Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Awalnya istilah Paradigma berkembang dalam dunia ilmu pengetahuan terutama yang

kaitannya dengan filsafat ilmu pengetahuan. Dalam kehidupan sehari hari paradigma

berkembang menjadi terminologi yang mengandung arti sebagai sumber nilai, kerangka pikir,

orientasi dasar, sumber asas, tolak ukur, parameter serta arah dan tujuan dari suatu

perkembangan, perubahan, dan proses dalam bidang tertentu termasuk bidang pembangunan,

reformasi, maupun pendidikan.

Kemajuan cepat dunia dalam bidang informasi dan teknologi telah berpengaruh pada

peradaban manusia melebihi jangkauan pemikiran manusia sebelumnya. Pengaruh ini terlihat

pada pergeseran tatanan sosial, ekonomi dan politik yang memerlukan keseimbangan baru

antara nilai-nilai, pemikiran dan cara-cara kehidupan yang berlaku pada konteks global dan

lokal.

Perkembangan industri kimia sendiri di Indonesia sedang gencar-gencarnya. Terbukti

didirikannya pabrik-pabrik di berbagai wilayah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal

ini secara langsung dapat meningkatkan dan mengoptimalkan Sumber Daya Alam dan

mengasah Sumber Daya Manusia di Indonesia.

Perkembangan dalam semua bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi termasuk

industri kimia sedang dalam masa keemasannya. Oleh karena itu, pancasila sebagai ideologi

bangsa harus dijadikan sebagai acuan yang mengakomodir dan mengantisipasi laju

perkembangannya, sehingga setiap warga negara dapat mengimbangi dan sekaligus

mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kelangsungan hidup manusia.


1.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Bagaimanakah sistem etika perkembangan IPTEK terutama teknologi


kimia dalam Pancasila?
1.2.2. Bagaimanakah peranan Pancasila dalam mengembangkan teknologi di
industri kimia nasional?
1.2.3. Bagaimanakah nilai-nilai Pancasila sebagai motivator perkembangan
IPTEK?

1.3. Tujuan

1.3.1. Untuk mengetahui sistem etika perkembangan IPTEK terutama


teknologi kimia dalam Pancasila.
1.3.2. Untuk mengetahui peranan Pancasila dalam mengembangkan teknologi
di industri kimia nasional.
1.3.3. Untuk mengetahui nilai-nilai Pancasila sebagai motivator perkembangan
IPTEK.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Etika Perkembangan IPTEK terutama Teknologi Kimia dalam Pancasila

Pancasila merupakan satu kesatuan dari sila silanya harus merupakan sumber nilai,

kerangka pikir serta asas moralitas bagi pembangunan IPTEK. Sebagai bangsa yang memiliki

pandangan hidup pancasila, maka tidak berlebihan apabila pengembangan IPTEK harus

didasarkan atas paradigma pancasila. Apabila kita melihat sila demi sila menunjukkan sistem

etika dalam pembangunan IPTEK yang secara tidak langsung industri kimia juga masuk

didalamnya.

Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengkomplementasikan ilmu pengetahuan,

mencipta, perimbangan antara rasional dan irasional, antara akal, rasa dan kehendak. Sila ini

menempatkan manusia di alam semesta bukan merupakan pusatnya melainkan sebagai bagian

yang sistematik dari alam yang diolahnya (T. Jacob, 1986), dapat disimpulkan berdasarkan sila

ini IPTEK selalu mempertimbangkan dari apa yang ditemukan, dibuktikan, dan diciptakan,

adakah kerugian bagi manusia.

Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, menekankan bahwa IPTEK haruslah

bersifat beradab dan bermoral, sehingga terwujud hakikat tujuan IPTEK yaitu, demi

kesejahteraan umat manusia. Bukan untuk kesombongan dan keserakahan manusia melainkan

harus diabdikan demi peningkatan harkat dan martabat manusia. Dengan begitu, tidak akan

terjadi adanya eksploitasi sumber daya yang berlebihan dan cenderung serakah oleh industri

karena memang sudah diatur di Undang-Undang yang berpatokan pada Pancasila. Contohnya

seperti Industri Semen di Jawa. Jika tidak ada suatu aturan yang mengatur pengambilan batu

kapur di daerah hutan jati, maka dengan seenaknya dan sewajarnya mereka akan rela merusak

hutan demi mendapatkan apa yang ada di dalam tanah di atas hutan itu berada
Sila Persatuan Indonesia, memberikan kesadaran kepada bangsa indonesia bahwa rasa

nasionalime bangsa indonesia akibat dari adanya kemajuan IPTEK, dengan IPTEK persatuan

dan kesatuan bangsa dapat terwujud dan terpelihara, persaudaraan dan persahabatan antar

daerah diberbagai daerah terjalin karena tidak lepas dari faktor kemajuan IPTEK. Oleh sebab

itu IPTEK harus dikembangkan untuk memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa dan

selanjutnya dapat dikembangkan dalam hubungan manusia indonesia dengan masyarakat

internasional. Sehingga akan timbul pemerataan ekonomi dan kita menjadi lebih kompak

dalam menghadapi persaingan internasional. Bukan malah saling menjatuhkan antar industri di

dalam negeri sendiri

Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan

perwakilan, mendasari pengembangan Teknologi Industri Kimia secara demokratis. Disini

ilmuwan tidak hanya ditempatkan untuk memiliki kebebasan dalam pengembangannya, namun

juga harus ada saling menghormati dan menghargai kebebasan orang lain dan bersikap terbuka

untuk menerima kritikan, atau dikaji ulang dan menerima perbandingan dengan penemuan teori

lainya. Hal tersebut mampu menstimulus sumber daya Indonesia menjadi milik bersama, tidak

dimonopoli segolongan saja, bahkan pihak asing.

Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia, IPTEK didasarkan pada

keseimbangan keadilan dalam kehidupan kemanusiaan, yaitu keseimbangan keadilan dalam

hubunganya dengan dirinya sendiri, manusia dengan Tuhannya, manusia dengan manusia lain,

manusia dengan masyarakat bangsa dan negara, serta manusia dengan alam lingkunganya.

Karena Pancasila menjadi patokannya. Seharusnya secara teori semua orang memiliki hak yang

adil dan proporsional terhadap kekayaan alam Indonesia. Untuk itulah diadakannya pajak yang

jika dibilang, cukup besar bagi industri kimia di Indonesia yakni sekitar 50% dari pendapatan

perusahaan.
Pancasila merupakan satu kesatuan dari sila-sila yang merupakan sumber nilai,

kerangka pikir serta asas moralitas bagi pembangunan IPTEK. Sehingga bangsa yang memiliki

pengembangan hidup pancasila, maka tidak berlebihan apabila pengembangan IPTEK harus

didasarkan atas paradigma pancasila.

Syarat dan kondisi dikembangkannya ilmu pengetahuan dan teknologi yang pancasialis :

a. Adanya keyakinan akan kebenaran nilai-nilai Pancasila dalam diri setiap ilmuwan

b. Adanya situasi yang kondusif secara kultural, yaitu harus adanya semangat pantang

menyerah untuk mencari kebenaran ilmiah yang belum selesai, dan adanya kultur

bahwa disiplin merupakan suatu kebutuhan bukan sebagai beban atau paksaan.

c. Adanya situasi yang kondusif secara struktural, bahwa perguruan tinggi harus terbuka

wacana akademisnya, kreatif, inovatif, dan mengembangkan kerja sama dengan bidang-

bidang yang berbeda

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan hal penting dalam

perkembangan ilmu dan teknologi. Perkembangan IPTEK saat ini dan di masa yang akan

datang itu sangat cepat. Di sini letak tantangan bagi Indonesia, yaitu mengembangkan

kehidupan bangsa yang berbasis IPTEK tanpa kehilangan jati diri (nilai-nilai Pancasila). Hal

ini berarti ada nilai-nilai dasar yang ingin dipertahankan bahkan ingin diperkuat. Nilai-nilai itu

sudah jelas, yaitu Pancasila. Dasar Ketuhanan Yang Maha Esa, yang bagi bangsa Indonesia

adalah mutlak. Jika diikuti pandangan-pandangan sekular dunia Barat, yang ilmunya dipelajari

dan jadi rujukan para cendekiawan, sepertinya berjalan berlawanan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa sila-sila pancasila harus merupakan sumber nilai,

kerangka pikir serta basis moralitas bagi pengembangan IPTEK dan pengembangan IPTEK
yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila diharapkan dapat membawa perbaikan kualitas

hidup dan kehidupan masyarakat.

2.2. Peranan Pancasila dalam Mengembangkan Teknologi di Industri Kimia Nasional.

Dalam perkembangan Industri kimia di Indonesia, peranan pancasila sangatlah penting

guna menjaga nama baik dan integritas bangsa di kancah global. Peran pancasila antara lain :

 Sebagai filtrasi

Pancasila berperan sebagai filtrasi masuknya budaya asing ke indonesia terutama

dengan filter berupa 5 sila beserta butir-butirnya, sehingga Indonesia masih

mempertahankan ciri khas atau integritas bangsa tanpa ketinggalan zaman di era globalisasi.

Sehingga meskipun yang kita pakai seumpama adalah teknologi barat, tetapi hal tersebut

tidak mengubah nilai moral kita menjadi mirip seperti barat, malahan kita harus menjaga

nilai dan karakter kita sebagai warga Indonesia yang bangga.

 Sebagai tolok ukur

Dalam pengembangan teknologi tidak selalu bernilai positif namun dapat juga

bernilai negatif, oleh karena itu, pancasila disini berperan untuk mengukur baik buruknya

perkembangan teknologi tersebut, maksudnya dengan memakai patokan baik dan buruk

berupa pancasila, kita menjadi tahu tindakan mana yang diambil industri yang baik untuk

bangsa Indonesia atau malah mendegradasi Indonesia itu sendiri.

 Sebagai alat kontrol

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak terkontrol akan

menimbulkan penyimpangan-penyimpangan yang tidak di inginkan. Dengan adanya

nilai-nilai pancasila perkembangan IPTEK pada umumnya dan industri kimia khususnya
dapat terkontrol dan diberi arahan kemanakah hal tersebut akan berkembang. Contohnya

adalah teknologi industrialisasi pembuatan hormon insulin dari ekstraksi darah babi. Hal

tersebut sekilas terlihat sangat menguntungkan bagi industri kimia untuk dikembangkan

karena melihat permintaan yang sangat tinggi dan biaya produksi yang bisa dibilang murah

karena babi merupakan hewan dengan tingkat perawatan mudah. Tetapi, hal tersebut

menjadi masalah besar bila diterapkan di Indonesia karena jelas bertentangan dengan

Pancasila, yakni sila pertama “Ketuhanan yang Maha Esa”. Hal tersebut dilarang masuk ke

Indonesia disebabkan bisa mencederai perasaan terutama kaum muslim karena babi

merupakan binatang yang haram dalam ajaran Islam.

2.3. Nilai-nilai Pancasila Sebagai Motivator Perkembangan IPTEK

Secara konstitusional di dalam Pembukaan UUD Proklamasi 1945. Kedudukan nilai

filsafat Pancasila di dalam Pembukaan UUD tersebut, berfungsi sebagai dasar negara dan

ideologi negara, sekaligus sebagai asas kerohanian negara dan sebagai perwujudan jiwa

bangsa. Dengan demikian, identitas dan integritas (nasional) Indonesia ialah nilai filsafat

Pancasila.

Nilai-nilai Pancasila juga menjadi sumber motivasi bagi perkembangan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) nasional dalam mencerdaskan bangsa yang mempunyai

nilai-nilai Pancasila tinggi serta menegakkan kemerdekaan secara utuh, kedaulatan dan

martabat nasional dalam wujud negara Indonesia yang merdeka, yakni Negara Kesatuan

Republik Indonesia, Pancasila sebagai terkandung dalam UUD Proklamasi 45 seutuhnya.

Karenanya, secara filosofis-ideologis dan konstitusional, NKRI dapat dinamakan (dengan

predikat) sebagai sistem kenegaraan Pancasila yang sejajar dan analog dengan berbagai sistem

kenegaraan bangsa-bangsa modern dan canggih.


Pancasila adalah dasar ideologi bangsa Indonesia. Pancasila mengandung nilai-nilai

universal (umum) yang dikembangkan dan berkembang dalam pribadi manusia-manusia sesuai

dengan kodratnya sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial. Sebagaimana tercantum dalam

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan secara khusus dijabarkan dalam pasal-pasalnya.

Kaelan (2000:2-3) menyatakan Pancasila sebagai filsafat pada hakikatnya merupakan suatu

nilai. Nilai-nilai yang merupakan perasaan dari sila-sila Pancasila yaitu nilai ketuhanan, nilai

kemanusiaan, nilai kesatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.

Terkadang tanpa disangka, timbul pertanyaan di pikiran apakah nilai-nilai dalam

pancasila yang selama ini menjadi pedoman hidup bangsa Indonesia memang bisa

dipengaruhi perkembangan teknologi? melihat kenyataan dalam masyarakat, sebenarnya

bukan pancasila yang terpengaruh oleh perkembangan teknologi melainkan masyarakat itu

sendiri. Memberi pengaruh baik atau buruk terhadap pancasila tergantung bagaimana

masyarakat sebagai penganut ideologi pancasila menyikapi perkembangan teknologi tersebut.

Pesatnya perkembangan teknologi memudahkan masuknya berbagai macam pengaruh

dari luar, seperti mengenai gaya hidup bangsa barat yang notabene gaya hidup bangsa barat

bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila. Jika hal tersebut dibiarkan

akan menyebabkan nilai-nilai luhur pancasila dalam masyarakat terkikis bahkan habis tergilas

budaya barat yang berkembang.

Salah satu usaha untuk mencegah terkikisnya nilai-nilai luhur pancasila adalah dengan

memupuk kembali nilai-nilai luhur tersebut dalam diri masyarakat Indonesia, hal ini dapat

dilakukan melalui penyuluhan nilai-nilai pancasila bagi masyarakat yang tidak sedang berada

dalam dunia pendidikan. Untuk masyarakat yang sedang berada dalam dunia pendidikan

seperti pelajar dan mahasiswa, pengetahuan tentang pancasila bisa dimasukkan dalam

kurikilum pembelajaran. Kendala terbesar adalah untuk penyuluhan kepada masyarakat umum
yang sedang tidak berada dalam dunia pendidikan, maka hal ini perlu mendapatkan perhatian

khusus mengenai metode penyuluhannya.

Kedudukan nilai Pancasila (sistem ideologi Pancasila) dengan demikian berfungsi juga

sebagai asas normatif-filosofis-ideologis-konstitusional bangsa; menjiwai dan melandasi

budaya dan moral politik nasional, sebagai terjabar dalam UUD 1945 yang memandu

kehidupan bangsa Indonesia dalam integritas NKRI sebagai sistem kenegaraaan Pancasila.

Maknanya, integritas nilai Pancasila secara konstitusional imperatif memberikan asas budaya

dan moral politik nasional Indonesia serta membangun bangsa yang memiliki ilmu

pengetahuan tinggi dan menguasai berbagai teknologi (IPTEK) guna memenuhi kehidupan

masyarakat.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dengan adanya Pancasila yang menjadi patokan regulasi pada kegiatan industri, bukan

bertujuan untuk mematikan perkembangan industri kimia di Indonesia, melainkan sebaliknya,

yakni menstimulus industri tersebut agar berkembang terarah dan selaras dengan

lingkungannya. Karena meskipun dalam jangka pendek terlihat menguntungkan jika tidak ada

batasan industri dalam berkembang, namun dalam jangka panjang, pelan tapi pasti, hal tersebut

malah membuat kehancuran di Indonesia, contohnya seperti kerusakan alam dan kesenjangan

ekonomi disebabkan tidak ratanya keadilan sosial bagi rakyat Indonesia.

Sehingga dengan berpatokan pada paradigma Pancasila sebagai filter dan pengontrol

perkembangan teknologi dan industri kimia di Indonesia, maka hal tersebut menjadi lebih

terarah jelas dan bersinergi dengan visi dan misi bangsa ini. Hal tersebut bisa terjadi juga karena
Pancasila merupakan hasil kristalisasi dari beragam macam karakter bangsa yang akhirnya

tertuang menjadi 5 sila. Dengan begitu, diharapkan industri-industri yang berkembang di

Indonesia berkontribusi dalam memajukan bangsa Indonesia sesuai dengan apa yang tertuang

pada Pembukaan UUD 1945.

3.2. Saran

Sebagai masyarakat Indonesia yang menganut ideologi pancasila, hendaknya dalam

mengembangkan maupun memanfaatkan perkembangan IPTEK terutama teknologi kimia,

harus sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila dan berdasarkan tujuan untuk

kemaslahatan dan kelangsungan hidup manusia baik untuk masa sekarang maupun masa

mendatang.
DAFTAR PUSTAKA

Kaelan. 2008, Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.


Mubyarto. 2000, Membangun Sistem Ekonomi, Yogyakarta: BPFE.

Mulyono. 2011, Aktualisasi Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara,
Semarang: UNDIP Press.

Pinasang, D. 2012, Falsafah Pancasila Sebagai Norma Dasar dalam Rangka Pengembanan
Sistem Hukum Nasional, Jakarta.

Poetranto, Tri. 2008. Pengembangan Strategi Pertahanan Untuk Menanggulangi


Kemungkinan Disintegrasi Bangsa Dalam Rangka Meningkatkan Ketahanan
Nasional. http://buletinlitbang.dephan.go.id. Diakses 16 Mei 2017.

Septyo, Dani. 2008. ”Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan Iptek”


http://donyseptyono.com. Diakses 16 Mei.2017.

Setyani, Metta. 2013. “Pancasila sebagai Paradigma Perkembangan


IPTEK”. http://mettasetiani.blogspot.co.id. Diakses 16 Mei 2017.

Soegito, AT dkk.2006. Pendidikan Pancasila. UPT MKU UNNES: Semarang.

Susanti, D. 2013. “implementasi nilai-nilai pancasila dalam kegiatan pkk di desa kunir
kecamatan dempet kabupaten demak”. Semarang: UNS Press.

Suwarno, P.J., 1993, Pancasila Budaya Bangsa Indonesia, Yogyakarta: Kanisius.


Widjaja. 2000, Penerapan Nilai-nilai Pancasila dan HAM di Indonesia, Rineka Cipta:

Jakarta
Winarno.2006. Paradigma Baru Kewarganegaraan Panduan Kuliah di Perguruan Tinggi.
Bumi Aksara: Jakarta
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan benar. Makalah berjudul “Implementasi
Nilai Sila-Sila Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan dalam bidang Teknologi
dan Industri Kimia Nasional”. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah
satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Pancasila
Ir. Heru Santoso, M.Hum.

Makalah ini dibuat dengan studi literatur dari berbagai sumber. Penulisan
makalah ini diharapkan memberikan manfaat kepada para pembaca mengenai
pentingnya penerapan nilai-nilai Pancasila dalam berbagai bidang maupun dalam
kehidupan sehari-hari.

Penulis menyadari, makalah ini kurang sempurna. Oleh karena itu, diharapkan
berbagai masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaannya. Penulis
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.

Yogyakarta, 16 Mei 2017

Penulis
Novi Oktaviani Maghfiroh

TUGAS MAKALAH
“IMPLEMENTASI NILAI SILA-SILA PANCASILA SEBAGAI
PARADIGMA PEMBANGUNAN DALAM BIDANG TEKNOLOGI
DAN INDUSTRI KIMIA NASIONAL”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah


“Pendidikan Pancasila”

Dosen Pengampu :
Ir. Heru Santoso, M.Hum
Disusun oleh :

Novi Oktaviani Maghfiroh


121160085

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2017

Anda mungkin juga menyukai