Anda di halaman 1dari 7

Periodic , Vol 10 No 1 (2021) Chemistry Journal of Universitas Negeri Padang e-ISSN : 2339-1197

http://ejournal.unp.ac.id/index.php/kimia

Kesetimbangan Kimia
Selvia Ramadhani1, Aikal Irsyad2, Naomi Rahma Dania Jounza3, Yordi Afiq Syahrizal4
Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Padang
1

Jalan Prof. Dr. Hamka, Air Tawar Barat, Kota Padang, Sumatera Barat, Indonesia

*selviaramadhani56@gmail.com

Abstract — Reaksi kesetimbangan adalah reaksi dimana zat-zat hasil reaksi dapat bereaksi kembali membentuk
zat-zat semula. Kesetimbangan kimia terjadi pada reaksi kimia yang reversibel. Reaksi reversibel adalah reaksi
yang di mana produk reaksi dapat bereaksi balik membentuk reaktan. Kesetimbangan kimia adalah reaksi yang
dapat berlangsung dalam dua arah, atau disebut dengan reaksi bolak-balik. Reaksi kesetimbangan terjadi ketika
konsentrasi zat reaktan dan konsentrasi zat produk adalah tetap terhadap waktu yang sedang berlangsung.
Kesetimbangan memiliki sifat statis dan dinamis. Namun pada reaksi kimia, kesetimbangan bersifat dinamis.
Artinya, saat tercapai kesetimbangan reaksi tidak berhenti, tetapi terus berlangsung. Saat dalam keadaan
setimbang, zat-zat reaktan saling bereaksi sehingga molekul-molekul zat di produk (hasil reaktan) bertambah
sehingga reaksi akan berlangsung terus-menerus ke dua arah dan laju yang sama. Tujuan dari praktikum
“Kesetimbangan Kimia” ini yaitu menentukan tetapan kesetimbangan reaksi I2 + I- ⇆ I3 -Prinsip yang
digunakan pada percobaan ini adalah prinsip analisa kuantitatif yaitu menentukan jumlah komponen tertentu
dalam suatu zat. Hasil yang diperoleh dari percobaan ini adalah adanya perubahan warna pada pengaruh
konsentrasi. Pada praktikum yang dilakukan digunakan 2 labu erlenmeyer dimana labu A berisi larutan jenuh I2
dalam CCl4 yang dimasukkan ke dalam aquades sehingga diperoleh dua lapisan yang mana lapisan atas
berwarna kuning dan lapisan bawah berwarna ungu yang mana lapisan atas adalah H2O dan lapisan bawah
adalah CCl4 begitu juga pada labu B yang berisi larutan jenuh I2 dalam CCl4 dan ditambahkan KI. Pada saat
titrasi menggunakan amilum sebagai indikator yang berfungsi untuk menunjukkan titik akhir titrasi yang ditandai
dengan perubahan warna dari biru menjadi titik berwarna. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kesetimbangan yaitu perubahan konsentrasi, perubahan suhu, serta perubahan tekanan dan volume.

Keywords — Kesetimbangan kimia, Reaksi Reversibel

I. PENDAHULUAN
Kelarutan Iod atau I2 sangat kecil dalam air dan akan besar
dalam karbon tetraklor (CCl4), sedangkan kedua pelarut tidak
dapat bercampur tetapi membentuk dua lapisan, air di lapisan Nilai KD dapat ditentukan dengan mengukur jumlah I2
atas dan CCl4 di lapisan bawah. Jika larutan I2 dalam CCl4 dalam CCl4 dan dan jumlah I2 dalam
ditambah air dan dikocok maka akhirnya kedua pelarut akan air.
terpisah kembali. Hasilnya, I2 terpecah (terdistribusi) dalam Walaupun I2 suka sekali larut dalam air, tetapi dapat
dua pelarut dengan perbandingan tertentu (Gambar 1). Pada diperbanyak bila air mengandung kalium iodide (KI) karena
suhu tetap maka angka banding terbentuknya ion kompleks triiodida (I3-). Reaksi
pembentukan itu adalah reaksi bolak balik sehingga akhirnya
membentuk kesetimbangan

dengan tetapan kesetimbangan (KC)

konsentrasi pada kedua pelarut juga tetap dan angka itu Nilai KC sangat besar yang berarti kesetimbangan sangat
merupakan suatu konstanta yang disebut kooefisien distribusi condong ke kanan sehingga [I3-] >> [I2]. Kesetimbangan ini
atau koefisien partisan, Kc dapat dibuat dengan menambahkan larutan KI kedalam
larutan I2 dalam CCl4. Setelah itu dikocok dan dibiarkan
sehingga kedua pelarut memisah kembali, Hasilnya adalah

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Page 1


Universitas Negeri Padang (UNP)
Jl. Prof. Hamka, Air Tawar, Padang, Sumatera Barat, Indonesia, 25131
Periodic , Vol 10 No 1 (2021) Chemistry Journal of Universitas Negeri Padang e-ISSN : 2339-1197
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/kimia

jumlah atau konsentrasi I2 dalam pelarut air lebih besar dari kedalam air. Campuran ini dititrasi dengan larutan Na2S2O3
dalam - Catat volume larutan Na2S2O3 yang habis (V1).
CCl4 (Gambar 2).

Tujuan percobaan ini adalah untuk menentukan nilai Kc


kesetimbangan di atas, maka kita harus menentukan
konsentrasi [I2], [I-] dan [I3-]. Konsentrasi I3- dapat
ditentukan melalui metode titrasi dengan larutan Na2S2O3
- Jumlah Na2S2O3 yang terpakai setara dengan konsntrasi I2.
sehingga terjadi reaksi
Titik akhir titrasi ditentukan dengan hilangnya warna biru.
I3-+ 2S2 O3-2 → S2O6-2 + 3I-
c Untuk menentukan jumlah I2 dalam air diambil lapisan atas
Jumlah mol I3- akan setara dengan jumlah S2O3-2 yang
dengan pipet.
terpakai. Indikator yang dipakai adalah larutan amilum karena
ion I3- dengan amilum berwarna biru. Molekul-molekul I3- di
antara molekul-molekul amilum (Gambar 2).

- Larutan ini ditambah padatan KI, air dan dikocok agar


homogen.
- Campuran ini dititrasi dengan larutan Na2S2O3 seperti di atas.
- Catat volume larutan Na2S2O3 yang habis (V2)
d. Nilai KD akan setara dengan v1/v2.

Konsentrasi I2 tidak dapat ditentukan langsung dari sistem Cara menentukan KC


kesetimbangan, tetapi dihitung dari KD. Jadi untuk a Buat larutan I2 dalam CCl4, ditambah larutan KI dan
menentukan nila KC maka diperlukan nilai KD terlebih dulu. dikocok sehingga I2 terdistribusi dalam CCl4 dan air seperti
Gambar 2.
Cara menentukan KD. b Untuk menentukan jumlah I2 dalam CCl4
a Buat larutan I2 dalam CCl4, ditambah air dan dikocok
sehingga I2 terdistribusi dalam lapisan CCl4 dan air seperti
Gambar 1.
b Untuk menentukan jumlah I2 dalam CCl4

- Ambil sejumlah tertentu lapisan bawah dengan pipet.


- Larutan ini ditambah padatan KI, air dan dikocok agar I2
dalam CCl4 bereaksi dengan I- menjadi I3- dan tertarik
kedalam air.
- Ambil sejumlah tertentu lapisan bawah dengan pipet. - Campuran ini dititrasi dengan larutan Na2S2O3 sehingga
- Larutan ini ditambah padatan KI, air dan dikocok agar I2 terjadi reaksi
dalam CCl4 bereaksi dengan I- menjadi I3- dan tertarik I3- + 2S2O3-2 → S4O6-2 + 3I-

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Page 2


Universitas Negeri Padang (UNP)
Jl. Prof. Hamka, Air Tawar, Padang, Sumatera Barat, Indonesia, 25131
Periodic , Vol 10 No 1 (2021) Chemistry Journal of Universitas Negeri Padang e-ISSN : 2339-1197
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/kimia

- Catat volume larutan Na2S2O3 yang habis (V3) telah bereaksi dengan I2 menjadi I3- sehingga yang tinggal
- Jumlah I2 dalam CCl4 setara dengan Na2S2O3 yang habis (V3 adalah
) sehingga didapat
[I2]CCl4 = p mol/L
Akhirnya didapat nilai KC
b Untuk menentukan jumlah I2 dalam lapisan air adalah
sebagai berikut.

(Tim Kimia Fisika, 2022)


Kesetimbangan bisa terjadi antara spesies yang sama pada
dua bentuk yang berbeda contohnya cair dan padat ,gas dan
cair. Perubahan posisi kesetimbangan guna melawan
gangguan yang ada pada sistem sesuai dengan Prinsip le
chatelier. Terjadinya peningkatan terhadap tekanan akan
menyebabkan keseimbangan bergeser guna mengurangi
- Ambil sejumlah tertentu lapisan air dengan pipet. kenaikan tekanan secara keseluruhan. Serta adanya
- Larutan ini ditambah sejumlah KI padat dan air. Dikocok! peningkatan suhu mengakibatkan keadaan kesetimbangan
- Campuran ini dititrasi dengan larutan Na2S2O3 seperti di atas. akan bergeser guna mengurangi kenaikan suhu (Sanga, 2020).
- Catat volume larutan Na2S2O3 yang habis (V4) sehingga Keadaan di mana dua reaksi yang tepat berlawanan terjadi
didapat [I2]H2O = x mol/L pada laju reaksi yang sama itu disebut dengan keseimbangan
- Ingat bahwa I2 dalam lapisan air bereaksi dengan I- dari KI kimia. Jika sistem kesetimbangan diubah maka akan terjadi
membentuk kesetimbangan beberapa reaksi . Namun sistem kesetimbangan akan tetap
berada pada kesetimbangan pada kondisi yang baru. Sesuai
Ini berarti bahwa I2 dalam air sebagian bereaksi dengan I- dengan pernyataan Le Chatelier Jika sebuah aksi dilakukan
menjadi I3- dan sebagian tinggal sebagai I2 bebas. Dengan pada suatu sistem kesetimbangan maka kesetimbangan itu
demikian akan bergeser untuk energi aksi yang terjadi (Gold berg,
2004).
Pada reaksi kesetimbangan kimia melibatkan zat zat yang
c Jumlah [I2]bebas dalam air dapat dihitung dari nilai KD berbeda untuk reaktan dan produk nya. Kesetimbangan Matiz
adalah kesetimbangan 2 fase dari zat yang sama karena
perubahan yang terjadi hanyalah proses fisis. Konsentrasi dan
produk oleh persamaan yang dihubungkan dengsn kuantitas
d Jumlah I3- dalam air didapat dari persamaan (1) dan (2), disebut dengan konstanta kesetimbangan. Ada beberapa faktor
sehingga yang mempengaruhi kesetimbangan yaitu Perubahan
konsentrasi, tekanan, volume dan suhu Faktor ini sama dengan
aturan Azas Le Chatelier (Chang, 2001).
Kesetimbangan fasa yaitu suatu kondisi yang mana zat
mempunyai kandungan yang pasti dalam kedua fasanya pada
tekanan dan suhu yang biasanya dalam fase uap dan cain.
Diagram fasa digunakan untuk memperlihatkan keadaaan
kesetimbangan antara fase fase yang berbeda dalam suatu zat
yang sama. Pada proses kesetimbangan fase mempunyai
istilah sistem. Sistem merupakan suatu zat atau campuran
yang digabungkan dalam suatu bejana untuk diamati pengaruh
dari perubahan tekanan,konsentrasi, temperatur atas zat
e Jumlah I- dalam lapisan air berasal dari larutan KI. tersebut (Ahmad dan Netty, 2020).
Kebanyakan reaksi kimia berlangsung secara reversible
(dua arah). Ketika reaksi itu baru mulai, proses reversible
hanya berlangsung kearah pembentukan produk, namun ketika
molekul produk telah terbentuk maka proses sebaiknya yaitu
pembentukan molekul reaktan dari molekul produk mulai
berjalan. Kesetimbangan kimia tercapai bila kecepatan reaksi
tekanan (molekul produk) telah sama dengan kecepatan reaksi
ke kiri (pembentukan molekul reaktan) dan konsentrasi
Jika dimisalkan [KI] adalah c mol/L, maka [I-] mula-mula = reaktan maupun konsentrasi produk tidak berubah-rubah lagi
c mol/L. Tetapi sebagian I-

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Page 3


Universitas Negeri Padang (UNP)
Jl. Prof. Hamka, Air Tawar, Padang, Sumatera Barat, Indonesia, 25131
Periodic , Vol 10 No 1 (2021) Chemistry Journal of Universitas Negeri Padang e-ISSN : 2339-1197
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/kimia

(konstan). Jadi, kesetimbangan kimia merupakan proses yang produk. Sesudah konsentrasi produk cukup banyak, reaksi
dinamis (Purwoko, 2006). kebalikannya (pembentukan reaktan dari produk)mulai
Banyak reksi-reaksi kimia yang berjalan tidak sempurna berlangsung. Saat mendekati keadaan kesetimbangan, reaksi
artinya reaksi-reaksi tersebut berjalan sampai pada suatu titik maju dan balik akan sama dan praktis tidak terjadi lagi
dan akhirnya berhenti dengan meninggalkan zat-zat yang perubahan konsentrasi dari reaktanatau produk (Brrown,
tidak bereaksi. Pada temperatur, tekanan dan konsentrasi 2009).
tertentu, titik pada saat reaksitersebut berhenti sama. Dalam kesetimbangan kimia terbagi menjadi dua bagian
Hubungan antara konsentrasi peraksi dan hasilreaksi tetap. diantaranya sistem kesetimbangan homogen yaitu anggota
Pada saat ini reaksi dalam keadaan setimbang. Pada saat kesetimbangan dari sistem ini memiliki kesamaan pada
setimbang, kecepatan reaksi ke kanan sama dengan kecepatan fasenya dan sistem kesetimbangan heterogen yaitu anggota
reaksi ke kiri. Kesetimbangan disini merupakan sistemnya memiliki lebih dari satu fase, maka sistem yang
kesetimbangan dinamis, bukan kesetimbangan statis. Jadi akan terbentuk juga akan memiliki lebih dari satu macam fase
sebenarnya reaksi masih ada tetapi karena kecepatannya sama, (Keenan, 1991).
seakan-akan reaksi berhenti. Atas dasar ini dapat dianggap
hampir semua reaksi berhenti pada kesetimbangan. Untuk
reaksi sempurna, kesetimbangan sangat berat disebelah kanan. II. EKSPERIMENTAL
Untukreaksi yang sangat berat di sebelah kanan. (Sukardjo, A. Alat dan Bahan
1997).
Pada reaksi yang berlangsung bolak balik, ada saat dimana Pada ekperimen ini, alat-alat yang digunakan yaitu
laju terbentuknya produk sama dengan laju terurainya kembali Erlenmeyer (200 ml) 4 buah dan (250 ml) 2 buah yang
produk menjadi reaktan. Pada keadaan ini, biasanya tidak digunakan sebagai wadah penampung titran saat titrasi,
terlihat lagi ada perubahan. Keadaan reaksi dengan laju reaksi Gelas ukur (10,25,250) ml masing masing 1 buah, Pipet
maju (ke kanan) sama dengan laju reaksi baliknya (ke kiri) takar (5 ml) 1 buah dan (25 ml) 2 buah yang digunakan
dinamakan keadaan setimbang. Reaksi yang berada dalam dalam proses pengambilan larutan, Buret 50 ml 1 buah
keadaan setimbang disebut Sistem Kesetimbangan. Ciri-ciri yang digunakan untuk proses titrasi dan Botol semprot 1
kesetimbangan kimia antara lain : hanya terjadi dalam wadah buah.
tertutup, pada suhu dan tekanan tetap, reaksinya berlangsung Dan bahan - bahan yang digunakan untuk eksperimen
terus-menerus (dinamis) dalam dua arah yang berlawanan, yaitu larutan jenuh I2 dalam CCl4, Larutan standar Ki 0,1
laju reaksi maju (ke kanan) sama dengan laju reaksi balik (ke M, larutan standar Na2S2O3 0,002 M, larutan amilum 1%
kiri), semua komponen yang terlibat dalam reaksi tetap ada, (indikator) dan padatan kristal KI.
dan tidak terjadi perubahan yang sifatnya dapat diukur B. Prosedur Kerja
maupun diamati (Oxtoby, 2001).
Sistem reaksi yang berada dalam kesetimbangan dapat 1. Menentukan KD
diganggu dari luar dengan cara mengubah konsentrasi,tekanan
atau temperatur sistem. Suatu reaksi yang berada dalam suatu Pada percobaan kali ini hal yang harus pertama kali
kesetimbangan dapat diganggu apabila terhadap sistem itu dilakukan yaitu memasukkan 200 ml aquades ke dalam
dilakukan penambahan atau pengurangan salah satu pereaksi labu erlenmeyer A, kemudian tutup rapat labu
atau produk reaksi. Jika suhu dari sistem raeksi erlenmeyer tersebut dan guncang dengan kuat, setelah
kesetimbangan diubah, maka sistem akan berusaha mereduksi itu letakkan erlenmeyer di dalam thermostat dengan
pengaruh perubahan suhu. Dampak dari perubahan suhu tiak suhu ±30⁰C selama 30 - 60 menit, sesekali labu
seperti pada perubahan konsentrasi zat, tetapi akan berdampak erlenmeyer di keluarkan dan di guncang, setelah itu
pada tetapan kesetimbangan tersebut. Pada sistem yang catat suhu yang didapatkan, kemudian ambil 5ml
melibatkan gas perubahan volume sistem pada suhu tetap larutan dari lapisan ccl4, saat mengambil lapisan ccl 4
menyebabkan tekanan sistem berubah. Besarnya tekanan dilakukan dengan cara tiup perlahan-lahan dan pipet
berbanding langsung dengan jumlah molekul. Makin banyak hungga mencapai lapisan bawah kemudian 2 gram
jumlah molekul semakin besar pula tekanan yang terjadi. padatan kristal KI dan 20 ml air aduk sampai homogen,
Peningkatan tekanan menyebabkan gas-gas berusaha setelah itu lakukan titrasi dengan menggunakan larutan
memperkecil jumlah molekul dengan cara menggeser molekul standar Na2S2O3, tambahkan 10 ml amilum saat
kearah yang memiliki koefisien reaksi paling kecil (Sunarya, larutan bewarna kuning pucat dan catat volume
2010). Na2S2O3 yang terpakai (V1) , setelah itu ambil 50ml
Dalam kesetimbangan, tanda panah rangkap mempertegas larutan Na2S2O3 dari lapisan air, titrasi dan catat
sifat dinamis dari kesetimbangan fase. Gambaran dinamis volumenya (V2) setelah itu tentukan nilai Kp.
yang sama digunakanuntuk kesetimbangan kimia, dimana 2. Menentukan KC
ikatan-ikatan akan terputus atau terbentukseiring dengan maju
mundurnya atom-atom di antara molekul-molekul reaktandan Untuk menentukan nilai Kc hal yang di lakukan
produk. Jika konsentrasi awal reaktan besar, tumbukan antara pertama kali yaitu memasukkan 200 ml larutan standar
molekul-molekulnya akan membentuk molekul-molekul KI 0,1 M ke dalam erlenmeyer B,kemudian tutup rapat

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Page 4


Universitas Negeri Padang (UNP)
Jl. Prof. Hamka, Air Tawar, Padang, Sumatera Barat, Indonesia, 25131
Periodic , Vol 10 No 1 (2021) Chemistry Journal of Universitas Negeri Padang e-ISSN : 2339-1197
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/kimia

kedua erlenmeyer tersebut dan guncang dengan n = 3 x 10−6 Mol


kuat,kemudian letakkan dalam thermostat dengan suhu
±30⁰C selama 30-60 menit,sesekali erlenmeyer
konsentrasi total iod sebagai I 2 dan I 3
dikeluarkan dan diguncang kemudian catat suhu yang
di dapatkan. Ambil 5 ml larutan dari lapisan ccl4 dan
ambil perlahan dengan pipet hingga lapisan bawah, n 0,3× 10−5
kemudian tambahkan 2 gram padatan kristal KI dan 20
m= =
v ( 0,3+0,4 ) ×10−3
ml air, dan aduk sampai semua larutan homogen,
Setelah itu lakukan titrasi dengan menggunakan larutan −5
Na2S2O3, tambahkan 10 ml amilum saat larutan 0,3 x 10 mol
= −3
bewarna kuning pucat,kemudian catat volume triosulfat 0,7 x 10 l
yang terpakai (V3). Ambil 50 ml larutan dan lapisan
luar dan lakukan titrasi dengan larutan tiosulfat, setelah
itu catat volume tiosulfat yang terpakai (V4) dan
[ I 2 ] CCl 4
K D=
tentukan nilai Kc nya. [ I 2 ] H 2O
−2
0,43× 10 m
C. Tabel Pengamatan dan Perhitungan 1,5 =
[ I 2 ] H 2O
Erlenmeyer V Na2S2O3 V Na2S2O3
a. Menentukan K D Lapisan Air Lapisan CCl4

[ I 2 ] CCl 4 0,6 ml A 0,4 ml 0,6 ml


K D= = = 1,5
[ I 2 ] H 2O 0,4 ml B 0,3 ml 0,4 ml

b. Menentukan K c [ I 2 ] H 2O = 0,002867 m →y

Mol Na 2 S2 O 3 = m × v [ I 3 =[ I 2 ]total −¿] air


−¿¿

= 2 ×10−2 ×1 ×10−3 = 0,43 ×10−2 m −0,2867 x 10−2 m

= 2 ×10−5mol = 0,001433 m →x

Mol I 2
1 −5 [I
−¿¿
=[ KI ] mula−¿
2 ×2 ×10
=
= 0,1 m – (x-y)
−5
= 1 ×10 mol
= 0,1 m - (0,001433-0,002867)
Volume tiosulfat yang dipakai pada lapisan air dalam
= 0,1 m – (- 0,001434) m
erlenmeyer B adalah 0,3 ml, sehingga:
= 0,1014 m
Mol Na 2 S2 O 3=¿ Mol I 2
−¿¿
{I 3
0,02× 10 −3
1× 10 −5
K c=
−3
=
n
[ I 2]¿ ¿
0,02× 0,3 ×10
−8 0,001433 M
6 x 10 =
n = −3
0,002867 m X 0,1014 M
0,02 x 10
0,001433 M
n = 0,3 x 10−5 Mol =
0,00029 M

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Page 5


Universitas Negeri Padang (UNP)
Jl. Prof. Hamka, Air Tawar, Padang, Sumatera Barat, Indonesia, 25131
Periodic , Vol 10 No 1 (2021) Chemistry Journal of Universitas Negeri Padang e-ISSN : 2339-1197
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/kimia

= 4,955 M IV. KESIMPULAN


Setelah melakukan percobaan kesetimbangan kimia, dapat
III. PEMBAHASAN disimpulkan bahwa kesetimbangan kimia merupakan proses
Pada percobaan kali ini yaitu tentang kesetimbangan kimia dinamis ketika terjadinya reaksi maju dan mundur yang terjadi
yang mana bertujuan untuk menentukan tetapan dalam suatu laju yang sama tetapi arah yang berlawanan.
kesetimbangan reaksi I2 + I- ⇌ I3-. Untuk memperoleh nilai Kesetimbangan kimia dapat dipengaruhi oleh konsentrasi dan
tetapan kesetimbangan reaksi, maka harus ditentukan dulu volume zat ketika pencampuran. Apabila konsentrasi pereaksi
kelarutan iod pada pelarut. Pada praktikum kesetimbangan ditambah maka kesetimbangan akan bergeser kearah prodak.
kimia dilakukan dua percobaan yaitu menentukan KD dan KC. Diperoleh nilai ketetapan kesetimbangan Kd = 1,5 dan Kc =
Pada percobaan pertama adalah menentukan KD, mula - 4,955 M.
mula dibuat terlebih dahulu larutan I2 dalam CCl4 yang
diletakkan di dalam air Erlenmeyer A. Lalu ditambahkan UCAPAN TERIMA KASIH
aquades dan terdapat dua Fasa. Hal ini disebabkan karena I2 Terima kasih diucapkan kepada bapak Umar Kalmar
merupakan senyawa Non polar sehingga tidak dapat Larut Nizar, S.Si., M.Si., Ph.D sebagai dosen pengampu mata kuliah
dalam air. Lalu Erlenmeyer ditutup dan didiamkan sambil Kimia Fisika 1, kakak-kakak PLP, bang Aqil Marsya Sidiq,
dikocok, tujuannya adalah agar I2 terdistribusi sempurna kak Joya Sabrina, kak Maulidia Arsyta Rahmi, serta kak Suci
dalam lapisan CCl4 dan air terpisah ke dalam dua jenis fasa Yulia Rizki selaku asisten dosen yang telah membantu kami
yaitu fasa polar dan fasa non polar. Setelah itu ditambahkan saat eksperimen, dan tentunya kepada rekan-rekan tim
Padatan kristal KI dan air dan di aduk hal ini bertujuan agar I 2 eksperimen yang telah bekerja sama dalam eksperimen ini.
dan CCl4 bereaksi cepat dengan I- dan menjadi I3- dan tertarik
ke dalam air. Pada saat penambahan KI, ternyata KI dapat
larut di dalam air. Senyawa iod dalam KI akan membentuk REFERENSI
ion yang kompleks yaitu tryodida. Larutan dari lapisan CCl4
(lapisan CCl4 berada di lapisan bawah air) di Titrasi dengan [1] Ahmad & Netty. 2020. Kimia Fisika II . Palembang : Rafah Press UIN
Raden Fatah palembang.
larutan standar natrium tiosulfat.
[2] Brrown, dkk. 2009. Chemistry The Central Science. Pearson
Indikator yang gunakan yaitu larutan amilum 1% yang Educational International.
ditambahkan sebanyak beberapa tetes. Fungsi dari [3] Chang, Raymond.2004. Kimia Dasar Edisi ketiga jilid 2. Erlangga:
penambahan amilum adalah untuk mendeteksi I2 dalam Jakarta.
larutan dan untuk menunjukkan titik akhir titrasi ditandai [4] Gold berg, David E.2004. Kimia untuk Pemula. Jakarta: Erlangga.
dengan perubahan warna dari biru kehitaman menjadi tidak [5] Keenan, C. W. 1991. Ilmu Kimia Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga
berwarna. Setelah didapatkan volume titrasi dan lapisan CCl 4 [6] Oxtoby, D. W. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern Edisi Kesepuluh
(V1), dilakukan uji terhadap lapisan air (V2). Sehingga Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
didapatkan volume titrasi lapisan CCl 4 yaitu 0,6 ml dan [7] Purwoko, Agus A. 2006. Kimia Dasar 1. Mataram: University Press.
lapisan air sebesar 0,4 ml. [8] Sanga, L. 2020. Kimia Fisika 1 . Jakarta : UKI Press
Pada percobaan kedua yaitu menentukan K C. Nilai KC [9] Sukardjo. 1997. Kimia Fisika. Yogyakarta: Rineka Cipta.
berarti kesetimbangan sangat cenderung ke kanan sehingga [10] Sunarya, Yayan. 2010. Kimia Dasar 1. Bandung: Yrama Widya.
[I3-] >> [I2]. Percobaan ini dilakukan dengan menambahkan [11] Tim Kimia Fisika. 2022. Modul Penuntun Praktikum Kimia Fisika I.
larutan KI ke dalam larutan I2 dalam CCl4 setelah itu dikocok Padang: UNP.
dan didiamkan selama 30 menit yang bertujuan untuk
membuat kedua larutan tersebut memisah membentuk dua LAMPIRAN
fasa. Lalu diambil lapisan CCl 4 dan ditambah kristal KI dan
air lalu di aduk hal ini bertujuan untuk membuat I2 supaya
lebih mudah larut dan membuat I2 semakin banyak. Lalu
dilakukan titrasi dengan larutan standar Na 2S2O3 untuk
menentukan konsentrasi I3. Jumlah ml I3 akan setara dengan
jumlah mol S2O3-2 yang terpakai. Indikator yang digunakan
yaitu amilum 1% yang berfungsi untuk menunjukkan titik
akhir titrasi. Titrasi juga dilakukan pada lapisan air didapatkan
volume titrasi lapisan CCl4 sebesar 0,4 ml dan lapisan air
sebesar 0,3 ml. Konsentrasi I2 tidak dapat ditentukan langsung
dari sistem kesetimbangan, tapi dihitung dari mol K D. Jadi
untuk menentukan nilai KC maka diperlukan nilai KD terlebih
dahulu.
Reaksi yamg terjadi yaitu:
I3-+ 2S2 O3-2 → S2O6-2 + 3I-
Ambil 4 ml I2 dalam Masukkan kedalam
CCl4 erlenmeyer dan tutup

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Page 6


Universitas Negeri Padang (UNP)
Jl. Prof. Hamka, Air Tawar, Padang, Sumatera Barat, Indonesia, 25131
Periodic , Vol 10 No 1 (2021) Chemistry Journal of Universitas Negeri Padang e-ISSN : 2339-1197
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/kimia

rapat

+ 4 ml Aquades Masukkan dalam labu


tadi
Ambil 40ml KI Campurkan KI + I2
dalam CCl4

Titrasi dengan larutan + indikator amilum


Tutup rapat Ambil lapisan dalam Natrium tiosulfat
CCl4

Masukkan dalam labu + 0,4 gram Kristal KI


erlenmeyer

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Page 7


Universitas Negeri Padang (UNP)
Jl. Prof. Hamka, Air Tawar, Padang, Sumatera Barat, Indonesia, 25131

Anda mungkin juga menyukai