Anda di halaman 1dari 15

1. Perhatikan air dan CCl4! Apa yang terjadi ketika keduanya dicampurkan?

Keduanya akan membentuk dua fasa yang berbeda. Dengan kata lain, keduanya tidak saling melarutkan. Hal ini karena air dan CCl4 memiliki kepolaran yang berbeda. Air bersifat polar, sedangkan CCl4 bersifat non polar. Dalam kelarutan, berlaku prinsip like dissolve like, yaitu zat yang memiliki sifat kepolaran yang sama akan saling melarutkan. Oleh karena itu air dan CCl4 tidak saling melarutkan satu sama lain dalam segala perbandingan karena keduanya memiliki sifat kepolaran yang berbeda.

2. Apa yang terjadi ketika sebutir kecil I2 dimasukkan ke dalam air ?


ketika I2 dimasukkan ke dalam air maka I2 akan sedikit larut dalam air. Meskipun I2 bersifat non polar dan air bersifat polar tetapi zat I ini dapat larut dalam air karena I2 mudah terpolarisasi sehingga dapat larut dalam air yang bersifat polar

3. Apa yang terjadi jika sebutir I2 dimasukan kedalam CCl4?


I2

saat dimasukkan ke dalam larutan CCl4 akan melarut karena CCl4 bersifat nonpolar dan I2 juga bersifat nonpolar. Saat I2 dicampurkan kedalam CCl4 akan membentuk larutan berwarna Ungu

4. Ketika I2 dalam air dicampur kan ke dalam CCL4 maka I2 akan lebih banyak terdistribusi dalam CCl4 dibandingkan dalam air karena I2 dan CCl4 memiliki kemiripan sifat.

5. Apa yang terjadi ketika larutan I2 dalam CCL4 dicampurkan ke dalam air?
Jawab : Saat larutan I2 dalam CCL4 dicampurkan ke dalam Air, maka I2 yang larut dalam CCL4 akan larut dalam Air atau terdistribusi dalam Air. I2 akan terdistribusi atau larut dalam Air dan CCL4 sampai terjadi kesetimbangan.

6. Apa yang terjadi ketika ke dalam campuran I2 dalam air dan CCl4, ditambahkan lagi sebutir kecil I2?

Saat I2 ditambahkan lagi dalam campuran I2 air dan CCl4 maka I2 akan terdistribusi lagi dalam CCl4 dan H2O sampai diperoleh keadaan kesetimbangan baru yang konsentrasinya berbeda dengan konsentrasi awal sebelum penambahan namun nilai perbandingandi kedua fasanya akan tetap. I2 akan lebih banyak larut dalam CCl4 karena perbedaan kepolaran, larutan CCl4 bersifat nonpolar dan I2 pun bersifat nonpolar, sedangkan air bersifat polar sehingga kelarutan I2 lebih besar dalam CCl4

7. Iodium dapat larut dalam air dan CCL4, akan terdistribusi di kedua pelarut (yang berbeda fasa) tersebut, sampai terjadi proses kesetimbangan. Apa yang berkesetimbangan? Bgimanakah kita dapat mengetahui bahwa kesetimbangan telah tercapai?
Jawab : Iodium yang larut dalam CCL4 dan air akan terdistribusi di kedua pelarut yang beda fasa terebut sampai keadaan kesetimbangan. Yang mengalami keetimbangan adalah I2 yang larut dalam Air dan I2 yang larut dalam CCL4. Kita dapat mengetahui kesetimbangan telah tercapai ketika adanya batas pemisah antara dua fasa tersebut terlihat jelas.

8.a. Didapat dengan cara memasukkan x g I2 ke dalam H2O dan CCl4. Percobaan tersebut dilakukan dalam corong pisah, ketika tercapai kesetimbangan maka akan terbentuk 2 fasa. Lalu kedua pelarut yang berbeda fasa masingmasing dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer yang berbeda. Kemudian masing-masing larutan dalam labu Erlenmeyer tersebut masing-masing dititrasi oleh tiosulfat yang sudah diketahui konsentrasinya. Karena konsentrasi dan volume tiosulfat telah diketahui maka konsentrasi I2 dapat dihitung dengan rumus : N1 . V1 = N2 . V2.

8.b. I2 lebih mudah larut dalam CCl4, hal ini dapat terbukti dari data percobaan yang menunjukkan bahwa konsentrasi I2 dalam CCl4 lebih besar jika dibandingkan dengan konsentrasi I2 dalam air. Hal ini dikarenakan I2 dan CCl4 memeiliki kemiripan sifat.

8.c.

k = [I]HO

[I]CCl
Dari hasil perhitungan didapatkan harga k untuk rentang konsentrasi yang berbeda tetapi pada suhu yang tetap adalah sama nilainya yaitu sebesar 0,012, sehingga disimpulkan bahwa k tidak bergantung pada konsentrasi zat terlarut pada suhu yang sama.

8.d. Jika percobaan diulangi pada suhu yang berbeda maka harga tetapannya (knya) akan berbeda pula. Hal ini karena nilai k itu dipengaruhi/ bergantung oleh suhu.

9. Pada saat kesetimbangan harus dipenuhi kriteria kesetimbangan yaitu 1 = 2. Artinya potensial kimia zat terlarut di fasa 1 sama dengan potensial kimia zat terlarut di fasa 2. Jika kedua larutan encer teridealkan, maka i = i0 + RT Ln Xi sehingga saat kesetimbangan : 10 + RT Ln X1 = 20 + RT Ln X2. Penataulangan persamaan tersebut menghasilkan : RT Ln (X2/X1) = 10 - 20 (8.1). Karena 10 dan 20 tidak bergantung pada komposisi, pada T tetap nilainya tetap (konstan) sehingga X2/X1 = K yang disebut koefisien distribusi atau koefisien partisi. Jika larutan sangat encer, maka fraksi mol sebanding dengan kemolalan atau kemolaran sehingga K = m2/m1 dan K = C2/C1

10. Pada 25oC koefisien distribusi H2S diantara air dan benzen didefinisikan [H2S]C6H6/[H2S]H2O=6,0. Tentukan % mol H2S yang dapat diekstraksi dari 1L larutan H2S 0,1 dalam air oleh total: a. 1,5 L benzen dengan satu kali ekstraksi b. 580 mL dengan tiga kali ekstraksi yang masing-masing menggunakan volum benzen yang sama!

a. k

[H2S]C6H6 [H2S]H2O

[H2S]A [H2S]B

H2S H2S

H2S H2S

denganasumsi: Vlarutanpadapelarutbenzen = VB = 1,5L H2S = jumlahmolH2S dalam air saatsetimbang H2S = jumlahmolH2S dalambenzenasaatsetimbang VA = 1L [H2S]A = 0,1 M H2S mula-mula = VA x [H2S] A = 1 L x 0,1 mol/L = 0,1 mol

H2S setimbang = nB
H2S setimbang = 0,1 mol nB k= 6= 9=
H2S H2S

% H2S = =

H2S x 100% H2S

0,09 x 100 % 0,1

= 90%

0,1 0,1

1 1,5

% H2S

H2S x 100% H2S

0,9 mol - 9 nB= nB 0,9 mol = 10 nB nB= 0,09 mol

0,01 x 100 % 0,1

= 10%

Anda mungkin juga menyukai