Oleh:
2023
I. TUJUAN
1. Mensitesis senyawa metil ester (biodiesel) dari minyak kelapa
menggunakan reaksi esterifikasi dan transesterifikasi.
2. Menentukan yield metil ester dari minyak.
3. Menentukan %rendemen metil ester dari hasil sitensis minyak.
4. Menentukan kadar asam lemak bebas (free fatty acid) yang ada pada metil
ester menggunakan metode titrasi alkalimetri.
2. Bahan
praktikum ini digunakan bahan-bahan berupa 1,4 gram NaOH, 91
mL methanol 95%, 75 mL minyak, 0,634 gram asam oksalat, indikator PP,
dan aquadest secukupnya.
4. Standarisasi NaOH
Pertama, NaOH dimasukan ke dalam labu erlenmeyer, kedua
ditambahkan indikator metil merah, dititrasi dengan asam oksalat hingga
berubah warna menjadi jingga seulas, ketiga dicatat volume asam oksalat
terpakai dilakukan dplo dan dihitung konsentrasi NaOH.
V. HASIL PENGAMATAN
No. Perlakuan Pengamatan
1. Standarisasi larutan NaOH 0,1
N
Pembuatan larutan NaOH 0,1 N - Padatan NaOH berwarna
- Dibutuhkan 0,4 gram putih. Didapatkan
padatan NaOH yang sebanyak 0,4050 gram.
dilarutkan 100 ml - Didapatkan larutan NaOH
aquades dalam labu 0,1 N yang tak berwarna.
takar 100 ml.
Pembuatan larutan H2C2O4 0,1 - Padatan asam oksalat
N berwarna putih.
- 0,6304 gram padatan Didapatkan sebanyak
asam oksalat dilarutkan 0,6290 gram.
dalam 100 ml aquades di - Larutan asam oksalat 0,1 N
labu takar 100 ml. yang tidak berwarna.
Titrasi dengan menggunakan Titrasi Vawal Vakhir Vpemakaian
asam oksalat sebagai titran, ke - (mL) (mL) (mL)
1. Pembuatan larutan
- Larutan Asam Oksalat 0,1 N 100 mL
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
M= 𝑥 𝑉 (𝑚𝐿)
𝑀𝑟
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
0,05 = 126,08 𝑥 100 𝑚𝐿
2. Perhitungan
= 0,731 %
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan sintesis suatu senyawa metil ester dari
minyak kelapa menggunakan metode reaksi eseterifikasi. Metil ester atau
yang dapat disebut dengan biodiesel merupakan senyawa ester yang berasal
dari bahan nabati yang dihasilkan dari reaksi esterifikasi atau transesterifikasi
dengan kegunaan sebagai bahan bakar (Susila Arita, 2020). Metil ester
memiliki struktur senyawa turunan asam karboksilat yaitu ester. Dimana
gugus OH yang terikat pada karbonil tersubtitusi gugus metil. Seperti gambar
berikut.
Pada praktikum ini digunakan bahan minyak kelapa untuk disintesis
menjadi metil ester. Minyak kelapa merupakan minyak nabati yang dihasilkan
dari pengolahan buah kelapa. Minyak nabati memiliki kandungan senyawa
trigliserida atau lemak, asam lemak, free fatty acid, monogliserida, digliserida,
dan beberapa komponen lain seperti vitamin, mineral, sulfur dan
phosphoglycerides (Syah, 2006). Untuk membentuk suatu metil ester
menggunakan reaksi esterifikasi, diperlukan reaksi minyak dengan suatu
alkhol (methanol) dan dikatalis oleh basa kuat seperti NaOH (J.M. Marchetti,
2005). Oleh karena itu dalam mensitetis senyawa metil ester, dilakukan
perlakuan pertama yaitu mereaksikan Metanol 95% dengan NaOH.
Metanol digunakan pada percobaan ini tak lain adalah sebagai gugus
utama mendapat metil ester, dimana rantai karbon dari methanol akan
tersubtitusi ke dalam asam karboksilat (asam lemak). Kemudian, NaOH
digunakan sebagai katalis ketika terjadi reaksi esterifikasi. Karena reaksi
esterifikasi ini merupakan reaksi reversible yang terbilang lambat. Pada reaksi
methanol dengan NaOH, didapatkan larutan yang berwarna putih. Terjadi
perubahan dari kedua larutan yang tidak berwarna. Adanya perubahan warna
larutan tersebut merupakan tanda terjadinya produk berupa natrium
metoksida. Hal itu terjadi karena atom hydrogen pada gugus hidroksi
tereliminasi dan ion Na+ dari NaOH terikat pada atom Oksigen dalam
methanol. Sehingga didapatkan reaksi sebagai berikut.
CH3OH(l) + NaOH(aq) → CH3ONa(aq) + H2O(l)
Reaksi esterifikasi ini akan lebih banyak terjadi jika kandungan asam
lemak pada minyak tersebut ada dalam jumlah banyak. Jika kandungan asam
lemaknya sedikit, reaksi akan terjadi antara gliserida (lemak) dengan
methanol. Reaksi tersebut merupakan reaksi transesterifikasi, dimana
gliserida akan bereaksi dengan methanol membentuk suatu gliserol dan metil
ester. Seperti pada reaksi berikut.
Maka dalam sintesis metil ester dalam percobaan ini didapatkan dari reaksi
esterifikasi dan transesterifikasi. Namun, untuk membuktikan metil ester yang
paling banyak didapatkan dari reaksi mana, dapat kita simpulkan dalam
kandungan asam lemak bebas yang ada dalam minyak.
VII. KESIMPULAN
1. Dalam praktikum ini didapatkan metil ester dari hasil sintesis minyak
menggunakan reaksi esterifikasi dan transesterifikasi. Dalam
percobaannya, minyak direaksikan dengan methanol dan katalis NaOH
menghasilkan suatu metil ester dan produk samping berupa air dan
gliserol. Dalam percobaan ini metil ester banyak dihasilkan dari reaksi
transesterifikasi karena memiliki kadar FFA yang kurang dari 2%.
3. Didapatkan % rendemen metil ester dari hasil sintesis sebesar 26,6% dari
75 mL sampel minyak.
4. Pada penentuan kadar FFA (free fatty acid) metil ester terlebih dahulu
dilarutkan pada pelarut methanol, kemudian dititrasi menggunakan larutan
NaOH standar. Setelah data diolah melalui perhitungan, didapatkan bahwa
kadar FFA nya adalah 0,73109%. Kadar FFA tersebut melebehi batas
standar menurut SNI dan PORAM. Maka dapat disimpulkan bahwa
minyak yang diuji pada praktikum ini sudah tidak sehat karena memiliki
asam lemak bebas melebihi kadar standar.
IX. DOKUMENTASI
Penimbangan NaOH
0,1 N *(padatan putih) Larutan NaOH
Larutan Asam Oksalat
Larutan Natrium
Metoksida Penambahan Natrium
Metoksida ke minyak Proses pemisahan Metil Ester
55oC (fasa atas) dan Gliserol (fasa
bawah)
Hasil Gliserol dibuang Metil ester ditimbang 3 Hasil titrasi standarisasi
gram NaOH