Anda di halaman 1dari 5

Laporan Praktikum

Percobaan C-2
Kesetimbangan Kimia

I. Tujuan Percobaan
1. Menentukan tetapan kesetimbangan 𝐼2 + 𝐼 − → 𝐼3−

II. Dasar Teori


Kesetimbangan kimia terjadi pada reaksi kimia yang reversibel. Reaksi
reversibel adalah reaksi yang di mana produk reaksi dapat bereaksi balik membentuk
reaktan. Kesetimbangan kimia tercapai ketika laju reaksi maju sama dengan laju
reaksi balik dan konsentrasi dari reaktan-reaktan dan produk-produk tidak berubah
lagi. Untuk persamaan reaksi reversibel yang berada dalam kesetimbangan pada
temperatur tertentu berikut,
aA + bB ⇌ cC +dD

konstanta kesetimbangan, K, dapat dinyatakan sebagai rasio dari perkalian


konsentrasi reaktan-reaktan dibagi perkalian konsentrasi produk-produk, di mana
konsentrasi dari masing-masing substansi dipangkatkan koefisien stoikiometri dalam
persamaan reaksi setara.

Dalam air, kelarutan iodin sangat rendah, namun pada larutan kalium iodide zat
tersebut larut dengan mudah karena terjadi pembentukan ion kompleks triodida, 𝐼3− ,
sesuai dengan reaksi, 𝐼2 + 𝐼 − → 𝐼3− dapat diperoleh kesetimbangan sebagai berikut,

[𝐼3− ]
𝐾𝑐 =
[𝐼2 ][𝐼 − ]

Dalam percobaan ini, konsentrasi tersebut tidak ditentukan secara langsung


melainkan melalui koefisien distribusi (𝐾𝐷 ) iodin yang terpartisipasi dalam air dan
kloroform. Air dan 𝐶𝐻3 𝐶𝑙 tidak saling bercampur dan membentuk suatu sistem dua
lapisa. Jika ke dalam sistem di masukan iodin, maka sistem akan terbagi menjadi dua
fasa. Sehingga harga perbandingan konsentrasi iodin yakni sebesar

[𝐼2 ]𝐶𝐶𝑙4
𝐾𝐷 =
[𝐼2 ]𝐻2𝑂
III. Metode Percobaan
III.1. Alat
 Botol (atau Erlenmeyer) bersumbat 250 ml (2 pcs)
 Gelas ukur 10 ml, 25 ml, 50 ml (1 pc)
 Pipet seukuran 5 ml dan 25 ml (1 dan 2 pcs)
 Labu Erlenmeyer 200 ml (4 pcs)
 Buret 50 ml (1 pc)

Bahan
 Larutan jenuh iodin dalam kloroform
 Larutan KI 0,1 M
 Larutan natrium tiosulfat 0,02 M
 Larutan amilum 1%
 Kristal KI
 Aquades

III.2. Cara Kerja


Pertama-tama, sebanyak 20 ml larutan jenuh 𝐼2 dalam 𝐶𝐻3 𝐶𝑙 ditambahkan.
Kemudian, larutan dibagi dua dan dimasukan kedalam dua labu Erlenmeyer 250 ml
dengan label A dan B. Kedalam labu Erlenmeyer A ditambahkan 200 ml air suling dan
pada labu Erlenmeyer B ditambahkan 200 ml larutan standar KI 0,1 M. Kemudian,
kedua labu ditutup dengan rapat lalu diguncangkan dengan kuat sampai larutan sdikit
lebih homogen dan disimpan dalam thermostat selama 30-60 menit. Per 15 menit,
kedua labu dikeluarkan dari thermostat untuk di guncang kembali agar larutan tetap
homogen. Setelah selesai, larutan di keluarkan dari thermostat dan disimpan sebentar
hingga kesetimbangan dicapai. Setelah kesetimbangan dicapai, secbanyak 2 ml
𝐶𝐻3 𝐶𝑙 (kloroform) diambil dari masing-masing labu. Lalu, pada masing-masing aliquot
yang sudah diambil sebelumnya, ditambahkan 2 gram padatan kristal KI dan 20 ml air
suling. Kemudian titrasi dilakukan pada larutan tersebut dengan larutan natrium
tiosulfat sebagai titran dan amilum sebagai indicator. Amilum ditambahkan ketika
larutan berwarna kuning pucat saat pentitrasian. Kemudian, sebanyak 50 ml larutan
diambil dari labu A dan 25 ml dari labu B. Keduanya dititrasi dengan natrium tiosulfat.
IV. Data Pengamatan

[KI] = 0,1014 M
[𝑁𝑎2 𝑆2 𝑂3 ]= 0,0194 M
Massa KI = 2 gram
T = 31℃

1.1 Tabel Data Pengamatan Titrasi

V. Pengolahan Data
VI.
VII. Kesimpulan
Dari haril percobaan, diperoleh nilai tetapan kesetimbangan reaksi 𝐼2 + 𝐼 − → 𝐼3−
sebesar 609,2572 M dan nilai koefisien distribusi adalah sebesar 0,0002158 M.

VIII. Daftar Pustaka


D.A. Skoog, D. M. West, and F.J. Holler, Fundamentals of Analytical Chemistry, 7𝑡ℎ
ed., Hancourt College, Fort Worth, TX (1996).
N. Levine, Physica Chemistry; 6𝑡ℎ ed., sec. 10.6, Mc-Graw-Hill,New York (2009)
http://hopf.chem.brandeis.edu/pubs/pub234%20rep.pdf diakses 10 Februari 2020
http://web.ipb.ac.id/~tpb/files/materi/kimia101/Bab6-Kesetimbangan%20Kimia.pdf
diakses 11 Februari 2020
https://www.studiobelajar.com/kesetimbangan-kimia/ diakses 11 Februari 2020

IX. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai