Nama
Stambuk
: D1C1 13 036
Kelompok
: 3 ( Tiga)
Kelas
: Teknologi Pangan A
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada umumnya reaksi-reaksi kimia tersebut berlangsung dalam arah bolakbalik (reversible), dan hanya sebagian kecil saja yang berlangsung satu arah. Pada
awal proses bolak-balik, reaksi berlangsung ke arah pembentukan produk, segera
setelah terbentuk molekul produk maka terjadi reaksi sebaliknya, yaitu
pembentukan molekul reaktan dari molekul produk. Ketika laju reaksi ke kanan
dan ke kiri sama dan konsentrasi reaktan dan produk tidak berubah maka
kesetimbangan reaksi tercapai.
Keadaan setimbang adalah suatu keadaaan dimana konsentrasi seluruh zat
tidak lagi mengalami perubahan, sebab zat-zat diruas kanan terbentuk dan terurai
kembali dengan kecepatan yang sama. Keadaan kesetimbangan ini bersifat
dinamis, artinya reaksi terus berlangsung dalam dua arah dengan kecepatan yang
sama. Pada keadaan kesetimbangan tidak mengalami perubahan secara
mikrokopis (perubahan yang dapat diamati atau diukur). Kesetimbangan kimia
dibedakan atas kesetimbangan homogen dan kesetimbangan heterogen. Pada
kesetimbangan homogen semua zat yang ada dalam sistem kesetimbangan
memiliki fase yang sama ada dalam bentuk gas, larutan. Sedangkan
kesetimbangan heterogen semua zat-zat yang ada dalam sistem kesetimbangan
memiliki fase yang berbeda dalam bentuk padat-gas, padat-larutan.
Yod sangat rendah kelarutannya dalam air, akan tetapi dalam larutan kalium
iodida dapat larut dengan mudah. Hal ini disebabkan karena yod dalam kalium
arah
perubahan
spontanitas
diperoleh
dari
istilah
kimia
zat-zat
(Kartohadiprojo, 1994).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia. Seperti
perubahan konsentrasi.
keadaan kesetimbangan, atau lebih tepatnya jumlah relatif reaktan dan produk.
Perubahan tekanan dan volume kemungkinan memberikan pengaruh yang sama
terhadap sistem gas dalam kesetimbangan. Hanya perubahan suhu yang dapat
mengubah nilai konstanta kesetimbangan. Katalis dapat mempercepat tercapainya
keadaaan kesetimbangan dengan cara mempercepat laju reaksi maju dan laju
reaksi balik. Tetapi katalis tidak dapat mengubah posisi kesetimbangan atau
konstanta kesetimbangan (Chang, 2003).
Peristiwa adsorpsi merupakan suatu fenomena permukaan, yaitu terjadinya
penambahan konsentrasi komponen tertentu pada permukaan antara dua fase.
Adsorpsi dapat dibedakan menjadi adsorpsi fisis (physical adsorption) dan
adsorpsi kimia (chemical adsoption). Secara umum adsorpsi fisis mempunyai
gaya intermolekular yang relatif lemah, sedangkan pada adsorpsi kimia terjadi
pembentukan ikatan kimia antara molekul adsorbat dengan molekul yang terikat
pada permukaan adsorben. Pertukaran ion adalah suatu fenomena atau suatu
proses yang melibatkan pertukaran dapat balik antara ion-ion dalam larutan
dengan ion yang terikat dalam bahan penukar ion. Pada proses itu, tidak ada
perubahan secara permanen dalam struktur padatan. Mekanisme pertukaran ini
didasarkan pada sifat sorptif dari tempat yang bermuatan negatif dalam adsorben
terhadap ion bermuatan positif yang terjadi karena interaksi gaya Coulomb.
Pertukaran ion dapat dikategorikan juga sebagai proses sorption seperti halnya
adsorpsi, yaitu sejumlah tertentu bahan terlarut (solute) di fase fluida secara
selektif tertransfer ke dalam suatu partikel yang tak larut. Pertukaran ion kadang
disebut juga counterion adsorption (Kundari, 2008)
Salah satu alat yang digunakan untuk memperoleh
data kesetimbangan
antara fase liquida dan fase gas adalah Glass Othmer Still. Adapun hal hal yang
berpengaruh dalam sistem ksetimbangannya yaitu : Tekanan (P), Suhu (T),
konsentrasi komponen A dalam fase liquid (x) dan konsentrasi komponen A
dalam fase uap (y). Pada penelitian ini digunakan bahan baku etanol dari hasil
dengan kadar 99,8%. Dari data yang diperoleh, dibuat kurva kesetimbangan uap
air sistem biner etanol air. Analisis bahan baku dan produk menggunakan
spektrofotometer pharo 100, atau Gas Kromatografi (GC). Dari penelitian sistem
biner yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu, dalam penelitian tersebut
masih diperlukan kesetimbangan uap-air sistem biner untuk menghasilkan data
yang benar dan model korelasi yang dapat di aplikasikan untuk memperkirakan
kesetimbangan uap-air sistem multikomponen (Sari, 2012).
Ke dalam dua botol (atau erlenmeyer) 100 mL, yang ditandai denga A dan B,
berturut-turut masukkan 10 mL larutan jenuh I2 dalam CCl4 (gunakan gelas
ukur).
2.
3.
4.
5.
6.
Dari botol A mengambil 50 mL larutan dari lapisan air dan menitrasi dengan
larutan tiosulfat.
7.
A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum ini disajikan dalam bentuk
tabel sebagai berikut :
Perubahan
o
Suhu ( C)
Larutan
Erlenmeyer
Hasil Titrasi
Warna
A (Larutan
Aquadest)
10 mL
Orange kecokelatan
menjadi hijau kehitaman
B (Larutan
KI)
11,5 mL
Orange keunguan
menjadi bening
A1
5,9 mL
B1
24,1 mL
Diketahui : A = 10 mL
B = 11,5 mL
27 C
27oC
Endapan
Lapisan
Perhitungan :
A1 = 5,9 mL
Ditanyakan : Kc
Penyelesaian :
K=
=
= 1,7
x = Vtot
B1 = 24,1 mL
1,7 =
1,7 y = 11,5
y=
y = 6,76
Kc =
=
Kc = - 0,14
B. Pembahasan
Kesetimbangan kimia adalah suatu proses yang terjadi dalam larutan
yang meliputi perubahan fisika seperti dalam peleburan, penguapan,
dan perubahan kimia yang termasuk elektrokimia. Reaksi kimia yang sering
digunakan dalam pemeriksaan kimia yaitu reaksi yang bergantung pada
keadaan luar seperti kadar zat yang bereaksi, suhu, tekanan dan
sebagainya. Reaksi tedadinya kesetimbangan yaitu sampai tidak terlihat
perubahan susunan kimia sistem itu kearah mana suatu reaksi akan berjalan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia,
perubahan konsentrasi.
Seperti
keadaan kesetimbangan, atau lebih tepatnya jumlah relatif reaktan dan produk.
Perubahan tekanan dan volume kemungkinan memberikan pengaruh yang sama
terhadap sistem gas dalam kesetimbangan. Hanya perubahan suhu yang dapat
mengubah nilai konstanta kesetimbangan. Katalis dapat mempercepat tercapainya
keadaaan kesetimbangan dengan cara mempercepat laju reaksi maju dan laju
reaksi balik. Tetapi katalis tidak dapat mengubah posisi kesetimbangan atau
konstanta kesetimbangan.
Larutan I2 dalam larutan KI encer berwarna coklat muda. Bila 1 tetes larutan
I2 0,1 N dimasukkan kedalam 100 ml aquadest akan memberikan warna kuning
muda, sehingga dapat dikatakan bahwa dalam suatu larutan yang tidak berwarna
I2 dapat berfungsi sebagai indikator. Namun demikian, warna yang terjadi dalam
larutan tersebut akan lebih sensitif dengan menggunakan larutan kanji sebgai
katalisatornya karena kanji dengan I2 dalam larutan KI bereaksi menjadi suatu
kompleks iodium yang berwarna biru, meskipun konsentrasi I2 sangat kecil.
Dari hasil praktikum yang didapatkan, diketahui bahwa ketika dilakukan
pengenceran untuk membuat larutan standar diketahui suhu mula-mula larutan
adalah berada dalam suhu ruang yaitu 27oC. Hasil titrasi yang diperoleh dari
larutan endapan dari campuran aquadest didapatkan volume 10 mL dengan
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktiukum yaitu, proses iodometri adalah
proses titrasi terhadap iodium ( I2 ) bebas dalam larutan, sedang proses
iodimetri adalah proses titrasi menggunakan larutan I2 sebagai standar. Hasil
akhir titrasi dapat terpengaruh oleh ketidak pekatan pengukuran volume zatzat yang digunakan. Titrasi akan berakhir pada titik akhir titrasi yaitu pada
saat terjadi perubahan warna larutan. Kesetimbangan kimia adalah suatu
proses yang terjadi dalam larutan yang meliputi perubahan fisika
elektrokimia.
Katalis
dapat
mempercepat
tercapainya
keadaaan
kesetimbangan dengan cara mempercepat laju reaksi maju dan laju reaksi
balik. Tetapi katalis tidak dapat mengubah posisi kesetimbangan atau
konstanta kesetimbangan.
B. Saran
Saran saya yaitu sebaiknya praktikum dilaksanakan dengan baik agar
kami praktikan dapat memahami apa yang telah dipraktekkan.
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Edisi Ketiga Jilid 2. Erlangga : Jakarta.
Kartohadiprojo, Irma I.1994. Kimia Fisika. Erlangga: Jakarta.