diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Isolasi dan Sentesis Senyawa
Organik
Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
BANDUNG
2021
SINTESIS DIBENZALASETON DENGAN METODE KONDENSASI ALDOL
A. TUJUAN
1. Praktikan dapat memahami proses sintesis dibenzalaseton
B. DASAR TEORI
Bagi kehidupan senyawa karbonil sangatlah penting karena dalam kimia
organik gugus karbonil adalah gugus terpenting. Pemanfaatan gugus karbonil hampir
disetiap proses sintesis (obat maupun bukan obat. Gugus karbonil kebanyakan
terkandung dalam molekul bioaktif yang penting (termasuk obat-obatan). Rekasi pada
gugus karbonil biasa melibatkan mekanisme-mekanisme faali (misalnya mekanisme
penglihatan). Banyak senyawa-senyawa sintetik/alami yang penting dalam kehidupan
sehari-hari mengandung gugus karbonil.
(Rudyanto, 2010)
Senyawa karbonil tidak jenuh α, β merupakan senyawa yang dapat disentesis
melalui kondensasi aldol dengan cara mereaksikan dua senyawa aldehida atau keton,
salah satu senyawa aldehida atau keton tersebut harus mempunyai atom hidrongen- α.
Secara teori, dibenzalaseton dapat disentesis melalui kondensasi aldol antara
benzaldehida dan aseton menggunakan katalis natrium hidroksida.
(Pirrung, 2007)
Suatu reaksi kondensasi ialah reaksi dimana dua molekul atau lebih bergabung
menjadi satu molekul yang lebih besar dengan atau tanpa hilangnya suatu molekul
kecil (seperti air). Kondensasi aldol merupakan suatu reaksi adisi dimana tidak
dilepaskannya suatu molekul kecil. Bila suatu aldehid diolah dengan basa NaOH
dalam air, ion enolat yang terjadi cepat bereaksi pada gugus karbonil dari molekul
aldehid yang lain. Hasilnya ialah adisi suatu molekul aldehid ke molekul aldehid yang
lain.
(Fessenden dan Fessenden, 1986).
Menurut Fessenden dan Fessenden (1986), bila suatu aldehid diolah dengan
basa seperti NaOH dalam air, ion enolat yang terjadi dapat bereaksi pada gugus
karbonil dari molekul aldehid yang lain. Hasilnya ialah adisi satu molekul aldehida ke
molekul alsehida lain. Reaksi ini disebut suatu reaksi kondensasi aldol. Kata aldol
yang diturunkan dari aldehida dan alkohol produk itu, yang menarik produk itu, yang
merupakan suatu aldehida B-hidroksil suatu reaksi kondensasi ialah reaksi dimana
dua molekul atau lebih bergabung menjadi satu molekul yang lebih besar, dengan atau
tanpa hilangnya suatu molekul kecil (seperti air). Kondensasi aldol merupakan suatu
reaksi adisi dimana tidak dilepaskan suatu molekul kecil. Dua molekul aldehid
bergabung membentuk β-hidroksi aldehid yang disebut aldol. Kondensasi aldol
berasal dari dua molekul aldehid yang berkombinasi membentuk aldehid tak jenuh
dan air. Reaksi yang lain juga dikenal adalah reaksi adisi aldol. Enolat dapat bertindak
sebagai nukleofilik karbon dan beradisi pada gugus karbonil pada molekul aldehid
atau keton lain. Reaksi ini membentuk dasar bagi kondensasi aldol yaitu suatu reaksi
pembentukan ikatan karbon-karbon yang sangat bermanfaat. Kondensasi yang paling
sederhana adalah gabungan dua molekul asetaldehida, yang terjadi jika larutan
aldehid diberi larutan basa.
Kondensasi aldol mudah dibuat melalui pembentukan anion enolat dari satu
senyawa karbonil yang diadisikan kepada karbon karbonil lain. Contohnya adalah
reaksi antara asetaldehida dan benzaldehida. Dengan adanya basa, hanya satu macam
enolat yang terbentuk (benzaldehida tidak memiliki hidrogen α). Jika enolat dari
asetaldehida beradisi pada gugus karbonil benzaldehida, terbentuk kondensasi aldol
campuran.
(Surdia, 1986)
Secara umum, berlangsungnya reaksi konversi aseton adalah melalui
mekanisme reaksi kondensasi aldol. Mekanisme reaksi mekanisme tersebut
merupakan gabungan antara langkah reaksi asam basa dari Bronsted (proton transfer)
dan Lewis step (electron transfer). Reaksi aldol bermula dari pemisahan proton
berposisi α (alfa) membentuk enolat yang beresonansi. Anion ini sangat reaktif
sebagai nukleofil yang mampu menyerang gugus karbonil yang miskin elektron dari
molekul aseton (Lewis step) dan membentuk produk antara yakni alkoksida.
Selanjutnya terprotonasi membentuk produk aldol yakni diaseton alkohol (DAA).
(Setiadi, 2009)
Kondensasi aldol merupakan reaksi yang sangat penting dalam kimia organik
dimana salah satunya adalah kondensasi Claisen Schmidt. Reaksi tersebut merupakan
reaksi antara aldehida atau keton yang memiliki hidrogen alfa. Kondensasi Claisen
Schmidt berlangsung dalam suasana basa, katalis tersebut membantu terbentuknya
anion enolat dan anion enolat bersifat sebagai nukleofil sehingga dapat menyerang
gugus aldehida dan membentuk ikatan karbon-karbon, seperti pada reaksi
benzaldehida dengan aseton yang menghasilkan benzalaseton dan dibenzalaseton.
(Monson, 1971)
Menurut Monson (1971), rekristalisasi merupakan proses pengulangan
kristalisasi agar diperoleh zat murni atau kristal yang lebih murni. Langkah penentuan
pelarut dalam rekristalisasi merupakan langkah penentu keberhasilan pemisahan.
Senyawa organik berbentuk kristal yang diperoleh dari suatu reaksi biasanya tidak
murni karena masih terkontaminasi sejumlah kecil senyawa yang terjadi selama
reaksi. Oleh karena itu perlu dilakukan pengkristalan kembali dengan mengurangi
kadar pengotor. Senyawa ini dapat dimurnikan dengan cara rekristalisasi
menggunakan pelarut yang sesuai. Suatu pelarut dapat dipakai dalam proses
rekristalisasi jika :
1. Memberikan daya larut yang cukup besar antara zat yang dimurnikan
dan zat pengotor.
2. Tidak meninggalkan zat pengotor pada Kristal
3. Mudah dipisahkan dari Kristal
4. Bersifat inert (tidak mudah bereaksi) dengan kristal
Suatu reaksi kondensasi adalah reaksi dimana dua molekul atau lebih
bergabung menjadi satu molekul yan besar, dengan atau tanpa hilangnya suatu
molekul kecil (seperti air). Kondensasi aldol merupakan suatu reaksi adisi dimana
dilepaskan suatu molekul kecil.
(Fessenden dan fessenden, 1999)
C. ALAT DAN BAHAN
a. Alat
Magnetic stirrer
Stir bar
Gelas Kimia
Corong Buchner
Kertas saring
Kaca Arloji
b. Bahan
Aquades 50mL
NaOH 5g
Etanol 40 mL
Aseton 1.5g
Benzaldehida 5.4g
E. SET ALAT
1. Set Alat Stirrer
F. PERSAMAAN REAKSI
1. Persamaan Reaksi Pembentukn Enolat
c. Massa dibenzilaseton
Massa = mol x Mr
= 0,025 mol x 234,29 g/mol
= 5,85725 gram
d. % Rendemen
massa dibenzalaseton percobaan
% Rendemen = x 100 %
massa dibenzalasetonteoretis
4,3 gram
= x 100 %
5,85725 gram
= 73,41 %
e. % Kesalahan
massa dibenzalasetonteoretis – massa dibenzalaseton percobaan
% kesalahan = | | x
massa dibenzala seton
100%
5,8725 gram−4,3 gram
=| | x 100%
5,8725 gram
= 26%
H. PEMBAHASAN
Berikut adalah reaksi yang terjadi menurut Pirrung (2007) adalah sebagai
berikut:
Pada reaksi awal yakni pembentukan karbanion, ion OH⁻ menyerang salah
satu atom H dari aseton karena aseton tidak memiliki Hα. Reaksi ini menyebabkan
terbentuknya ion enolat yang merupakan suatu karbanion dan menghasilkan H₂O.
Reaksi tersebut bersifat reversible, sehingga saat ion enolat ini bereaksi, akan
terbentuk lagi yang baru.
Ion enolat inilah yang kemudian bereaksi dengan benzaldehida melalui reaksi
adisi pada karbon karbonil untuk membentuk suatu ion alkoksida. Selanjutnya
senyawa terprotonasi oleh molekul H₂O membentuk hidroksiketon yang netral.
Kemudian terprotonasi lagi oleh ion OH⁻ membentuk hidroksienolat. dengan
melepaskan ion OH⁻ membentuk benzalaseton “enone”.
Hasil yang diperoleh dari penyaringan dengan corong Buchner belum tentu
murni. Oleh karena itu dikakukanya rekristalisasi dengan artian proses pengulangan
kristalisasi agar diperoleh zat murni atau kristal yang lebih murni. Dalam
rekristalisasi, pemilihan pelarut sangatlah penting. Pelarut yang baik untuk
rekristalisasi yaitu pelarut yang hanya bisa melarutkan zat yang diinginkan saat
diberikan panas saja. Sedangkan pada suhu ruangan diharapkan sudah menjadi
padatan kembali.
I. KESIMPULAN
Dari percobaan yang berjudul Sintesis dan Karakterisasi Dibenzalaseton dari
Dibenzaldehid dan Aseton Melalui Reaksi Kondensasi Aldol yang bertujuan untuk
mengetahui cara mensistesis dibenzilaseton dan untuk mempelajari reaksi kondensasi
aldol. Diperoleh massa kristal dibenzalaseton dari hasil sintesis yaitu sebanyak 4,3
gram dengan % rendemen yaitu 73,41% dan % kesalahan yaitu 26%.
J. DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, Ralph, J. Dan Joam, S. Fessenden. (1999). Kimia Organik. Jilid 1. Edisi 3.
Erlangga. Jakarta.
Fessenden, Ralph, J. Dan Joam, S. Fessenden. (1999). Kimia Organik. Jilid 2. Edisi 3.
Erlangga. Jakarta.
Monson, R.S., (1971). Advanced Organic Synthesis : Methods and Technique.,
Academic Press Inc, New York
Pirrung, (2007), The Synthetics Organic Chemist’s Companion, John Willey & Sons
Inc.New Jersey
Rudyanto,M.(2010).Ff.unair.ac.id/entryfile/miscfiles/PPTS/Aldehida%20dan
%Keton.ppt, diakses 22 April 2015.
Setiadi. (2009). Uji Kinerja Katalis ZSM-5 dalam Konversi Aseton menjadi
Hidrokarbon Aromatik, Simposium dan Kongres Teknologi Katalitis.
Serpong. Depok.
Surdia, (1986). Destillation Design 1st Edition. Mc. Graw Hill Inc. New York.