Menurut Hamdani (2012 : 2), menyatakan bahwa Kation adalah ion yang
bermuatan positif, kation dan anion merupakan penyusun suatu senyawa sehingga
untuk menentukan jenis zat atau senyawa tunggal secara sederhana dapat
dilakukan dengan menganalisis jenis kation dan anion yang dikandungnya.
Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum
adalah asam klorida, hydrogen sulfida, ammonium sulfide dan ammonium
karbonat.
1
Efek kesehatan merkuri organik yaitu gangguan syaraf, walaupun organ lain juga
terlibat seperti sistem pencernaan, sistem pernapasan, hati, immunitas, kulit dan
ginjal. Hati adalah organ utama dalam metabolisme merkuri (Hg), sehingga
kerusakan hati yang parah dapat terjadi.
2
V. ALAT DAN BAHAN
A. ALAT
Alat yang digunakan pada percoobaan ini antara lain plat tetes, beberapa
buah pipet tetes, tabung reaksi, rak tabung reaksi, pembakar spiritus, korek dan
penjepit tabung reaksi.
B. BAHAN
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah kalsium klorida
(CaCl2), natium klorida (NaCl), natrium karbonat (Na2CO3), kalium hidroksida
(KOH), asam oksalat (H2C2O4), nikel sulfat (NiSO4), tembaga (II) sulfat (CuSO4),
kalium iodida (KI), asam sulfat (H2SO4), cobal (II) klorida (CoCl2), barium (II)
nitrat (Ba(NO3)2),mangan sulfat (MnSO4),asam klorida (HCl),ammonium
karbonat ((NH4)2CO3), merkuri (II) nitrat (Hg2(NO3)2), kalium kromat (K2CrO4),
timbal (II) nitrat (Pb(NO3)2), natrium hidroksida (NaOH), dan magnesium klorida
(MgCl2).
fc.
fd. 7. Kalsium (Ca2+)
fe. CaCl2 CaCl2
ff. + (NH4)2CO3 + asam oksalat
fg. dipanaskan
Endapan berwarna
fh.
Endapan putih
putih
berupa kristalin
fi.
fj.
fk.
fl.
fm.
fu.
gc.
gd.
ge.
gf.
gg.
gh.
gi.
gj.
gk.
gl.
gm.
gn.
go.
gp.
gq.
gr.
gs. PERCOBAAN II
gt.
I. JUDUL PERCOBAAN : ANALISA ANION
II. TANGGAL PERCOBAAN : 21 April 2016
III. TUJUAN PERCOBAAN : Mahasiswa dapat mengidentifikasi dengan
gu. Tepat anion yang terdapat dalam
larutan
gv. sampel
IV. DASAR TEORI :
gw. Menurut Svehla, (1985:200) menyatakan bahwa Dalam kimia
analisis kuantitatif dikenal suatu cara untuk menentukan ion (kation/anion)
tertentu dengan menggunakan pereaksi selektif dan spesifik. Pereaksi selektif
adalah pereaksi yang memberikan reaksi tertentu untuk satu jenis kation/anion
tertentu. Dengan menggunakan pereaksi-pereaksi ini maka akan terlihat adanya
perubahan-perubahan kimia yang terjadi, misalnya terbentuk endapan, terjadinya
perubahan warna, bau dan timbulnya gas. Pemisahan anion-anion ke dalam
golongan utama tergantung pada kelarutan garam pelarutnya. Garam kalsium,
garam barium, dan garam zink ini hanya boleh dianggap berguna untuk memberi
indikasi dari keterbatasan-keterbatasan metode ini. Skema identifikasi anion
bukanlah skema yang kaku, karena satu anion termasuk dalam lebih dari satu sub
golongan.
gx. Sementara itu menurut Petrucci, (2011: 107) menyatakan bahwa
atom-atom dari unsur logam cenderung kehilangan satu atau lebih elektron bila
bergabung dengan atom nonlogam, dan atom nonlogam cenderung mendapat satu
atau lebih elektron. Akibat dari transfer elektron ini, atom logam menjadi ion
positif, atau kation (cation), dan atom nonlogam menjadi ion negatif, atau anion.
gy. Definisi kation lainnya juga di kemukakan oleh Sutrisno, dkk.,
(2013:120). Ia mengatakan bahwa anion adalah atom-atom yang bermuatan
negatif terjadi ketika atom menerima sejumlah elektronnya, akibatnya di dalam
atom jumlah elektronnya (muatan negatif) lebih banyak daripada jumlah proton.
penelitian tentang analisis kualitatif kandungan iodida dilakukan oleh Novitriani
dan Sucianawati, (2014) Aanalisis ini dilakukan dengan cara penambahan
beberapa pereaksi yang diuji untuk membuktikan keberadaan iodium didalam
sampel. Metode pemeriksaannya yaitu metode pertama sampel ditambahkan
H2SO4 pekat, tambahkan Amilum dan satu ujung spatel kristal KI. Memberikan
hasil positif adanya iodium pada sampel tersebut karena terbentuk warna biru tua.
Metode kedua sampel ditambah dengan AgNO3memberikan hasil positif adaanya
iodium pada sampel tersebut karena terbentuk endapan berwarna kuning. Metode
ketiga sampel ditambah dengan H2SO4 pekat kemudian dipanaskan sampai keluar
uap dan simpan kertas amilum diatas tabung reaksi tersebut. Memberikan hasil
positif adanya iodium pada sampel tersebut karena terjadi perubahan warna biru
pada kertas amilum.
gz.
ha.
hb.
hc.
hd.
he.
hf.
hg.
hh.
hi.
hj.
hk.
hl.
hm.
hn.
ho.
hp.
hq.
hr.
hs.
ht.
hu.
V. ALAT DAN BAHAN
A. ALAT
hv. Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah pipet
tetes,beberapa buah pipet tetes
B. BAHAN
hw. Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah
:Natrium Klorida (NaCl), Kalium Iodida (KI), Asam Sulfat (H 2SO4), Barium
Klorida (BaCl2), Besi(III)Klorida (FeCl2), Merkuro Nitrat (Hg2(NO3)2), dan
Natrium Karbonat (Na2CO3)
hx.
VI. PROSEDUR KERJA
A. Klorida (Cl-)
1. Ditambahkan larutan perak nitrat kedalam larutan yang mengandung
klorida, maka akan terjadi endapan putih dari perak klorida
2. Ditambahkan larutan Hg2(NO3)2 kedalam larutan yang mengandung
klorida, maka akan terjadi endapan putih dari Hg2Cl2.
B. Yodida (I-)
1. Asam sulfat pekat dan dingin dapat membebaskan yodium dan yodida
2. Ditambahkan larutan AgNO3 kedalam larutan yang yang mengandung
iodide. Maka akan terbentuk endapan kuning dari AgI
C. Tiosianat (SCN-)
1. Ditambahkan larutan perak nitrat kedalam larutan yang diselidiki,
maka akan terjadi endapan putih dari perak tiosianat
2. Ditambahkan Larutan garam ferri kedalam larutan yang diselidiki,
maka akan terjadi larutan yang berwarna merah dari ferri tiosianat
D. Karbonat (CO32-)
1. Ditambahkan larutan asam sulfat encer kedalam larutan yang
diselidiki, maka akan timbul gas
2. klorida kedalam larutan yang diselidiki, maka akan terjadi endapan
putih barium karbonat. Untuk mempercepat reaksi, dipanaskan larutan
tersebut diatas api.
VII. HASIL PENGAMATAN
A. SEBELUM PERCOBAAN
hy.
hz. NAMA ia. BE
N ib. WARNA
BAHAN NTUK
O
ic. ie. Laru
id. NaCl if. Tidak berwarna
1 tan
ig. ii. Laru
ih. AgNO3 ij. Tidak berwarna
2 tan
ik. im. Laru
il. Hg2NO3 in. Tidak berwarna
3 tan
io. iq. Laru
ip. KI ir. Tidak berwarna
4 tan
is. iu. Laru
it. KSCN iv. Tidak berwarna
5 tan
iw. iy. Laru
ix. FeCl3 iz. Kuning
6 tan
ja. jc. Laru
jb. H2SO4 jd. Tidak berwarna
7 tan
je. jg. Laru
jf. BaCl2 jh. Tidak berwarna
8 tan
ji. jk. Laru
jj. Na2CO3 jl. Tidak berwarna
9 tan
jm.
jn.
B. SESUDAH PERCOBAAN
A. Klorida (Cl-)
jo. Menggunakan Larutan NaCl
NaCl (tidak berwarna) + Larutan Perak Nitrat Terjadi endapat putih
jp. Dari perak nitrat
NaCl (tidak berwarna) + Larutan Hg2(NO3)2 berubah warna putih
jq. Dari Hg2Cl2
B. Yodida
jr. Menggunkan Larutan KI
KI (kuning) + H2SO4 (tidak berwarna) tidak berwarna dan terdapat
js. Gelatin
KI (kuning) + Larutan AgNO3endapan putih dari AgI
jt.
C. Tiosianat (SCN)
ju. Menggunakan Larutan KSCN
KSCN + AgNO3 terjadi endapan putih dari AgSCN
KSCN + FeCl3 berwarna Merah kehitaman
jv.
D. Karbonat
jw. Menggunakan larutan Na2CO3
Na2CO3 + H2SO4 timbul gas
Na2CO3 + BaCl4 endapan putih dari BaCO5
jx.
jy.
jz.
ka.
kb.
kc.
kd.
ke.
kf.
kg.
kh.
ki.
kj.
kk.
kl.
km.
kn.
ko.
kp.
kq.
kr.
ks.
kt.
ku.
kv.
kw.
kx. VIII. REAKSI PERHITUNGAN
ky.
2NaCl+AgNO3 AgCl2 + 2NaNO3
2NaCl+Hg2(NO3)2 Hg2Cl2 + 2NaNO3
nitrat untuk analisis halogen, anion-anion mirip halogen ( SCN ,
CN , NO ), asam lemak dan beberapa anorganik divalen. Adam
yang melibatkan reaksi antara ion halida ( Cl , Br , I ) atau
anion lainnya ( CN , CNS ) dengan ion Ag+ (argentum) dari perak
9 mL x 0,1 N x 35,5
yc. = 10 mL x 100%
yd. = 31,95 %
ye. NaCl(aq) + AgNO3(aq) AgCl (s) + NaNO3(aq)
yf. 2NaCl(aq) + 2AgNO3(aq) Ag2CrO4(s) + 2KCl(aq) + 2NaNO3(aq)
yg.
IX PEMBAHASAN
yh. Berdasarkan percobaan tentang argentometri, yaitu tepatnya tentang
penetapan sampel dan kadar dari halogen, dalam hal ini adalah klorida
(Cl). Percobaan ini mula-mula larutan sampel (NaCl) ke dalam erlenmeyer
dan direaksikan dengan kalium kromat hingga larutan berwarna kuning
dan dititrasi dengan larutan perak nitrat (AgNO3) hingga membentuk
endapan berwarna merah bata. Percobaan dilakukan dengan cara diaduk
hingga larutan mencapai titik akhir. Titik akhir titrasi pada pecobaan
pertama dan kedua terjadi ketika menghabiskan volume titrans sebesar 9
mL AgNO3. Hal ini sesuai dengan pendapat (Underwood, 1992)
mengatakan bahwa istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin
argentum, yang berarti perak. Jadi, argentometri merpakan salah satu cara
untuk menentukan kadar zat dalam suatu larutan yang dilakukan dengan
titrasi berdasarkan pembentukan endapan dengan ion Ag +. Pada titrasi
argentometri, zat pemeriksaan yang telah dibubuh indikator (dalam
praktikum digunakan K2CrO4) dicampur dengan larutan garam perak
nitrat. Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan sehingga
seluruh ion Ag+ dapat dengan tepat diendapkan. Kadar garam dalam
larutan pemeriksaan dapat ditentukan.
39
yi. Metode yang digunakan dalam percobaan ini digunakan metode Mohr.
Metode ini dipakai untuk menentukan klorida dan bromida. Suatu larutan
NaCl dititrasi dengan AgNO3 maka akan terbentuk endapan putih AgCl.
Titik akhir titrasi ditandai dengan terbentuknya terjadi perubahan pada
larutan menjadi warna merah bata. Larutan harus bersifat netral atau
sedikit basa. Hal ini sesuai dengan pendapat (Khopkar, 1990)
mengemukakan bahwa pada metode ini, titrasi halida dengan AgNO 3
dilakukan dengan K2CrO4 akan terbentuk endapan baru yang berwarna.
Pada titik akhir titrasi, ion Ag+ yang berlebih akan diendapkan sebagai
Ag2CrO4 yang berwarna merah bata. Berdasarkan percobaan ini,
diperoleh kadar klorida (Cl) yang terdapat dalam larutan sampel sebesar
31,95%.
yj.
X KESIMPULAN
yk. Berdasarkan hasil percobaan, maka dapat dismpulkan bahwa :
1 Titik akhir titrasi ditentukan dengan berubahnya warna larutan menjadi
merah bata.
2 Kadar Cl yang diperoleh dalam 10 mL kandung NaCl yaitu 31,95%.
3 Indikator kalium kromat dipilih karena suasana netral (NaCl).
4 Penentuan kadar Cl dalam percobaan ini menggunakan metode Mohr.
5 Argentometri merupakan salah satu metode yang digunakan untuk
menentukan kadar zat dalam suatu larutan.
yl.
ym.
yn.
yo.
yp.
yq.
yr.
ys.
yt.
yu.
yv.
yw.
yx.
yy.
yz.
za. DIAGRAM ALIR
40
zb.
zc. Pada Percob
zd.
ze.
zf. Erlenmeyer
zg.
zh. + 10 mL larutan sampel
zi.
zj.
Larutan sampel
zk. Larutan sampel
(warna putih susu) (warna putih susu)
zl.
Pada Percobaan I
zm. + 4-5 tetes K2CrO4 + 4-5 tetes K2CrO4
zn. + Dititrasi dengan AgNO3
+ Dititrasi dengan AgNO3
zo.
entuk endapan Ag2CrO4
zp. berwarna merah bataendapan
Terbentuk pada volume 9 mLberwarna merah bata pada volum
Ag2CrO4
zq.
zr.
zs.
zt.
zu.
zv.
zw.
zx.
zy.
zz.
aaa.
aab.
aac.
aad.
aae.
aaf. PERCOBAAN V
41
aag.
I. JUDUL PERCOBAAN :Kompleksometri
II. TANGGAL PERCOBAAN :17 Mei 2016
III. TUJUAN PERCOBAAN :Menentukan Kadar Suatu Logam
Dalam Campuran
IV. DASAR TEORI :
aah. Menurut Safrijal dan Haris Munandar (2016 : 11) menyatakan
bahwa:Titrasi kompleksometri adalah suatu analisis volumetri berdasarkan reaksi
pembentukan senyawa kompleks antara ion logam dengan zat pembentuk
senyawa kompleks ( ligan ) . Ligan yang banyak digunakan dinatrium etilen
dianida tetra asetat ( Na2EDTA ) . Titrasi kompleksometri juga dikenal sebagai
reaksi yang meliputi reaksi pembentukan ion-ion kompleks ataupun pembentukan
molekul netral yang terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan mendasar
terbentuknya kompleks demikian adalah tingkat kelarutan tinggi. Selain titrasi
kompleks biasa seperti diatas dikenal pula kompleksometri yang dikenal sebagai
titrasi kelatometri, seperti yang menyangkut penggunaan EDTA. Gugus yang
terikat pada ion pusat, disebut ligan dan dalam larutan air,titrasi dapat dinyatakan
oleh persamaan :
aai. M( H2O )n + L = M ( H2O)( n 1)L + H2O .
aaj.
aak. Menurut L.Underwood (1993 : 49) menyatakan bahwa : Salah satu
tipe reaksi kimia yang berlaku sebagai dasar penentuan titrametrik melibatkan
pembentukan (formosi) kompleks atau ion kompleks yang larut namun sedikit
terdisosiasi melalui reaksi ion logam, sebuah kation dengan sebuah anion maupun
netral.
aal.
aam.
aan.
aao.
aap.
aaq.
aar.
42
aas. Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah buret,
klem, corong, statif, gelas kimia, dan sebagainya.
B. BAHAN
2. Penetapan sampel
a. Penetapan kadar magnesium
aaw. Pipet 10 ml MgCl2 dimasukkan kedalam erlenmeyer,
ditambahkan 1 ml larutan dapar salmiak PH=10 dan indikator EBT.
Dititrasi dengan Na2EDTA pada suhu 40C sampai terjadi perubahan
warna dari merah anggur menjadi biru.
b. Penetapan kadar kalsium
aax. Pipet 10 ml larutan kalsium dimasukkan kedalam
erlenmeyer, ditambahkan KOH sebanyak 2 M sampai netral, ditambahkan
25 mg mukreside dan dititrasi dengan larutan Na 2EDTA menjelang titik
akhir titrasi (TAT),dilakukan penambahan larutan peniter pelan-pelan
sampai terjadi perubahan warna dari merah menjadi ungu.
aay.
43
A. SEBELUM PERCOBAAN
aby.
B. SESUDAH PERCOBAAN
d ititrasi
abz. Larutan sampel Na2EDTA dalam buret kedalam larutan
Na2 SO 4 dititrasi
menjadi warna merah anggur larutan berubah warna lagi
44
acb.
acc.
acd.
ace.
acf.
acg.
ach.
aci.
acj.
ack.
acl.
acq. = 4,75 ml
acr.
gr
acs. Konsentrasi Mg = Mr . V
0,1 gr
act. = 95,5. 0,1 L
acu. M Mg = 0,01 m
acv.
acw. M1 . V1 = M2 . V2
acx.
acy. MEDTA . VEDTA= Mmg . V mg
acz.
M mg .V mg
ada. MEDTA = V edta
0,01m .10 ml
adb. = 4,75 ml
adc. = 0,02 m
45
adf.
adg.
adh.
adi.
IX. PEMBAHASAN
46
mempertahankan nilai PH larutan. Sedangkan penambahan indikator EBT
berfungsi sebagai indikator PH pada larutan untuk mengetahui titik
perubahan warna setelah larutan dititrasi. Setelah larutan berubah warna,
titrasi dihentikan, dan pada saat itulah mol larutan sampel sama dengan
mol larutan EDTA. Dan hal ini dinamakan titik akhir titrasi. Dan proses
titrasi tersebut didapatkan konsentrasi EDTA sebesar 0,02 mol.
adm. Jadi, sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa suatu
EDTA dapat membentuk senyawa kompleks yang menguap dengan
sejumlah besar ion logam sehingga EDTA merupakan ligan yang selektif.
Dalam larutan yang agak asam dapat terjadi protonasi parsial EDTA tanpa
pemanasan sempurna kompleks logam. Ternyata bila beberapa ion logam
yang ada dalam larutan tersebut maka titrasi dengan EDTA akan
menunjukkan jumlah semua ion logam yang ada dalam larutan tersebut
(Haryadi:1993) .
adn.
X. KESIMPULAN
ado. Berdasarkan percobaan dapat disimpulkan bahwa :
1. Titrasi kompleksometri yaitu titrasi pembentukan persenyawaan kompleks
(ion kompleks atau garam yang sukar mengion).
2. Indikator EBT dapat berfungsi sebagai pengganti PH
3. Proses titrasi mencapai titik ekuivalen dengan menggunakan larutan Na2EDTA
pada volume 5 ml dengan sisa 45 ml.
4. Larutan EDTA sangat mudah bereaksi dengan banyak ion.
5. Perubahan warna terjadi ketika ditambahkan indikator EBT karena ion-ion
larutan mengkompleks dengan larutan EDTA.
adp.
adq.
adr.
ads.
adt.
adu.
adv.
adw.
adx.
47
adz.
aea.
aec.
dititrasi pelan-pelan ke dalam
aee.
aef.Larutan berwarna
aeg. Warna merah
aeh. Anggur
aei.
dititrasi lagi
aek.
ael.
aem.
aen.
aeo.
aep.
aeq.
aer.
aes.
aet.
aeu.
aev.
aew. PERCOBAAN VI
aex.
I. JUDUL PERCOBAA : PERMANGANOMETRI
II. TANGGAL PERCOBAAN : 24 Mei 2016
III. TUJUAN PERCOBAAN :Menentukan kadar senyawa
reduktor
aey.
48
IV. DASAR TEORI :
aez. Menurut Underwood (1999:77)Permanganometri adalah metode
titrasi dengan menggunakan kalium permanganat yang merupakan oksidator
kuatsebagai titran. Titrasi ini didasarkan atas titrasi reduksi dan oksidasi atau
redoks. Kalium permanganat telah digunakan sebagai pengoksida secara meluas
lebih dari 100 tahun. Reagensia ini mudah diperoleh karena murah dan tidak
memerlukan indikator kecuali bila digunakan larutan yang sangat encer.
Permanganat bereaksi secara beraneka karena mangan dapat memiliki keadaan
oksidasi +2, +3, +4, +6 dan +7.
afa. Menurut Rosidi (2010: 23) Kalium permanganat mudah diperoleh
karena murah dan tidak memerlukan indikator kecuali bila digunakan larutan yang
sangat encer. Satu tetes 0,1 N kalium permanganat dapat memberikan suatu warna
merah muda yang jelas kepada volume larutan yang biasanya digunakan dalam
titrasi. Warna ini digunakan untuk menunjukkan kelebihan zat pereaksi. Warna ini
digunakan untuk mengidentifikasikan kelebihan reagen tersebut. Permanganat
mengalami beragam reaksi kimia karena Mn atau mangan dapat dalam keadaan
+2, +3, +4, +6 dan +7.
afb. Menurut Rahardjo (2008: 69) permanganat adalah agen unsur
pengoksidasi yang cukup kuat untuk mengoksidasi Mn (II) menjadi MnO 2 sesuai
dengan persamaan:
afc. 3Mn2+ + 2MnO4- + 2H2O 5MnO2(s) + 4H+
afd. Sedikit kelebihan permanganat yang ada pada titik akhir suatu
titrasi telah cukup untuk menimbulkan endapan MnO2. Untung bahwa reaksi ini
lambat sehingga MnO2 tidak diendapkan pada titik akhir titrasi permanganat.
V. ALAT DAN BAHAN
A. ALAT
afe. Alat yang digunakan adalah buret, klem, corong, statif, gelas kimia
dan erlemeyer.
aff.
B. BAHAN
afg. Bahan yang digunakan adalah aquadest (H2O), kalium
permanganat (KmnO4), asam oksalat (H2C2O4) dan asam sulfat (H2SO4).
49
afh.
VI. PROSEDUR KERJA
afi. 1. Pembakuan larutanKmnO4
afj. Dipipet 10 mL asam oksalat, dimasukkan kedalam erlenmeyer.
Ditambahkan 6 mL H2SO4 4N dipanaskan pada temperatur 80-900C. Dititrasi
dengan larutan KmnO4 sampai terbentuk warna rose. Dicatat volume KmnO 4
dilakukan titrasi minimal duplo dan dihitung sebelum distandarkan.
afk. 2. Penetapan sampel
afl. Dipipet 10 mL larutan sampel, dimasukkan kedalam erlenmeyer.
Ditambahkan 6 mL H2SO4 4N dipanaskan pada temperatur 80-900C. Dititrasi
dengan larutan KmnO4 sampai terbentuk warna rose. Dicatat volume KmnO 4
dilakukan titrasi minimal duplo dan dihitung sebelum distandarkan.
afm.
afn.
afo.
afp.
afq.
afr.
afs.
aft.
afu.
afv.
afw.
VII. REAKSI PERHITUNGAN
afx. Dik : Vtitran: 5 ml
afy. Vtitran : 60 ml
afz. Mtitran : 0,1 M
aga. Dit : Mtitrat : ...?
agb. Penyelesaian :
agc. Vtitran.Mtitran = Vtitran . Mtitrat
5+60 10+10
agd. ( 2 ) .M = ( 2 ) .(
0,1 M )
50
age. 32,5 . M = 1
1
agf. M = 32,5
agg. M = 0,030 M
VIII. PEMBAHASAN
agh. Percobaan kali ini membahas tentang permanganometri, yaitu
titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks. Dalam reaksi ini, ion MnO 4- bertindak
sebagai oksidator. Ion MnO4- akan berubah menjadi ion Mn2+ dalam suasana asam.
Teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat. Cara titrasi
permanganometri ini adalah 10 ml larutan sampel ( asam oksalat ) dimasukkan
kedalam erlenmeyer dan ditambah larutan asam sulfat ( H 2SO4 ) 4N sebanyak 6
ml. Asam oksalat adalah sebagai larutan baku dan juga sebagai pereduksi dalam
larutan. Pada penambahan asam sulfat 4N berfungsi untuk mengasamkan larutan,
karena potensial elektroda kalium permanganat sangat bergantung pada pH.
Setelah larutan menjadi homogen, maka dilakukan pemanasan. Pemanasan ini
51
menyatakan bahwa suhu dapat mempengaruhi laju reaksi, semakin tinggi
suhu mak laju reaksi akan semakin cepat pula. Namun, pada titrasiini,
terurai menjadi karbon dioksida dan air sehingga hasil akhir akan lebih
kecil.
agm. Kita juga dapat mengetahui bahwa akhir hasil titrasi
adalah larutan berwarna merah muda ( rose ), hal ini sesuai dengan teori
yang menyatakan bahwa akhir titrasi ditandai dengan timbulnya warna
merah muda ( rose ) yang disebabkan oleh kelebihan permanganat. Setetes
permanganat memberikan suatu warna merah muda (rose ) yang jelas
kepada volume larutan dalam suatu titrasi. Larutan kalium permanganat
berparan sebagai auti-indikator karena larutan ini merupakan oksidator
kuat sehingga pada saat dilakukan percobaan permanganometri tidak
diperlukan indikator.
agn.
IX. KESIMPULAN
ago. Berdasarkan dasar teori dan hasil sesudah percobaan dapat
disimpulkan bahwa:
1. Perubahan warna menjadi rose pada percobaan permanganometri
menunjukkan larutan telah mencapai titik akhir titrasi.
2. Titrasi permanganometri harus berlangsung dalam suasana asam, karena
reaksi tersebut tidak terjadi bolak-balik.
3. Larutan kalium permanganat berperan sebagai auto indikator, sehingga dalam
percobaan tidak diperlukan indikator.
4. Suhu tidak boleh diatas 80 , karena akan merusak asam oksa;lat
52
agr.
ags.
agt.
agu.
agv.
agw.
agx.
agy.
agz.
aha.
ahb.
ahc.
ahd.
ahe.
ahf.
ahg.
ahh.
ahi.
ahj.
ahk.
ahl.
ahm.
ahn.
aho.
ahp.
ahq.
ahr. DIAGRAM ALIR
ahs.
aht.
10 ml larutan
ahu. sampel
ahv. ( H2C2O4 ) + 6 mL H2SO4
53
- Dipanaskan pada suhu 80-900C
ahw.
Larutan tidak
ahx. berwarna
ahy. Dititrasi dengan KmnO4
ahz.
Larutan berwarna
aia.
rose
aib.
Volume pakai = 5
aic.
ml
aid. 10 ml larutan
aie. sampel
( H2C2O4 )
aif. + 6 mL H2SO4
- Dipanaskan pada suhu 80-900C
aig.
Larutan tidak
aih. berwarna
aii. Dititrasi dengan KmnO4
aij.
Larutan berwarna
aik.
rose
ail.
Volume pakai = 60
ml
54
aim. PERCOBAAN VII
I.JUDUL PERCOBAAN : IODOMETRI DAN IODIMETRI
II. TANGGAL PERCOBAAN : 31 MEI 2016
III. TUJUAN PERCOBAAN : Menetapkan kadar suatu senyawa
dengan titrasi iodometri
ain.
air. I2 + 2e 2I-
ait. I2 + 2e 2I-
ajc.
B. BAHAN
aje.
VI. PROSEDUR KERJA :
1. Pembakuan Larutan Na2S2O3
ajg.
2. Penetapan Sampel
kecoklatan
akm.
2. Penetapan Sampel
berwarna kuning.
akx.
2S2O32- S4O62- + 2 e-
aky. 2I2 + 2S2O32- S4O62- + 2 I-
IX. PEMBAHASAN
XV.
XVI. KESIMPULAN
XVII. Berdasarkan hasil percobaan dapat
disimpulkan bahwa:
1. Larutan kalium iodat ditambah asam sulfat dan kristal kalium
iodida menghasilkan larutan merah kecoklatan.
2. Pada pembakuan volume titran natrium tiosulfat yang
terpakai adalah 34 ml.
3. Setelah penambahan amilum, volume natrium tiosulfat yang
digunakan adalah 2 ml.
4. Pada penetapan sampel volume titran natrium tiosulfat yang
terpakai adalah 17,5 ml.
5. Setelah penambahan amilum, volume titran yang digunakan
adalah sebanyak 7,5 ml.
XVIII. DIAGRAM ALIR
XIX.
XX.
XXI.
10 ml KIO3 XXII. 10 ml CuSO4
XXIII. + 2 ml H2SO4 +2
ml H2SO4
XXIV. + 1 g KI +1g
KI
XXV.
Larutan merah
XXVI. Larutan berwarna
kecoklatan
XXVII. kuning Na S O
Dititrasi dengan 2 2 3
dititrasi dengan