Anda di halaman 1dari 11

Dasar-Dasar Pendidikan Olahraga

Artikel ini dibuat untuk memenuhi tugas Dasar-Dasar Pendidikan Olahraga

OLEH
ZALIKAL ILHAM
210614808402

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU


KEOLAHRAGAAN PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN OLAHRAGA
SEPTEMBER 2021
Peran pendidikan jasmani dalam pembentukan karakter anak

OLEH : Zalikal Ilham

Abstrak

Pendidikan adalah suatu proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusiamelalui upaya pengajaran
dan pelatihan, Pada dasarnya pengertian pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Tujuan
Pendidikan Jasmani yaitu untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,
keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran,
stabilitas emosional, tindakan moral dan aspek pola hidup sehat , pada dasarnya
pendidikan merupakan bimbingan atau pertolongan dari orang dewasa untuk
perkembangan anak menjadi dewasa agar bisa melakukan aktivitasnya dengan
sendiri, pada kesimpulannya Pembentukan karakter anak melalui pendidikan
jasmani pada tingkat sekolah dasara dikarekan pada umur tingkat sekolah dasar
anak masih sangat ingin belajar atau tertarik dengan hal yang menarik dengan
pendidikan jasmani hal itu sangat berkaitan, keberhasilan pembentukan karakter
di faktori dengan beberapa hal yaitu sarana dan prasarana dan juga guru.

Kata kunci : Pendidikan, jasmani, karakter


Pendahuluan

Pendidikan adalah suatu proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusiamelalui upaya
pengajaran dan pelatihan, Pada dasarnya pengertian
pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan
Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata pelajaran yang
dilaksanakan pada jenjang pendidikan dasar, menengah, bahkan pada pendidikan
tinggi.
Tujuan Pendidikan Jasmani yaitu untuk mengembangkan aspek kebugaran
jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial,
penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral dan aspek pola hidup sehat
(Permendiknas No.22 Tahun 2006: 194), pada dasarnya pendidikan merupakan
bimbingan atau pertolongan dari orang dewasa untuk perkembangan anak menjadi
dewasa agar bisa melakukan aktivitasnya dengan sendiri, Pada kenyataannya,
mata pelajaran pendidikan jasmani masih dipandang sebelah mata dan dianggap
mata pelajaran yang “kurang” begitu penting. Fenomena yang terjadi selama ini
guru pendidikan jasmani dihadapkan pada berbagai kecenderungan dan isu rawan
dikalangan generasi muda, padahal pendidikan jasmani sangatlah penting dan
tidak bisa dipandang sebelah mata karena sangat membantu untuk mengajarkan
betapa pentingya kesehatan untuk anak itu sendiri dan juga memberikan stimulus
baik dalam gerak tubuhnya dengan mempelajari beberapa cabang olahraga, dan
yang paling penting pembentukan karakter anak, Padahal pada kenyatannya,
dengan adanya pendidikan jasmani dapat membentuk berbagai macam karakter
yang positif bagi peserta didik khususnya adalah siswa Sekolah Dasar (SD).
Karena siswa SD merupakan tombak awal dalam membentuk generasi muda masa
depan. Tidak dapat dipungkiri, bahwa siswa SD akan senang dengan mata
pelajaran pendidikan jasmani, karena mereka dapat berlari-larian di lapangan
bebas dan menyalurkan hobi mereka. Disamping penyalur hobi mereka,
pendidikan jasmani dapat melatih siswa SD untuk bersikap disiplin dan kerja
sama tim dengan melakukan olaharaga tim seperti kasti, sepakbola, basket dan
yang lainnya.

1.2 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan artikel ini yaitu untuk membantu pembaca untuk
memahami bahwa apa peran pendidikan jasmani dalam pembentukan karakter
anak dilihat dari berbagai pandangan.

1.3 Rumusan masalah


1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan jasmani
2. Apa saja nilai-nilai karakter dalam olahraga
3. Apa strategi pengembangan karakter
Kajian Teori
1. Pendidikan Jasmani
Menurut Husdarta (2011: 143), pendidikan jasmani adalah suatu proses
pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan
kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan
perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan
belajar diatur secara saksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan seluruh ranah, jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap
siswa. Sedangkan Achmad (2012: 4) mendefinisikan pendidikan jasmani dan
Olahraga (penjasor) adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani dan
olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan. Dari pengertian ini
mengukuhkan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian tak terpisahkan dari
pendidikan umum. Tujuannya adalah untuk membantu anak agar tumbuh dan
berkembang secara wajar sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu menjadi
manusia Indonesia seutuhnya. Bahwa pencapaian tujuan tersebut berpangkap pada
perencanaan pengalaman gerak yang sesuai dengan karakteristik anak. Lain
halnya dengan Samsudin (2008: 2) yang menyatakan bahwa pendidikan jasmani
adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk
meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik,
pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan
emosi. Lingkungan belajar diatur secara saksama untuk meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan seluruh 3 ranah, jasmani, psikomotor, kognitif,
dan afektif setiap siswa. Dari pernyataan-pernyataan para ahli dapat disimpulkan
bahwa pendidikan jasmani adalah proses pembelejaran bagi anak untuk
meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik
2. Transfer Nilai dan Karakter Yang Dibangun
Bercermin pada perkembangan pendidikan jasmani di tiap negara maju
dengan mempertimbangkan tantangan dan kebutuhan bangsa perlu dirumuskan
tentang tujuanya.Rumusan tujuan umum pendidikan jasmani menurut Rusli Lutan
dkk.( 2001) sebagai berikut :
1. Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai dalam
pendidikan jasmani.
2. Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial
dan toleransi dalam konteks kemajemukan budaya, etnis dan agama.
3. Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui pelaksanaan tugas-tugas ajar
dalam pendidikan jasmani.
4. Mengembangkan keterampilan untuk melakukan aktivitas jasmani dan olahaga,
serta memahami alasan-alasan yang melandasi gerak dan kinerja.
5. Menumbuhkan kecerdasan emosi dan penghargaan terhadap hak-hak asasi
orang lain melalui pengalaman fair play dan sportivitas.
6. Menumbuhkan selfesteem sebagai landasan kepribadian melalui pengembangan
kesadaran terhadap kemampuan dan pengendalian gerak tubuh.
7. Mengembangkan keterampilan dan kebiasaan untuk melindungi keselamatan
diri sendiri dan keselamatan orang lain.
8. Menumbuhkan cara pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani dan
pola hidup sehat.
9. Menumbuhkan kebiasaan dan kemampuan untuk berpartisipasi aktif secara
teratur dalam aktivitas fisik dan memahami manfaat dari keterlibatannya.
10. Menumbuhkan kebiasaan untuk memanfaatkan dan mengisi waktu luang
dengan aktivitas jasmani yang bersifat rekreatif.
Berdasarkan grand design yang dikembangkan oleh Budimansyah (2010:23-
24), secara psikologis dan sosial kultural pembentukan karakter dalam diri individu
merupakan fungsi dari seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif, konatif,
dan psikomotorik) dalam konteks interaksi sosial kultural (dalam keluarga, sekolah,
dan masyarakat) dan berlangsung sepanjang hayat. Konfigurasi karakter dalam
konteks totalitas proses psikologis dan sosial-kultural tersebut dapat dikelompokkan
dalam: Olah Hati (Spiritual and emotional development) , Olah Pikir (intellectual
development), Olah Raga dan Kinestetik (Physical and kinestetic development),
dan Olah Rasa dan Karsa (Affective and Creativity development) yang secara
diagramatik dapat digambarkan sebagai berikut:
Olah Hati Olah Pikir
-. Jujur -. Cerdas
Olahraga Olahrasa dan Karsa
-. Bersih dan Sehat -. Peduli dan Kreatif

Menurut Hersh, et. al. (1980) dalam Budimansyah 2010:23-24), di antara berbagai
teori yang berkembang, ada enam teori yang banyak digunakan; yaitu: pendekatan
pengembangan rasional, pendekatan pertimbangan, pendekatan klarifikasi nilai,
pendekatan pengembangan moral kognitif, dan pendekatan perilaku sosial.
3. Pengertian Karakter
Kemendiknas (2010) menjelaskan bahwa karakter adalah watak, tabiat, akhlak
atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai
kebajikan (vitues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasa untuk cara
pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai,
moral, dan norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat
kepada orang lain.
4. Strategi Mengembangkan Karakter
Menurut Syamsu Yusuf dkk (2013: 34-35), untuk melaksanakan pendidikan
karakter di sekolah adalah sebagai berikut:
1) Menciptakan iklim religius yang kondusif.
2) Menata iklim sosio-emosional
3) Membangun budaya akademik
4) Terpadu dengan proses pembelajaran
5) Terpadu dalam kegiatan ekstrakulikuler.
6) Kerjasama dengan pihak lain
5. Olahraga dan Karakter
Melihat dengan definisi olahraga yang sudah dijelaskan dalam undang-
undang bahwa peran serta olahraga dalam mewujudnkan pembangunan karakter
manusia sepenuhnya memilki kesehatan baik secara jasmani dan rohani juga jiwa
sosial yang baik sangatlah penting. Karena dalam olahraga sesungguhnya banyak
sekali nilai-nilai yang terkandung didalamnya, dimana bukan hanya
pengembangan fisik yang ditanamkan melainkan nilai-nilai sosial dan jiwa
rohaninya.
Sebagaimana fenomena sosial dan kultural, olahraga tidak akan terlepas
dari kompleksitas moral. Dengan eksistensi dan kemampuannya seseorang akan
dapat dengan mudah menyesuaikan dirinya denga lingkungannya, sebaliknya
lingkungan akan dengan sendirinya mencari ekstensifikasinya.
Proses penanaman dan pengembangan nilai-nilai moral serta pembentukan
karakter melalui olahraga ialah dengan menjadikan kegiatan olahraga sebagai
(icon and character building). Hal tersebut tentunya di sesuaikan dengan
perkembangan zaman.
Menurut (Fachri, 2017) karakter diartikan sebagai nilai-nilai atau sikap
seseorang yang berhubungan langsung dengan Tuhannya seperti hubungan dirinya
dengan Tuhannya, sesama orang lain, dengan lingkungan, dan juga kebangsaan
yang terwujudkan dalam sikap, perkataan dan perbuatan, perasaan seseorang yang
dilandasi dengan norma-norma, tatakrama, adat istiadat, dan budaya setempat.
Lain hal pendapat dari (Dhamayanti, Retnoningsih, & Anwariningsih, n.d.)
tentang karakter dapat diartikan sebagai nilai dasar seseorang yang melekat dalam
dirinya sebagai wujud pembangunan pribadinya yang diaktualisasikan dengan
sikap kesehariannya. Senada dengan pendapat (Bonder et al., 2017) bahwa
karakter adalah cara berfikir dan berprilaku dalam menajalankan kegiatan sehari-
harinya sebgai ciri khas pribadinya untuk hidup dan bekerjasama dengan sesama,
baik di lingkungan keluarganya maupun di lingkungan masyarakat.
Terdapat dua jenis nilai karakter seseorang yang ada dalam olahraga, nilai
tersebut ialah nilai sosial dan moral. Nilai-nilai karakter dan budaya yang ada
didalam olahraga sebenarnya adalah berasal dari teori-teori pendidikan, psikologi
pendidikan, nilai sosial budaya, nilai-nilai agama yang diajarakan, nilai Pancasila
UUD 1945, dan di dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang sisdiknas dan semua
pengalaman-pengalaman nyata seseorang dalam kehidupan sehari-hari.
(Pazur & Kleppe, 1964) menjelaskan ada banyak nilai-nilai karakter yang
terkandung dalam kegiatan berolahraga:
1)      Bekerjasama dengan rekan team
2)      Menunjukkan keberanian
3)      Bermain secara adil
4)      Menghormati peraturan
5)      Mengembangkan disiplin diri dan mempraktikkan pengendalian diri
6)      Menumbuhkan kedamaian
7)      Menunjukkan sprotivitas
8)      Menjaga integritas
9)      Jujur dan sopan
10)  Melatih jiwa kepemimpinan
11)  Menghormati lingkungan
12)  Bersikap empati dan menghargai
4. Kesimpulan

Pendidikan jasmani dan olahraga adalah pendidikan yang menggunakan


gerak sebagai media untuk mencapai tujuan. Pembentukan karakter merupakan
proses yang panjang membutuhkan waktu, pendidikan jasmani mampu
membentuk karakter anak da beberapa jenis karakter yang sangat penting dalam
pembentukan karakter melalui pendidikan jasmani yaitu kejujuran, keadilan,
tanggung jawab, kedamaian, kepercayaan diri, rasa hormat, dan kepedulian
terhadap orang lain. Pembentukan karakter anak melalui pendidikan jasmani pada
tingkat sekolah dasara dikarekan pada umur tingkat sekolah dasar anak masih
sangat ingin belajar atau tertarik dengan hal yang menarik dengan pendidikan
jasmani hal itu sangat berkaitan, keberhasilan pembentukan karakter di faktori
dengan beberapa hal yaitu sarana dan prasarana dan juga guru.
5. Saran
Dalam pembahasan dalam artikel ini masih banyak kekurangan dalam segi
penyampaian kebahasaan ataupun isi dari materi. Diharapkan pembaca dapat
memahami materi yang berkaitan dengan Peran pendidikan jasmani dalam
pembentukan karakter anak.
DAFTAR PUSTAKA

Husdarta (2011). Manajemen Pendidikan Jasmani.Alfabeta. Bandung.

Paturusi Achmad (2012) Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Rineka


Cipta. Jakarta

Samsudin (2008). Pembelajaran pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


SD/MI. Litera Prenada Media Group:Jakarta

Lutan, Rusli.(2001). Asas-asas Pendidikan Jasmani. Jakarta. Depdiknas.


Suherman,Adang. (2009). Revitalisasi Pengajaran Dalam Pendidikan
Jasmani.

Budimansyah, D. (2010).Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan Untuk


Membangun Karakter Bangsa. Widya Aksara Press, Bandung.

Syamsu Yusuf dan Nani M. (2013). Perkembangan Peserta Didik. PT


RajaGrafindo Persada:Jakarta

Fachri, M. (2017). Peran Agama Dan Pendidikan Agama Islam Sebagai Solusi
Alternatif Menemukan Jati Diri Terhadap Alienasi Dampak Modernisasi.
Pedagogik: Jurnal Pendidikan, 4(2).

Dhamayanti, I., Retnoningsih, D., & Anwariningsih, S. H. (n.d.). Sistem


Pengolahan Data Ujian Di Biro Administrasi Akademik Universitas Sahid
Surakarta.

Bonder, M. J., Luijk, R., Zhernakova, D. V, Moed, M., Deelen, P., Vermaat, M.,
Bot, J. (2017). Disease variants alter transcription factor levels and
methylation of their binding sites. Nature Genetics, 49(1), 131.

Pazur, J. H., & Kleppe, K. (1964). The oxidation of glucose and related
compounds by glucose oxidase from Aspergillus niger. Biochemistry, 3(4),
578-583.

Anda mungkin juga menyukai