup menguasai bola mereka boleh meminta bantuan kepada rekan yang
berada di pinggir 2 orang. Begitu juga lawan apabila sanggup merebut
bola, mereka pun berusaha memainkan bola dengan bantuan 2 orang rekan
yang berada di pinggir lapangan. Permainan ini dapat dimodifikasi lagi
dengan menambah atau mengurangi ukuran lapangan, jumlah pemain,
jumlah sentuhan, dan waktu permainan.

68 | P a g e
Manfaat dari permainan ini sangat banyak, disamping dapat meningkatkan
kemampuan berpikir, antisipasi, pengambilan keputusan, kelincahan,
kecepatan, dan dayatahan.

Gambar 2.3. Permainan ball possession and passing


(Sumber: ahockeyworld)

iii. Permaian 4 vs 4 dengan passing di empat sudut


Seperti dua permainan di atas, permainan 4 vs 4 dengan tujuan tambahan
untuk bisa melakukan passing ke dalam empat sudut yang sudah
ditentukan, selain melakukan passing kepada rekan sendiri. Permainan ini
dapat saudara modifikasi dengan menambah dan mengurangi ukuran
lapangan termasuk ukuran empat kotak di sudut, jumlah pemain, jumlah
sentuhan dan waktu permainan. Permainan tersebut dapat dilihat pada
gambar berikut.

69 | P a g e
Gambar 2.4. Permainan game passing 4 vs 4 for four corner
(Sumber: Google)

iv. Permainan penguasaan bola 5 vs 3


Permainan ini bertujuan untuk menguasai bola selama mungkin dalam tim,
lapangan terdiri dari 2 bagian yang berukuran 12 x 12 m satu bagiannya.
Pertama bermain 2 vs 2 dalam satu grid. Pemain berbaju putih (terang)
dibantu oleh 2 orang rekan yang berada di pinggir lapangan. Tatkala bola
dapat direbut, maka mereka dapat memainkan bola di lapangan sebelah
yang mana ada 2 rekan mereka yang sudah siap membantu di pinggir
lapangan.
v. Permainan mengoper dan membantu (passing and support)
Permainan passing and support 3 vs 3 tambah satu orang pemin netral.
Bermain dalam ukuran lapangan 20 x 20 m. Lagi-lagi segala bentuk
permainan dapat dimodifikasi, baik ukuran, jumlah pemain, waktu dan
jumlah sentuhan.
vi. Permainan merebut bola dan segera mengoper
Bermain dalam lapangan 45 x 60 m yang dibagi dua. Dalam satu grid dua
orang pemain berusaha merebut bola dari lawan yang menguasai bola
dengan rekan sebanyak 7 orang. Tatkala bola berhasil direbut, maka harus
segera mengopernkannya kepada rekan yang berada di lapangan sebelah
(grid lain). Perminan ini menuntut antisipasi, kecepatan, passing akurat,

70 | P a g e
dan cepat bertindak, secara ototmatis akan memperbaiki kecepatan,
kelincahan, dan dayatahan peserta didik.
Disamping dengan metode TGFU, masih relevan melakukan latihan drill.
Beberapa latihan yang berupa drill dapat dicontohkan pada bagian berikut.
1. Latihan menggiring, merubah arah dan passing (dribbling, change of
direction and passing)
Dalam lapangan yang berukuran 12 x 12 m, 2 orang siswa beridiri di
setiap sudut lapangan. Secara bersamaan, siswa melakukan dribbling
menuju ke tengah dan berputar untuk selanjutnya dilakukan oleh rekan
kedua di masing-masing sudut. Latihan ini dapat dilakukan dalam waktu
3 sampai 5 menit.
Latihan seperti ini akan meningkatkan kemampuan siswa dalam
menggiring bola dan mengantisipasi perubahan kecepatan karena ada
batas tertentu. Permainan ini akan meningkatkan ball feeling, koordinasi
mata dan kaki. Drill ini dapat juga digunakan untuk meningkatkan
kemampuan fisik siswa, baik kecepatan, kelincahan, footwork, reaksi, dan
dayatahan. Untuk lebih jelas, perhatikan gambar di bawah ini

Gambar 2.5. Latihan mengembangkan dribbling, turning, dan passing


(Sumber: soccercoachweekly.net)

2. Tiga grup latihan passing dan dribbling masing-masing 1 bola 3 orang.


Saling mengoper (boleh dribbling) dalam lapangan berukuran 20 x 20 m.
Latihan ini dapat dilakukan selama 3-5 menit, tergantung kebutuhan.

71 | P a g e
Latihan ini dapat meningkatkan kemampuan passing, kontrol, ball
feeling, reaksi dan antisipasi. Kalau dilakukan dalam waktu yang cukup
lama akan mampu meningkatkan stamina tentu saja harus dilakukan
secara bertahap. Latihan seperti ini juga dapat dimodifikasi, baik ukuran
lapangan, jumlah pemain, jumlah sentuhan, lama latihan dan lain-lain
sebagainya. Latihan tersebut seperti pada gambar berikut.

Gambar 2.6. Latihan drill 3 orang 1 bola


(Sumber: soccercoachweekly.net)

3. Bermain 3 vs 3 vs 3 (rompi berbeda)


Latihan nomor 2 di atas dapat dimodifikasi menjadi permainan 3 vs 3 vs
3 (rompi berbeda). Bermain dalam lapangan berukuran 20 x 20 m, satu
grup bertindak sebagai penjaga dan dua tim bergabung dalam permainan.
Apabila tim penjaga dapat merebut bola, maka mereka beralih menjadi
tim yang bermain bergabung dengan grup lain, sedangkan grup yang
melakukan kesalahan berganti menjadi penjaga. Permainan ini dapat
dimodifikasi sesuai dengan tujuannya.
Meningkatkan kemampuan shooting dapat dilakukan dengan latihan drill
ataupun melalui permainan. Di bawah ini dapat diberikan beberapa contoh drill
dan permainan.
1. Latihan drill passing and shooting

72 | P a g e
Satu orang bertindak sebagai penjaga gawang. Drill dapat dimulai dengan
menggiring kemudian mengoper kepada teman, seketika teman
mengembalikan dengan passing pelan. Pemain pertama melakukan shooting
ke gawang. Pemain dapat berganti peran setelah beberapa kali kesempatan.
Drill seperti ini akan dapat meningkatkan kemampuan passing dan shooting
peserta didik. Perhatikan gambar di bawah ini

Gambar 2.7. Drill passing dan shooting


(Sumber: Google)

2. Latihan menggiring cepat di bawah tekanan (speed dribbling under


pressing)
Dalam lapangan dengan ukuran 10 x 25 m, 2 orang siswa berperan sebagai
dribbler dan pengganggu. Bola digiring di bawah gangguan teman.
Gangguan dapat ditingkatkan secara bertahap. Latihan ini dapat dilakukan
secara bergantian dan dapar dilakukan dalam waktu yang diinginkan sesuai
kebutuhan. Perhatikan gambar berikut:

73 | P a g e
Gambar 2.8. Latihan speed dribbling under pressing
(Sumber: soccercoachweekly.net)

3. Latihan 1 vs 1 (Kemampuan melewati lawan 1 lawan 1)


Latihan menggiring bola untuk melewati 1 lawan 1 akan meningkatkan
kemampuan dribbling, gerak tipu, kecepatan, kelincahan dan dayatahan.
Perhatikan gambar gerikut.

Gambar 2.9. Latihan 1 vs 1


(Sumber: soccercoachweekly.net)

4. Latihan dribbling competition


Empat grup saling berkompetisi untuk melakukan dribbling. Dalam waktu
yang bersamaan saling bermain. Pada grid lapangan yang pertama 2 grup
saling berhadapan dengan orientasi melakukan dribbling. Satu grup
menggunakan gawang besar sebagai target sedangkan lawannya

74 | P a g e
menggunakan zona sebagai target. Dalam suatu rentang waktu, tim mana
yang paling banyak mencapai target sebagai pemenang. Sedangkan di
lapangan sebelah 2 tim berkompetisi dengan jumlah pemain sebanyak 4 vs
4. Satu grup menggunakan satu gawang besar sebagai target sedangkan
lawannya dengan dua gawang kecil sebagai target. Tim yang paling banyak
mencapai target menjadi pemenang dalam permainan ini. Setelah bermain
selama lebih kurang 4 menit ke empat grup saling berubah posisi, begitu
seterusnya.

Gambar 2.10. Latihan dribbling competition


(Sumber: soccercoaching)

5. Permainan shooting 4 vs 4
Permainan ini berfokus kepada kemampuan dribbling dan shooting.
Tim pemenang adalah yang memperoleh gol terbanyak. Perlu diingat bahwa
target permainan ini adalah ditujukan untuk meningkatkan shooting, maka
oleh sebab itu lapangannya diseting dalam ukuran yang lebih kecil, pemain
dapat melakukan shooting. Permainan ini dapat juga menigkatkan
kemampuan shooting, passing, dribbling dan fisik.
6. Permainan shooting
Bermain 5 vs 5 plus 2 penjaga gawang. Bermain dalam ukuran
lapangan 30 x 40 m selama 5 menit. Permainan berorientasi pada shooting.

75 | P a g e
Setiap saat kalau ada kesempatan pemain harus melakukan shooting.
Pemenang adalah grup yang membuat banyak gol
Setelah memahami berbagai teknik dasar tersebut, hal yang sangat
penting untuk diketahui adalah bagaimana cara seorang guru PJOK
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk dapat menguasai berbagai
teknik di atas, serta berkreasi untuk membuka peluang bagi peserta didik
untuk mampu berpikir secara kreatif mempelajari teknik-teknik tersebut
dalam perilaku yang baik. Tentu saja dalam membuka kreativitas peserta
didik, seorang guru PJOK harus memberikan contoh dalam merancang
pembelajaran yang penuh dengan kreativitas yang tinggi, sehingga daya
kreativitas tersebut diharapkan bisa ditularkan kepada peserta didik dalam
mengikuti pelajaram PJOK.

2. Aktivitas Permainan Bola Besar II : Bolabasket


f. Sejarah perkembangan permainan bolabasket di dunia
Untuk mempelajari sejarah permainan bolabasket dapat saudara buka link
berikut: https://sejarahlengkap.com/olahraga/sejarah-olahraga-basket
b. Teknik dasar dalam permainan bolabasket
Ada beberapa teknik dasar bolabasket yang perlu dikuasai, antara lain
adalah: passing, menangkap bola, dribbling, dan shooting.

1. Teknik passing
Lempar dan menangkap bola didalam permainan bolabasket
sangat berperan penting, ini merupakan keterampilan yang harus
dimiliki oleh setiap pemain bolabasket. Lempar tangkap di dalam
permainan bolabasket mempunyai tujuan yang sangat penting yaitu bola
ke basket. Melakukan passing haruslah dilakukan secara cepat dan tepat
untuk mendapatkan peluang memasukan bola sebanyak-banyaknya.
Passing adalah salah satu kunci keberhasilan serangan sebuah tim dan
sebuah unsur penentuan tembakan-tembakan yang berpeluang besar
mencetak angka (Jon Oliver, 2007: 35). Melalui passing peluang untuk

76 | P a g e
mencetak angka akan semakin besar. Teknik dasar mengoper (passing)
dalam permainan bolabasket sebagai berikut:
a. Mengoper bola setinggi dada (chest pass)
b. Mengoper bola dari atas kepala (overhead pass)
c. Mengoper bola dengan pantulan (bounce pass)
d. Mengoper dengan satu tangan (inside pass)
Untuk mempelajari teknik dasar tersebut dapat saudara buka link
berikut ini:
• https://review.bukalapak.com/sports/5-teknik-dasar-bola-basket-
yang-harus-dikuasai-70470,
• http://kampoengilmu.com/teknik-dasar-bola-basket/

2. Teknik menangkap bola


Teknik dasar menangkap bola tidak dapat lepas dari teknik dasar
passing. Menurut Imam Sadikun (1992: 90) teknik menangkap bola
dalam permainan bolabasket sebagai berikut: 1) sikap kaki berdiri kuat
dengan dua tangan lurus ke depan dan kedua telapak tangan menghadap
ke depan serta jari-jari tangan terbuka (kedua ibu jari tangan saling
mendekat). 2) Setelah bola menyentuh ujung jari dan telapak tangan,
bawalah bola ke dada dan tahanlah dengan mencengkeram bola yaitu,
semua telapak tangan dan permukaan jari-jarinya menempel dengan bola
di samping kanan dan kiri. 3) Selanjutnya kuasailah bola dengan baik
sambil menunggu gerakan berikutnya (melempar, menggiring atau
menembak).
Untuk mempelajari teknik dasar tersebut dapat saudara buka
link berikut ini:
• https://review.bukalapak.com/sports/5-teknik-dasar-bola-basket-
yang-harus-dikuasai-70470
• http://kampoengilmu.com/teknik-dasar-bola-basket/

77 | P a g e
3. Teknik dribbling
Menurut Ambler (2005: 10) bahwa, “Dribbling adalah membawa
bola dengan cara memantul-mantulkannya”. Sedangkan Sarumpaet dkk.,
(1992: 229) bahwa, “Dribble bola diperbolehkan hanya dengan satu
tangan saja baik kanan atau kiri dan secara bergantian antara tangan kanan
dan kiri”. Dribel terdiri dari beberapa macam, yaitu; (a) control dribble,
(b) speed dribble, (c) foot fire dribble, (d) retreat dribble, (e) reverse
dribble, (f) behind the back dribble. Untuk mempelajari teknik dasar
tersebut dapat saudara buka link berikut ini:
• https://review.bukalapak.com/sports/5-teknik-dasar-bola-basket-
yang-harus-dikuasai-70470
• http://kampoengilmu.com/teknik-dasar-bola-basket/

4 . T eknik shooting
Menembak (shooting) merupakan usaha seorang pemain bola basket
untuk memasukkan bola ke dalam ring basket lawan. Wissel (2000: 43)
menyatakan, “Shooting (menembak) adalah keahlian yang sangat penting
di dalam olahraga bola basket”. Menurut Hartoko (1993: 38) bahwa,
"Teknik dasar terpenting dalam bola basket adalah kemahiran menembak,
karena kemenangan suatu pertandingan ditentukan dengan jumlah
tembakan yang dibuat oleh suatu regu". Berdasarkan dua pendapat
tersebut menunjukkan menembak merupakan teknik dasar yang paling
penting dalam permainan bola basket, bahkan dapat menentukan menang
atau kalahnya suatu tim. Untuk mempelajari teknik shooting dapat
saudara buka link berikut:
• https://review.bukalapak.com/sports/5-teknik-dasar-bola-basket-
yang-harus-dikuasai-70470
• http://kampoengilmu.com/teknik-dasar-bola-basket/
Beberapa cara drill permainan bolabasket dapat dilakukan seperti berikut:

1. Drill panther. Delapan pemain atau lebih dibagi merata dan menempati 4
sudut dari half court. Drill ini dapat dipraktekkan dengan satu bola, tetap

78 | P a g e
akan lebih baik jika dilakukan dengan dua bola atau lebih. Contoh pada
ilustrasi di bawah menunjukkan drill panther menggunakan dua bola.
Dimulai dengan bola berada pada sudut yang saling berlawanan (pemain
1 dan pemain 5). Pada saat sinyal diberikan, kedua pemain passing bola
ke sudut sebelah kanan masing-masing pemain, kemudian berlari
mengikuti arah passing sampai 1/2 dari jarak antar pemain, dilanjutkan
cutting ke sudut yang berlawanan.
Penerima bola (pemain 3 dan pemain 7) dengan segera mengembalikan
bola kepada pemain yang melakukan cutting (pemain 1 dan pemain 5).
Ketika pemain yang melakukan cutting (cutter) menerima bola, mereka
kemudian passing bola ke sudut yang berlawanan dari sudut mereka
berasal. Ketika pemain 3 dan pemain 7 passing bola, mereka berlari
mengikuti arah bola dan melakukan cutting ke sudut yang berlawanan.
Seperti urutan sebelumnya, passing bola ke cutter. Kemudian cutter
passing bola ke sudut yang berlawanan, dan pemain yang melakukan
passing dari sudut ke cutter berlari mengikuti arah passing dan melakukan
cutting.

Gambar 2.11. Latihan panther drill


(Sumber: Google)

2. Circle run
Berlatih circle run untuk dasar melakukan serangan cepat (fast break)

79 | P a g e
Gambar 2.12. Latihan circle run
Sumber: Google)

3. Cara berlatih Rox Drill taktik bola basket


Dua pemain berada di pain area, dua pemain di masing-masing sideline, sejajar
dengan garis free throw, di kedua sisi lapangan (untuk outlet pass), dua pemain
di tengah lapangan dengan menguasai bola. Pemain O1 dan O2 memulai
dengan melakukan offense 2 lawan 2 dengan pemain X3 dan X4. Ketika
defender berhasil menguasai bola (setelah bola masuk, rebound atau steal),
pemain O5 dan O6 melangkah memasuki lapangan dan bersiap menerima
outlet pass dari X3 atau X4. Pemain O5 dan O6 melakukan offense 2 lawan 2
melawan O1 dan O2 (yang sekarang bertugas menjadi defender X1 dan X2).
X1 dan X2 harus secepatnya melakukan defense. Pemain X3 dan X4 keluar
lapangan dan mengantre sebagai pemain outlet di sideline. Jika pemain X1 atau
X2 berhasil menguasai, secepatnya melakukan outlet pass ke pemain O7 atau
O8. Selanjutnya dilakukan proses yang berlawanan arah, O7 dan O8
melakukan fast break 2 lawan 2 dengan X5 dan X6. Drill ini harus dilakukan
dengan kontinyu, selama waktu yang telah ditentukan, misalnya 10 menit.
Pastikan setiap transisi, baik defense ke offense maupun offense ke defense
dilakukan dengan cepat, buat pemain terus berlari dan menghindari turnover.
Perhatikan gambar berikut:

80 | P a g e
Gambar 2.13. Permainan Rox Drill taktik bola basket
(Sumber: Google)

c. Peraturan Permainan Bolabasket


Peraturan permainan bolabasket dapat saudara pelajari dari link berikut:
https://mainbasket.files.wordpress.com/2011/07/peraturan-resmi-bola-basket-
2010.pdf

3. Aktivitas Permainan Bola Besar III ( Bolavoli)

a. Sejarah Perkembangan Permainan Bolavoli


Untuk mempelajari sejarah permainan bolavoli dapat dilihat pada link
berikut:
• https://olahragapedia.com/peraturan-permainan-bola-voli
• https://www.volleyballaddict.com/2017/02/peraturan-permainan-bola-
voli-lengkap-terbaru.html

81 | P a g e
b. Teknik dasar dalam permainan bolavoli

Ada 6 keterampilan teknik dasar (basic technic skills) dalam permainan bola
volly. Sehingga timbul juga enam jenis teknik dasar adalah: a) service, b) dig,
c) attack, d) volley, dan d) block.

Service

Secara umum, setiap jenis servis itu dibagi lagi dalam tiga tahap:
▪ Tahap pertama adalah melempar bola ke atas throw-up;
▪ Tahap kedua adalah memukul bola hitting the ball
▪ Tahap ketiga adalah gerak akhir follow-through.
Ada beberapa jenis servis yang paling umum dalam permainan bolavoli, yaitu:
a. Under-arm service atau servis lengan bawah
b. Hook service atau servis kait
c. Floating service atau servis melayang (dari sisi dan dari depan)

The dig

The dig adalah penerimaan bola dengan gaya menggali. Servis telah
berkembang dengan pesat sekali, dipergunakan untuk menyerang dan
memegang inisiatif pertandingan. Oleh karena itu, penerimaan servis harus
dapat mengimbanginya. Penerimaan servis akan menentukan jalannya
pertandingan. Penerimaan servis yang salah, akan maka kemungkinan besar
angka untuk lawan.

Volley atau set

Volley atau set adalah suatu pukulan melambungkan bola sedemikian rupa,
sehingga teman kita mendapat kesempatan untuk men “smash” bola tersebut.
Tujuan dari orang memainkan volley adalah memberi kesempatan pada
teman untuk menyerang musuh. Sukses tidaknya penyerangan itu,
tergantung dari kecermatan volleyer (pemain yang melakukan volley).
Kalau volleynya kurang baik, maka penyerangannya pun lemah, bahkan
kadangkala gagal sama sekali.

82 | P a g e
Jenis-jenis volley yang paling umum:
▪ front volley atau volley depan
▪ overhead volley atau volley diatas kepala
▪ jump volley to front and back atau volley lompat kedepan ke belakang
Berdasarkan arah bolanya, volley dapat dibedakan; (a) tinggi (high), (b)
sedang (medium), (c) pendek (short)
Posisi pemukulan volley dapat dibedakan; (a) arah depan (front), (b) arah
belakang (back), (c) dengan loncatan (jump)

Smash atau spike

Seorang pemain yang pandai melakukan smash, atau dengan istilah asing
disebut “smasher” , harus memiliki kegesitan dan pandai melompat serta
mempunyai kemampuan memukul bola sekeras mungkin. Pemain yang
memiliki keahlian ini dapat digolongkan pemain penyerang terbaik.
Ada empat jenis smash, yaitu:
• frontal smash atau smash depan
• frontal smash dengan twist atau smash depan dengan memutar
• smash dari pergelangan tangan
• dump atau smash tipuan

Block (bendungan)
“Pertahanan” juga tergantung pada jenis dan posisi block yang dimainkan.
Jadi, mau tak mau setiap pemain atau regu harus melatih block dengan
tekun dan teliti, tak tegantung pada tingkatan pemain itu sendiri. Ada tiga
jenis blocking, yaitu:
▪ one-man block atau block satu orang
▪ two-man block atau block dua orang
▪ three-man block atau block tiga orang
Disamping itu, block juga dapat dibedakan sebagai berikut:
▪ block berdiri
▪ block sesudah run-up ( lari menghampiri )

83 | P a g e
▪ block aktif
▪ block pasif

Defence (pertahanan)
Seorang pemain dapat digolongkan sebagai defender yang baik kalau ia
berani terjun dalam permainan dengan penuh keberanian dan ketabahan,
sudah mengembangkan kemampuannya menghadapi smash-smash
lawan. Seriap pertandingan memiliki situasi atau problema yang
berbeda, membutuhkan solusi yang berbeda pula. Pemain dipengaruhi oleh
ketegangan atau emosi pada waktu berganding, akibatnya konsentrasi
menurun, reaksinya kurang cepat, bahkan kadangkala pemain dihinggapi
perasaan malas.
Pertahanan sesungghunya mencakup dua macam aspek yaitu:
▪ menerima smash lawan (biasanya dibagian belakang lapangan)
▪ melindungi (mempertahankan) block atau penyerangan regu sendiri.
Jenis pertahanan yang paling penting adalah:
- two-armed defence standing position atau pertahanan lengan dengan
posisi berdiri
- two-armed defence on the move atau pertahanan dua lengan dalam
posisi bergerak
- forward dive atau menjatuhkan diri kedepan
- one-armed rolling dig to the side( japanese roll) atau pertahanan
satu lengan dengan menjatuhkan diri kesisi sambil menyendok bola
Ketiga tahap dari gerakan mempertahankan diri ini adalah:
- tahap pertama : posisi permulaan (start)
- tahap kedua : menerima bola
- tahap ketiga : gerakan akhir ( follow through )

Latihan dan praktek


Untuk dapat memulai berlatih dan praktek, si pemain sendiri harus mampu
dan sanggup menguasai keenam kemampuan dasar yang telah
dibicarakan sebelum ini. Seorang pelatih hanya dibenarkan menggunakan

84 | P a g e
jenis latihan yang memang sesuai dengan kesanggupan regu pemain yang
dibimbingnya ini.

Menyempurnakan service
Untuk menjamin standar keamanan yang ada, maka sebaiknya setiap
pelatih mengharuskan suaru jadwal latihan servis yang teratur, sebelum
dan sesudah latihan itu sendiri.

Menyempurnakan permainan dig


Latihan-latihan pada pemain yang hendak mempelajari bagaimana
caranya melambungkan bole ke posisi tertentu yang sudah ditentukan
sebelumnya. Pelatih harus berusaha sedemikian rupa agar latihan-latihan
ini tidak menjadi rutin dan membosankan. Latihan harus cukup
menggairahkan tanpa mengurangi kecermatan latihan itu sendiri.

Menyempurnakan volley
Banyak ahli-ahli di bidang ini menyebutkan volley sebagai “jiwa raga”
seluruh permainan. Karena itu setiap pemain harus meluangkan waktu
untuk melatih volley sebaik mungkin. Pada waktu menghadapi
pertandingan-pertandingan pemanansan sebagai persiapan untuk
pertandingan, mereka bermain dengan mengguakan jenis-jenis volley.
Menyempurnakan smash dan b l ock

Menyempurnakan defence
Para pelatih pada s hanya mementingkan peningkatan daya tahan tubuh,
kecepatan dan reaksi, tetapi melupakan faktor- faktor lain yang tidak
kalah pentingnya. Karena itu, latihan-latihan harus disesuaikan dengan
situasi pertandingan, sehingga para pemain yang sudah ahli pada waktu
latihan juga ahli pada waktu pertandingan. Pelatih harus meluangkan
waktu untuk mendidik pemain secara perorangan.
Sama seperti permainan sepakbola pembelajaran akan lebih baik
dilakukan dalam bentuk TGFU, karena GFU sesuai dengan situasi yang

85 | P a g e
akan terjadi dalam permainan sesungguhnya. Di bawah ini dikemukakan
beberapa contoh permainan yang dapat saudara terapkan di sekolah.

1) Pembelajaran passing bawah melalui permainan 3 vs 3


Awali dengan pemanasan 5 orang saling mengoper dengan
menggunakan passing bawah sedangkan satu orang sebagai penjaga.
Selanjutnya lakukan permainan 3 vs 3 dalam lapangan yang lebih
kecil. Permainan hanya dilakukan dengan gerakan passing bawah
termasuk dalam memulai servis. Lakukan dalam durasi waktu 5-8
menit setiap set dan ulangi untuk beberapa set latihan. Manfaat dari
permainan ini adalah akan terjadi peningkatan yang cepat dalam
memperoleh kemampuan passing bawah, karena dari seluruh
permainan hanya menggunakan passing bawah.

2). Pembelajaran passing atas melalui permainan 3 vs 3


Sama seperti permainan di atas, peserta didik dapat melakukan
permainan 3 vs 3 dengan hanya melakukan gerakan passing atas dalam
rentang waktu tertentu. Pemenang adalah grup yang lebih dahulu
meraih angka terakhir dalam suatu game. Ciri utama permainan ini
adalah lebih fokus dalam mempelajari passing atas, sehingga frekuensi
melakukan passing atas lebih banyak. Dengan frekuensi yang lebih
banyak, ototmatis mempercepat penguasaan peserta didik.

3). Pembelajaran service competition


Dua tim yang terdiri dari 5 orang masing-masing berlomba melakukan
servis untuk mencari skor terbaik dalam suatu lapangan biasa. Masing-
masing lapangan dibagi atas 3 bagian yang diberi nilai 1, 2, dan 3.
Peserta didik saling berkompetisi untuk mencari skor tertinggi dalam
5 kali kesempatan untuk masing-masingnya. Pemenang adalah regu
yang memperoleh skor tertinggi. Lagi-lagi permainan ini akan lebih
cepat meningkatkan keterampilan servis peserta didik, karena dalam
permainan ini hanya fokus dalam servis. Frekuensi yang lebih banyak
akan berdampak kepada peningkatan keterampilan yang lebih cepat.

86 | P a g e
Semua teknik dasar yang ada dalam permainan bolavoli akan dapat
dilakukan melalui pembelajaran melalui permainan seperti ini.
Kelebihan yang dimiliki dalam pembelajaran seperti ini adalah:
a) Peserta didik akan lebih fokus
b) Peserta didik akan mendapatkan kesempatan lebih banyak
c) Sesuai dengan situasi dalam permainan bolavoli sesungguhnya
d) Memupuk semangat kompetitif
Semua bentuk permainan di atas dapat dimodifikasi, baik ukuran
lapangan, junlah pemain, jumlah sentuhan, jumlah game atau waktu
sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan. Hanya saja guru harus dapat
mendisain pembelajaran ini dengan baik. Disain dan perencanaan yang
baik akan berkorelasi dengan hasil yang diperoleh peserta didik.

Peraturan dalam permainan bolavoli

Untuk mempelajari peraturan permainan bolavoli dapat dibuka link berikut:


• https://olahragapedia.com/peraturan-permainan-bola-voli
• https://www.volleyballaddict.com/2017/02/peraturan-permainan-bola-
voli-lengkap-terbaru.html

b. Aktivitas Permainan Bola Kecil

1) Aktivitas Permainan Bola Kecil I: Bulutangkis

a) Sejarah perkembangan permainan bulut angkis


Untuk mempelajari sejarah permainan bulutangkis dipersilahkan saudara
membuka link berikut: https://sejarahlengkap.com/olahraga/sejarah-
olahraga-basket

b) Teknik dalam permainan bulutangkis


Teknik dalam permainan bulutangkis tediri dari: 1) cara memegang raket
(grip), 2) pukulan, 3) gerakan kaki (footwork), 4) sikap dan p osisi badan,
5)p osisi badan ketika memukul (hitting position), 6) service, 7)

87 | P a g e
pengembalian service, 8) overhead, 9) smash, 10) dropshot, dan 11)
Netting. Untuk mempelajari beragam teknik di atas dapat dibuka link berikut:
https://gurupenjaskes.com/teknik-dasar-bulu-tangkis
https://olahragapedia.com/teknik-dasar-permainan-bulu-tangkis
https://perpustakaan.id/teknik-dasar-bulu-tangkis/

c) Peraturan dalam p ermainan bulut angkis


Peraturan permainan tentang permainan bulutangkis dapat dipelajari dari link
berikut: https://www.yuksinau.id/peraturan-bulu-tangkis/

2) Aktivitas Permainan Bola Kecil II Tenis Meja

a) Sejarah perkembangan permainan tenis meja


Untuk mempelajari sejarah permainan tenismeja silahkan saudara membuka
link berikut: https://seputarilmu.com/2019/03/tenis-meja.html.

b) Teknik dasar permainan tennis meja


1. Cara menggunakan bet/ raket (teknik grip)
a. Teknik shakehands grip
Shakehands artinya ‘berjabat tangan’. Cara memegang raket seperti
cara kita menjabat tangan seseorang. Gaya ini sangat populer di
negara-negara barat. Dengan grip seperti ini dapat melakukan
forehand stroke dan backhand stroke tanpa mengubah grip dan
mempergunakan kedua belah sisi blade raket kita.
b. Teknik penhold grip
Penhold artinya ‘memegang pena’. Gaya ini lebih populer di Asia.
Dengan grip ini kita hanya mempergunakan salah satu sisi saja dari
blade raket kita, baik untuk forehand stroke maupun backhand stroke.
Tetapi akhir-akhir ini shakehands grip menjadi lebih populer.
c. Teknik seemiller grip

88 | P a g e
Teknik ini hampir sama dengan shakehand grip, namun mempunyai
perbedaan pada jari telunjuk. Pada teknik ini jari telunjuk memegang
bagian seluruh bet dan bet diputar ke arah badan denagn sekitar 20
derajat hingga 90 derajat. Sedangkan kekurangannya kita lebih susah
dalam melakukan serangan dengan pukulan backhand.
2. Teknik stance atau teknik bersikap siaga
Teknik stance adalah teknik penempatan posisi badan, kaki dan
tangan saat kondisi bertahan atau akan menyerang lawan. Gerakan ini
sangat penting, karena berpengaruh pada kesiapan kita saat menerima
serangan dan hasil pukulan saat melakukan serangan. Teknik stance
terbagi menjadi dua macam yaitu Square Stance dan Side Stance.
▪ Teknik side stance
Cara melakukan teknik side ini badan harus berada pada posisi
penyamping kiri atau kanan. Posisi bahu l ebih dekat dengan net
saat melakukan serangan, untuk yang menggunakan tangan kanan
maka posisi bahu harus dekat dengan net saat melakukan pukulan
dengan teknik forehand.
▪ Teknik square stance
Posisi tubuh menghadap ke meja, posisi ini adalah posisi awal kita
setelah menerima serangan dan juga menerima servis lawan. Untuk
melakukan posisi ini usahakan satu kaki saja yang berpindah ke
kanan, kiri, depan dan belakang. Hal tersebut memudahkan untuk
melakukan gerakan ini, apa lagi mempunyai kelincahan yang bagus.

3. Teknik footwork atau teknik gerakan kaki


Teknik ini merupakan gerakan kaki untuk mendekati arah bola baik
ketika posisi menyerang atau bertahan. Jika bola masih dapat
dijangkau dengan satu langkah, maka cukup kita berpindah sejauh satu
langkah. Untuk teknik ini juga terdapat gerakan yang namanya two
step. Untuk melakukan two step anda dapat menekuk lutut, kemudian
memakukan posisi kuda-kuda dengan kedua kaki harus seimbang

89 | P a g e
setelah itu ujung kaki menjadi tumpuan seluruh berat badan, yang
terakhir melakukan sebuah serangan ke arah lawan maka berat badab
akan bertumpu pada kaki bagian kanan.

4. Teknik stroke (pukulan)


Teknik ini dilakukan saat bertahan atau meyerang, terdapat dua
pukulan yaitu forehand dan backhand, kedua jenis pukulan tersebut
dilakukan sesuai dengan kebuthan saat pertandingan berlangsung.

c. Peraturan dalam permainan tenismeja


Materi tentang peraturan permainan tenismeja, seperti pada permainan lainnya
dapat saudara buka link berikut:
• https://www.materiolahraga.com/2019/03/peraturan-tenis-meja.html
• https://ensiklopediasli.blogspot.com/2016/06/pengertian-sejarah-teknik-
dasar-ukuran-tenis-meja.html

4. Contoh/non contoh/ilustrasi
Dalam menyajikan suatu materi PJOK, seperti yang sudah dipaparkan pada
bagian terdahulu harus memperharikan prinsip-prinsip dalam pengajaran yaitu
antara lain:
▪ memberikan materi dari yang mudah ke sukar
▪ memberikan materi dari yang ringan ke berat
▪ memberikan materi dari yang sederhana ke kompleks
Berikut diberikan beberapa contoh pembelajaran PJOK:
Contoh 1.
Materi pelajaran: passing
Passing dalam permainan sepakbola, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Lakukan passing dalam posisi bola diam
2. Lakukan passing dengan posisi bola digulirkan
3. Lakukan passing dengan cara berlari pelan
4. Lakukan passing dengan cara berlari agak cepat
5. Lakukan passing dengan gangguan pasif dari teman
6. Lakukan passing dengan gangguan aktif dari teman

90 | P a g e
7. Lakukan passing dengan situasi permainan sesungguhnya
Contoh 2.
Materi pelajaran: dribbling
Dribbling dalam permainan sepakbola dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Lakukan dribbling dengan berjalan
2. Lakukan dribbling dengan berlari pelan
3. Lakukan dribbling dengan berlari normal
4. Lakukan dribbling dengan gangguan pasif teman
5. Lakukan dribbling dengan gangguan aktif dari teman
6. Lakukan dribbling dengan situasi bermain 2 vs 1
7. Lakukan dribbling dengan situasi bermain 2 vs 2
8. Lakukan dribbling dengan situasi bermain 2 vs 2 melewati gawang kecil
atau zona tertentu
9. Lakukan dribbling dengan situasi bermain 2 vs 2 melewati gawang kecil
atau zona tertentu dengan penjagaan yang tetap.

5. Forum Diskusi
1.Tuliskan pengertian gerak lokomotor dan berikan contohnya serta jelaskan!
2. Jelaskan 3 klasifikasi keterampilan gerak dasar beserta pengelompokannya
masing-masing
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi kepribadian dalam proses belajar gerak?
Sertakan satu contohnya
4. Jelaskan macam-macam teknik dasar dalam permainan sepakbola, bolavoli,
bolabasket, bulutagkis dan tenis meja
5.Jelaskan secara ringkas sejarah permainan sepakbola, bolabasket, dan bolavoli

C. PENUTUP

1. Rangkuman
Pembelajaran PJOK adalah suatu pembelajaran yang dilakukan melalui
aktivitas jasmani, namun memberikan manfaat untuk tiga domain sekaligus,

91 | P a g e
yaitu meningkatkan kemampuan kognitif, psikomotor dan perilaku. Beberapa
hal yang bisa dijadikan prinsip dalam merancang pembelajaran PJOK adalah:
▪ merancang pembelajaran dari yang mudah ke sukar
▪ merancang pembelajaran dari yang ringan ke berat
▪ pembelajaran dari yang sederhana ke kompleks
▪ merancang pembelajaran dalam suasana bermain
▪ merancang pembelajaran dengan suasana persaingan (kompetitif)
▪ merancang pembelajaran secara holistik dalam tiga domain pendidikan

2. Tes Formatif
1. Yang tidak termasuk tiga belas prinsip pokok dalam Pendidikan Jasmani
menurut Zeigler untuk dapat meningkatkan kualitas hidup manusia
adalah:
A. reversibility
B. overload
C. relaxation
D. recreation
E. bone density

2. Beberapa prinsip umum dalam memberikan pembelajaran Pendidikan


Jasmani adalah kecuali:
A. Pendidikan Jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang
memanfaatkan aktivitas fisik
B. Model pembelajaran Pendidikan Jasmani harus seimbang antara
terpusat pada guru dan pada siswa
C. Orientasi pembelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan
anak, isi dan materi serta cara penyampaian harus menarik dan
menyenangkan
D. Pendekatan holistik tubuh-jiwa ini termasuk pula penekanan pada
ketiga domain kependidikan: psikomotor, kognitif dan afektif.
E. Model pembelajaran Pendidikan Jasmani tidak harus terpusat pada
guru tetapi pada siswa

92 | P a g e
3. Empat konsep komponen dalam memberikan materi PJOK di sekolah,
kecuali:
A. Komponen an organik
B. Komponen neuromuskuler
C. Komponen intelektual
D. Komponen emosional
E. Komponen organik

4. Khusus untuk materi teknik dan taktik dasar, saudara harus


memperhatikan tiga prinsip utama, adalah:
A. memulai materi dari yang paling mudah menuju ke yang paling berat
B. memulai materi dari yang paling ringan menuju ke yang paling berat
C. memulai materi dari yang paling mudah menuju ke yang yang paling
kompleks
D. memulai materi dari yang paling enteng menuju ke yang paling
kompleks
E. memulai materi dari yang paling ringan menuju ke yang sukar

5. Yang bukan tujuan Pendidikan Jasmani yang disampaikan Bucher’s


adalah:
A. Tujuan pengembangan memulai fisik, berkaitan dengan kegiatan
program yang membangun kekuatan fisik secara individu melalui
pengembangan dari berbagai sistem organ tubuh
B. Tujuan pengembangan motorik, berkaitan dengan menjadikan
gagasan fisik bermanfaat dan dengan sedikit pengeluaran energi yang
mungkin, dan estetika dalam gerakan ini.
C. Tujuan pengembangan mental, berkaitan dengan akumulasi dari tubuh
pengetahuan dan kemampuan berpikir untuk menafsirkan
pengetahuan
D. Tujuan pengembangan sensorik, berkaitan dengan membantu individu
dalam membuat penyesuaian dengan lingkungannya.

93 | P a g e
E. Tujuan pengembangan sosial, berkaitan dengan membantu individu
dalam membuat penyesuaian pribadi, kelompok sebagai anggota
masyarakat.

6. Tiga orang siswa Bembeng, Bambang dan Bolang melakukan aktivitas


jasmani. Bambang berlari, Bembeng mengayunkan kedua tangannya di
atas balok keseimbangan, sedangkan Bolang lagi menggiring bola.
Siapakah yang melakukan gerakan non lokomotor menurut saudara.
A. Bambang
B. Bembeng
C. Bolang
D. Bambang dan Bembeng
E. Bambang dan Bolang

7. Tatkala seorang siswa belajar menguasai teknik sepakbola, maka urutan


yang paling baik dalam belajar adalah sebagai berikut:
A. heading-shooting-passing-dribbling
B. shooting-passing-dribbling-heading
C. dribbling-heading-passing-shooting
D. dribbling-passing-heading-shooting
E. heading-passing,dribbling-shooting

8. Teknik dasar dalam bermain bolavoli adalah, kecuali:


A. passing bawah, smash, block, dan servis
B. passing atas, smash, block, servis, passing bawah
C. servis, passing atas, jumping-block-tosser
D. smash, block, servis, dan passing atas
E. passing bawah, servis, block, dan smash

9. Tindakan guru dalam memberikan pelajaran PJOK di sekolah yang paling


tepat adalah:
A. Menjalankan pembelajaran sesuai dengan yang tertera dalam
kurikulum

94 | P a g e
B. Memberikan pembelajaran sesuai dengan minat dan keinginan peserta
didik
C. Memberikan pembelajaran sesuai dengan kebiasaan masyarakat
sekitar sekolah
D. Memberikan pembelajaran sesuai dengan sarana dan prasarana,
perkembangan peserta didik, dan situasi serta kondisi di sekolah
E. Memberikan pembelajaran sesuai dengan budaya masyarakat

10. Mengajarkan teknik dasar untuk olahraga permainan seperti sepakbola,


bolavoli, bolabasket, bulutangkis dan tenis meja adalah:
A. Mutlak harus dilakukan karena sudah termaktub di dalam kurikulum
B. Tidak mutlak karena bukan untuk tujuan prestasi dalam berolahraga
C. Boleh dilakaukan asalkan disesuaikan dengan kebijakan yang diambil
oleh pimpinan sekolah
D. Harus dilakukan namun disesuaikan dengan tingkat kemampuan
peserta didik, situasi dan kondisi yang ada di sekolah
E. Harus dilakukan walaupun situasi dan kondisi kurang memndukung

Kunci Jawaban

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
D B A B D B D C D D

Daftar Pustaka
Agus Mahendra dan Amung Ma’mun, 1998, Teori Belajar dan Pembelajaran
Motorik, Bandung: IKIP Bandung Press.

Ardi Nusri. 2019. Teori dan Praktek Sepakbola Efektif. Semarang. CV Cipta Prima
Nusantara.
Ateng, Abdulkadir. 1992. Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Jakarta.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Freeman, R.E. dan J. McVea. 2001. “A Stakeholder Approach to Strategic
Management”.

95 | P a g e
Kiram, Yanuar. 2019. Belajar Keterampilan Motorik. Jakarta. Prenada Media
Group.
Mulyani, Novi. 2018. Perkembangan Dasar Anak Usia Dini. Yogyakarta. Penerbit
Gaya Media.
Rohendi, Aep dan Suwandar, Etor. 2017. Belajar Gerak Berbasis Otot Inti.
Bandung, Penerbit Alfabeta.
Siedentop, D. 1990. Introduction to Physical Education, Fitness, and Sport.
California, Mayfield Publishing Company.
Sugiyanto, dkk. 1997. Buku Materi Pokok Perkembangan dan Belajar Motorik.
Jakarta. Dikdasmen Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

96 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai