Anda di halaman 1dari 8

KONSEP OLAHRAGA DAN PENJAS

Latar Belakang

Konsep pendidikan jasmani merupakan bagian penting dalam proses pendidikan. Artinya pendidikan
jasmani bukan hanya dekorasi atau ornamen yang titempel dalam program sekolah sebagai alat untuk
membuat anak sibuk, tetapi pendidikan jasmani adalah bagian yang terpenting dalam pendidikan. Melalui
pendidikan jasmani diarahkan dengan baik anak-anak akan mengembangkan ketrampilan yang berguna
bagi pengisian waktu senggang, terlibat dalam aktifas yang konduksif untuk mengembangkan hidup
sehat, berkembang secara sosial, dan menyumbang pada kesehatan fisik dan mentalnya meskipun
pendidikan jasmani menawarkan kepada anak untuk bergembira, tidaklah tepat untuk mengatakan
penjas diselenggarakan semata-mata agar anak-anak bergembira dan bersenang-senang.
Jadi pendidikan jasmani diartikan sebagai proses pendidikan melalui aktivitas jasmani atau olahraga. Inti
pengertiaanya adalah mendidik anak. Yang membedakannya dengan mata pelajaran lain adalah alat
yang digunakan adalah gerak insani, manusia yang bergerak secara sadar oleh gurunya dan diberikan
dalam situasi yang tepat, agar dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak didik.
Tujuan pendidikan jasmani yaitu memberi kesempatan kepada anak untuk mempelajari berbagai
kegiatan yang membina sekaligus mengembangkan potensi anak baik dalam aspek fisik, mental,sosil,
emosional dan moral. Singkatnya pendidikan jasmani bertujuan mengembangkan potensi setiap anak
setingi-tingginya yaitu meliputi ranah kognitif, Psikomotor, dan afaktef. Jadi tidak salah jika para ahli
percaya bahwa pendidikan jasmani merupakan wahana yang paling tepat untuk “membentuk manusia
seutuhnya” karena pada dasarnya hasil riset telah menunjukan adanya hasil psikologis yang positif dan
keuntungan sosial dari keterlibatan anak muda dalam aktifitas jasmani. Bukti terkuat adalah dalam
lingkup self - esteem, dan self concept dikalangan adolens. Selain itu juga ada bukti mengenai hubungan
positif anatara aktifitas jasmani dan kemampuan kognitif
Temuan juga menunjukan hubungan negative antara aktifitas jasmani dan sejumlah simtom psiko-
somatik yang berarti menunjukan bahwa anak-anak muda yang lebih aktif dalam olahraga dan aktivitas
jasmani memiliki kemampuan yang lebih tinggi mengatasi stress. Temuan juga serupa untuk gejala
kenakalan dan penyimpangan perilaku remaja.

PEMBAHASAN
“PENJAS DAPAT BERDAMPINGAN/ SEJALAN DENGAN OLAHRAGA”

A. Pendidikan Jasmani

Dalam UU RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada BAB II pasal 3 yang berbunyi:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.”
Pendidikan jasmani merupakan usaha pendidikan dengan menggunakan aktivitas otot-otot besar hingga
proses pendidikan yang berlangsung tidak terhambat oleh gangguan kesehatan dan pertumbuhan badan.
Sebagai bagian integral dari proses pendidikan keseluruhan, pendidikan jasmani merupakan usaha yang
bertujuan untuk mengembangkan kawasan organic, neuromuskuler, intelektual dan social .
Pendidikan jasmani pada hakekatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik dan
kesehatan untuk untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam bentuk fisik,
mental, serta emosional.
Bila ditinjau per difinisi pendidikan jasmani diartikan dengan berbagai ungkapan dan kalimat. Namun
esensinya sama, yang disimpulkan bermakna jelas, bahwa pendidikan jasmani memanfaatkan alat fisik
untuk mengembangkan keutuhan manusia. berkaitan dengan hal ini, diartikan melalui fisik, aspek mental
dan emosional turut berkembang, bahkan dengan penekanannya yang cukup dalam. Berbeda dengan
bidang lain, misalnya pendidikan moral penekanannya benar-benar pada perkembangan moral, tetapi
aspek fisik tidak turut berkembang baik langsung maupun tidak langsung.
Maka dari beberapa kutipan di atas Sumbangan penjas pun bukan hanya bersifat fisik semata, melainkan
menambah pada peningkatan kemampuan olah pikir, seperti kemampuan membuat keputusan dan olah
rasa seperti kemampuan memahami perasaan orang lain (empati)
Kemudian ditinjau dari Tujuan penjas itu sebenarnya memberi kesempatan kepada anak untuk berbagai
kegiatan yang membina sekaligus mengembangkan potensi anak baik dalam aspek fisik, mental, sosial,
emosional dan moral Singkatnya penjas bertujuan untuk mengembangkan potensi setiap anak setinggi-
tingginya.
Diringkaskan dalam termologi yang popular maka tujuan pembelajaran pendidikan harus mencakup
tujuan dalam domain psikomotor, kognitif dan tidak kala pentingnya domain afektif.
Domain Psikomotor
Pengembangan domain psikomotor secara umum dapat diarahkan pada tujuan utama, yang pertama
yang mencakup aspek kebugaran jasmani, dan yang kedua mencapai perkembangan aspek perseptua
motorik. Ini menegaskan bahwa pendidikan jasmani harus melibatkan aktivitas fisik yang mampu
merangsang kemampuan kebugaran jasmani serta sekaligus bersifat pembentukan penguasaan gerak
ketrampilan itu sendiri.
Domain kognitif
Domain kognitif mencakup pengetahuan tentang fakta, konsep, yang lebih penting lagi adalah penalaran
dan kemampuan memecahkan masalah. Aspek kognitif dalam pendidikan jasmani, tidak saja
menyangkut penguasaan pengetahuan faktual semata-mata tetapi meliputi pemahaman terhadap gejala
gerak dan prinsipnya, termasuk yang berkaitan dengan, landasan ilmiah pendidikan jasmani dan
olahraga serta pengisian waktu luang.
Domain afektif
Domain afektif mencakup sifat- sifat psikologis yang menjadi unsure kepribadian yang kukuh. Tidak
hanya tentang sikap sebagai kesiapan berbuat yang perlu dikembangkan tetapi yang lebih penting
adalah konsep diri dan komponen kepribadian lainnya, seperti intelegensi emosional dan watak. Konsep
diri menyangkut presepsi diri atau penilain seseorang tentang kelebihannya. Konsep diri merupakan
fondasi kepribadian anak dan sangat diyakini ada kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan
mereka setelah dewasa kelak.
Jadi inplikasi penting dari pendidikan jasmani adalah untuk mengatasi kepentingan social seperti :
pengakuan dan menerima peraturan dan norma-norma bersama, belajar bersama,menerima pimpinan.
Mengembangkan perasaan kemasyarakatan dan pengakuan terhadap orang lain sebagai pribadi. Belajar
bertanggung jawab terhadap yang lain, member pertolongan,perlindungan dan berkorban. Dan belajar
mengenal dan mengalami bentuk-bentuk pelepasan lelah secaraaktif untuk pengisian waktu senggang .

B. Olahraga
Dalam UU RI No.3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional pada BAB II, Pasal 4 yang
berbunyi:
“Keolahragaan nasional bertujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi,
kualitas manusia, menanamkan nilai moral dan akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat dan
membina persatuan dan kesatuan bangsa, memperkukuh ketahanan nasional, serta mengangkat harkat,
martabat, dan kehormatan bangsa.”
Sementara itu dalam Declaration on sport yang dikeluarkan UNESCO, dikemukana batasan yang di
susun oleh Majelis Internasional Olahraga dan Pendidikan Jasmani (International Council of Sport and
Physical Education, ICSPE) sebagai berikut : Setiap aktifitas fisik berupa permainan dan dilakukan dalam
bentuk pertandingan, baik melawan unsure-unsur alam, orang lain maupun diri sendiri disebut olahraga.”
Selanjutnya dalam deklarasi tersebut dikemukakan tentang sportivitas atau Fair Play, dimana bersikap
memandang lawan sebagai kawan bermain. Sportivitas berfungsi memurnikan olahraga dan menjadikan
olahraga menjadi alat yang ampuh bagi pendidikan.

C. Kesimpulan:
Dari beberapa hal di atas saya berpendapat bahwa Pendidikan Jasmani dapat berdampingan/ sejajar
dengan Olahraga, dimana saya memandang dari beberapa aspek seperti halnya ; Pendidikan jasmani
yang benar dan olahraga yang benar akan memberikan sumbangan yang sangat berarti terhadap
pendidikan anak secara keseluruhan . Hal nyata yang diperoleh dalam pendidikan jasmani dan olahraga
adalah perkembangan yang lengkap, meliputi aspek fisik, mental, emosi, sosial dan moral. Saya percaya
bahwa pendidikan jasmani dan olahraga merupakan wahana yang paling tepat untuk “ membentuk
manusia seutuhnya”

DAFTAR PUSTAKA

H. Js Husdarta, Manajemen pendidikan jasmani: Alfabeta Bandung 2009


Sukintaka, Teori pendidikan jasmani : Nuansa cendekia Bandung 2004
……., UU RI No.3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional pada BAB II, Pasal 4
Abdulkadir Ateng.1992. Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani.Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga pendidikan.

Latar Belakang

Konsep pendidikan jasmani merupakan bagian penting dalam proses pendidikan. Artinya pendidikan
jasmani bukan hanya dekorasi atau ornamen yang titempel dalam program sekolah sebagai alat untuk
membuat anak sibuk, tetapi pendidikan jasmani adalah bagian yang terpenting dalam pendidikan. Melalui
pendidikan jasmani diarahkan dengan baik anak-anak akan mengembangkan ketrampilan yang berguna
bagi pengisian waktu senggang, terlibat dalam aktifas yang konduksif untuk mengembangkan hidup
sehat, berkembang secara sosial, dan menyumbang pada kesehatan fisik dan mentalnya meskipun
pendidikan jasmani menawarkan kepada anak untuk bergembira, tidaklah tepat untuk mengatakan
penjas diselenggarakan semata-mata agar anak-anak bergembira dan bersenang-senang.
Jadi pendidikan jasmani diartikan sebagai proses pendidikan melalui aktivitas jasmani atau olahraga. Inti
pengertiaanya adalah mendidik anak. Yang membedakannya dengan mata pelajaran lain adalah alat
yang digunakan adalah gerak insani, manusia yang bergerak secara sadar oleh gurunya dan diberikan
dalam situasi yang tepat, agar dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak didik.
Tujuan pendidikan jasmani yaitu memberi kesempatan kepada anak untuk mempelajari berbagai
kegiatan yang membina sekaligus mengembangkan potensi anak baik dalam aspek fisik, mental,sosil,
emosional dan moral. Singkatnya pendidikan jasmani bertujuan mengembangkan potensi setiap anak
setingi-tingginya yaitu meliputi ranah kognitif, Psikomotor, dan afaktef. Jadi tidak salah jika para ahli
percaya bahwa pendidikan jasmani merupakan wahana yang paling tepat untuk “membentuk manusia
seutuhnya” karena pada dasarnya hasil riset telah menunjukan adanya hasil psikologis yang positif dan
keuntungan sosial dari keterlibatan anak muda dalam aktifitas jasmani. Bukti terkuat adalah dalam
lingkup self - esteem, dan self concept dikalangan adolens. Selain itu juga ada bukti mengenai hubungan
positif anatara aktifitas jasmani dan kemampuan kognitif
Temuan juga menunjukan hubungan negative antara aktifitas jasmani dan sejumlah simtom psiko-
somatik yang berarti menunjukan bahwa anak-anak muda yang lebih aktif dalam olahraga dan aktivitas
jasmani memiliki kemampuan yang lebih tinggi mengatasi stress. Temuan juga serupa untuk gejala
kenakalan dan penyimpangan perilaku remaja.

PEMBAHASAN
“PENJAS DAPAT BERDAMPINGAN/ SEJALAN DENGAN OLAHRAGA”

A. Pendidikan Jasmani

Dalam UU RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada BAB II pasal 3 yang berbunyi:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.”
Pendidikan jasmani merupakan usaha pendidikan dengan menggunakan aktivitas otot-otot besar hingga
proses pendidikan yang berlangsung tidak terhambat oleh gangguan kesehatan dan pertumbuhan badan.
Sebagai bagian integral dari proses pendidikan keseluruhan, pendidikan jasmani merupakan usaha yang
bertujuan untuk mengembangkan kawasan organic, neuromuskuler, intelektual dan social .
Pendidikan jasmani pada hakekatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik dan
kesehatan untuk untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam bentuk fisik,
mental, serta emosional.
Bila ditinjau per difinisi pendidikan jasmani diartikan dengan berbagai ungkapan dan kalimat. Namun
esensinya sama, yang disimpulkan bermakna jelas, bahwa pendidikan jasmani memanfaatkan alat fisik
untuk mengembangkan keutuhan manusia. berkaitan dengan hal ini, diartikan melalui fisik, aspek mental
dan emosional turut berkembang, bahkan dengan penekanannya yang cukup dalam. Berbeda dengan
bidang lain, misalnya pendidikan moral penekanannya benar-benar pada perkembangan moral, tetapi
aspek fisik tidak turut berkembang baik langsung maupun tidak langsung.
Maka dari beberapa kutipan di atas Sumbangan penjas pun bukan hanya bersifat fisik semata, melainkan
menambah pada peningkatan kemampuan olah pikir, seperti kemampuan membuat keputusan dan olah
rasa seperti kemampuan memahami perasaan orang lain (empati)
Kemudian ditinjau dari Tujuan penjas itu sebenarnya memberi kesempatan kepada anak untuk berbagai
kegiatan yang membina sekaligus mengembangkan potensi anak baik dalam aspek fisik, mental, sosial,
emosional dan moral Singkatnya penjas bertujuan untuk mengembangkan potensi setiap anak setinggi-
tingginya.
Diringkaskan dalam termologi yang popular maka tujuan pembelajaran pendidikan harus mencakup
tujuan dalam domain psikomotor, kognitif dan tidak kala pentingnya domain afektif.
Domain Psikomotor
Pengembangan domain psikomotor secara umum dapat diarahkan pada tujuan utama, yang pertama
yang mencakup aspek kebugaran jasmani, dan yang kedua mencapai perkembangan aspek perseptua
motorik. Ini menegaskan bahwa pendidikan jasmani harus melibatkan aktivitas fisik yang mampu
merangsang kemampuan kebugaran jasmani serta sekaligus bersifat pembentukan penguasaan gerak
ketrampilan itu sendiri.
Domain kognitif
Domain kognitif mencakup pengetahuan tentang fakta, konsep, yang lebih penting lagi adalah penalaran
dan kemampuan memecahkan masalah. Aspek kognitif dalam pendidikan jasmani, tidak saja
menyangkut penguasaan pengetahuan faktual semata-mata tetapi meliputi pemahaman terhadap gejala
gerak dan prinsipnya, termasuk yang berkaitan dengan, landasan ilmiah pendidikan jasmani dan
olahraga serta pengisian waktu luang.
Domain afektif
Domain afektif mencakup sifat- sifat psikologis yang menjadi unsure kepribadian yang kukuh. Tidak
hanya tentang sikap sebagai kesiapan berbuat yang perlu dikembangkan tetapi yang lebih penting
adalah konsep diri dan komponen kepribadian lainnya, seperti intelegensi emosional dan watak. Konsep
diri menyangkut presepsi diri atau penilain seseorang tentang kelebihannya. Konsep diri merupakan
fondasi kepribadian anak dan sangat diyakini ada kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan
mereka setelah dewasa kelak.
Jadi inplikasi penting dari pendidikan jasmani adalah untuk mengatasi kepentingan social seperti :
pengakuan dan menerima peraturan dan norma-norma bersama, belajar bersama,menerima pimpinan.
Mengembangkan perasaan kemasyarakatan dan pengakuan terhadap orang lain sebagai pribadi. Belajar
bertanggung jawab terhadap yang lain, member pertolongan,perlindungan dan berkorban. Dan belajar
mengenal dan mengalami bentuk-bentuk pelepasan lelah secaraaktif untuk pengisian waktu senggang .

B. Olahraga
Dalam UU RI No.3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional pada BAB II, Pasal 4 yang
berbunyi:
“Keolahragaan nasional bertujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi,
kualitas manusia, menanamkan nilai moral dan akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat dan
membina persatuan dan kesatuan bangsa, memperkukuh ketahanan nasional, serta mengangkat harkat,
martabat, dan kehormatan bangsa.”
Sementara itu dalam Declaration on sport yang dikeluarkan UNESCO, dikemukana batasan yang di
susun oleh Majelis Internasional Olahraga dan Pendidikan Jasmani (International Council of Sport and
Physical Education, ICSPE) sebagai berikut : Setiap aktifitas fisik berupa permainan dan dilakukan dalam
bentuk pertandingan, baik melawan unsure-unsur alam, orang lain maupun diri sendiri disebut olahraga.”
Selanjutnya dalam deklarasi tersebut dikemukakan tentang sportivitas atau Fair Play, dimana bersikap
memandang lawan sebagai kawan bermain. Sportivitas berfungsi memurnikan olahraga dan menjadikan
olahraga menjadi alat yang ampuh bagi pendidikan.

C. Kesimpulan:
Dari beberapa hal di atas saya berpendapat bahwa Pendidikan Jasmani dapat berdampingan/ sejajar
dengan Olahraga, dimana saya memandang dari beberapa aspek seperti halnya ; Pendidikan jasmani
yang benar dan olahraga yang benar akan memberikan sumbangan yang sangat berarti terhadap
pendidikan anak secara keseluruhan . Hal nyata yang diperoleh dalam pendidikan jasmani dan olahraga
adalah perkembangan yang lengkap, meliputi aspek fisik, mental, emosi, sosial dan moral. Saya percaya
bahwa pendidikan jasmani dan olahraga merupakan wahana yang paling tepat untuk “ membentuk
manusia seutuhnya”
DAFTAR PUSTAKA

H. Js Husdarta, Manajemen pendidikan jasmani: Alfabeta Bandung 2009


Sukintaka, Teori pendidikan jasmani : Nuansa cendekia Bandung 2004
……., UU RI No.3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional pada BAB II, Pasal 4
Abdulkadir Ateng.1992. Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani.Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga pendidikan.

Latar Belakang

Konsep pendidikan jasmani merupakan bagian penting dalam proses pendidikan. Artinya pendidikan
jasmani bukan hanya dekorasi atau ornamen yang titempel dalam program sekolah sebagai alat untuk
membuat anak sibuk, tetapi pendidikan jasmani adalah bagian yang terpenting dalam pendidikan. Melalui
pendidikan jasmani diarahkan dengan baik anak-anak akan mengembangkan ketrampilan yang berguna
bagi pengisian waktu senggang, terlibat dalam aktifas yang konduksif untuk mengembangkan hidup
sehat, berkembang secara sosial, dan menyumbang pada kesehatan fisik dan mentalnya meskipun
pendidikan jasmani menawarkan kepada anak untuk bergembira, tidaklah tepat untuk mengatakan
penjas diselenggarakan semata-mata agar anak-anak bergembira dan bersenang-senang.
Jadi pendidikan jasmani diartikan sebagai proses pendidikan melalui aktivitas jasmani atau olahraga. Inti
pengertiaanya adalah mendidik anak. Yang membedakannya dengan mata pelajaran lain adalah alat
yang digunakan adalah gerak insani, manusia yang bergerak secara sadar oleh gurunya dan diberikan
dalam situasi yang tepat, agar dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak didik.
Tujuan pendidikan jasmani yaitu memberi kesempatan kepada anak untuk mempelajari berbagai
kegiatan yang membina sekaligus mengembangkan potensi anak baik dalam aspek fisik, mental,sosil,
emosional dan moral. Singkatnya pendidikan jasmani bertujuan mengembangkan potensi setiap anak
setingi-tingginya yaitu meliputi ranah kognitif, Psikomotor, dan afaktef. Jadi tidak salah jika para ahli
percaya bahwa pendidikan jasmani merupakan wahana yang paling tepat untuk “membentuk manusia
seutuhnya” karena pada dasarnya hasil riset telah menunjukan adanya hasil psikologis yang positif dan
keuntungan sosial dari keterlibatan anak muda dalam aktifitas jasmani. Bukti terkuat adalah dalam
lingkup self - esteem, dan self concept dikalangan adolens. Selain itu juga ada bukti mengenai hubungan
positif anatara aktifitas jasmani dan kemampuan kognitif
Temuan juga menunjukan hubungan negative antara aktifitas jasmani dan sejumlah simtom psiko-
somatik yang berarti menunjukan bahwa anak-anak muda yang lebih aktif dalam olahraga dan aktivitas
jasmani memiliki kemampuan yang lebih tinggi mengatasi stress. Temuan juga serupa untuk gejala
kenakalan dan penyimpangan perilaku remaja.

PEMBAHASAN
“PENJAS DAPAT BERDAMPINGAN/ SEJALAN DENGAN OLAHRAGA”

A. Pendidikan Jasmani

Dalam UU RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada BAB II pasal 3 yang berbunyi:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.”
Pendidikan jasmani merupakan usaha pendidikan dengan menggunakan aktivitas otot-otot besar hingga
proses pendidikan yang berlangsung tidak terhambat oleh gangguan kesehatan dan pertumbuhan badan.
Sebagai bagian integral dari proses pendidikan keseluruhan, pendidikan jasmani merupakan usaha yang
bertujuan untuk mengembangkan kawasan organic, neuromuskuler, intelektual dan social .
Pendidikan jasmani pada hakekatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik dan
kesehatan untuk untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam bentuk fisik,
mental, serta emosional.
Bila ditinjau per difinisi pendidikan jasmani diartikan dengan berbagai ungkapan dan kalimat. Namun
esensinya sama, yang disimpulkan bermakna jelas, bahwa pendidikan jasmani memanfaatkan alat fisik
untuk mengembangkan keutuhan manusia. berkaitan dengan hal ini, diartikan melalui fisik, aspek mental
dan emosional turut berkembang, bahkan dengan penekanannya yang cukup dalam. Berbeda dengan
bidang lain, misalnya pendidikan moral penekanannya benar-benar pada perkembangan moral, tetapi
aspek fisik tidak turut berkembang baik langsung maupun tidak langsung.
Maka dari beberapa kutipan di atas Sumbangan penjas pun bukan hanya bersifat fisik semata, melainkan
menambah pada peningkatan kemampuan olah pikir, seperti kemampuan membuat keputusan dan olah
rasa seperti kemampuan memahami perasaan orang lain (empati)
Kemudian ditinjau dari Tujuan penjas itu sebenarnya memberi kesempatan kepada anak untuk berbagai
kegiatan yang membina sekaligus mengembangkan potensi anak baik dalam aspek fisik, mental, sosial,
emosional dan moral Singkatnya penjas bertujuan untuk mengembangkan potensi setiap anak setinggi-
tingginya.
Diringkaskan dalam termologi yang popular maka tujuan pembelajaran pendidikan harus mencakup
tujuan dalam domain psikomotor, kognitif dan tidak kala pentingnya domain afektif.
Domain Psikomotor
Pengembangan domain psikomotor secara umum dapat diarahkan pada tujuan utama, yang pertama
yang mencakup aspek kebugaran jasmani, dan yang kedua mencapai perkembangan aspek perseptua
motorik. Ini menegaskan bahwa pendidikan jasmani harus melibatkan aktivitas fisik yang mampu
merangsang kemampuan kebugaran jasmani serta sekaligus bersifat pembentukan penguasaan gerak
ketrampilan itu sendiri.
Domain kognitif
Domain kognitif mencakup pengetahuan tentang fakta, konsep, yang lebih penting lagi adalah penalaran
dan kemampuan memecahkan masalah. Aspek kognitif dalam pendidikan jasmani, tidak saja
menyangkut penguasaan pengetahuan faktual semata-mata tetapi meliputi pemahaman terhadap gejala
gerak dan prinsipnya, termasuk yang berkaitan dengan, landasan ilmiah pendidikan jasmani dan
olahraga serta pengisian waktu luang.
Domain afektif
Domain afektif mencakup sifat- sifat psikologis yang menjadi unsure kepribadian yang kukuh. Tidak
hanya tentang sikap sebagai kesiapan berbuat yang perlu dikembangkan tetapi yang lebih penting
adalah konsep diri dan komponen kepribadian lainnya, seperti intelegensi emosional dan watak. Konsep
diri menyangkut presepsi diri atau penilain seseorang tentang kelebihannya. Konsep diri merupakan
fondasi kepribadian anak dan sangat diyakini ada kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan
mereka setelah dewasa kelak.
Jadi inplikasi penting dari pendidikan jasmani adalah untuk mengatasi kepentingan social seperti :
pengakuan dan menerima peraturan dan norma-norma bersama, belajar bersama,menerima pimpinan.
Mengembangkan perasaan kemasyarakatan dan pengakuan terhadap orang lain sebagai pribadi. Belajar
bertanggung jawab terhadap yang lain, member pertolongan,perlindungan dan berkorban. Dan belajar
mengenal dan mengalami bentuk-bentuk pelepasan lelah secaraaktif untuk pengisian waktu senggang .

B. Olahraga
Dalam UU RI No.3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional pada BAB II, Pasal 4 yang
berbunyi:
“Keolahragaan nasional bertujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi,
kualitas manusia, menanamkan nilai moral dan akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat dan
membina persatuan dan kesatuan bangsa, memperkukuh ketahanan nasional, serta mengangkat harkat,
martabat, dan kehormatan bangsa.”
Sementara itu dalam Declaration on sport yang dikeluarkan UNESCO, dikemukana batasan yang di
susun oleh Majelis Internasional Olahraga dan Pendidikan Jasmani (International Council of Sport and
Physical Education, ICSPE) sebagai berikut : Setiap aktifitas fisik berupa permainan dan dilakukan dalam
bentuk pertandingan, baik melawan unsure-unsur alam, orang lain maupun diri sendiri disebut olahraga.”
Selanjutnya dalam deklarasi tersebut dikemukakan tentang sportivitas atau Fair Play, dimana bersikap
memandang lawan sebagai kawan bermain. Sportivitas berfungsi memurnikan olahraga dan menjadikan
olahraga menjadi alat yang ampuh bagi pendidikan.

C. Kesimpulan:
Dari beberapa hal di atas saya berpendapat bahwa Pendidikan Jasmani dapat berdampingan/ sejajar
dengan Olahraga, dimana saya memandang dari beberapa aspek seperti halnya ; Pendidikan jasmani
yang benar dan olahraga yang benar akan memberikan sumbangan yang sangat berarti terhadap
pendidikan anak secara keseluruhan . Hal nyata yang diperoleh dalam pendidikan jasmani dan olahraga
adalah perkembangan yang lengkap, meliputi aspek fisik, mental, emosi, sosial dan moral. Saya percaya
bahwa pendidikan jasmani dan olahraga merupakan wahana yang paling tepat untuk “ membentuk
manusia seutuhnya”

DAFTAR PUSTAKA

H. Js Husdarta, Manajemen pendidikan jasmani: Alfabeta Bandung 2009


Sukintaka, Teori pendidikan jasmani : Nuansa cendekia Bandung 2004
……., UU RI No.3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional pada BAB II, Pasal 4
Abdulkadir Ateng.1992. Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani.Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai