Anda di halaman 1dari 19

Nama : Yanri O.

Tae
Nim : 859294565
Kode / mata kuliah : PDGK4208/ Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Kode kelas : 790008
UPBJJ : 79/Kupang

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)


UNIVERSITAS TERBUKA
UPBBJ KUPANG
2023
RANGKUMAN

BAB 1
ASAS PENDIDIKAN JASMANI

I. HAKIKAT PENDIDIKAN JASMANI


Pendidikan jasmani adalah bagian penting dari pendidikan yang fokus pada perkembangan
fisik, kesehatan, dan kemampuan motorik seseorang. Ini melibatkan berbagai kegiatan fisik,
olahraga, dan latihan yang dirancang untuk meningkatkan kebugaran, keterampilan motorik,
serta pemahaman tentang pentingnya gaya hidup sehat.Pendidikan jasmani tidak hanya
tentang berolahraga, tetapi juga melibatkan pemahaman tentang prinsip-prinsip kesehatan,
pola makan yang sehat, kebugaran jasmani, dan pentingnya menjaga tubuh agar tetap aktif.
Ini membantu siswa memahami pentingnya olahraga, gaya hidup sehat, dan bagaimana
merawat tubuh mereka.Selain manfaat fisik, pendidikan jasmani juga membantu dalam
pengembangan sosial, seperti kerjasama, kepemimpinan, dan keterampilan berkomunikasi
melalui kegiatan tim dalam olahraga dan kegiatan fisik lainnya. pendidikan jasmani bukan
hanya tentang melakukan aktivitas fisik, tetapi juga tentang memahami pentingnya kesehatan
fisik, mental, dan sosial serta mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk menjaga
kebugaran dan kesehatan secara menyeluruh.
Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan
atau anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai
kegiatan jasmani untuk memperoleh, pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran
jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta
kepribadian yang harmonis dalam rangka pembentukan manusia Indonesia berkualitas
berdasarkan Pancasila. Beberapa aliran filsafat pendidikan yang berpengaruh dalam
pengembangan pendidikan jasmani di antaranya adalah idealisme, realisme, pragmatisme,
humanisme, behaviorisme, dan konstruktivisme.
Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang di dalamnya terdapat aktivitas
fisik melalui program pembelajaran yang bertujuan untuk menghasilkan perubahan holistik
dalam diri siswa yang mencakup domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pada
dasarnya pendidikan jasmani memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perubahan
siswa, terutama pada kebugaran jasmani, perubahan sikap, dan perubahan pada kemampuan
memahami dalam aspek kognitif. Oleh sebab itu, dalam kaitannya denganpengertian yang
mendalam, terdapat tiga kunci definisi secara umum pendidikan jasmani, yaitu:
(1) pendidikan,
(2) pengetahuanimum keterampilan,
(3) bergerak.
Bloom membagi tiga domain/ranah kemampuan intelektual yang diadopsi dalam
pendidikan jasmani, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pada tataran aplikasi
pendidikan jasmani erat kaitannya dengan bermain. Bermain menurut Johan Huizinga
memiliki ciri-ciri, yaitu pertama, bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara bebas
dan sukarela. Kedua, bermain bukanlah kehidupan biasa atau yang nyata. Ketiga, bermain
berbeda dengan kehidupan sehari-hari terutama dalam tempat dan waktu. Bermain selalu
bermula dan berakhir dan dilakukan di tempat tertentu. Ada arena atau bahkan gelanggang
yang lebih luas tempat pelaksanaannya. Keempat, bermain merupakan kegiatan yang
memiliki tujuan.
II. TUJUAN PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH DASAR
Pendidikan jasmani di sekolah dasar memiliki beberapa tujuan utama yang mencakup
aspek fisik, psikologis, dan sosial dari perkembangan anak-anak. Berikut adalah beberapa
tujuan utama dari pendidikan jasmani di sekolah dasar:
 Pengembangan Keterampilan Motorik Dasar:
 Pendidikan jasmani membantu anak-anak mengembangkan keterampilan motorik dasar
seperti berlari, melompat, melempar, menangkap, dan berbagai gerakan dasar lainnya. Ini
penting untuk perkembangan fisik mereka secara keseluruhan.
 Promosi Gaya Hidup Sehat:
 Pendidikan jasmani memperkenalkan konsep pentingnya kebugaran fisik, olahraga teratur,
dan gaya hidup sehat kepada anak-anak. Ini membantu mereka memahami pentingnya
berolahraga secara teratur dan menjaga kesehatan tubuh.
 Pengembangan Keterampilan Sosial:
 Melalui permainan tim dan kegiatan kelompok, pendidikan jasmani membantu dalam
pengembangan keterampilan sosial anak-anak seperti kerjasama, kepemimpinan,
komunikasi, dan penghargaan terhadap perbedaan.
 Pembentukan Kemandirian dan Kepercayaan Diri:
 Melalui partisipasi dalam berbagai aktivitas fisik, anak-anak belajar untuk mengatasi
tantangan fisik, membangun kemandirian, dan meningkatkan rasa percaya diri mereka.
 Menumbuhkan Kepedulian terhadap Kesehatan Mental dan Emosional:
 Pendidikan jasmani juga dapat membantu dalam mempromosikan kesehatan mental dan
emosional anak-anak dengan memberikan kesempatan untuk beristirahat dari aktivitas
akademis, mengurangi stres, dan meningkatkan kesejahteraan mental.
 Pembelajaran Keselamatan dan Etika dalam Berolahraga:
 Anak-anak diajarkan tentang keselamatan selama berolahraga dan permainan, serta nilai
 nilai etika dalam berpartisipasi dalam kegiatan fisik.
 Tujuan-tujuan ini membantu anak-anak memahami pentingnya aktivitas fisik, kesehatan,
dan pengembangan diri secara menyeluruh, yang menjadi dasar bagi perkembangan
mereka di masa depan.
Tujuan pendidikan jasmani sesungguhnya terdapat pada pendidikan jasmani itu
sendiri, di mana yang membedakan tujuan pendidikan jasmani antara jenis pendidikan
jasmani yang satu dengan yang lainnya adalah pelaku yang memainkan pendidikan jasmani
tersebut. Tujuan utama dari pendidikan jasmani adalah untuk meningkatkan kebugaran
jasmani dan meningkatkan taraf kesehatan serta menumbuhkan sikap atau perilaku, seperti
kejujuran, toleransi, rasa percaya diri, dan kerja sama. Lutan (2001) mengelompokkan 11
tujuan pembelajaran pendidikan jasmani.
(1) perkembangan keterampilan gerak,
(2) perkembangan kebugaran,
(3) perkembangan perseptual-motorik,
(4) perkembangan sosial emosional,
(5) kebugaran dan kesehatan,
(6) keterampilan fisik,
(7) terkuasainya konsep dan prinsip gerak.
(8) kemampuan berpikir,
(9) kepekaan rasa,
(10) keterampilan sosial,
(11) kepercayaan diri dan citra din (self esteem).
III. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK
Pengaruh pendidikan jasmani bagi anak didik
1. Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan fisik pada masa anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang
sangat pesat. Puncak pertumbuhan fisik terjadi pada masa balita dan usia 10-14 tahun.
Melalui pendidikan jasmani yang mengutamakan aktivitas fisik akan merangsang
pertumbuhan dan perkembangan fisik yang lebih cepat.
2. Perkembangan Motorik
Perkembangan kemampuan motorik terjadi pada masa anak-anak, harus dikembangkan
berbagai kegiatan motorik secara multilateral sehingga kemampuan motorik berkembang
dengan baik.
3. Perkembangan Fungsional Tubuh
Secara fungsional, organ-organ tubuh mengalami penyempurnaan yang cepat Apabila
aktivitas fisik dilakukan secara teratur dan sesuai dengan perkembangan anak, maka anak
akan memiliki kesegaran jasmani yang memadai, dan pada akhirnya memiliki daya tahan
terhadap penyakit. Dengan adanya kemampuan untuk menahan penyakit diharapkan anak
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik sesuai dengan tugas perkembangannya.
4. Perkembangan Mental
Melalui pendidikan jasmani dapat dikembangkan beberapa sifat positif yang akan
membangkitkan keinginan anak untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan tugas
perkembangannya. Anak yang memiliki pengalaman bermain melalui permainan akan
memiliki perkembangan mental yang baik, menaati peraturan, jujur, sportif. memiliki
keberanian, sikap positif terhadap lingkungannya, pandai bergaul dan memiliki
kepercayaan diri yang kuat sehingga kelak setelah dewasa diharapkan akan mampu dan
berhasil mengarungi kehidupan yang sebenarnya di masyarakat.
BAB 11
KONSEP GERAK DAN KETERAMPILAN DASAR

I. Konsep Gerak dan Keterampilan Dasar


Menurut Schmidt (1982), belajar motorik adalah seperangkat proses yang
bertalian dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan ke arah perubahan permanen
dalam perilaku terampil. Untuk menguasai suatu keterampilan gerak, seorang harus
melalui beberapa tahapan belajar gerak, sebagai berikut.
Cognitive stage merupakan tahap di mana anak didik sedang mendapatkan informasi
tentang bentuk keterampilan gerak yang harus dilakukan.
Associative stage merupakan tahap di mana seseorang sedang merealisasikan pola
gerak yang telah terbentuk dalam sistem memorinya.
Autonomous stage merupakan tahap akhir dari rangkaian proses belajar gerak. Gerakan
otomatis merupakan hasil dari latihan yang dilakukan dengan efektif. Gerakan otomatisasi
dalam mekanismenya tidak lagi dikoordinasikan oleh sistem syaraf pusat melainkan pada
alur singkat pada sistem syaraf otonom. Komponen kemampuan dasar permainan
merupakan bagian dari seluruh komponen kemampuan jasmani yang merupakan pola dasar
gerak. Terdiri atas tiga pola dasar gerak, yaitu stabilitas atau non lokomotor, lokomotor, dan
manipulatif. Stabilitas atau nonlokomotor adalah kemampuan untuk mempertahan suatu
keadaan dalam keadaan statis atau seimbang walaupun dalam posisi yang tidak sesuai.
Kestabilan merupakan dasar gerak yang paling mendasar untuk melakukan gerakan dan
aktivitas fisik. Lokomotor, yaitu gerakan yang ditandai dengan adanya perubahan posisi
tubuh dari suatu titik ke titik yang lain atau gerakan berpindah dari posisi tertentu ke arah
tertentu. Gerak manipulatif merupakan gerakan yang berkaitan dengan pemberian tenaga
pada objek dan menarik tenaga dari suatu objek dengan mempergunakan tangan atau kaki.
Gerak manipulatif selalu dikontrol melalui stabilitas dan lokomotor.

II. Keterampilan Dasar Dalam Pendidikan Jasmani

Keterampilan Melempar
Bola Cara melempar bola ada tiga macam, yaitu lemparan bawah, lemparan samping, dan
lemparan atas. Sedangkan hasil lemparan bola di antaranya menghasilkan bola yang
menggelundung, mendatar, dan melambung.
Keterampilan Menangkap
Bola Sikap badan dan posisi tangan pada saat akan menangkap bola sangat tergantung dari
datangnya bola itu. Apakah bola melambung, bola mendatar, bola rendah, atau bola yang
menggelundung atau menyusuri tanah.
Cara Memukul Bola
Cara memukul bola dengan menggunakan kayu pemukul dalam permainan bola kecil ada
beberapa cara disesuaikan dengan karakteristik kayu pemukulnya. Kayu pemukul bola
bakar, kasti, dan kippers, berukuran lebih pendek bila dibandingkan dengan kayu pemukul
untuk rounders. Cara memegang kayu pemukul bola bakar cukup dengan menggunakan satu
tangan. Sedangkan memegang kayu pemukul rounders dengan dua tangan.
BAB 111
DASAR-DASAR ATLETIK
1. Pembenalajran Atletik Nomor Jalan dan Lari
Atletik adalah event asli dari Olimpiade pertama pada tahun 776 sebelum Maschi di
mana satu-satunya event adalah perlombaan lari atau sade atletik berasal dari bahasa
Yunani, yaitu "Athlon" yang memiliki makna bertanding atau berlomba. Beberapa negara
yang menggunakan istilah atletik untuk maksud di atas adalah Inggris (athletics), Jerman
(athletic), dan Perancis (ateletique). Istilah atletik di Indonesia memiliki makna sebagai
cabang olahraga yang meliputi jalan, lari, lompat, dan lempar Keterampilan berjalan diawali
dengan gerakan-gerakan psikomotor dasar (locomotion) yang dikuasainya selama tahun
pertama dari kehidupannya. Perkembangan psikomotorik dasar itu berlangsung secara
sekuensial, sebagai berikut: (a) keterampilan bergulir (rool over) dari terlentang menjadi
telungkup (5:8 bulan), (b) gerak duduk (sit up) yang bebas (8,3 bulan), (c) berdiri bebas (9,0
bulan) berjalan dengan bebas (13,8 bulan) (Llorre, 1970:75). Jalan dan lari adalah gerakan
memindahkan tubuh dari satu titik ke titik lainnya dengan cara melangkahkan kaki secara
bergantian. Jadi, pengertian lari juga sama dengan jalan, yaitu gerak berpindah tempat atau
memindahkan tubuh dari satu titik ke titik lainnya dengan cara melangkah menggunakan
kaki secara bergantian. Keterampilan berjalan diawali dengan gerakan-gerakan psikomotor
dasat (locomotion) yang dikuasainya selama tahun pertama dari kehidupannya.
Perkembangan psikomotorik dasar itu berlangsung secara sekuensial, sebagai berikut: (a)
keterampilan bergulir (rool over) dari terlentang menjadi telungkup (5:8 bulan), (b) gerak
duduk (sit up) yang bebas (8,3 bulan), (c) berdiri bebas (9,0 bulan) berjalan dengan bebas
(13,8 bulan) (Llorre, 1970:75). Jalan merupakan gerak berpindah tempat atau memindahkan
tubuh dari satu titik ke titik lainnya dengan cara melangkah menggunakan kaki secara
bergantian. Atau Pembinaan atletik nomor jalan dan lari merupakan bagian integral dari
pendidikan jasmani yang melibatkan pengembangan kecepatan, daya tahan, teknik, dan
strategi bagi siswa. Atletik nomor jalan dan lari memiliki beberapa elemen penting:
 Teknik Dasar:
Pembinaan atletik ini dimulai dengan pembelajaran teknik dasar seperti posisi awal,
teknik start, teknik mempertahankan kecepatan, dan teknik finishing.
 Peningkatan Kecepatan:
Melatih siswa untuk meningkatkan kecepatan gerak mereka melalui latihan-latihan
yang mencakup sprint pendek, jarak menengah, dan lari jarak jauh.
 Pengembangan Daya Tahan:
Melatih daya tahan fisik siswa agar mampu bertahan dalam jarak yang lebih panjang
dengan menjalani latihan-latihan yang menguatkan daya tahan kardiovaskular dan otot.
 Pemahaman Terhadap Taktik dan Strategi:
Mengajarkan siswa untuk memahami taktik dan strategi dalam perlombaan jalan dan
lari seperti mengelola kecepatan, mengatur langkah, dan mengendalikan napas.
 Perlombaan dan Evaluasi:
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi dalam perlombaan atletik
dan mengevaluasi kinerja mereka, baik dari segi waktu, teknik, maupun strategi yang
digunakan.
 Keselamatan dan Pencegahan Cedera:
Menekankan pentingnya keselamatan dalam latihan dan perlombaan, serta
mengajarkan cara pencegahan cedera seperti pemanasan sebelum berlari dan pendinginan
setelahnya.
 Pembentukan Mental yang Kuat:
Mendorong siswa untuk mengembangkan ketahanan mental, fokus, dan determinasi
dalam menghadapi tantangan saat berlari.
Pembinaan atletik nomor jalan dan lari dalam pendidikan jasmani tidak hanya
berfokus pada aspek fisik, tetapi juga pada aspek mental dan teknis yang diperlukan untuk
menjadi seorang pelari yang baik. Hal ini membantu siswa memahami pentingnya latihan,
disiplin, dan fokus dalam mencapai tujuan mereka dalam olahraga ini.
2. Pembelajaran Atletik Nomor Lompat
Lompat merupakan salah satu keterampilan pokok yang memiliki empat nomor, yaitu
lompat jauh, lompat tinggi, lompat jangkit, dan jompat galah Melompat dan meloncat
merupakan gerakan badan melayang di udara dengan menggunakan tumpuan satu kaki
ataupun dua laki (Supriyanto, 2007: 79). Bahagia mengemukakan pendapatnya bahwa
nomor lompat termasuk ke dalam jenis keterampilan asikliss (acyclic motion) Perbedaan
yang mencolok di semua nomor lompat adalah fase melayang di udara (flight phase). Hal
tersebut yang membedakan satu gaya (style) dengan gaya lainnya. Tujuan jenis lompatan
horizontal adalah memindahkan jarak horizontal titik berat badan pelompat sejauh mungkin.
Termasuk dalam jenus lompatan horizontal adalah lompat jauh dan lompat jangkit. Pada
jeus lompatan horizontal, jarak lompatan ditentukan oleh tiga faktor. Yaitu:
 Jarak horizontal antara tumpuan kaki tolak dengan letak titik berat badan
atlet,
 Jarak titik berat badan atlet selama fase melayang.
 Jarak horizontal titik berat badan atlet dengan tumit ketika kontak pertama
saat pendaratan. Tujuan dari jenis lompatan vertikal adalah memindahkan
jarak vertikal titik berat badan setinggi mungkin. Jenis lompatan vertikal
termasuk ke dalam kategori nomor lompat tinggi dan lompat tinggigalah.
Sedangkan pada lompatan jenis vertikal, jarak ketinggian lompatan
ditentukan oleh tiga faktor, yaitu
 Ketinggian letak titik berat badan atlet saat tolakan,
 Ketinggian perpindahan titik berat badan setelah menolak,
 Perbedaan ketinggian maksimum titik berat badan saat melewati mistar
Lompat jauh merupakan suatu gerakan melompat yang menggunakan tumpuan pada satu
kaki untuk mencapai jarak sejauh- jauhnya. Sasaran dan tujuan lompat jauh adalah untuk
mencapai jarak lompatan sejauh mungkin ke sebuah titik pendaratan atau bak lompat.
Lompat jauh mempunyai empat fase gerakan, yaitu awalan, tolakan, melayang, dan
mendarat. Lompat jangkit yang disebut juga lompat tiga adalah nomor lompat yang
melibatkan tiga gerakan yang dilakukan secara berurutan dan menjadi satu kesatuan. Ketiga
gerakan tersebut, yaitu jingkat (hop), langkah (step), dan lompat (jump). Lompat tinggi
bertujuan untuk melompat melewati mistar yang setinggi-tingginya.

3. Pembelajaran Atletik Nomor Lempar


Lempar lembing merupakan salah satu cabang atletik dari nomor lempar. Lempar
lembing bertujuan melempar lembing sejauh-jauhnya Pada lempar lembing terdapat 3
bagian lembing yang disebut mata lembing, badan lembing, dan titik pusat gravitasi
lembing.
Panjang lembing yang digunakan untuk putra dan putri berbeda. Panjang lembing
untuk putra adalah 2,6-2,7 meter, sedangkan panjang lembing untuk putri adalah 2,2-2,3
meter. Terdapat 3 cara memegang lembing, yaitu cara Amerika, cara Finlandia, dan cara
menjepit. Lempar cakram (discus throw) adalah salah satu bagian dari cabang atletik nomor
lempar. Lempar cakram bertujuan melemparkan benda berbentuk bulat pipih (cakram)
sejauh-jauhnya menggunakan teknik lempar cakram yang benar. Teknik lempar cakram
terdiri dari tiga bagian, yaitu awalan, gerakan lempar, dan sikap dan gerakan akhir lempar
cakram.
BAB 1V
BENTUK DAN SIKAP DASAR SENAM
1. Senam dan Sikap Dasar Senam
a) Senam merupakan aktivitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan
perkembangan. Senam dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai salah satu cabang
olahraga yang merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, Gymnastic atau dalam
bahasa Belanda, Gymnastiek, Gymnastics sendiri dalam bahasa aslinya merupakan
serapan kata dari bahasa Yunani, Gymnos yang artinya telanjang
b) Imam Hidayat (1996) memberikan pedoman untuk memperjelas 4.13 pengertian
senam, yaitu terdapat dari tiga bagian di antaranya, chalesthentic, tumbling,
akrobatik.
c) Keterampilan lokomotor didefinisikan sebagai keterampilan perpindahan individu
dari satu tempat ke tempat lain.
d) Keterampilan nonlokomotor disebut juga keterampilan stabilitas, didefinisikan
sebagai gerakan-gerakan yang dilakukan dengan gerakan yang memerlukan dasar
penyangga yang minimal atau tidak memerlukan penyangga sama sekali atau gerak
tidak berpindah tempat.
e) Kualitas fisik dalam senam sangat diperlukan karena kualitas fisik seperti
kelentukan, kekuatan, power, daya tahan merupakan faktor penting yang harus
dimiliki oleh pesenam untuk dapat berhasil dalam menguasai senam.
2. Senam Lantai
a) . Senam lantai (floor exercise) adalah salah satu jenis cabang olahraga yang digemari
saat ini, senam lantai merupakan salah satu bagian dari rumpun senam. Sesuai
dengan istilahnya, maka gerakan- gerakan senam dilakukan di atas lantai yang
beralaskan matras atau permadani.
b) Keterampilan senam dalam senam lantai banyak dibangun oleh berbagai macam
pola gerak dominan, di antaranya posisi statis, lompatan, layangan, putaran dan
pendaratan.
c) Macam-macauk dengan betatis dasar, yaitu duduk dalam posisi jongkok, duduk
dengan bentuk V, bertumpu depan, tumpu belakang. kayang dengan kaki lebih
tinggi, sikap lilin, headstand, handstand
d) Putaran merupakan dasar dari gerakan tumbling dan akrobatik Putaran dalam senam
digolongkan dalam tiga jenis putaran, yaitu pertama putaran yang berporos
transversal, contoh guling depan. salto. Kedua, putaran yang berporos longitudinal,
contoh guling samping badan lurus. Ketiga, putaran yang berporos medial atau
berporos anterior.
e) Lompatan merupakan sebuah seri keterampilan yang digabung secara berangkai
untuk menghasilkan sebuah hasil akhir dalam sebuah rangkaian.

3. Senam Alat
a) Federasi Senam Internasional, yaitu Federation International the Gymnastique (F.I.G)
menyatakan senam alat atau senam artistik (artistic gymnastic) adalah gerakan yang cepat
dan ekplosif, pada umumnya menonjolkan kelentukan dan keseimbangan dan dilakukan
dengan gerakan yang agak lambat, dilaksanakan secara terkontrol yang mampu memberikan
pengaruh mengejutkan dan mengundang rasa keindahan.
b) Senam alat at, dan kuda meja lompat palang tunggal, palang sejajar, dan balok
keseimbangaan
c) dalam setiap acercabang olahraga senam selalu dicantumkan dalam setiaparik bagi
dan senam termasuk cabang olahraga yang sangat ada nek bagi pengunjung. Sekarang seang
pekan olahraga selalu ada acara perlombaan senam artistik Bertian perupakan senam alat
yang sering diperlombakan, antara lain
 Senam gelang-gelang (ring),
 Kuda lompat (vaulting table),
 Kuda pelana,
 Palang sejajar (paralel bar),
 Palang bertingkat
 Palang tunggal (horizontal bar).
d) Gelang-gelang adalah alat berupa dua buah lingkaran seperti gelang di mana pesenam
dapat menggantung kepadanya. Kedua lingkang ini dihubungkan dengan dua utas tali
sehingga memungkinkan alat ini menggantung dan mengayun.
e) Meja/kuda lompat merupakan alat bantu yang digunakan pesenam dalam melakukan
gerakan lompat jongkok, lompat kangkang, lompat menyudut (stop vault), lompat lurus
(hect valut), lompat Jenting lengan (handspring vault).
f) Kuda pelana merupakan nomor tersulit dalam senam artistik putra. Walaupun
sensasinya kalah jauh dibandingkan dua alat pertama. Rangkaian gerakan dalam kuda
pelana dirancang dari gerakan melingkar di sekitar bagian kuda, baik pada pelananya
maupun pada kulitnya (leather).
g) Palang sejajar (paralel bar) adalah suatu alat yang fleksibel yang dapat distel dalam
berbagai cara. Untuk suatu kejuaraan, alat ini mempunyai panjang 330 cm, tinggi 175 cm,
dan mempunyai kelebaran antara kedua palangnya sekitar 40-50 cm. Gerakan dalam palang
sejajar didominasi oleh gerakan mengayun.
h) Palang tunggal (horizontal bar). Gerakan dalam palang tunggal merupakan gerakan
yang menantang dan sangat atraktif. Alatnya berupa sebilah palang yang dipasang dalam
ketinggian, maka diperlukan keberanian untuk melakukannya.
BAB V
PERMAINAN DAN OLAHRAGA
1. Permainan Kasti dan Bola Bakar
Teknik dan taktik dalam permainan kasti yang utama bagi regu pemukul di antaranya; regu
penyerang; memukul, berlari, cara mengelak atau menghindari diri dari lemparan. Regu
lapangan harus menguasai lempar tangkap bola dan strategi menjaga lawan. Penguasaan
teknik individu, yaitu bagaimana ia akan menghindarı lemparan dari regu lapangan, yaitu
dengan gerak membungkuk, melompat ataupun meliuk dan sebagainya sehingga sulit untuk
dilempar. Taktik bagi regu lapangan adalah menjaga bola yang datang padanya dapat
ditangkap dengan baik sehingga menghasilkan satu nilai. Di samping teknik menangkap
bola yang datang padanya sebagai kiriman dari temannya untuk dilanjutkan melempar pelari
yang sedang berlari. Permainan kasti di Indonesia karena tidak ada induk organisasinya,
maka peraturan permainan kasti banyak dimodifikasi oleh daerah-daerah sehingga beberapa
peraturan sedikit berbeda. Keterampilan dasar yang sebaiknya dikuasai untuk bermain bola
bakar ini di antaranya sebagai berikut: teknik memukul, melambungkan bola, lari,
melempar, menangkap, dan membakar. Regu penjaga di lapangan harus berusaha mengatur
posisi dan tempat yang sesuai pada lapangan permainan. Regu penyerang berusaha agar
anggotanya tidak ada yang mati dan melakukan pukulan sebanyak mungkin dan bola yang
dipukul tidak dapat ditangkap pemain lapangan dan berusaha tidak ada yang mati agar
pertukaran permainan tidak terjadi. Perlengkapan dari bola bakar adalah disesuaikan dengan
tingkat kemampuan anak, mungkin hanya memakai bola yang dibuat dari kertas, bola tenis,
dan kalau anak sudah terampil dapat dipergunakan bola rounders atau sejenisnya. Alat
pembakar yang ditempatkan pada titik A adalah suatu benda yang sederhana dengan ukuran
lebih kurang 20 kali 30 cm atau suatu benda pengganti yang mudah didapat dan sedikit
tinggi sehingga mudah dapat dilihat oleh semua pemain.
2. Permainan Bola Volly
Permainan bola voli pertama kali ditemukan oleh William G. Morgan di YMCA, pada
tanggal 9 Februari 1895. Organisasi Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) didirikan pada
tanggal 22 Januari tahun 1955, dengan ketuanya W. J. Latumenten. Lapangan bola voli
berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 18 m, lebar 9 m, semua garis batas
lapangan, garis tengah, garis daerah serang adalah 3 m. Jaring untuk permainan bola voli
berukuran tidak lebih dari 9,50 meter dan lebar tidak lebih dari 1,00 meter dengan petak-
petak atau mata jaring berukuran 10 x 10 cm. Teknik service dilakukan dengan cara pemain
berdiri pada garis belakang lapangan dengan melemparkan bola ke udara kemudian bola
dipukul melewati net ke arah lapangan area permainan lawan. Servis sekarang bukan lagi
sebagai awal dari suatu permainan atau sekadar menyajikan bola, tetapi sebagai suatu
serangan pertama bagi regu yang melakukan servis. Servis dapat dilakukan dengan cara;
servis hawah, servis atas, servis floating, servis samping, dan servis lompat. Teknik dalam
bola voli di antaranya adalah service, passing, smash, dan Mock
3. Permainan Sepak Bola
Permainan sepakbola bertujuan untuk mencetak gol sebanyak- banyaknya dengan
menggunakan bola ke gawang lawan. Macam-macam tendangan dalam permainan
sepakbola:
1 Tendangan bebas (free kick): tendangan langsung dan tendangan tak langsung. Bola dapat
dimainkan terlebih dahulu bila di luar garis penalti Jarak pemain bertahan dengan bola 9.15
m dari bola dengan bola dalam keadaan diam dan tidak gelinding.
2 Tendangan hukuman (penalti): tendangan ini dilakukan jika ada suatu pelanggaran di
dalam garis penalti. Bola harus diletakkan tepat di titik penalti dan penjaga gawang harus
berada di bawah mistar gawang dan tidak boleh memindahkan posisi kakinya kecuali
setelah bola ditendang.
3. Tendangan gawang (goal kick): tendangan ini dilakukan apabila: bola melampaui garis
gawang, bola harus ditendang langsung ke arah permain, sedangkan gol yang tercipta berkat
tendangan ini tidak sah:
4 Tendangan sudut (corner kick): tendangan ini dilakukan ketika bola melewati garis
gawang, baik melayang maupun menggulir di tanah yang mana bola terakhir disentuh oleh
pemain yang bertahan. Bola ditempatkan di daerah seperempat lingkaran tiang bendera saat
ditendang bola tidak dalam keadaan bergerak.
BAB VI
OLAHRAGA PILIHAN TENIS MEJA DAN BULUH TANGKIS
1. Permainan Tenis Meja
Permainan tenis meja adalah suatu permainan dengan menggunakan fasilitas meja dan
perlengkapannya serta bet dan bola sebagai alatnya Diawali dengan pukulan pembuka
(service), yaitu bola dipantulkan di meja sendiri lalu melewati atas net lalu memantul di
meja lawan, kemudian bola tersebut dipukul melalui atas net harus memantul ke roeja lawan
sampai meja lawan tidak bisa mengembalikan dengan sempiarha Induk Organisasi Tenis
Meja Indonesia adalah PTMSI (Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia). Shakchand grip
atau sama dengan pegangan forehand at pegangan seperti orang berjabat tangan Penholder
grip atau pegangan bet seperti menggunakan pe Kebanyakan pegangan ini dipakai oleh
atlet-atlet dari negeri China yang sangat terlatih dan juga sebagai pegangan andalan,
pegangan membuat putaran bola tenis meja terkadang tidak terbaca oleh lawan dan sangat
menguntungkan pengguna pegangan ini. Foorwork adalah gerakan-gerakan kaki untuk
menerapatkan posisi badan sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam mela serak
memukul bola sesuai dengan posisinyda Servace merupakan serangan pertama di dalam
permainan tenis imejs shah dengan perempang baik serta pandangan di mana me
mengetahui tempat-tempat yang sulit dikembalikan oleh pihak lawan skan menghasilkan
nilai (point). Drive adalah pukulan yang dilakukan dengan cara bola dipukul dengan
gerakan dari bawah serong ke atas, Posisi bet dalam keadaan tertutup Push adalah pukulan
yang dilakukan dengan cara bola didorong dengan bet dan posisi bet terbuka. Pada waktu
melakukan pukulan push tubuh harus dalam posisi berdiri dengan sempurna. Chop adalah
pukulan yang dilakukan dengan cara seperti menebang pobon, tangan yang memegang bet
berada di atas bola yang akan dpukul. Bet dikenakan bola bagian belakang dan arah pukulan
ke hawah Top spin adalah pukulan yang dilakukan dengan cara memelintir bola dengan bet
ke arah depan atas. Usahakan bola yang di spin ke atas harus kembali ke meja lawan. Top
spin biasanya digunakan ketika akan melakukan penyerangan dengan memutar bola ke arah
depan atas. Smash merupakan pukulan yang keras dan tajam ke arah lapang pennainan
lawan. Bertujuan untuk mematikan lawan atau lawan tidak dapat mengembalikannya. Block
adalah pukulan yang dilakukan dengan cara bola ditutup dengan bet. Usahakan bola yang
diblock harus kembali ke meja lawan. Block biasanya digunakan ketika lawan
menggunakan pukulan spin. Taktik adalah siasat untuk menghadapi permainan lawan
dengan menggunakan berbagai keterampilan yang dimiliki bertujuan untuk dapat
memenangkan permainan. Strategi adalah siasat yang bersifat umum, menyeluruh, dan
menyangkut banyak segi yang dipersiapkan sebelum permainan dimulai.
2. Permainan Buluh Tangkis
Cara memegang raket yang benar adalah dengan menggunakan jari- jari tangan atau ruas-
ruas jari tangan (tidak di genggam) secara rileks, namun tetap bertenaga pada saat
perkenaan raket dengan shuttlecock Cara yang paling banyak digunakan, yaitu cara
shakehand, backhand, dan kombinasi. Beberapa bentuk stance yang perlu diketahui dan
dikuasai pada dasarnya dapat dibagi tiga bagian, yaitu stance pada saat servis, pada saat
menerima servis, dan pada saat rally. Footwork adalah gerakan-gerakan langkah kaki untuk
menempatkan posisi badan sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam melakukan
gerakan memukul shuttlecock sesuai dengan posisinya. Seseorang sudah dapat memainkan
permainan bulu tangkis apabila dapat trojankan beberapa keterampilan dasar yang terdiri
dari servis, lob. dropshot, netting, dan smash. viservis dapat dilakukan dengan servis
panjang, servis pendek, dun servis flick. Pukulan dari atas kepala dapat dilakukan dengan
cara fa melakukan smash, dropshot, maupun lob gerakan awalnya sama thephot, smash,
chop, dan around the Usahakan baik saat sehingga lawan tidak dapat menduga jenis pukulan
apa yang dilakukan Around the head strokes adalah jenis pukulan overhead forehand yang
dilakukan dengan cara memutar lengan atas kepala ke arah backhand. Netting merupakan
pukulan pendek yang dilakukan di depan TCT dan diarahkan ke depan net di daerah lawan.
Pukulan ini sormen perasaan dan kecermatan karena jatuhnya shuttlecock harus tipos
serdekat mungkin dengan net, bahkan kalau mungkin menyentuh net seri dahulu sebelum
jatuh di lapangan permainan lawan. melingkar melewati belakang Pukulan underhand selain
servis di antaranya berupa lob, netting. maupun return of smash. Tujuan permainan bulu
tangkis adalah berusaha untuk memukul dan melewatkan shuttlecock melalui atas net ben
menjatuhkannya dusherman lawan dan berusah dawan tidak dapat memukul shuttlecock dan
menjatuhkannya di permainan sendiri. Taktik dan strategi merupakan istilah yang saling
menunjang, taktik dan strategi bermain merupakan upaya yang bertujuan untuk
memenangkan permainan dengan berbagai cara tanpa melanggar aturan yang berlaku.
Strategi merupakan rancangan atau pola dasar dari suatu rencana bermain yang ditetapkan
sebelum permainan dilakukan Sedangkan upaya mengalahkan lawan dengan cara
menjatuhkan shuttlecock pada daerah kosong, menekan, menyerang, dan
mengkombinasikan berbagai jenis pukulan dinamakan taktik bermain. Lapangan harus
berbentuk empat persegi panjang berukuran panjang 13,40 meter dan lebar 6,10 meter,
dibatasi oleh garis selebar 40 mm. Garis harus mudah terlihat dan sebaiknya berwarna putih.
Perlengkapan yang dipergunakan di antaranya: raket, shuttlecock, sepatu, dan pakaian.
Permainan berlaku the best of three games (dua game kemenangan). Tunggal dan ganda
terdiri atas 21 angka, jika hitungan mencapai 20 sama, maka pihak pertandingan dilanjutkan
sampai selisih 1 Jika terjadi skor 29 sama, maka pemain yang terlebih dahulu mencapai
angka 30 dia memenangkan permainan.
BAB VII
OLAHRAGA RENANG DAN PENCAK SILAT
1. Olahraga Renang
Renang adalah olahraga yang paling baik dilakukan untuk menjaga kesehatan, dikatakan
demikian karena pada saat berenang hampir sehin otot tubuh bergerak sehingga semua otot
dapat berkembang dengan pes dan kekuatan terus meningkat. Dalam olahraga renang ada
empat macam gaya yang dapat dilakukan, sebagai berikut: 1. Gaya bebas (craw). 2. Gaya
punggung (back craw). 3. Gaya dada (breast stroke). 4. Gaya kupu-kupu (butterfly). Maksud
dan tujuan pengenalan air adalah: 1. Mengetahui keadaan di dalam air. 2. Mengetahui
tekanan di dalam air. 3. Penyesuaian diri dengan air, baik pernapasan maupun rasanya di
dalam air. Berenang memiliki banyak manfaat yang dapat dirasakan apabila kita
melakukannya secara rutin, manfaat tersebut antara lain adalah: 1. Membentuk otot. 2.
Meningkatkan kemampuan fungsi jantung dan paru-paru. 3. Menambah tinggi badan. 4.
Melatih pernafasan. 5. Membakar kalori lebih banyak saat berenang. 6. Self safety. 7.
Menghilangkan stres. Keterampilan Dasar Renang: 1. Pengenalan air. 2. Mengapung. 3.
Meluncur. 4. Bergerak naik turun dengan kedua kaki terapung.
2. Pencak Silat
1. Pencak silat adalah salah satu cabang olahraga bela diri yang terdapat di Indonesia.
Olahraga bela diri pencak silat adalah warisan nenek moyang bangsa Indonesia. Karena
pencak silat lahir dari kebudayaan bangsa Indonesia, maka perkembangannya dipengaruhi
oleh watak, selera, dan bakat masyarakat yang ada di daerahnya masing-masing 1. Gerak
dasar pencak silat adalah suatu gerak terencana, terarah, terkoordinasi, dan terkendali yang
mempunyai empat aspek satu kesatuan, yaitu aspek mental spiritual, aspek bela diri, aspek
olahraga, dan aspek seni budaya. 3. Sejarah pencak silat di Indonesia sudah sangat lama,
namun baru kelihatan dengan sangat jelas ketika berdirinya Organisasi Pencak Silat (IPSI).
Sejak saat itu pula nama pencak silat resmi digunakan. 4. Terdapat delapan teknik dasar
pencak silat di antaranya adalah (1) Jatuhan, (2) Bantingan, (3) Tangkapan, (4) Tendangan,
(5) Pukulan, (6) Tangkisan, (7) Gerak Langkah, (8) Sikap Pasang 5. Terdapat 4 aspek utama
dalam pencak silat, yaitu: a. Aspek mental spiritual: pencak silat membangun dan
mengembangkan kepribadian dan karakter mulia seseorang b. Aspek seni budaya: Budaya
dan permainan "seni" pencak silat ialah salah satu aspek yang sangat penting. Istilah
"pencak" pada umumnya menggambarkan bentuk seni tarian pencak silat, dengan musik
dan busana tradisional. c. Aspek bela diri: Kepercayaan dan ketekunan diri ialah sangat
penting dalam menguasai ilmu bela diri dalam pencak silat. Istilah "silat", cenderung
menekankan pada aspek kemampuan teknis bela diri pencak silat. d. Aspek olahraga: Ini
berarti bahwa aspek fisik dalam pencak silat ialah penting. Di mana pesilat mencoba
menyesuaikan pikiran dengan olah tubuh.
BAB VIII
PENDIDIKAN KESEHATAN
1. Pengertian, Tujuan, dan Peran Pendidikan Kesehatan
Definisi sehat menurut Undang-undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992, yaitu suatu keadaan
sejahtera dari badan, jiwa, sosial seseorang nak hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Pendidikan kesehatan merupakan pendidikan yang berupaya untuk memberikan
pemahaman dan kesadaran terhadap pentingnya kesehatan. Melalui pendidikan kesehatan
diharapkan setiap individu berusaha untuk menjaga kesehatannya dan membantu orang-
orang mengontrol kesehatan mereka. Tujuan pendidikan kesehatan dibagi menjadi dua
bagian, yaitu 1. Berdasarkan WHO tahun 1954 tujuan pendidikan kesehatan untuk
mengubah perilaku orang atau masyarakat dari perilaku yang tidak schat atau belum sehat
menjadi perilaku sehat. 2. Kesehatan pribadi adalah daya upaya dari seseorang demi
seseorang untuk memelihara dan mempertinggi derajat kesehatannya sendiri. Kesehatan
lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang layak huni
sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimal.
2. Pengetahuan Umum Tentang Kesehatan
Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan (berpindah dari orang yang satu ke
orang yang lain, baik secara langsung maupun melalui perantara). Penyakit saluran
pernafasan di antaranya: Tuberkulosis (TBC), influenza, radang paru-paru (pneumonia),
Penyakit saluran pencernaan, contohnya Disentri basiler, Disentri amoeba, Cholera, Tiphus,
Radang hati (hepatitis). Penyakit Kulit. Jenis jenisnya di antaranya: Scabies (kudis), Kadas
(Tinea Imbricate), Pana (Tinea Versicolor), Penyakit Patek (Frambusia), Penyakit Kusta
(Morbus Hansen). Pengertian pencegahan secara umum adalah mengambil tindakan terlebih
dahulu sebelum kejadian. Tingkatan pencegahan penyakit secara umum, yakni pencegahan
tingkat pertama (primary prevention) yang meliputi promosi kesehatan dan pencegahan
khusus, pencegahan tingkat kedua (secondary prevention) yang meliputi diagnosis dini serta
pengobatan yang tepat dan pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention) yang meliputi
pencegahan terhadap cacat dan rehabilitasi.
3. Kebutuhan Gizi
Empat sehat lima sempurna adalah istilah yang sudah umum. Ini berarti pentingnya padi-
padian yang mengandung hidrat arang, lauk- pauk yang mengandung protein dan lemak
serta sayur-sayuran dan buah- buahan yang mengandung vitamin dan mineral. Kalori adalah
satuan untuk energi, tepatnya tubuh membutuhkan energi dalam satuan kalori. Energi
dibutuhkan tubuh untuk menjalankan fungsinya dan beraktivitas. Kebutuhan kalori: 100
kal/kg BBI, yaitu 100 × 13 kg = 1300 kal/hari atau menggunakan rumus pertama: 1000+
(100x usia dalam tahun), yaitu 1000+ (100×2 thn)-1300 kal/hari. Kebutuhan zat gizi:
Protein 10% dari total kalori (10%×1300 kal): 440 gram. Lemak 20% dari total kalori -
(20% × 1300 kal): 9 = 35 gram Karbohidrat, sisa dari total kalori dikurangi persentase
protein dan lemak (70%×1200 kal): 4-290 gram.
BAB IX
EVALUASI PEMBELAJARAN PENJAS
1. Konsep Dasar Evaluasi , Tes, dan Pengukuran
Evaluasi merupakan suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran
informasi untuk menilai keputusan- keputusan yang dibuat dalam merancang suatu
sistem pembelajaran. Pengertian tersebut memiliki tiga implikasi rumusan. Berikut ini
implikasi tersebut: 1. Evaluasi adalah suatu proses yang terus menerus, sebelum,
sewaktu dan sesudah proses belajar mengajar. 2. Proses evaluasi senantiasa diarahkan ke
tujuan tertentu, yakni untuk mendapatkan jawaban-jawaban tentang bagaimana
memperbaiki pengajaran. 3. Evaluasi menuntut penggunaan alat-alat ukur yang akurat
dan bermakna untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan guna membuat
keputusan. Pada hakikatnya, tes, pengukuran, dan evaluasi merupakan satu kesatuan
yang utuh dan sering dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Hasil metaanalisis
terhadap beberapa teori disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang komprehensif
antara tes, pengukuran dan evaluasi, tes merupakan prosedur/alat ukur untuk
pengambilan data, kemudian pengukuran merupakan proses pengambilan data yang
melalui alat ukur yang sudah ditentukan sehingga pengukuran dapat dikatakan sebagai
proses kuantifikasi, sedangkan evaluasi adalah pemberian nilai atau penghargaan atas
data atau informasi yang dihasilkan pada proses pengukuran. Perbedaan Evaluasi, Tes,
dan Pengukuran: Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan untuk
menentukan nilai, kriteria-judgment atau tindakan dalam pembelajaran. Penilaian dalam
pembelajaran adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala,
berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan
perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui program kegiatan belajar.
Pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau kegiatan untuk menentukan
kuantitas sesuatu yang bersifat numerik Pengukuran lebih bersifat kuantitatif, bahkan
merupakan instrumen untuk melakukan penilaian.
2. Fungsi dan Kedudukan Evaluasi dalam Proses Pembelajaran Penjas
1. Evaluasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran, sebab
melalui evaluasi akan memberikan umpan balik yang sangat bermakna baik untuk guru,
murid bahkan pada model dan metode pembelajaran yang dilaksanakan pada proses
pembelajaran khususnya pada pembelajaran pendidikan jasmani (Penjas).
2. Proses evaluasi, meliputi:
 pengumpulan data hasil pengukuran.
 mempertimbangkan arti data ini dengan berpatokan kepada suatu standar,
 membuat keputusan dan alternatif tindakan berdasarkan data.
3. Tujuan evaluasi secara umum adalah
(1) Evaluasi bertujuan untuk mengadakan klasifikasi siswa,
(2) Evaluasi bertujuan untuk menentukan status siswa,
(3) Evaluasi bertujuan untuk bimbingan dan diagnosis,
(4) Evaluasi bertujuan untuk memberikan motivasi kepada siswa,
(5) Evaluasi bertujuan untuk perbaikan mengajar,
(6) Evaluasi bertujuan untuk menilai guru dan bahan ajar,
(7) Evaluasi sebagai alat pembantu dalam survei dan penelitian.
4. Ruang lingkup evaluasi pembelajaran hendaknya bertitik tolak dari tujuan evaluasi
pembelajaran itu sendiri. Jika tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui keefektifan sistem
pembelajaran, ruang lingkup evaluasi pembelajaran adalah sebagai berikut:
 Program pembelajaran,
 Proses pelaksanaan pembelajaran,
 Hasil pembelajaran
5. Ruang lingkup evaluasi berkaitan dengan cakupan objek evaluasi itu sendiri. Jika
objek evaluasi itu tentang pembelajaran, maka semua hal yang berkaitan dengan
pembelajaran menjadi ruang lingkup evaluasi pembelajaran. Ruang lingkup evaluasi
pembelajaran akan ditinjau dari berbagai perspektif, yaitu domain hasil belajar, sistem
pembelajaran, proses dan hasil belajar, dan kompetensi
6. Secara umum, perencanaan evaluasi hasil belajar dapat digambarkan dalam langkah-
langkah berikut:
 Merumuskan tujuan dilaksanakannya evaluasi,
 Menetapkan aspek-aspek yang akan dievaluasi, Aspek tersebut adalah aspek kognitif,
aspek afektif atau aspek psikomotorik,
 Memilih dan menentukan teknik yang akan digunakan dalam evaluasi,
 Menyusun alat evaluasi yang akan digunakan dalam evaluasi,
 Menentukan tolok ukur, norma, atau kriteria yang akan dijadikan patokan dalam
evaluasi.
 Menentukan frekuensi kegiatan evaluasi,
 Penyajian tes,
 Scorsing.
 Pengelolaan hasil tes,
 Pelaporan hasil tes,
 Pemanfaatan hasil tes.
3. Pengukuran teknik cabang olahraga dan Kemampuan Fisik
1) Ada tiga istilah yang sering digunakan dalam evaluasi, yaitu tes, pengukuran, dan
penilaian (test, measurement, and assessment).
2) Tes adalah salah satu cara untuk menaksir besarnya kemampuan seseorang secara
tidak langsung, yaitu melalui respons seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan.
3) Pengukuran dinyatakan sebagai proses penetapan angka terhadap individu atau
karakteristiknya menurut aturan tertentu
4) Asessment dalam konteks pendidikan sebagai sebuah usaha secara formal untuk
menentukan status siswa berkenaan dengan berbagai kepentingan pendidikan.
5) Evaluasi merupakan proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan,
mendeskripsikan, menginterpretasikan, dan menyajikan informasi untuk dapat digunakan
sebagai dasar membuat keputusan dan/atau menyusun kebijakan.
6) Tes merupakan alat ukur atau instrumen yang akan digunakan untuk memperoleh data
siswa dalam kepentingan evaluasi. Oleh sebab itu. alat ukur yang baik harus mampu
mengukur keberhasilan proses pendidikan secara tepat dan akurat dengan memiliki syarat-
syarat
 Kesahihan (validity) adalah ketepatan alat penilaian dalam mengukur tingkat
keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran,
 Keterandalan (reliability) biasanya disebut juga dengan keajekan atau konsistensi.
 Kepraktisan dalam menyusun suatu alat penilaian penting untuk diperhatikan.
7) Penilaian Acuan Norma (PAN) secara singkat dapat dikatakan bahwa PAN ialah
penilaian yang membandingkan hasil belajar siswa terhadap hasil siswa lain dalam
kelompoknya.
8) Penilaian Acuan Patokan (PAP) pada dasarnya berarti penilaian yang
membandingkan hasil belajar siswa terhadap suatu patokan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Patokan yang telah ditetapkan terlebih dahulu itu biasanya disebut "batas
lulus" atau "tingkat penguasaan minimum". Siswa yang dapat mencapai atau bahkan
melampaui batas ini dinilai "lulus" dan yang belum mencapainya dinilai "tidak lulus".
9) Pengolahan hasil tes dilakukan setelah scorsing, hasilnya perlu dipilah dengan
mencari konvermasi nilai. Dalam proses konversi ini ada norma dan ada pula skala, yaitu
norma relatif dan Penilaian Acuan Norma (PAN), dan norma mutlak dengan Penilaian
Acuan Patokan (PAP), masing-masingnya dengan skala 5 (A, B, C, D, E), skala 9 (1-9),
skala 100.

Anda mungkin juga menyukai