BAB II
KAJIAN PUSTAKA
yang mengutamakan aktifitas jasmani, fisik, permainan dan olahraga yang dijadikan
pembelajaran.
Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan dalam arti serupa juga diartikan
pengetahuan dan penalaran, serta pembiasaan pola hidup sehat yang seimbang
Darminto (2017:1). Istilah lain juga dikemukakan oleh Rizky,dkk (2013:460) bahwa
penjasorkes sebagai media pembinaan anak dalam menjalani hidup sehat serta upaya
pembuatan keputusan terbaik khususnya pada bidang jasmaninya. Pernyataan ini lebih
menekankan bahwa pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan adalah sebagai media
yang efektif dalam pembelajaran supaya tercapai tujuan pembelajaran itu sendiri.
Tujuan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan juga mendukung tujuan pendidikan
nasional.
10
disajikan sejak kelas rendah sekolah dasar hingga sekolah menengah atas.
Pembelajaran jasmani olahraga dan kesehatan amat berbeda dengan pembelajaran pada
mata pelajaran lain. Penekanan aspek fisik membuat siswa menguasai keterampilan
generik serta nilai dan sikap positif, dan memperbaiki kondisi fisik untuk mencapai
tujuan penjasorkes.
sama dengan program pendidikan mata pelajaran lain dalam ranah pembelajaran.
Ranah pembelajaran yang dikembangkan meliputi tiga ranah utama yakni psikomotor,
Peserta didik memiliki tugas menguasai keterampilan gerak dalam berbagai cabang
olahraga yang merupakan tanggung jawab utama guru. Banyak guru mata pelajaran
bukan untuk mempersiapkan mereka untuk menjadi atlet yang berprestasi. Hal ini
11
berbagai faktor yang memengaruhinya ditinjau dari segi konsep gerak. Ditinjau dari
pengaruh latihan atau kegiatan fisik terhadap kesehatan tubuh yang berguna bagi
3. Konsep gerak
Istilah konsep gerak merujuk pada gagasan-gagasan kognitif yang memiliki nilai
transfer. Konsep gerak dalam pendidikan jasmani dapat berupa respon gerak seperti
hanya sebuah nama dari keterampilan gerak yang bisa digunakan dalam berbagai
keharusan memahami ciri-ciri, jenis, serta syarat yang harus dipenuhi agar layak
disebut gerak.
Aspek afektif berbeda dengan psikomotor dan kognitf. Aspek ini lebih dikenal
lingkungan yang buruk aspek ini akan berjalan buruk, namun sama halnya
lingkungan yang baik maka peserta didik akan otomatis mengikuti lingkungannya.
12
Strategi afektif yang digunakan dalam penjasorkes selama ini baru terbatas pada
upaya membangkitkan sikap dan minat siswa terhadap penjasorkes walaupun tanpa
dalam dunia pendidikan. Tujuan pembelajaran jasmani olahraga dan kesehatan yang
pendidikan jasmani
2. Mencetak landasan kepribadian yang kuat, sikap sosial dan toleransi dalam
penjasorkes
kesehatan
dan pemeliharaan kebugaran jasmani disertai pola hidup sehat melalui berbagai
aktifitas jasmani
8. Mengetahui konsep aktifitas jasmani untuk mencapai kebugaran dan pola hidup
sehat
menyenangkan
kippers, bola basket, bola voli, sepak bola, tenis meja, tenis lapangan,
4. Aktifitas ritmis, meliputi: senam pagi, gerak tak beraturan, senam aerobic, SKJ
bebas.
14
1. Pendidikan
manusia melalui gerak. Hal itu berdampak bahwa penjasorkes harus mampu
2. Belajar Motorik
gerak dari gerak refleks, gerak kasar, gerak halus, gerak sempurna, serta gerak
bugar terhadap peserta didik. Tentunya dengan tujuan tubuh selalu sehat dan
bugar.
15
4. Penelitian
yang akan diteliti, dan yang harus diteliti sebaiknya ditentukan. Hal ini
bertujuan dapat menentukan teori-teori baru, mengkaji teori yang telah ada,
5. Rekreasi Pendidikan
F. Pengertian Bermain
Bermain merupakan suatu kegiatan yang biasa dimainkan oleh anak sebagai
alat untuk meluapkan ekspresi dan pelampiasan ketegangan terhadap suatu hal yang
Bermain bagi anak tidak sekedar melakukan permainan, bermain adalah suatu
bentuk kegiatan dalam proses pembelajaran sehingga bermain merupakan salah satu
unsur yang sangat penting pada proses pendidikan (Saputra dkk,2015:289). Menurut
kemampuan kognitif ketika anak terlibat dalam kegiatan sosial dan bergabung dalam
G. Manfaat Bermain
1. Aspek Fisik
Tubuh yang sehat akan didapatkan setelah melakukan aktifitas bermain karena
saat bermain gerakan-gerakan kecil maupun besar akan dilakukan oleh fisik
seseorang bahkan gerakan yang sebelumnya belum pernah digerakkan. Hal tersebut
Anak akan berfikir dan belajar tentang bagaimana cara menyiasati permainan
berimbas pada keterampilan anak. Anak yang sering melakukan hal tersebut tidak
akan merasa kesulitan ketika menghadapi suatu masalah karena sudah terampil dan
3. Aspek Sosial
Anak belajar interaksi dengan orang lain ketika bermain. Menjalin hubungan
mengasuhnya.
4. Aspek Bahasa
Aspek bahasa diartikan sebagai keterampilan dalam diri anak ketika melakukan
komunikasi verbal dan komunikasi sosial. Komunikasi verbal dari teman bermain
17
akan memberikan kosakata baru yang belum dimiliki seorang anak tanpa disadari.
Rasa percaya diri dan rasa merasa dihargai akan timbul melalui kegiatan
dimasukan dalam pembelajaran, permainan atau bermain juga mempunyai tugas dan
tujuan yang sama dengan tugas dan tujuan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan
penunjang perkembangan kecerdasan anak terutama melatih motorik kasar dan motorik
halus yang juga merupakan salah satu hal yang diasah dalam pembelajaran
tidak sedikit, selain untuk melestarikan budaya juga bermanfaat positif bagi
tradisional dapat dimainkan di dalam ruangan ataupun di luar ruangan sesuai tipe
permainan, dalam hal peraturan juga dapat diubah dan disesuaikan dengan kebutuhan
18
resmi dan detail sehingga dapat disesuaikan namun tetap memiliki aspek psikomotor
yang tinggi.
aspek (Sukintaka,2004:100).
1. Bermain merupakan suatu aktifitas penting yang biasa dilakukan dengan tujuan
bermain.
2. Olahraga atau sport merupakan kegiatan yang terencana. Arti lain juga
menyebutkan bentuk bermain yang bersifat kompetitif yang amat erat kaitannya
hanya akan menjadi aktifitas bermain sederhana atau biasa disebut rekreasi.
unsur itu harus seimbang dan tidak boleh terjadi perbandingan antara kedua
unsur yang menyimpang dan membuat salah satu unsur terhalangi. Pendidikan
Anak yang sedang menempuh sekolah dasar masih disebut dengan masa kanak-
kanak. Menurut Sudarmono (2013:176) Masa kanak-kanak adalah masa seorang anak
untuk menghabiskan sebagian besar waktunya untuk belajar keterampilan dasar. Usia
yang sebagian besar berada pada rentang usia 6 hingga 12 tahun. Tahapan
perkembangan anak menurut Piaget dalam Djaali (2012:70) terbagi dalam empat tahap
perkembangan :
dasar secara umum berada pada usia 7-11 tahun. Usia ini masuk dalam tahap berfikir
20
operasional konkret. Anak pada tahap ini sudah bisa menyelesaikan masalah yang
bersifat konkret. Tahap operasional konkret merupakan tahap transisi dari tahap pra
operasional ke tahap operasional formal. Cara berfikir anak pada tahap ini berhubungan
dengan sesuatu yang konkret dan masalah yang abstrak belum dapat terselesaikan.
fisik anak usia sekolah dasar (8-12 tahun). Menurut (Meggitt,2013:65) usia ini adalah
periode perkembangan anak melaju dengan cepat. Bagian tulang bertambah panjang
dan meluas secara cepat. Tinggi anak anak bertambah antara 5 hingga 7,5 cm setiap
tahunnya. Anak laki-laki berusia 8 tahun pada umumnya memiliki tinggi yang lebih
dari anak perempuan, namun ketika menginjak usia 12 tahun keadaan akan berbalik.
Otot anak laki-laki maupun perempuan pada periode ini sama-sama mengalami
peningkatan berat. Kurang lebih berat anak akan bertambah 2,5 hingga 3 kilogram
setiap tahunnya. Jaringan lemak anak perempuan akan dipertahankan lebih banyak oleh
tubuh untuk masa pubertas. Dampaknya pada usia ini anak perempuan akan terlihat
lebih berisi daripada anak laki-laki dengan usia yang hampir sama.
orang lain dan memiliki beberapa kesamaan sebagai pendukung penelitian ini.
ini yaitu :
1. Penelitian yang dilakukan oleh oleh Dwi Supriyanto (2012), dengan judul
karakteristik siswa sekolah dasar supaya efektif dan dapat diterima pada kelas
tersebut. Penelitian ini melewati beberapa tahapan antara lain; mendesain draf
produk awal; validasi ahli; uji coba skala kecil; revisi tahap I; uji coba skala
luas dan revisi tahap II (revisi terakhir). Penelitian ini relevan terhadap
yaitu siswa sekolah dasar. Perbedaan penelitian ini terdapat pada cabang
kucingan.
menggunakan beberapa tahapan yang sama antara lain; mendesain draf produk
awal; validasi ahli; uji coba skala kecil; revisi tahap I; uji coba skala luas dan
revisi tahap II (revisi terakhir). Penelitian ini relevan terhadap penelitian yang
Siswa membutuhkan variasi baru dalam pembelajaran penjasorkes supaya pembelajaran lebih
efektif
Produk Modifikasi Permainan Catball Valid dan Efektif digunakan untuk pembelajaran