http://ejournal.unp.ac.id/index.php/kimia
Kesetimbangan Kimia
Selvia Ramadhani1, Aikal Irsyad2, Naomi Rahma Dania Jounza3, Yordi Afiq Syahrizal4
Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Padang
1
Jalan Prof. Dr. Hamka, Air Tawar Barat, Kota Padang, Sumatera Barat, Indonesia
*selviaramadhani56@gmail.com
Abstract — Reaksi kesetimbangan adalah reaksi dimana zat-zat hasil reaksi dapat bereaksi kembali membentuk
zat-zat semula. Kesetimbangan kimia terjadi pada reaksi kimia yang reversibel. Reaksi reversibel adalah reaksi
yang di mana produk reaksi dapat bereaksi balik membentuk reaktan. Kesetimbangan kimia adalah reaksi yang
dapat berlangsung dalam dua arah, atau disebut dengan reaksi bolak-balik. Reaksi kesetimbangan terjadi ketika
konsentrasi zat reaktan dan konsentrasi zat produk adalah tetap terhadap waktu yang sedang berlangsung.
Kesetimbangan memiliki sifat statis dan dinamis. Namun pada reaksi kimia, kesetimbangan bersifat dinamis.
Artinya, saat tercapai kesetimbangan reaksi tidak berhenti, tetapi terus berlangsung. Saat dalam keadaan
setimbang, zat-zat reaktan saling bereaksi sehingga molekul-molekul zat di produk (hasil reaktan) bertambah
sehingga reaksi akan berlangsung terus-menerus ke dua arah dan laju yang sama. Tujuan dari praktikum
“Kesetimbangan Kimia” ini yaitu menentukan tetapan kesetimbangan reaksi I2 + I- ⇆ I3 -Prinsip yang
digunakan pada percobaan ini adalah prinsip analisa kuantitatif yaitu menentukan jumlah komponen tertentu
dalam suatu zat. Hasil yang diperoleh dari percobaan ini adalah adanya perubahan warna pada pengaruh
konsentrasi. Pada praktikum yang dilakukan digunakan 2 labu erlenmeyer dimana labu A berisi larutan jenuh I2
dalam CCl4 yang dimasukkan ke dalam aquades sehingga diperoleh dua lapisan yang mana lapisan atas
berwarna kuning dan lapisan bawah berwarna ungu yang mana lapisan atas adalah H2O dan lapisan bawah
adalah CCl4 begitu juga pada labu B yang berisi larutan jenuh I2 dalam CCl4 dan ditambahkan KI. Pada saat
titrasi menggunakan amilum sebagai indikator yang berfungsi untuk menunjukkan titik akhir titrasi yang ditandai
dengan perubahan warna dari biru menjadi titik berwarna. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kesetimbangan yaitu perubahan konsentrasi, perubahan suhu, serta perubahan tekanan dan volume.
I. PENDAHULUAN
Kelarutan Iod atau I2 sangat kecil dalam air dan akan besar
dalam karbon tetraklor (CCl4), sedangkan kedua pelarut tidak
dapat bercampur tetapi membentuk dua lapisan, air di lapisan Nilai KD dapat ditentukan dengan mengukur jumlah I2
atas dan CCl4 di lapisan bawah. Jika larutan I2 dalam CCl4 dalam CCl4 dan dan jumlah I2 dalam
ditambah air dan dikocok maka akhirnya kedua pelarut akan air.
terpisah kembali. Hasilnya, I2 terpecah (terdistribusi) dalam Walaupun I2 suka sekali larut dalam air, tetapi dapat
dua pelarut dengan perbandingan tertentu (Gambar 1). Pada diperbanyak bila air mengandung kalium iodide (KI) karena
suhu tetap maka angka banding terbentuknya ion kompleks triiodida (I3-). Reaksi
pembentukan itu adalah reaksi bolak balik sehingga akhirnya
membentuk kesetimbangan
konsentrasi pada kedua pelarut juga tetap dan angka itu Nilai KC sangat besar yang berarti kesetimbangan sangat
merupakan suatu konstanta yang disebut kooefisien distribusi condong ke kanan sehingga [I3-] >> [I2]. Kesetimbangan ini
atau koefisien partisan, Kc dapat dibuat dengan menambahkan larutan KI kedalam
larutan I2 dalam CCl4. Setelah itu dikocok dan dibiarkan
sehingga kedua pelarut memisah kembali, Hasilnya adalah
jumlah atau konsentrasi I2 dalam pelarut air lebih besar dari kedalam air. Campuran ini dititrasi dengan larutan Na2S2O3
dalam - Catat volume larutan Na2S2O3 yang habis (V1).
CCl4 (Gambar 2).
- Catat volume larutan Na2S2O3 yang habis (V3) telah bereaksi dengan I2 menjadi I3- sehingga yang tinggal
- Jumlah I2 dalam CCl4 setara dengan Na2S2O3 yang habis (V3 adalah
) sehingga didapat
[I2]CCl4 = p mol/L
Akhirnya didapat nilai KC
b Untuk menentukan jumlah I2 dalam lapisan air adalah
sebagai berikut.
(konstan). Jadi, kesetimbangan kimia merupakan proses yang produk. Sesudah konsentrasi produk cukup banyak, reaksi
dinamis (Purwoko, 2006). kebalikannya (pembentukan reaktan dari produk)mulai
Banyak reksi-reaksi kimia yang berjalan tidak sempurna berlangsung. Saat mendekati keadaan kesetimbangan, reaksi
artinya reaksi-reaksi tersebut berjalan sampai pada suatu titik maju dan balik akan sama dan praktis tidak terjadi lagi
dan akhirnya berhenti dengan meninggalkan zat-zat yang perubahan konsentrasi dari reaktanatau produk (Brrown,
tidak bereaksi. Pada temperatur, tekanan dan konsentrasi 2009).
tertentu, titik pada saat reaksitersebut berhenti sama. Dalam kesetimbangan kimia terbagi menjadi dua bagian
Hubungan antara konsentrasi peraksi dan hasilreaksi tetap. diantaranya sistem kesetimbangan homogen yaitu anggota
Pada saat ini reaksi dalam keadaan setimbang. Pada saat kesetimbangan dari sistem ini memiliki kesamaan pada
setimbang, kecepatan reaksi ke kanan sama dengan kecepatan fasenya dan sistem kesetimbangan heterogen yaitu anggota
reaksi ke kiri. Kesetimbangan disini merupakan sistemnya memiliki lebih dari satu fase, maka sistem yang
kesetimbangan dinamis, bukan kesetimbangan statis. Jadi akan terbentuk juga akan memiliki lebih dari satu macam fase
sebenarnya reaksi masih ada tetapi karena kecepatannya sama, (Keenan, 1991).
seakan-akan reaksi berhenti. Atas dasar ini dapat dianggap
hampir semua reaksi berhenti pada kesetimbangan. Untuk
reaksi sempurna, kesetimbangan sangat berat disebelah kanan. II. EKSPERIMENTAL
Untukreaksi yang sangat berat di sebelah kanan. (Sukardjo, A. Alat dan Bahan
1997).
Pada reaksi yang berlangsung bolak balik, ada saat dimana Pada ekperimen ini, alat-alat yang digunakan yaitu
laju terbentuknya produk sama dengan laju terurainya kembali Erlenmeyer (200 ml) 4 buah dan (250 ml) 2 buah yang
produk menjadi reaktan. Pada keadaan ini, biasanya tidak digunakan sebagai wadah penampung titran saat titrasi,
terlihat lagi ada perubahan. Keadaan reaksi dengan laju reaksi Gelas ukur (10,25,250) ml masing masing 1 buah, Pipet
maju (ke kanan) sama dengan laju reaksi baliknya (ke kiri) takar (5 ml) 1 buah dan (25 ml) 2 buah yang digunakan
dinamakan keadaan setimbang. Reaksi yang berada dalam dalam proses pengambilan larutan, Buret 50 ml 1 buah
keadaan setimbang disebut Sistem Kesetimbangan. Ciri-ciri yang digunakan untuk proses titrasi dan Botol semprot 1
kesetimbangan kimia antara lain : hanya terjadi dalam wadah buah.
tertutup, pada suhu dan tekanan tetap, reaksinya berlangsung Dan bahan - bahan yang digunakan untuk eksperimen
terus-menerus (dinamis) dalam dua arah yang berlawanan, yaitu larutan jenuh I2 dalam CCl4, Larutan standar Ki 0,1
laju reaksi maju (ke kanan) sama dengan laju reaksi balik (ke M, larutan standar Na2S2O3 0,002 M, larutan amilum 1%
kiri), semua komponen yang terlibat dalam reaksi tetap ada, (indikator) dan padatan kristal KI.
dan tidak terjadi perubahan yang sifatnya dapat diukur B. Prosedur Kerja
maupun diamati (Oxtoby, 2001).
Sistem reaksi yang berada dalam kesetimbangan dapat 1. Menentukan KD
diganggu dari luar dengan cara mengubah konsentrasi,tekanan
atau temperatur sistem. Suatu reaksi yang berada dalam suatu Pada percobaan kali ini hal yang harus pertama kali
kesetimbangan dapat diganggu apabila terhadap sistem itu dilakukan yaitu memasukkan 200 ml aquades ke dalam
dilakukan penambahan atau pengurangan salah satu pereaksi labu erlenmeyer A, kemudian tutup rapat labu
atau produk reaksi. Jika suhu dari sistem raeksi erlenmeyer tersebut dan guncang dengan kuat, setelah
kesetimbangan diubah, maka sistem akan berusaha mereduksi itu letakkan erlenmeyer di dalam thermostat dengan
pengaruh perubahan suhu. Dampak dari perubahan suhu tiak suhu ±30⁰C selama 30 - 60 menit, sesekali labu
seperti pada perubahan konsentrasi zat, tetapi akan berdampak erlenmeyer di keluarkan dan di guncang, setelah itu
pada tetapan kesetimbangan tersebut. Pada sistem yang catat suhu yang didapatkan, kemudian ambil 5ml
melibatkan gas perubahan volume sistem pada suhu tetap larutan dari lapisan ccl4, saat mengambil lapisan ccl 4
menyebabkan tekanan sistem berubah. Besarnya tekanan dilakukan dengan cara tiup perlahan-lahan dan pipet
berbanding langsung dengan jumlah molekul. Makin banyak hungga mencapai lapisan bawah kemudian 2 gram
jumlah molekul semakin besar pula tekanan yang terjadi. padatan kristal KI dan 20 ml air aduk sampai homogen,
Peningkatan tekanan menyebabkan gas-gas berusaha setelah itu lakukan titrasi dengan menggunakan larutan
memperkecil jumlah molekul dengan cara menggeser molekul standar Na2S2O3, tambahkan 10 ml amilum saat
kearah yang memiliki koefisien reaksi paling kecil (Sunarya, larutan bewarna kuning pucat dan catat volume
2010). Na2S2O3 yang terpakai (V1) , setelah itu ambil 50ml
Dalam kesetimbangan, tanda panah rangkap mempertegas larutan Na2S2O3 dari lapisan air, titrasi dan catat
sifat dinamis dari kesetimbangan fase. Gambaran dinamis volumenya (V2) setelah itu tentukan nilai Kp.
yang sama digunakanuntuk kesetimbangan kimia, dimana 2. Menentukan KC
ikatan-ikatan akan terputus atau terbentukseiring dengan maju
mundurnya atom-atom di antara molekul-molekul reaktandan Untuk menentukan nilai Kc hal yang di lakukan
produk. Jika konsentrasi awal reaktan besar, tumbukan antara pertama kali yaitu memasukkan 200 ml larutan standar
molekul-molekulnya akan membentuk molekul-molekul KI 0,1 M ke dalam erlenmeyer B,kemudian tutup rapat
b. Menentukan K c [ I 2 ] H 2O = 0,002867 m →y
= 2 ×10−5mol = 0,001433 m →x
Mol I 2
1 −5 [I
−¿¿
=[ KI ] mula−¿
2 ×2 ×10
=
= 0,1 m – (x-y)
−5
= 1 ×10 mol
= 0,1 m - (0,001433-0,002867)
Volume tiosulfat yang dipakai pada lapisan air dalam
= 0,1 m – (- 0,001434) m
erlenmeyer B adalah 0,3 ml, sehingga:
= 0,1014 m
Mol Na 2 S2 O 3=¿ Mol I 2
−¿¿
{I 3
0,02× 10 −3
1× 10 −5
K c=
−3
=
n
[ I 2]¿ ¿
0,02× 0,3 ×10
−8 0,001433 M
6 x 10 =
n = −3
0,002867 m X 0,1014 M
0,02 x 10
0,001433 M
n = 0,3 x 10−5 Mol =
0,00029 M
rapat