Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Secara umum pengertian olahraga adalah sebagai salah satu aktivitas fisik maupun psikis
seseorang yang berguna untuk menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan seseorang.
“Olahraga” berasal dari bahasa Indonesia yang berarti “olah” yaitu mengolah sedangkan “raga” yang
berarti tubuh, yang berarti secara bahasa olahraga disebut juga dengan kegiatan mengolah tubuh.
Olahraga diartikan juga sebagai suatu kesibukan yang benar-benar utama untuk menjaga kesehatan
seorang.

Olahraga pendidikan adalah olahraga yang dilaksanakan sebagian proses pendidikan yang
teratur dan berkelanjutan, menurut UUD nomor 3 tahun 2005 ayat 11 berbunyi bahwa olahraga
pendidikan adalah pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan sebagian proses pendidikan
yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian, keterampilan,
kesehatan, dan kebugaran jasmani. Di dalam system pendidikan di Indonesia ada tiga jenis
pendidikan yaitu formal, nonformal dan informal. pendidikan informal adalah jalur pendidikan
keluarga dan lingkungan yang tentunya diluar dari pendidikan formal dan nonformal.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan olahraga Pendidikan?


2. Apa saja jalur-jalur olahraga Pendidikan?
3. Sebutkan Ciri-ciri olahraga Pendidikan?
4. Apa saja tahapan-tahapan dalam olahraga Pendidikan?
5. Sebutkan contoh-contoh olahraga Pendidikan?
6. Apa tujuan olahraga Pendidikan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian olahraga Pendidikan.


2. Untuk mengetahui jalur jalur olahraga Pendidikan.
3. Untuk mengetahui ciri-ciri olahraga Pendidikan
4. Untuk mengetahui tahapan-tahapan dalam olahraga Pendidikan
5. Untuk mengetahui contoh-contoh olahraga Pendidikan.
6. Untuk mengetahui tujuan olahraga Pendidikan

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Olahraga Pendidikan

Olahraga pendidikan adalah pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan


sebagai bagian proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh
pengetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan, dan kebugaran jasmani. Serta proses
pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik(
cakupan dari semua kemampuan anak) dalam kualitas individu, baik dalam bentuk fisik,
mental, serta emosional. Yang mana dalam pelaksanaanya terdapat unsur bermain, dan,rasa
senang dengan tujuan untuk melatih motorik anak.

Olahraga pendidikan sebagai bagian dari proses pendidikan secara umum yang
dilaksanakan oleh satuan pendidikan baik satuan pendidikan formal maupun non formal,
biasanya dilakukan oleh satuan pendidikan pada setiap jenjang pendidikan, guru pendidikan
jasmani dengan dibantu oleh tenaga olahraga membimbing terselenggaranya kegiatan
keolahragaan.

Menurut Barrie Houlihan (2016: 171) dalam meningkatkan prestasi olahraga, salah
satunya adalah melalui jenjang sekolah dan juga sistem pendidikan yang baik. Kebijakan
olahraga di dalam dunia pendidikan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan prestasi
olahraga. Sehingga sangatlah penting dalam mempertimbangkan bagaimana perumusan dan
kebijakan olahraga dalam dunia pendidikan, karena sekolah merupakan elemen yang
penting dalam pembangunan olahraga di masa depan.

Di Indonesia lebih dikenal dengan nama Pendidikan Jasmani,


Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes), hal tersebut sesuai dengan yang diamanatkan dalam Standar
Nasional Pendidikan (PP RI No. 19 Tahun 2005 pasal 7 ayat 8). Selanjutnya dijelaskan bahwa
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan didalamnya terkandung 3 (tiga) komponen isi yang
seharusnya ada, yaitu: Pendidikan Jasmani; Pendidikan Olahraga; dan Pendidikan Kesehatan.

a) Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani memiliki kajian tersendiri namun sebenarnya merupakan satu
kesatuan dalam konsep Penjasorkes. Definisi Pendidikan Jasmani menurut Sugiyanto (2012:
16) menyatakan “Pendidikan Jasmani, suatu bagian integral dari proses pendidikan total,
adalah suatu bidang upaya yang bertujuan mengembangkan anak didik yang segar (fit)
secara fisik, mental, emosi dan sosial melalui medium aktivitas fisik yang dipilih sesuai sudut
pandang perealisasian.

Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang melibatkan aktivitas fisik


dengan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan yang ingin dicapai bersifat
menyeluruh, mencakup aspek fisik, intelektual, emosional, sosial, dan moral. Berkenaan
dengan aspek fisik, tujuan utama pendidikan jasmani adalah untuk memperkaya

2
perbendaharaan gerak dasar anak-anak dengan aktivitas fisik, sesuai dengan tingkat
perkembangan dan pertumbuhannya.

b) Pendidikan olahraga merupakan sebuah konsep hasil pengembangan dari Penjasorkes


diamana memiliki tujuan yang lebih spesifik yaitu mengarah pada prestasi olahraga peserta
didik. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Sugiyanto (2012: 34) yang berpendapat bahwa,”
model pendidikan olahraga dinilai memiliki tujuan yang lebih ambisius dibanding dengan
program olahraga di dalam pendidikan jasmani. Pendidikan olahraga berusaha mendidik
murid untuk menjadi olahragawan yang kompeten, cerdas dan antusias. Selanjutnya
dijelaskan bahwa olahraga yang kompeten berarti memiliki keterampilan yang memadai
untuk berpartisispasi dalam pertandingan, memahami dan dapat melakasanakan strategi
sesuai dengan kompleksitas permainan dan sebagai pemain yang berpengetahuan.
Olahragawan yang cerdas berarti mudah untuk memahami peraturan, tatacara dan tradisi
dalam olahraga serta dapat membedakan anatara 19 praktek olahraga yang baik dan yang
buruk, baik pada anak-anak maupun olahragawan profesional. Olahragawan yang antusias
berarti berpartisipasi dan berperilaku dalam cara memelihara, melindungi dan mempertinggi
budaya olahraga. Sebagai anggota kelompok olahraga turut mengembangkan olahraga pada
tingkat lokal, nasional dan internasion.

c) Pendidikan Kesehatan
Sangat penting untuk menjaga kesehatan baik jasmani maupun rohani oleh karena itu
pendidikan kesehatan menjadi krusial khsusunya untuk pelajar di sekolah. Hal tersebut
sejalan dengan pendapat Giriwijoyo dan Sidik (2012: 28) bahwa “ olahraga kesehatan
meningkatkan derajat sehat dinamis (sehat dalam gerak), pasti juga sehat statis (sehat dikala
diam), tetapi tidak pasti sebaliknya, gemar berolahraga: mencegah penyakit, hidup sehat
dan nikmat. Malas berolahraga: mengundang penyakit. Tidak berolahraga: menelantarkan
diri”. 21 Sugiyanto (2013: 34) menyatakan bahwa, “pendidikan kesehatan pada dasarnya
merupakan kajian yang bersifat multi disiplin”. Isinya diambil dari banyak bidang ilmu lain
kedokteran, kesehatan masyarakat, kejasmanian, psikologi, biologi dan sosiologi. Lingkup
kajiannya pun luas yang mencakup antara lain hakekat sehat dan penyakit, kegizian,
pencegahan cedera, pertolongan pertama pada kecelakaan, pencegahan penggunaan
narkotika dan obat-obat terlarang, hakekat perilaku dan kebiasaan hidup sehat dan
pemeliharaan kesehatan. Aspek layanan yang termasuk di dalamnya meliputi penanganan
kehidupan sekolah yang sehat melalui pembelajaran pendidikan kesehatan dan diaplikasikan
dalam bentuk organisasi UKS dan PMR.

3
B. Jalur Olahraga Pendidikan
Olahraga pendidikan dilaksanakan sebagai bagian dari proses pendidikan dengan
jalur formal, nonformal, dan informal serta didukung dengan perangkat yang ada
didalamnya.

a. Pendidikan Formal

Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang
terdiri atas pendidikan dasar(SD), pendidikan menengah(SMP), dan pendidikan tinggi(SMA).
Olahraga pendidikan formal biasanya kita temukan disekolah-sekolah dengan implikasinya,
diharapkan dalam jangka yang pendek, paling tidak diarahkan para siswa memiliki kebugaran
jasmani, kesenangan melakukan aktifitas fisik dan olahraga dan terbentuklah manusia yang
sehat secara jasmani. Olahraga dilaksanakan pada instansi pendidikan formal guna
meningkatkan jiwa sportifitas dan kebugaran jasmani.

Penerapannya sesuai pasal 18 ayat 4 dilaksanakan pada setiap jenjang pendidikan. di


indonesia dilaksanakan dari sekolah tingkat dasar sampai sekolah tingkat tinggi. Penerapan
olahraga pendidikan telah dilaksanakan pada setiap jenjang meliputi SD, SMP dan SMA. Akan
tetapi masih sedikit diterapakan pada jenjang perguruan tinggi, kecuali perguruan tinggi
yang mempunyai fakultas berbasis olahraga.

Jika melihat dan menerapkan apa yang ada dalam undang-undang. rasanya sudah
sepantasnya hal ini diterapkan pada jenjang pendidikan tinggi setidaknya pada subjek ini
diterapkan dalam sebuah mata kuliah. Namun, kenyataannya belum diterapkan di seluruh
instansi pendidikan tinggi. Alasan pendidikan olahraga belum dapat diterapkan pada jenjang
pendidikan tinggi:

1) Kurikulum Pendidikan Tinggi.


Pada instansi pendidikan tinggi yang memang tidak berbasis olahraga belum
menerapkan sisipan materi olahraga dalam perkuliahannya.

Pertama, sosialisasi UU RI No.3 tahun 2005 belum menjangkau sampai instansi pendidikan
tinggi yang tidak berbasis olahraga. Kedua, keterbutuhan mata kuliah yang disusun dirasa
cukup dalam mengembangkan potensi mahasiswa. Sehingga olahraga pendidikan tidak
dimasukan.

2) Tenaga Pengajar.
Pengelolaan olahraga pendidikan tidak terlepas dari tenaga pengajar dalam proses
pelaksanaannya. Kekurangan tenaga pengajar menjadi hal penghambat penerapan olahraga
pendidikan di semua jenjang pendidikan. Karena kewajiban dosen bukan hanya mengajar
akan tetapi juga melakukan penelitian. Sehingga jelas, ketika hal ini dilaksanakan untuk satu
univeritas maka dosen sebagai pengajar olahraga pendidikan tidak akan sanggup melakukan

4
proses pembelajaran. Itulah sebabnya penerapan kebijakan ini masih belum dapat
terlaksana.

b. Pendidikan Nonformal pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan


formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang Olahraga pendidikan
nonformal biasanya kita temukan di lembaga kursus, lembaga pelatihan, organisasi
pecinta alam dan lingkungan, organisasi seni dan olahraga, dan organisasi lain yang
sejenisnya.

c. Pendidikan Informal
Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Olahraga
pendidikan informal biasanya kita temukan di pendidikan anak usia dini. Pendidikan anak
usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan
keluarga yang diselenggarakan oleh lingkungan. Pendidikan yang dilakukan oleh keluarga
adalah salah satu dasar yang akan membentuk watak, kebiasaan, dan perilaku anak di masa
depannya nanti.

C. Ciri- Ciri Olahraga Pendidikan

a. Diselenggarakan oleh lembaga pendidikan (kemendikbud) terutama sekolah;


b. Memberikan kesempatan yang sama;
c. Tidak membedakan yang bisa dan belum bisa dalam pembelajaranya;
d. Memberikan gerak sebebas-bebasnya agar yang tidak bisa menjadi bisa.
e. Memiliki dua komponen,yaitu bermain dan olahraga
f. Lingkungan yang menyenangkan

D. Tahapan-Tahapan olahraga Pendidikan


1. Pembukaan
Pada dasarnya kegiatan awal yang perlu dilakukan guru sebelum dimulainya Proses
Belajar Mengajar mencakup salam, do’a, absensi, apersepsi, serta penyampaian tujuan
pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk menyiapkan peserta didik untuk belajar serta
memberikan motivasi bagi siswa.Selain itu, dalam kegiatan pembukaan ini guru juga
dapat melihat kesiapan siswa untuk belajar.

2. Pemanasan
Manfaat utama melakukan pemanasan sebelum olahraga adalah menghindari
terjadinya risiko cedera. Otot tubuh dalam kondisi normal biasanya masih kaku dan
dingin.Pemanasan terbagi menjadi 3 yaitu:

5
a. Pemanasan otot, seperti jogging kecil
b. Perenggangan otot,terbagi menjadi dua statis(diam atau tidak bergerak) dan
dinamis(bergerak)
c. Pembiasaan otot

3. Kegiatan inti
Kegiatan ini merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan
pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara
sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

4. Pendinginan
Saat melakukan pendinginan, akan meregangkan tubuh dan mengatur napas dengan
baik. Hal tersebut dapat membantu peserta didik mengatasi rasa sakit dan nyeri setelah
berolahraga. Selain itu, akan ada peningkatan sirkulasi oksigen yang membantu
memulihkan tubuh dan pikiran Anak agar menjadi lebih rileks

5. Penutup
Kegiatan Penutup, penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri
aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau simpulan,
penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.

memberikan nasehat atau wejangan kepada siswa untuk dapat memahami cara
berolahraga tanpa mengalami cedera. Sedangkan untuk kesimpulan materi biasanya
digantikan dengan tanya jawab bersama siswa serta memberikan permainan ringan yang
kiranya dapat membantu siswa dalam mengingat pelajaran yang telah diberikan. Hal ini
berkenaan dan bersangkutan erat dengan kegiatan penilaian yang dilakukan guru
terhadap penguasaan materi pelajaran siswa.

E. Contoh Olahraga Pendidikan


a. Atletik 1) Lari jarak pendek

Lari jarak pendek atau sprint adalah nomor-nomor lari dari mulai lari 100M sampai
dengan jarak 400M.

2) Lari jarak menengah dan jauh


Nomor-nomor lari ini dapat diklasifikasikan ke dalam nomor lintasan, nomor
jalanan, misalnya maraton, dan nomor alam, misalnya lomba lari lintas alam. Lari pada
jarak menengah yaitu lari 800, 1500. dan 3000M. Serta lari jarak jauh yaitu 5000, 10000,
dan lari maraton 42.195M.

6
Tujuan lari menengah dan jauh adalah melampaui sebuah jarak yang cukup jauh
dengan waktu yang secepat-cepatnya. seberapa cepat seseorang melampaui jarak yang
cukup jauh tersebut akan bergantung kepada beberapa faktor, antara lain daya tahan,
evisiensi gerak lari, distribusi energi pada keseluruhan jarak tempuh, dan power pada
saat mulai merasa lelah namun dari keseluruhan faktor tersebut, daya tahan merupakan
faktor utama pemberi kontribusi terhadap lari jarak jauh.

3) Teknik Start
Pada dasamya terdapat tiga teknik start yang lazim dilakukan oleh seorang pelari,
yaitu:

1. Untuk lari jarak pendek, pelari menggunakan teknik start jongkok (crouching
start)
2. Untuk lari estafet, pelari menggunakan teknik start melayang (flying start), Flying
start ini bukan berarti pelari melakukan start sambil melayang di udara tetapi start
dilakukan sambil berlari terutama ketika sedang melakukan pemindahan tongkat
estafet.
3. Untuk lari jarak menengah dan jauh, pelari menggunkan teknik Start berdiri
(standing start).
b. Senam

Dasar gerakan senam merupakan proses pembelajaran pembentukan dasar


gerak yang lebih bersifat umum, seperti berjalan, mengayun, berputar, melompat atau
meloncat, dan sebagainya. Dalam olahraga pendidikan dikenal dengan gerakan dasar
atau pundamental movement yang dapat dibagi kedalam tiga kategori yaitu lokomotor,
nonlokomotor atau stability, dan manipulatif. Senam khusus merupakan bentuk
kegiatan sebagai prasyarat untuk memperoleh kemampuan keterampilan yang khusus,
seperti persiapan kemampuan fisik serta memiliki sifat searah pembentukan elemen
teknik sesuai dengan cabang olahraga tertentu. Senam prestasi merupakan senam untuk
tujuan prestasi artinya senam sebagai cabang olahraga yang menekankan aspek prestasi
tinggi.

Macam-macam senam diantaranya senam dasar dan senam ritmik. senam dasar
adalah keterampilan yang lebih kompleks sebagai prasyarat gerakan dari mulai yang
sederhana sebagai pendukung. Misalnya gerakan roll atau mengguling, merupakan
keterampilan dasar untuk gerakan salto yang baik, handstand sebagai prasyarat gerakan
handspring dll. sedangkan senam ritmik adalah gerakan senam yang dilakukan dalam
irama musik atau latihan bebas yang dilakukan secara berirama.

c. Permainan Bola Kecil


1) Tenis Meja

7
Permainan Tenis meja merupakan permainan yang menggunakan Badge sebagai alat
pemukul, bola ping pong dan meja untuk bermain. Permainan ini dimaikan oleh dua
orang untuk kategori tunggal dan empat orang untuk kategori ganda. Olahraga ini
mempunyai nama resmi yaitu bola ping pong. Di Indonesia olahraga tenis meja
mempunyai Induk yaitu PTMSI (Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia), sedangkan
untuk Induk tenis meja tingkat dunia adalah ITTF International Table Tennis Federation).
Indonesia tergabung dalam ITTF sejak tahun 1961.

2) Bulu Tangkis
Permainan Bulu tangkis merupakan suatu permainan yang setiap pemainnya
menggunakan sebuah raket. Dalam permainan ini dipergunakan sebuah kok
(shuttlecock) sebagai pengganti bola yang dipukul secara bergantian oleh setiap regu
yang sedang bertanding Teknik dasar memukul bola dalam permainan bulu tangkis
adalah pukulan servis, pukulan kob, drive, netting, smes, dan dropshort.

3) Kasti
Kasti adalah suatu olahraga permainan yang dilakukan secara beregu, yaitu
dimainkan oleh dua regu. Setiap regu terdiri dari 12 pemain, permainan kasti ini
dimainkan di lapangan yang mempunyai bentuk empat persegi panjang yang dibatasi
oleh garis batas dengan lebar garis yaitu 5 cm atau menggunakan tali tambang.
Permainan ini menggunakan bola kasti dan kayu pemukul sebagai alat permainan.

d. Permainan Bola Besar


1. Sepak Bola
Sepak bola adalah salah satu permainan bola besar yang pelaksanaannya dimainkan
secara beregu. Dalam permainan sepak bola setiap regu berjumlah sebelas orang.
Sehingga, setiap regu pemain sepak bola juga disebut sebagai kesebelasan. Tujuan dari
permainan sepak bola adalah untuk memasukkan bola ke gawang lawan sebanyak
mungkin dan mencegah bola lawan agar tidak dapat masuk ke gawang.

Permainan Sepak Bola ini dipimpin oleh seorang wasit dengan dibantu dua orang
penjaga garis sehingga pelaksanaan permainan dapat berjalan adil dan baik.

Di Indonesia perkembangan Sepak Bola ditandai dengan pembentukan pada


Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) pada tanggal 19 April 1930. Yang menjadi
ketua umum PSSI pertama kali adalah Ir. Suratin Sastro Sugondo. Untuk mengenang
jasanya maka mulai tahun 1966 diselenggarakan kejuaraan sepak bola untuk tingkat
taruna remaja. Piala yang diperebutkan dinamakan piala Suratin.

2. Bola Voli
Bola voli adalah salah satu jenis permainan yang termasuk dalam permainan bola
besar. Permainan bola voli juga dilakukan oleh dua regu. Dalam permainan bola voli tiap
regu terdiri dari enam pemain. Dalam permainan bola voli, setiap regu saling

8
memantulkan bola yang melewati atas net. Setiap regu berusaha mematikan gerakan
lawan sehingga tidak mampu mengembalikan bola dari pukulan atau pantulan bola dari
lawan.

Permainan bola voli merupakan permainan bola besar yang berasal dari Amerika
Serikat. Permainan ini diciptakan oleh William G. Morgan Permainan ini berkembang
pesat di Amerika Serikat sehingga pada tahun 1922 Young Man Cristien Association
sukses menyelenggarakan kejuaraan nasional bola voli.

3. Permainan Bola Basket


Basket merupakan permainan bola besar yang dimainkan oleh dua regu, baik putra
maupun putri. Setiap regu terdiri atas lima orang pemain. Tujuan dilakukannya
permainan bola basket adalah mencari nilai atau angka sebanyakbanyaknya dengan cara
memasukkan bola ke keranjang lawan dan menghalangi masuknya bola ke keranjangnya
sendiri dari serangan lawan.

Setiap pemain bola basket dapat memainkan bola dengan cara, yaitu mendorong
bola, memukul bola dengan telapak tangan terbuka, melemparkan, menggelindingkan
dan menggiring atau mendribel bola ke segala arah dalam lapangan pemain.

e. Renang
Renang merupakan salah satu gerakan yang dilakukan di dalam air yang dapat
dilakukan oleh manusia dan hewan. Umumnya hewan berenang untuk beberapa tujuan
seperti mencari mangsa, mendinginkan suhu tubuh, berpindah dari satu tempat ke
tempat lainnya. Sedangkan manusia menjadikan renang sebagai sarana olahraga,
rekreasi, ataupun mencari ikan, mutiara atau hewan air lainnya. Manusia dan hewan
dapat berenang di sungai, danau, haut dan kolam renang. Berenang dapat dilakukan
oleh siapa saja dari berbagai usia dan kalangan masyarakat.

Olahraga renang untuk perlombaan atau rekreasi dilakukan di kolam renang.


Berenang merupakan olahraga yang sangat baik bagi kesehatan tubuh karena hampir
semua otot dan persendian bergerak ketika berenang Olahraga renang dapat dilakukan
oleh siapa saja baik putra maupun putri.

f. Pencak Silat
Pencak silat atau silat adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari
Indonesia. Pencak silat termasuk ke dalam olahraga bela diri yang memerlukan banyak
konsentrasi.

9
F. Tujuan Olahraga Pendidikan
Tujuan olahraga itu tertentu, tergantung kepada jenis olahraga yang akan diikuti.
Misalnya jenis olahraga pendidikan, olahraga yang dilaksanakan sebagai proses pendidikan
yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian, keterampilan,
kesehatan, dan kebugaran jasmani. Olahraga sebenarnya sangat dibutuhkan pada jenjang
pendidikan.

Pertama, membantu dalam meningkatkan pemahaman sportifitas dan kebugaran


jasmani. Kedua, Meningkatkan fungsi otak. Penerapan aktivitas olahraga dapat mendorong
kreatifitas dan membantu penyerapan materi pendidikan lainnya. Ketiga, Menyiapkan atlet
yang nantinya akan berlaga dalam kejuaraan antar instansi pendidikan tinggi. Karena di
dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Serta mengilangkan stress dengan cara
bermain dan menciptakan lingkungan yang nyaman dan seru.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Olahraga pendidikan adalah pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan


sebagai bagian proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh
pengetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan, dan kebugaran jasmani. Serta proses
pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik(
cakupan dari semua kemampuan anak) dalam kualitas individu, baik dalam bentuk fisik,
mental, serta emosional. Yang mana dalam pelaksanaanya terdapat unsur bermain, dan,rasa
senang dengan tujuan untuk melatih motorik anak.

Di Indonesia lebih dikenal dengan nama Pendidikan Jasmani, Olahraga dan


Kesehatan (Penjasorkes), hal tersebut sesuai dengan yang diamanatkan dalam Standar
Nasional Pendidikan (PP RI No. 19 Tahun 2005 pasal 7 ayat 8). Selanjutnya dijelaskan bahwa
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan didalamnya terkandung 3 (tiga) komponen isi
yang seharusnya ada, yaitu: Pendidikan Jasmani; Pendidikan Olahraga; dan Pendidikan
Kesehatan

Dengan tujuan Pertama, membantu dalam meningkatkan pemahaman sportifitas


dan kebugaran jasmani. Kedua, Meningkatkan fungsi otak. Penerapan aktivitas olahraga
dapat mendorong kreatifitas dan membantu penyerapan materi pendidikan lainnya. Ketiga,
Menyiapkan atlet yang nantinya akan berlaga dalam kejuaraan antar instansi pendidikan
tinggi. Karena di dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Serta mengilangkan stress
dengan cara bermain dan menciptakan lingkungan yang nyaman dan seru.

B. Saran
Kami ucapkan terimakasih banyak pada pihak yang sudah membaca dan membantu
dalam penyusunan makalah kami. Penulis menyadari bahwa makalah ini belum dapat
menjelaskan semua materi tentang Kompetensi guru. Maka dari itu kritik dan saran kami
butuhkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

11
DAFTAR PUSTAKA

Iyakrus, Iyakrus. "Pendidikan Jasmani, Olahraga Dan Prestasi." Altius: Jurnal Ilmu Olahraga Dan
Kesehatan 7.2 (2018).

Irianto, Tri. "Olahraga Pendidikan." (2020).

Lauh, W. D. A. (2014). Dimensi olahraga pendidikan dalam pelaksanaan penjasorkes di sekolah.


Jurnal Pendidikan Olah Raga, 3(1), 83-93.

Wisahati, A. S., & Santosa, T. (2010). Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Pusat Perbukuan
Kementrian Pendidikan, Jakarta.

Nugraha, Bayu. "Pendidikan jasmani olahraga usia dini." Jurnal Pendidikan Anak 4.1 (2015).

Rahayu, Ega Trisna. "Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani: implementasi pada pembelajaran
pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan." (2016).

12

Anda mungkin juga menyukai