Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA KI-2241

PERCOBAAN B-1

TERMOKIMIA

Disusun oleh:
Mega Nur Hesti Oktavia
10511093
Kelompok VIII
Assisten Praktikum:
Tanggal percobaan : Kamis, 14 Maret 2013
Tanggal pengumpulan : Kamis, 21 Maret 2013

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2013
PERCOBAAN B-1

TERMOKIMIA

I. Tujuan Percobaan

- Menentukan kalor netralisasi dengan kalorimeter

- Menentukan kalor pelarutan dengan kalorimeter

- Menentukan kalor pembentukan kompleks dengan kalorimeter

- Menentukan pembentukan endapan dengan kalorimeter

II. Prinsip Percobaan

Kalor reaksi dan kalor pelarutan ditetukan dengan kalorimeter adiabatik. Dalam
kalorimeter terjadi perubahan suhu karena pembebasan atau penyerapan kalor
reaksi suatu sistem. Suatu kalorimeter tidak akan sepenuhnya adibatik. Karena itu
akan terjadi pertukaran kalor antara kalorimeter dan lingkungannya. Pengadukan
campuran reaksi akan menimbulkan kalor melalui gesekan dan juga termometer
akan terlalu lamban mengikuti perubahan suhu dan menyebabkan pembacaan suhu
akhir tidak benar. Maka diperlukan koreksi untuk penentuan kalor reaksi maupun
tetapan kalorimeter.

Reaksi maupun pelarutan minimal mencampurkan dua zat pereaksi yang


biasanya berbeda suhu. Suhu awal adalah suhu efektif rata-rata kapasitas kalor
kedua suhu zat perekasi dan dihitung dengan menggunakan hukum Black sebagai
suhu yang terjadi kalau zat-zat pereaksi itu dicampurkan tetapi tidak bereaksi (tidak
menimbulkan kalor reaksi). Suhu awal efektif harus disertakan dalam perhitungan
dan digunakan untuk menghitung kenaikan suhu ΔT = T1 – T0.

III. Data Pengamatan

a. Penentuan massa pikno


Truang = 26,5 oC

Massa jenis air pada suhu 26,5 oC (CRC halaman 990) adalah 0,996649 g/mL

Massa
Pikno
(gram)
Pikno kosong 19,29
Piknometer + Air 43,59
Piknometer + NaOH 45,59
Piknometer + HCl 45,23
Piknometer + CuSO4 45,60
Piknometer + NH4OH 45,10
Piknometer + Al2(SO4)3 45,70

b. Penentuan kapasitas kalorimeter

Air Panas Air Dingin


menit ke- suhu (oC) menit ke- suhu (oC)
1 46,7 2 26
3 46 4 26
5 45 6 26

Suhu campuran air panas + air dingin


menit ke- suhu (oC)
7 36
8 36
9 36

c. Penentuan kalor penetralan

Suhu awal NaOH 25 oC

Suhu awal HCl 26 oC


HCl NaOH
menit ke- suhu (oC) menit ke- suhu (oC)
2 26 1 25
4 26,1 3 25
6 26 5 25

Suhu campuran HCl + NaOH


menit ke- suhu (oC)
7 29,2
8 29,1
9 29
10 29
11 29

d. Penentuan kalor pelarutan

Pelarutan Na2CO3 dengan H2O (suhu awal air 41,4oC)


Suhu campuran
menit ke- suhu (oC)
1 42
2 41,8
3 41
4 40,8
5 41,4
6 41
7 40,9
8 40,8
9 40,6
10 40,5
11 40,4
12 40,3
13 40,1
14 40
15 39,9

e. Penentuan kalor pembentukan kompleks

Suhuawal CuSO425 oC

Suhuawal NaOH 26 oC

CuSO4 NH4OH
menit ke- suhu (oC) menit ke- suhu (oC)
1 25 2 26
3 25 4 26
5 25 6 26

Suhu campuran CuSO4 + NaOH


menit ke- suhu (oC)
7 26,1
8 26,2
9 26,2
10 26,2

f. Penentuan kalor pembentukan endapan

Suhuawal Al2(SO4)325 oC

SuhuawalNaOH 26,5 oC

Al2(SO4)3 NaOH
menit ke- suhu (oC) menit ke- suhu (oC)
1 25 2 26,5
3 25 4 26.5
5 25 6 26,5

Suhu campuran Al2(SO4)3+ NaOH


menit ke- suhu (oC)
7 27,4
8 27,4
9 27,4

IV. Pengolahan data

a. Penentuan Vpikno

Massa air = (Massapikno+air) - Massapikno

= 43,59 g – 19,29 g

= 24,3 g

Vpikno = Massa air/ ρair

= 24,3 g/ 0,996649 g ml-1

= 24,38 ml
b. Penentuan massa jenis (ρ)

- Massa jenis NaOH

MassaNaOH = (massapikno+massaNaOH) - massapikno

= 45,59 g – 19,29 g

= 26,3 g

ρNaOH = massaNaOH / Vpikno

= 26,3 g / 24,38 ml

= 1,0787 g ml-1

- Massa jenis HCl

MassaHCl = (massapikno+massaHCl) - massapikno

= 45,23 g – 19,29 g

= 25,94 g

ρHCl = massaHCl / Vpikno

= 25,94 g / 24,38 ml

= 1,0639 g ml-1

- Massa jenis CuSO4

MassaCuSO4 = (massapikno+massaCuSO4) - massapikno

= 45,60 g – 19,29 g

= 26,31 g

ρCuSO4 = massaCuSO4 / Vpikno

= 26,31 g / 24,38 ml

= 1,0792 g ml-1
- Massa jenis NH4OH

MassaNH4OH = (massapikno+massaNH4OH) - massapikno

= 45,10 g – 19,29 g

= 25,81 g

ΡNH4OH = massaNH4OH / Vpikno

= 25,81 g / 24,38 ml

= 1,0586 g ml-1

- Massa jenis Al2(SO4)3

MassaAl2(SO4)3 = (massapikno+massaAl2(SO4)3) - massapikno

= 45,70 g – 19,29 g

= 26,41 g

ρAl2(SO4)3 = massaAl2(SO4)3 / Vpikno

= 26,41 g / 24,38 ml

= 1,0833 g ml-1

c. Penentuan C dan Cp

Cp H2O (26,5˚C) = 33,56 J/K mol


Cp HCl = Cp H + Cp Cl
= 20,8 +21,8 = 42,6 J/K mol
Cp NaOH = Cp Na+ Cp O+ Cp H
= 20,8 + 21,9 + 20,8 = 63,5 J/K mol
Cp Al2(SO4)3= 2 Cp Al + 3 Cp S + 12 Cp O
= 2(21,4) + 3(23,7) + 12(21,9)
=37,67 J/K mol
Cp NH4OH = Cp N + 5 Cp H + Cp O
= 146,7 J/K mol
Cp CuSO4 = Cp Cu + Cp S + Cp O
= 132,1 J/K mol
d. Penentuan tetapan Tdingin, Tpanas, Tcampuran

y = mx + c
x = t pencampuran

Pada Kalor Pengukuran Suhu

Tdingin = 26 oC

Tpanas = 44,625 oC [menggunakan regresi linear pada menit ke 7]

Tcampuran = 36 oC

Pada Kalor Netralisasi


TNaOH = 25 oC

THCl = 25 oC

Tcampuran = 29,14 oC [Menit ke 7]

Pada Kalor Pelarutan

Pada Kalor Pembentukan Endapan

Ta = 42 oC [Menit ke 0]

Pada Kalor Pembentukan Kompleks


TCuSO4 = 25 oC

TNH4OH = 26 oC

Tcampuran = 25,92 oC

Pada Kalor Pembentukan Endapan

T Al2(SO4)3 = 25 oC

TNaOH = 26,5 oC

Tcampuran = 27,4 oC
e. Penentuan tetapan kalorimetri (K/Cpk)

Berdasarkan azas Black :

Qserap = Qlepas

mad.cad(Ta-T2) + Cpk(Ta-T2) = map.cap(T1-Ta)

Map = ρap x Va
= 0,99705 g/mL x 200 mL
= 199,41 g
Mad = ρad x Vad
= 0,9968x200
= 199,36 g
Qserap = Qlepas

mad.cad(Ta-T2) + Cpk(Ta-T2) = map.cap(T1-Ta)

(199,41 g x 75,291 (8,625)+ (Cpk (8,625) = 199,36 g x 75,291 x 10


Cpk = 2389,14 J/K

f. Penentuan Teff

Teff =
Penentuan Teff untuk reaksi netralisasi

Teff =

= 298K
reaksi Teff (K)
Netralisasi 298
pelarutan
pembentukan kompleks 268.57
pembentukan endapan 299.95

g. Penentuan kalor reaksi


Q total = m1 . cp1 . ΔT1 + m2 . cp2 . ΔT2 + Cpk . ΔTk
ΔT1 = Teff – T1
ΔT2 = Teff – T2
ΔTk = Teff – Truangan
Penentuan Q untuk reaksi pengukuran suhu
ΔT1 = Teff – T1 = 298 K – 299 K
= -1 K
ΔT2 = Teff – T2 = 298 K – 321,46 K
= -19,625 K
ΔTk = Teff – Truangan = 298 K –299K
= -1 K
zat 1 = HCl, zat 2 = NaOH
Q total = m1 . cp1 . ΔT1 + m2 . cp2 . ΔT2 + Cpk . ΔTk
= 352223,24 J

Reaksi Q total (J)


Pelarutan
pembentukan kompleks 299.716,84
pembentukan endapan 3.517,87
Penetralan 352.223,24

h. Penentuan Entalpi Reaksi

Penentuan ∆H untuk reaksi netralisasi


HCl(aq) + NaOH(aq)  NaCl(aq) + H2O(l)
Mol HCl = 200 mL × 0,4978 M
= 99.56 mmol
Mol NaOH = 200 mL × 0.5059 M
= 101,18 mmol
Mol NaCl = mol NaOH bereaksi = mol HCl bereaksi =99.56mol
∆H =

= 3537,80 J/mol
Reaksi mol hasil reaksi ∆H (J/mol)
Netralisasi 99.56 3537,80
pembentukan kompleks 10 29971,68
pembentukan endapan 16.6 211,92

V. Pembahasan

VI. Kesimpulan

- Nilai kalor netralisasi dengan kalorimeter adalah 3537.80J

- Nilai kalor pelarutan dengan kalorimeter adalah 3537.80J

- Nilai kalor pembentukan kompleks dan pembentukan endapan dengan


kalorimeter adalah 29971.68J dan 211.92 J

VII. Daftar pustaka

Atkins, P.W. ‘Physical Chemistry’, 8th ed., Mc Graw-Hill, New York, p 47-63

http://id.wikipedia.org/wiki/Termokimia (tanggal akses 21 M)


LAMPIRAN I

Jawaban Pertanyaan

1. Koreksi suhu akhir dengan ekstrapolasi saat pencampuran hanya dapat dilakukan
pada reaksi yang cukup cepat karena hasil yang diperoleh akan lebih akurat, di
mana suhu yang diamati tidak akan jauh berbeda dengan suhu yang diukur. Apabila
dilakukan dalam penambahan suhu yang lambat, maka akan diperoleh hasil dengan
perbedaan yang cukup besar.

2. Nilai air kalorimeter bergantung terhadap volume yang dipakai berdasarkan prinsip
Asas Black

Qlepas = Qterima

m1.c1.ΔT + Cpk.ΔT = m2.c2.ΔT


ρ1.V1. c1.(Ta-T1) + Cpk. (Ta-T1) = ρ2.V2.c2.(T2-Ta)

Terbukti bahwa nilai air kalorimeter sangat bergantung terhadap volume.

3. Efek konsentrasi asam terhadap harga kalor penetralan asam lemah yaitu semakin
lemah suatu asam, maka harga kalor penetralan juga akan semakin kecil. Entalpi
penetralan adalah kalor yang menyertai penetralan 1 mol suatu asam atau basa.
Dengan semakin lemahnya asam, maka akan semakin sedikit H+ yang terbentuk
dan produk hasil penetralan tentunya akan memiliki konsentrasi yang juga lebih
kecil. Oleh karena itu, nilai kalor penetralan juga semakin kecil.
LAMPIRAN II

Data Entalpi Senyawa & Kapasitas Kalor


LAMPIRAN III

Data Massa Jenis Air


LAMPIRAN IV

Data Kapasitas Kalor

Anda mungkin juga menyukai