No : 32
Kelas : XI MIPA 1
Penyangga Hemoglobin
Hemoglobin atau Hb merupakan zat warna darah atau pigmen darah. Hemoglobin
dapat menjaga pH darah tetap terkontrol. Prosesnya dimulai saat oksigen masuk ke
dalam tubuh. Oksigen dibutuhkan oleh manusia untuk bernapas. Oksigen yang
dibutuhkan masuk ke dalam kapiler darah yang menyelubungi alveolus. Sebagian besar
oksigen tersebut akan diikat oleh hemoglobin dan diangkut ke sel-sel jaringan tubuh.
Adanya oksigen yang mengoksidasi darah mengakibatkan warna darah menjadi merah
terang. Sementara itu, darah yang belum teroksidasi oksigen akan berwarna merah
gelap. Reaksi oksidasi darah sebagai berikut.
Beberapa gangguan kestabilan pH darah, yaitu asidosis dan alkalosis. Asidosis yaitu
penurunan pH darah karena turunnya kadar basa dalam darah. Gangguan ini terjadi
saat pengangkutan CO2. Faktor yang mengakibatkan asidosis yaitu penyakit jantung,
penyakit ginjal, penyakit gula (diabetes melitus), buang air besar berlebihan (diare),
olahraga berlebihan, serta mengonsumsi makanan yang mengandung protein tinggi
dalam jangka waktu lama. Sementara itu, alkalosis adalah peningkatan pH darah
karena adanya akumulasi garam basa dalam darah. Faktor yang mengakibatkan
alkalosis di antaranya perasaan cemas, berada di tempat dengan kadar oksigen
rendah, muntah- muntah, atau bernapas secara berlebihan (hiperventilasi) karena
cemas, histeris, atau berada di ketinggian.
Penyangga Karbonat dan Penyangga Fosfat
Di dalam tubuh, darah manusia juga mengandung larutan penyangga karbonat
(H2C03/HC03–) dan larutan penyangga fosfat (H 2PO–4/HPO24–). Penyangga fosfat
mempunyai harga pKa = 7,2. Sementara itu, penyangga karbonat mempunyai harga
pKa = 6,1. Harga pKa fosfat lebih besar daripada harga pK a karbonat sehingga di dalam
darah terdapat lebih banyak penyangga fosfat daripada penyangga karbonat. Sistem
penyangga H2PO–4 dengan HPO24– di dalam darah bekerja sebagai berikut.
Misal asam sitrat dan natrium sitrat. Kedua zat tersebut merupakan larutan penyangga
yang biasa ditambahkan pada buah-buahan yang dikalengkan. Selain itu, asam sitrat
juga biasa digunakan untuk mengatur tingkat keasaman pada produk air susu, selai,
dan jeli. Jika pH terjaga maka produk makanan tersebut tidak mudah rusak oleh bakteri.
Sementara itu, penyangga juga diperlukan untuk mengatur pH pada pengolahan limbah
industri. Sebelum diolah, pH limbah diatur sedemikian rupa sehingga saat dibuang
limbah tersebut tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan.