“KOULOMETRI”
KELOMPOK V
Mardhatillah 1605114298
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya
sehingga makalah “Koulometri” pada mata kuliah Kimia Analisa Instrumen ini
dapat tersusun hingga selesai.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Tiga metode elektrolisis didasarkan pada proses oksidasi atau reduksi suatu
analit dalam waktu tertentu untuk mengubah analit secara kuantitatif ke tingkat
oksidasi yang baru. Metode ini adalah : koulometri dengan potensial tetap,
koulometri dengan arus tetap atau titrasi koulometri, dan elektrogravimetri. Hasil
elektrolisis metode elektrogravimetri ditimbang sebagai endapan pada salah satu
elektroda. Sedangkan pada dua cara koulometri, jumlah arus yang diperlukan untuk
melaksanakan elektrolisis merupakan suatu ukuran jumlah analit yang ada.
Umumnya tiga metode ini mempunyai daya pilih dan kecepatan yang
sedang, dalam beberapa hal ketiga metode ini berada di antara metode-metode yang
sangat teliti dan tepat bagi pakar kimia, dengan relatif kesalahan perpuluhan persen.
Ketiga metode ini tidak memerlukan penerapan terhadap standar. Jadi hubungan di
antara jumlah analit yang diukur dan berat analit yang dianalisis dapat diturunkan
secara teoritis.
1.3 Tujuan
1. Untuk memahami hubungan arus tegangan selama elektrolisis
2. Untuk memahami metode analisa koulometri
3. Untuk mengetahui koulometri potensial tetap
4. Untuk memahami dan mengetahui titrasi koulometri
1
BAB II
PEMBAHASAN
Suatu elektrolisis dapat dilakukan dengan salah satu dari tiga cara, yaitu:
Dimana,
ncc dan nck = kelebihan tegangan (over voltage) yang disebabkan oleh
kepekatan dan pemolaran kinetik pada katoda
Cara yang sangat sederhana untuk melakukan suatu analisis secara elektrolisis
adalah menjaga potensial yang diguankan dalam keadaan tetap. Cara ini memiliki
keterbatasan yang dapat dimengerti dengan mempehatikan hubungan antara arus
tegangan di dalam suatu sel elektrolisis. Contoh, suatu sel untuk penentuan tembaga
(II), yang terdiri dari dua elektrode platina, masing-masing luas permukaan 150
cm2, dicelupkan ke dalam larutan yang mengandung ion tembaga (II) 0,0220 M dan
ion hidrogen 1,00 M. Tahahah sel adalah 0,5Ω. Dengan menggunakan potensial
yang sesuai, tembaga diendapkan pada katode dan oksigen dibebaskan dengan
tekanan bagian 1,00 atm di anode.
2
Reaksi keseluruhan sel adalah
Cu2+ + H2O Cu (s) + ½ O2 + 2H+
a. Potensial Termodinamika Awal
Data potensial standar dua setengah reaksi di dalam sel di atas adalah:
Cu2+ + 2e Cu(s) E0 = 0,34 V
½ O2 + 2H+ + 2e H2O E0 = 1,23 V
Potensial termodinamika untuk sel ini adalah -0,94 V. Jadi, tidak ada arus yang
akan diharapkan pada potensial yang kurang negatif, kenaikan arus secara
lurus akan teramati dengan tak adanya pemolaran kietik atau kepekatan.
b. Perkiraan Potensial yang Diperlukan
Untuk sel di atas, pemolaran kinetik terjadi hanya pada anode dimana oksigen
dibebaskan, reaksi yang terjadi di katode adalah cepat dan dapat balik. Jadi nck
pada persamaan 1 adalah nol. Lagi pula pemolaran kepekatan pada anode
diabaikan karena reaksi di anode (air) berada dalam jumlah yang banyak sekali
dibandingkan dengan perubahan kepekatan yang disebabkan oleh elektrolisis.
Oleh karena lapisan permukaan perekasi tidak pernah habis, dan nac pada
persamaan 1 juga diabaikan. Akhirnya, terlihat dengan penyulihan (substitusi)
yang sesuai ke dalam persamaan Nernst, maka bertambahnya kepekatan ion
hidrogen, karena reaksi pada anode, menghasilkan perubahan potensial pada
elketroda yang dapat diabaikan (0,01 V). Jadi potensial anode akan tetap
selama elektrolisis. Untuk contoh sel si atas, persamaan 1 berkurang menjadi
Eappl = Ec – Ea + ncc + nac – IR persamaan 2
Dengan anggapan bahwa kita ingin menjalankan sel mula-mula pada arus
1,5A, yang sesuai dengan kerapatan arus 0,010 A/cm2. Percobaan
menunjukkan bahwa nak, kelebihan tegangan oksigen, sekitar -0,85. Selain
dari itu pemolaran kepekatan akan diabaikan sejak awal karena kepekatan ion
tembaga tinggi sejak permulaan. Kemudian persamaan 2 menjadi
Eappl = 0,29 - 1,23 + 0 + (-0,85) - 0,50 x 1,5
= -2,54 V
Dengan demikian potensial kasar yang diperlukan untuk menghasilkan arus
awal 1,5 A adalah -2,54 V.
3
c. Perubahan Arus selama Elektrolisis pada Potensial Tetap
Perlu diperhitungkan perubahan arus di dalam sel yang sedang bebas
bila potensial dijaga tetap pada -2,5 V selama elektrolisis. Disini arus
diharapkan menurun dengan pertambahan waktu kerana pengurangan ion
tembaga di dalam larutan dan untuk menaikkan pemolaran kepekatan pada
katode. Kenyataannya, dengan terjadinya pemolaran kepekatan, penurunan
arus menjadi pangkat waktu. Jadi,
It =Ioe-kt
Dimana, It adalah arus pada waktu t menit setelah terjadi polarisasi dan Io arus
awal. Harga tetapan k dapat dihitung dari hubungan
25.8 𝐷𝐴
𝑘= 𝑉𝛿
4
Gambar Perubahan (a) arus dan (b) potensial selama pengendapan Cu2+ secara
elektrolisis. Titik A dan B adalah potensial ketika Pb dan Cd mulai mengendap
bila ada. Titik C adalah potensial dimana H2 mulai terbentuk di katoda.
Elektrolisis pada potensial tetap, hanya dapat digunakan untuk
memisahkan kation-kation yang mudah direduksi dari kation-kation yang lebih
sukar direduksi daripada ion hidrogen. Pembebasan hidrogen akan diharapkan
mendekati akhir elektrolisis dan akan mecegah gangguan oleh kation-kation
yang tereduksi pada potensial lebih negatif.
5
2.1.2 Elektrolisis dengan Arus Tetap
6
2.1.3 Elektrolisis pada Potensial Elektroda Kerja (Working Electrode) Tetap
7
faktor yang mempengaruhi pengendapan, seperti pengaruh kelebihan tagangan dan
barangkali perubahan daya a=hantar listrik. Juga cara tadi tidak membantu
pengukuran potensial diantara dua elektroda, karena pengukuran hanya
memberikan potensial sel keseluruhan, Eappl. Cara lain adalah pengukuran
potensial elektroda kerja dengan cara membandingkannya dengan elektroda yang
ketiga potensialnya di dalam larutan diketahui dan tetap, yaitu elektroda
pembanding. Potensial yang mengalir di antara elektroda kerja dan elektroda
pasangan (counter electrode) kemudian dapat diatur pada tingkat yang diinginkan
oleh katode dan anode berdasarakan elektroda pembanding. Teknik ini disebut
elektrolisis potensial katode atau anode terkontrol atau kadang-kadang disebut
elektrolisis potensial diam (potentiostatik electrolysis).
Gambar alat untuk elektrolisis pada potensial katode terkontrol. Kota C diatur
terus untuk menjaga potensial katode pada tingkat yang diinginkan.
8
Gambar perubahan potensial dan arus selama elektrolisis dengan potensial
katoda terkontrol.
Jumlah listrik atau muatan diukur dalam satuan coulom (C) dan Faraday (F).
Coulom adalah jumlah muatan yang dipindahkan dalam satu detik oleh arus tetap
satu amper. Jadi, arus tetap I amper yang bekerja selama t detik, jumlah coulom Q
diberikan oleh persamaan
Q = It
Di mana Q adalah jumlah listrik dalam coulomb, I adalah kuat arus listrik yang
mengalir dalam ampere, dan t adalah waktu dalam detik.
9
Hal ini sesuai dengan Hukum Faraday I dimana untuk setiap ekuivalen
perubahan kimia pada sebuah elektrode diperlukan 96.500 coulomb listrik (tetapan
Faraday). Dalam suatu analisis coulometri berat analit yang sedang dielektrolisis
dapat dihitung berdasarkan persamaan:
𝑄 . 𝐵𝑀
𝑊=
𝑛. 𝐹
Di mana W merupakan berat analit yang sedang dielektrolisis, n adalah bilangan
elektron yang dipindahkan, BM adalah berat molekul, dan F adalah tetapan Faraday
sebesar 96.500. Apabila sejumlah zat telah diketahui banyaknya maka jumlah
elektron (n) yang terlibat dalam suatu proses kimia zat tersebut dapat dihitung.
Metode coulometri memiliki kelebihan dimana konsentrasi analit yang sangat kecil
dapat diukur secara tepat. Selain itu, metode ini lebih akurat, cepat dan mudah untuk
dilakukan dibandingkan dengan metode gravimetri.
Terdapat dua jenis teknik dasar coulometri, yaitu coulometri potensial tetap atau
disebut dengan coulometri potensiostatik dan coulometri arus tetap atau disebut
dengan titrasi koulometri.
𝐼𝑡 = 𝐼𝑜 . 𝑒 −𝑘𝑡
Dimana Io adalah arus awal, It adalah arus pada saat t, dan k adalah suatu tetapan
yaitu sebesar:
10
25,8. 𝐷. 𝐴
𝑘=
𝛿. 𝑉
Dimana D adalah koefisien difusi dari zat yang tereduksi, A adalah luas elektrode,
δ adalah tebal lapis difusi dan V adalah volume total dari larutan dengan konsentrasi
C. Kuantitas listrik Q (coulomb) yang mengalir dari awal pada saat waktu 0 hingga
waktu t dapat dihitung berdasarkan persamaan :
𝑄 = ∫ 𝐼. 𝑡. 𝑑𝑡
0
Integral diatas secara grafik merupakan luas daerah di bawah kurva arus waktu.
Analisis ini mempunyai semua keuntungan yang dimiliki oleh metode
elektrogravimetri dan tidak terbatas pada hasil yang ditimbang.
Dalam koulometri potensial tetap, potensial elektroda kerja yang tetap akan
menyebabkan analit bereaksi secara kuantitatif dengan arus tanpa melibatkan
komponen lain di dalam cuplikan. Analisis jenis ini mempunyai semua keuntungan
yang dimiliki metode elektrogravimetri dan tidak terbatas pada hasil yang dapat
ditimbang. Oleh karena itu teknik ini dapat digunakan untuk sistem yang
menghasilkan endapan dengan sifat-sifat fisika yang kurang baik, dan untuk reaksi
yang tidak menghasilkan zat padat sama sekali. Contoh, arsent dapat ditentukan
secara koulometri dengan mengoksidasi secara elektrolisis arsen arsenit (H3AsO3)
menjadi asam (H3AsO4) pada anode platina. Dengan cara yang serupa, pengubahan
secara analit besi (II) menjadi besi (III) dapat dilakukan dengan potensial anode
yang cukup terawasi.
2.3.1 Peralatan
Peralatan untuk koulometri potensial tetap terdiri atas sel elektrolisis, suatu
potensiostat, dan suatu alat integrating.
a. Sel
Gambar 2 melukiskan dua jenis sel yang digunakan untuk koulometri
potensial tetap. Jenis pertama terdiri dari elektrode kerja (kasa platina) dan
elektroda-pasangan (kawat platina), yang dipisahkan dari larutan yang diuji
11
oleh tabung berpori yang mengandung elektrolit pendukung yang sama seperti
didalam larutan yang diuji (gambar 2a). Pemisahan elektroda pasangan
kadang-kadang perlu untuk mencegah hasil reaksi dari gangguan di dalam
analisis. Elektroda pembanding kelomel jenuh dihubungkan dengan larutan
yang diuji dengan bantuan suatu jembatan garam. Jembatan garam ini juga
sering mengandung elektrolit yang sama seperti di dalam larutan yang diuji.
Sel jenis kedua adalah bejana berisi raksa. Katoda raksa terutama berguna
untuk memisahkan unsur-unsur yang mudah direduksi sebagai lagkah
pendahuluan di dalam analisis. Contoh tembaga, nikel, kobal, perak, dan
cadmium segera dipisahkan dari ion-ion seperti aluminium, titan, logam alkali,
dan pospat. Endapan unsur-unsur melarut di dalam raksa, pembebasan sedikit
hidrogen terjadi bahkan pada potensial yang digunakan tinggi, sebab pengaruh
kelebihan arus besar. Sel koulometri yang ditunjukkan dalam gambar 2b juga
berguna untuk penentuan secara koulometri ion-ion logam dan jenis senyawa
organik tertentu.
12
Gambar 2.1b Sel elektrolisis untuk koulometri potensial tetap
elektroda kerja bejana bersi raksa
b. Potensiostat
Suatu potensiostat adalah alat elektronik yang menjaga potensial elektroda
kerja tetap dibandingkan dengan elektroda pembanding. Gambar 2.2 adalah
diagram alat untuk koulometri potensial tetap, yang mempunyai jenis
potensiostat yang sedikit berbeda. Untuk mengerti control potensial katode
yang dicoba oleh sistem ini, pertama perhatikan cara kerja sirkuit tanpa
penguat. Ingat, masukkan E adalah terminal penguat yang searah. Potensial
pada dua masukkan selalu sama; yaitu E1 = E2 tapi potensial yang digunakan
untuk sel (-E2) terdiri dari elektroda kalomel dan katode yang bekerja, dapat
kita tulis
-E2 = E1 = Ec – Esce – I2R2 = Ec - Esce
13
Dimana Eo dan Esce adalah potensial dapat-balik untuk dua elektrode. Seperti
ditunjukkan, arus I2 (dan jadi I2R2) akan diabaikan sebab tahanan dalam
penguat R2 adalah tinggi.
Potensial sel terdiri dari elektroda-pasangan dan katode yang diberikan oleh
E1 = Ec – Esce – I1R1
Dengan R1 adalah tahanan dalam sel dan Esce adalah potensial elektroda
pasangan. Bila potensial katode Ec mulai naik, mengakibatkan pemolaran
kepekatan atau kenaikan tahanan sel, penguat menurunkan arus yang keluar I1
hingga E1 sama dengan E2 lagi.
Penguat yang terlibat dalam gambar 2.2 adalah jenis searah (dc) yang
memberi arus lebih besar daripada yang dapat diperoleh dari penguat yang
bekerja tunggal. Hal ini menunjukkan tidak ada pengaruhnya terhadap sirkuit
kontrol katode.
c. Integrator
Kebanyakan alat-alat koulometri potensial tetap yang canggih menggunakan
integrator yang langsung menunjukkan jumlah coulom yang diperlukan untuk
menyelesaikan suatu elektrolisis.
14
2.3.2 Penggunaan
Reaksi Karl Fischer adalah metode titrasi yang dikenalkan oleh seorang
kimiawan Jerman, Karl Fischer, untuk menentukan kadar air dalam sampel. Teknik
ini diperkenalkan untuk menentukan kadar air dalam suatu sampel, dengan teknik
coloumetri. Biasanya reaksi Karl Fischer ini diterapkan untuk menentukan kadar
air dalam bahan-bahan yang memiliki interaksi khusus dengan air seperti mentega,
gula, keju, kertas dan minyak bumi. Elektroda utamanya adalah iodin, dan elektroda
tambahannya adalah platina, dengan pelarut yang paling banyak digunakan adalah
metanol yang dicampur dengan sedikit piridin. Reaksi secara umumyang terjadi
adalah:
15
Penentuan Ketebalan suatu Film
Coloumetri dapat digunakan untuk menentukan ketebalan suatu
pelapis berbahan logam tertentu. Teknik ini dilakukan dengan mengukur energi
listrik yang dibutuhkan untuk melarutkan sampel bahan pelapis tertentu, di mana
ketebalan film sebanding dengan bobot molekul logam, arus yang bekerja dan
berbanding terbalik dengan masa jenis logam dan luas permukaan sampel.
Elektroda yang biasa digunakan adalah platina, dan sebuah elektroda yang jenisnya
tergantung pada reaksi yang terjadi.
16
titik akhir yang dapat dipakai pada analisis volumetri juga bisa dipakai di dalam
metode ini. Perubahan warna zat, potensiometri, amperometri, dan pengukuran
daya hantar listrik, semuanya telah digunakan dengan berhasil.
Persamaan diantara titrasi volumetri dan koulometri adalah titik akhir yang
dapat diamati. Dalam kedua metode, jumlah analit ditentukan melalui pengujian
gabungan kapasitasnya, di satu pihak larutan baku dan di lain pihak elektron.
Kebutuhan yang serupa adalah reaksi yang terjadi harus cepat, sempurna, dan bebas
dari reaksi sampingan.
17
Alat ini meliputi sumber arus tetap dan saklar untuk mengalirkan arus dan
menjalankan pencatat waktu. Juga diperlukan alat pengukur arus yang teliti,
penurunan potensial sepanjang tahanan standar, Rstd digunakan untuk pengukuran
ini.
Beberapa amperostat elektronik atau elektromagnetik diuraikan dalam
sumber bacaan. Penguat sederhana tersedia dengan harga murah. Sumber arus tetap
yang diketahui besarnya mempunyai fungsi sama dengan larutan baku di dalam
metode volumetri. Pencatat waktu dan saklar serupa dengan buret, saklar
melakukan tugas sama dengan kran. Pada awal titrasi koulometri, saklar
dikontakkan terus-menerus untuk jangka waktu tertentu; ketika titik setara dicapai,
penambahan sedikit “pereaksi” dilakukan dengan mengontakkan saklar sebentar-
sebentar. Bekerjanya alat ini jelas serupa dengan buret.
18
Elektroda penghasil, yang mempunyai luas permukaan yang relatif besar,
sering berupa lempengan atau kawat platina spiral; elektroda kasa sebagai katode
yang ditunjukkan dalam gambar juga dapat digunakan. Hasil yang dibentuk pada
elektroda kedua akan mengganggu. Contoh : pembentukan oksidator dianode sering
disertai pembebasan hidrogen di katode, bila gas ini tidak dikeluarkan dari larutan,
reaksi dengan oksidator mungkin terjadi. Untuk mengurangi jenis gangguan ini,
elektroda kedua dipisahkan oleh suatu penyekat atau media berpori lainnya.
Cara lain, pemisahan elektroda pembantu adalah dengan alat yang
diperlihatkan pada gambar dibawah ini, dimana pereaksi dihasilkan secara
eksternal. Alat ini disusun sedemikian rupa sehingga elektrolit mengalir sebentar
setelah arus diputuskan, jadi mendorong pereaksi yang tertinggal ke dalam bejana
titrasi. Ingat bahwa alat yang ditunjukkan pada gambar menghasilkan ion hidrogen
atau hidroksida bergantung pada lengan yang digunakan. Alat ini juga telah
digunakan untuk menghasilkan pereaksi lain seperion iodium yang dihasilkan oleh
oksidasi iodida pada anode.
19
2.4.2 Penggunaan Titrasi Koulometri
Titrasi koulometri telah dikembangkan untuk semua jenis reaksi volumetri.
Penggunaan titrasi tertentu diuraikan di alinea berikut.
Titrasi Penetralan
Asam lemah dan kuat dapat dititrasi dengan tingkat ketelitian yang tinggi
menggunakan ion hidroksida yang dihasilkan pada katode oleh reaksi :
2H2 + 2e 2OH- + H2(g)
Cara lain adalah mengganti anode dengan logam perak dan menambahkan
ion klorida atau bromida ke dalam larutan analit. Reaksi dianode menjadi :
Ag(s) + Br- AgBr(s) + e
Perak bromida tidak akan mengganggu reaksi penetralan sehingga anode
hanya akan menghasilkan ion hidroksida.
Titik akhir potensiometri dan zat penunjuk dapat digunakan untuk titrasi ini.
Masalah perkiraan titik setara sama dengan masalah di dalam analisis volumetri
biasa. Keuntungan yang nyata dari metode koulometri adalah sedikit gangguan oleh
ion karbonat untuk menghilangkan karbon dioksida dari larutan yang mengandung
analit dapat dilakukan dengan mengalirkan gas bebas karbon dioksida sebelum
memulai analisis.
Titrasi koulometri basa kuat dan asam lemah dapat dilakukan dengan ion
hidrogen yang dihasilkan pada anode platina.
H2O ½ O2 + 2H+ + 2e
20
Sel dapat digunakan dengan suatu elektroda penghasil terbuat dari logam
perak panjang. Titik akhir ditunjukkan secara potensiometri atau dengan zat
penunjuk. Analisis serupa yang didasarkan pada pembentukan ion raksa (I) pada
anode raksa telah teruraikan. Suatu titrasi koulometri yang menarik adalah
penggunaan kompleks raksa (II) amina dari asam etilena diamin tetraasetat (H4Y).
Pengompleks dibebaskan kelarutan sebagai hasil reaksi berikut pada katode raksa :
Oleh karena itu kelat raksa lebih mantab dari kelat ion-ion kalsium, seng,
timbal atau tembaga ,maka pengelompokan ion-ion tidak akan terjadi hingga
elektroda mempunyai ligan bebas.
21
Brom yang dihasilkan terbukti sangat berguna diantara oksidator-oksidator.
Hal yang menarik adalah pemakaian beberapa pereaksi yang tidak bias dipakai
pada analisis volumetric, sebab ketidakmantapan larutan-larutannya ; pereaksi-
pereaksi meliputi ion perak yang bermuatan positif 2, manga bermuatan positif 3,
komplek klorida dengan tembaga bermuatan 1.
22
oksidasi reduksi, dan penetralan. Lebih lanjut metode Koulometri perlu dijadikan
titrasi otomatis sebab pemeriksaan mudah dilakukan.
Dengan alat sederhana, ketepatan arus sampai 0,2% mudah dicapai dengan
alat yang lebih canggih, control sampai 0,01% diperoleh. Umumnya, kesalahan
dikarenakan turun-naiknya arus. Meskipun ketidaktentuan proses sukar
disimpulkan, kemangkusan arus 99,5% sampai lebih dari 99,9% sering dilaporkan
dalam bacaan. Arus diukur sampai relatif 0,1%.
23
karbondioksida dimana gas yang diserap dalam monoetanolamina dititrasi dengan
basa yang dihasilkan secara koulometri.
Penitrasi dalam percobaan ini adalah yodium yang diproduksi pada anoda dari
larutan yodida.
2I- I2 + 2e
24
(D) sedang dua elektroda lainnya (A) dan (B) berfungsi untuk menentukan titik
setara yang dihubungkan dengan pencatat (recorder). Elektroda colomel bertindak
sebagai elektroda pembanding.
Titik setara diperoleh pada perpotongan kedua garis pada grafik digambar . Jumlah
mol I2 yang diproduksi pada proses elektrolisis bias dihitung sebagai :
Konsentrasi As3+ dapat dihitung berdasarkan jumlah mol I2 yang dipakai pada
titrasi ini.
25
BAB III
PENUTUP
1 Faraday = 1 ekivalen
26