Anda di halaman 1dari 5

NAMA : 1.

Fiji Indah Gunawan (E0018016)

2. Zakiyah Aenurochmah (E0018050)

KELAS : 3A

TUGAS SINTESIS OBAT “ PENDEKATAN DISKONEKSI”

Synthesis Design of an Anti-Obesity Agent ‘Sibutramine’: A Reatrosynthetic


Approach
Chittaranjan Bhanja1*, Subhendu Chakroborty2, Satyaban Jena

Analisis Retrosintesis

1-(4-chlorophenyl) cyclobutyl carbonitril


Dari 4-chlorophenil asetonitril menjadi Klorobenzena (SM)
1-chloro. 4-chloromethyl benzena

Terjadi FGA dan reaksi blank yang


akan menghasilkan bahan awal (SM)
Sintesis organik memainkan peran sentral dalam proses desain dan
pengembangan obat. Analisis retrosintetik merupakan alat yang sangat kuat untuk
merancang konvergen dan rute sintetis ekonomis dari obat-obatan yang ditargetkan.
Analisis retrosintetik adalah teknik pemecahan masalah untuk mengubah struktur
molekul target sintetik (TM) menjadi a urutan struktur yang semakin sederhana
dengan pemutusan ikatan dan pertukaran kelompok fungsional di sepanjang jalur
yang akhirnya mengarah pada awal yang sederhana atau tersedia secara komersial
bahan untuk sintesis kimia. Analisis retrosintetik molekul target biasanya
menghasilkan lebih dari satu kemungkinan rute sintetis. Dalam praktik aktual,
umumnya rute tersebut dipilih yang singkat, efisien, aman, dapat direproduksi, dapat
diskalakan, ekologis dan layak secara ekonomi, sambil menilai sintetis alternatif rute
ke molekul.

Sasaran analisis retrosintesis adalah penyederhanaan struktur kimia.


Seringkali, suatu sintesis akan memiliki lebih dari satu jalur sintesis yang mungkin.
Retrosintesis cocok untuk mengungkap berbagai kemungkinan jalur sintesis yang
berbeda dan membandingkannya berdasarkan logika dan panjang jalur. [4] Perlu
suatu basis data untuk setiap tahapan analisis, untuk menentukan komponen mana
yang telah tersedia dalam literatur. Jika hal ini terjadi, tidak perlu eksplorasi lanjutan
terhadap senyawa tersebut.

Berikut ini ada beberapa istilah dalam mempelajari “Pendekatan Diskoneksi” ;

1. Diskoneksi
Diskoneksi adalah pemotongan ikatan secara imaginer pemecah
molekul yang diharapkan lebih sederhana. Diskoneksi bias disebut kebalikan
dari sintesis, jika sintesis mereaksikan senyawa starting material menjadi
suatu produk senyawa baru. Proses dikoneksi dapat dilakukan beberapa
tahap hingga mendapat senyawa yang diinginkan.Apabila suatu senyawa
kimia memiliki ikatan lebih dari satu yang harus diputus, maka harus dipilih
salah satu pertimbangan:
a. Sedapat mungkin di sekitar bagian tengah molekul sehingga didapatkan
dua molekul yang seimbang.
b. Sebaiknya pada titik cabang yang lebih memberikan fragmen berantai
lurus untuk meminimalkan gangguan sterik dalam reaksi.
c. Diskoneksi untuk senyawa-senyawa aromatic secara umum dilakukan
pada gugus/ subtituennya.
d. Memilihr untutan reaksi juga harus didasarkan pada factor efisiensi dan
kelayan reaksi serat bahan baku yang digunakan.
e. Jika pada suatu senyawa aromatic terdapat dua gugus yang berbeda,
maka pemotongan ikatan berdasarkan pada reaktivitas relatifnya. Gugus
penarik elektron (deaktivasi) mendapat prioritas pertama dalam
pemutusan ikatan dan seterusnya. (Budimarwati: 2012)

2. Sinton , Fragmen dan Reagen


Sinton merupakan fragmen ideal yang dapat atau tidak dapat terlibat
dalam reaksi, tetapi yang membantu untuk menentukan reagen-reagen yang
sesuai untuk digunakan. Reagen inilah yang disebut sebagai material pemula,
yaitu senyawa yang digunakan dalam reaksi sintesis sebagai pengganti sinton
(Stuart: 1995).
Bila analisis lengkap, maka sinton harus digantikan oleh reagen untuk
kegunaan praktis.Untuk sinton an ionic, reagen yang sering digunakan adalah
hidrokarbon yang bersangkutan, untuk sinton kationik reagen yang umum
digunakan merupakan halide yang bersangkutan (Stuart: 1995).
Fragmen (i), (ii), (iii), dan (iv) merupakan sinton, yaitu merupakan
fragmen ideal yang dapat atau tidak dapat terlibat dalam reaksi, dan dapat
membantu kita untuk menentukan reagen-reagen mana yang dapat
digunakan. Fragmen (i) merupakan zat antara intermediet dalam sintesis,
sedangkan fragmen (ii) bukan merupakan zat antara. Dalam analisis lengkap,
sinton haru digantikan oleh reagen untuk kegunaan praktis. Untuk sinton
anionik, reagen sering merupakan hidrokarbon yang bersangkutan, untuk
sinton kationik reagen sering merupakan halida yang bersangkutan.

3. FGI/ IGF dan FGA


Tahapan analisis dilakukan pengenalan gugus fungsional yang pada
molekul target terkait dengan keelektronegatifannya, pengaruh pada sintesis
dan penentuan diskoneksi secara langsung atau harus diubah terlebih
dahulu memalui interkonversi gugus fungsi atau IGF. Interkonversi gugus
fungsi itu sendiri merupakan proses pengubahan suatu gugus fungsional ke
dalam gugus fungsi yang lain dengan substitusi, adisi, eliminasi, oksidasi,
dan reduksi serta operasi balik yang digunakan dalam analisis (Stuart
Warren, 1981).
Sedangkan FGA kepanjangan dari Functional Group Addiction yang
merupakan penambahan gugus fungsional

Skema sintesis yang diusulkan menjadi eksplorasi teoritis, laboratorium


sebenarnya implementasi membutuhkan pemeriksaan silang dari sejumlah besar
faktor seperti reaksi, reagen dan urutan kejadian. Umumnya, rute yang hemat biaya,
aman, gunakan bahan awal yang tersedia dan hasilkan hasil maksimum dalam
waktu reaksi yang singkat dalam kondisi yang kuat paling layak.

Reaksi blanc dari klorobenzena (8) dengan formaldehida menghasilkan 1-chloro (4-
chloromethyl) benzene (7) Pengobatan (7) dengan KCN menghasilkan 4-klorofenil
asetonitril (6). Sikloalkilasi nitril dengan 1, 3-dibromopropana (5) dengan adanya
kelebihan NaH membentuk l- (4-klorofenil) siklobutil karbonitril (4). Reaksi Grignard
(4) dengan isobutyl magnesium bromide (3) membentuk magnesium kompleks (2)
sebagai perantara. Asam hidrolisis zat antara menghasilkan keton (1). Reduktif
aminasi keton (1) dengan dimetil formamida (Leuckart Reaksi) menghasilkan
Sibutramine (TM). (Skema-1)

Berikut penjelasan mengenai reaksi kimia yang terjadi pada tahapan sintesis
Sibutramine:

1. Reaksi Grignard
Reaksi Grignard adalah suatu reaksi kimia organologam yang mana
alkil, vinil, atau aril-magnesium halida (pereaksi Grignard) ditambahkan ke
dalam gugus karbonil dari suatu aldehida atau keton. Pereaksi Grignard
berfungsi sebagai nukleofil, menyerang atom karbon elektrofil yang terdapat
dalam ikatan polar gugus karbonil.
2. Reaksi Leuckart
Reaksi leuckart merupakan reaksi kimia yang mengubah aldehida atau
keton menjadi amina dengan aminasi reduktif dengan adanya panas. Reaksi,
dinamai menurut Rudolf Leuckart , menggunakan amonium format atau
formamida sebagai donor nitrogen dan agen pereduksi (Ingersoll, 1937).

Anda mungkin juga menyukai