Anda di halaman 1dari 10

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum kimia dasar lanjut dengan judul Hukum


Kesetimbangan Kimia Tetapan Kesetimbangan disusun oleh :
nama : Lisnawati
NIM : 1513040005
kelas/kelompok : Pendidikan Kimia A/I (satu)
telah diperiksa dan dikonsultasikan oleh asisten dan koordinator asisten, maka
laporan ini dinyatakan telah diterima.
Makassar, 2016
Koordinator asisten, Asisten

Ulben syariffudin Wahyuni Puspa Nilam

Mengetahui,
Dosen penanggung jawab

Dra. Hj.Sumiati Side,M.Si


(NIP.19610923 198503 2002)
A. JUDUL PERCOBAAN
Hukum Kesetimbangan Kimia Tetapan Kesetimbangan

B. TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa mempelajari cara menentukan tetapan kesetimbangan suatu
reaksi kimia sederhana.

C. LANDASAN TEORI
Hanya sedikit reaksi kimia yang berlangsung satu arah. Kebanyakan
merupakan reaksi reversibel. Pada awal reversibel, reaksi berlangsung maju kearah
pembentukan produk. Segera setelah beberapa molekul produk terbentuk, proses
balik mulai berlangsung yaitu pembentukan molekul reaktan dari molekul produk.
Bila laju reaksi maju dan reaksi balik sama besar dan konsentrasi reakstan dan produk
tidak lagi berubah seiring berjalannya waktu, maka tercapailah kesetimbangan kimia
(chemical equilibrium). Kesetimbangan kimia merupakan proses dinamik. Reaksi
kesetimbangan kimia melibatkan zat-zat yang berbeda untuk reaktan dan produknya.
Kesetimbangan antara dua fasa dari zat yang sama dinamakan kesetimbangan fisis
karena perubahan yang terjadi hanyalah proses fisis. Penguapan air dalam wadah
tertutup pada suhu tertentu merupakan contoh kesetimbangan fisis. Dalam kasus ini,
molekul H2O yang meningggalkan dan yang kembali ke fasa cair sama banyaknya :
H2O(l) H2O(g)
(Chang, 2005: 66).
Reaksi kimia yang digunakan dalam pemeriksaan kimia sering kali berlangsung
bolak balik. Jalannya reaksi berlangsung dalam suatu keadaan luar. Seperti kadar zat
yang bereaksi ini pada suhu dan sebagainya. Umpamanya reaksi berikut :
aA + bB mM + nN
reaksi ini dapar berjalan searah ataupun dua arah, ke kiri atau ke kanan, seperti
ditunjukkan oleh tanda panah pada gambar yang kembar. Reaksi diatas berjalan
sampai pada tercapaiya kesetimbangan, yaitu sampai tidak terlihat lagi perubahan
susunan kimia system itu. Tetapi yang penting dalam pemeriksaan itu adalah
mengetahui kearah mana reaksi akan berjalan. Kapan kesetimbangan tercapai dan
apakah reaksi itu telah berjaan sempurna (Rivai, 1995: 13).
Kesetimbangan fase seperti kesetimbangan uap-cair (VLE) berhungan dengan
suatu sistem pada saat mana fase cair berada dalam kesetimbangan dengan fasa
uapnya. Karakteristik dari kesetimbangan fase dalam termodinamika adalah adanya
kesamaan tekanan, suhu dan fugasitas dari masing-masing komponen dalam semua
fase yang berada dalam kesetimbangan. Kondisi kesetimbangan dinyatakan dengan
energi Gibbs (G) yang dimiliki sistem tersebut, perubahan energi Gibbs yang terjadi
untuk semua proses irreversibel dinyatakan : dG Tot 0. Pertidaksamaan ini
menyatakan bahwa dalam sistem tertutup pada tekanan dan temperatur tetap, apabila
perubahan properti terjadi maka energi Gibbs total akan menurun. Dengan kata lain
energi Gibbs akan minimal pada kondisi kesetimbangan. Energi Gibbs total
memberikan kondisi umum suatu kesetimbangan, untuk larutan digunakan term
energi Gibbs akses yang mempresentasikan penyimpangan dari larutan ideal.
Permasalahan menentukan komposisi kesetimbangan pada sistem reaktif
membutuhkan sebuah kondisi dan informasi spesifik mengenai komponen yang ada
dalam sistem tertutup (Kuswandi, 2008: 179-180).
Istilah kesetimbangan homogen berlaku untuk reaksi yang semua spesi
bereaksinya berada pada fasa yang sama. Contoh dari kesetimbangan fasa gas
homogen adalah penguraian N2O4. Konstanta kesetimbangannya sebagaimana
diberikan pada persamaan :
[ NO 2]2
Kc = [N 2 O 4 ]

Perhatikan bahwa subskrip dalam Kc menyatakan bahwa konsentrasi spesi yang


bereaksi dinyatakan dalam mol per liter. Konsentrasi reaktan dan produk dalam reaksi
gas juga dapat dinyatakan dalam tekanan parsialnya. Reaksi reversibel yang
melibatkan reaktan dan produk yang fasanya berbeda menghasilkan kesetimbangan
heterogen. Sebagai contoh, ketika kalsium karbonat dipanaskan dalam wadah
tertutup, kesetimbangan berikut akan tercapai :
CaCO3(s) CaO (s) + Co2(g)
Dua padatan dan satu gas ini membentuk tiga fasa yang terpisah. Pada kesetimbangan
kita dapat menuliskan konstanta kesetimbangan sebagai :
[CaO][CO 2]
Kc = [CaCO 3]

( Chang, 2005: 69, 72).


Menurut Petrucci (1999: 188) bahwa kesetimbangan dinamis adalah keadaan
dimana dua proses yang berlawanan terjadi dengan laju yang sama. Ini
mengakibatkan tidak terjadi lagi perubahan bersih dalam system pada kesetimbangan.
Kita telah menyinggung beberapa macam keadaan kesetimbangan. Mari kita tinjau
duan diantaranya secara singkat.
1. Jika suatu cairan menguap dalam wadah tertutup, pada suatu waktu tertentu akan
terjadi perubahan uap kekeadaan cair dalam laju yang sama dalam
penguapannya,
2. Jika padatan larut dalam pelarut, terdapat suatu titik dimana pertikel padatan
tambahan larut dengan laju yang sama dengan pengendapan padatan yang telah
larut. Larutan menjadi jenuh dan konsentrasi tetap.
Pada keadaan setimbang, penggal persamaan dalam logaritma merupakan suatu
tetapan. Tetapan itu disebutkan sebagai tetapan kesetimbangan termodinamika yang
dapat dirumuskan sebagai berikut :
m n
[ M ] [N ]
a b
=K T
A B

Rumusan diatas penting dalam ilmu kimia pada umumnya dan pemeriksaan kimi
khususnya. Rumusan ini dapat menunjukkan bahwa pada suhu dan tekanan uap,
dalam reaksi bolak-balik yang berad dalam keadaan setimbang nisbah keaktifan
anasir-anasir yang dipangkatkan dengan koefisien masing-masing reaksinya memiliki
tetapan (Rivai, 1995: 18).
Pada umumnya, tetapan kesetimbangan K ditentukan secara termodinamika.
Berdasarkan konsep ini, untuk suatu sistem homogen, pada suatu temperatur tertentu,
harga K sama dengan nisbah antara konsentrasi semua spesi produk pangkat koefisien
masing-masing dengan pereaksi pangkat koefisien masing-masing pada saat reaksi
setimbang. Dalam praktek terkadang, ini bisa memerlukan waktu yang relatif lama.
Secara kinetika konvensional, tetapan (keadaan) kesetimbangan biasanya ditentukan
(atau lebih umum,diajarkan) dengan menggunakan metode diferensial yakni dengan
logika: pada saat kesetimbangan laju reaksi maju sama dengan reaksi balik, hal ini
mudah diterima. Namun ada dua masalah yaitu: pertama, secara eksperimen, laju
pada saat kesetimbangan tidak dapat ditentukan karena konsentrasi komponen reaksi
tidak lagi berubah dengan waktu. Kedua, penentuan tetapan laju berdasarkan metode
diferensial tidak akan memberikan harga yang pasti, harga yang pasti harus diperoleh
dengan menggunakan metode intgral (Patiha, 2013: 23).
Persamaan serta pemeriksaan jenis dan jumlah zat kimia, biasanya digunakan
empat macam reaksi kimia, yaitu reaksi asam basa yang pembentukan kompleks,
reaksi pengendapan, atau reaksi oksidasi reduksi. Untuk setiap macam reaksi itu
tetapan kesetimbangan dapat diturunkan dan harganya digunakan sebagai patokan
keterpakaian reaksi ini dalam suatu pemeriksaan kimia berjalan sempurna, tetapi
dalam beberapa reaksi hanya berjalan sebagian. Mungkin timbul pertanyaan, seberapa
jauh kesempurmaam reaksi yang memenuhi syarat untuk dipakai dalam pemeriksaan
kimia? Biasanya dalam pemeriksaan kimia reaksi yang berjalan menghasilkan 99,9%
hasil reaksi dapat diterima sebagai reaksi yang berjalan sempurna, karena kesalahan
0,1% dalam suatu penentuan analisis sering kali lebih kecil dari pada kesalahn
pengamat (Rivai, 1995: 21).
Usaha pertama untuk menghubungkan laju reaksi dengan tetapan
kesetimbangan dilakukan dengan Guldberg dan Waage. Mereka mengajukan bahwa
keadaan kesetimbangan dapat diberikan dengan mempersembahkan hukum-hukum
laju pada reaksi ke kiri dan ke kanan. Namun rumus ini tidak selalu menghasilkan
rumus tetapan kesetimbangan. Gulberg dan Waage tidak selalu menggunakan
koefisien dari persamaan reaksi yang setara sebagai eksponen dalam rumus hukum
laju (Petrucci, 1999: 209).
Menurut Bangkit (2012: 11,13) suatu sistem disebut dalam keadaan setimbang
(equilibrium state) bila harga semua variabel termodinamikanya tidak berubah
dengan waktu, dan di dalam sistem tidak ada gradien harga variabel-variabel
intensifnya. Kesetimbangan terkait dengan proses pengamatan dan waktu. Ketidak
berubahan harga variabel-variabel termodinamika suatu sistem dengan waktu
merupakan syarat yang perlu agar suatu sistem setimbang. Lamanya waktu proses
ekstraksi sangat berpengaruh terhadap minyak yang dihasilkan. Pada keadaan
setimbang, yang mempunyai nilai sama adalah potensial kimia dari kedua fase, bukan
konsentrasi, sehingga transfer solute menjadi terhenti. Kenaikan waktu proses yang
digunakan menghasilkan kenaikan jumlah minyak yang dihasilkan. Lamanya waktu
akan mempermudah penetrasi pelarut kedalam bahan baku, kelarutan komponen-
komponen minyak cengkeh berjalan dengan perlahan sebanding dengan kenaikan
waktu, akan tetapi setelah mencapai waktu optimal jumlah minyak yang terambil
mengalami penurunan. Hal ini disebabkan komponen minyak pada bahan baku
jumlahnya terbatas dan pelarut yang digunakan mempunyai batas kemampuan untuk
melarutkan bahan yang ada,sehingga walaupun waktu diekstraksi diperpanjang solute
yang ada pada bahan sudah tidak dapat melarut lagi.
D. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a. Tabung reaksi kecil 6 buah
b. Rak tabung reaksi 1 buah
c. Pipet tetes 5 buah
d. Gelas ukur 25 mL 2 buah
e. Gelas ukur 10 mL 2 buah
f. Lap kasar 1 buah
g. Botol semprot 1 buah
h. Mistar 1 buah
2. Bahan
a. Larutan kalsium tiosulfat (KSCN) 0,002 M
b. Larutan ferinitrat Fe(NO3)3 0,2 M
c. Aquades (H2O)
d. Label
e. Tissue
E. PROSEDUR KERJA
1. Lima tabung reaksi yang bersih disediakan dan diberi nomor 1,2,3,4 dan 5.
Kedalam lima tabung reaksi ini dimasukkan masing-masing 5,0 mL KSCN 0,002
M. Kedalam tabung reaksi pertama ditambahkan 5 mL larutan Fe(NO 3)3 0,2 M.
Tabung reaksi ini dipergunakan sebagai standar.
2. 10,0 mL Fe(NO3)3 0,2 M diukur dan air ditambahkan sehingga volumenya
menjadi 25 mL. 5 mL diukur dari larutan ini dan dimasukkan kedalam tabung
reaksi kedua.
3. 10 mL larutan yang tersisa dari perlakuan 2 diukur, lalu ditambahkan air
sehingga volumenya menjadi 25 mL. Lalu 5 mL larutan yang telah diencerkan
diukur dan dimasukkan kedalam tabung ketiga.
4. Dengan cara yang sama, dilakukan seterusnya sampai dengan tabung kelima
dimana menggunakan larutan Fe(NO3)3 yang semakin encer.
5. Warna laurtan dari tabung kedua dengan tabung standar dibandingkan agar dapat
dihitung konsentrasi FeSCN2+. Jika warna tidaka sama, larutan dari tabung
standar dikeluarkan setetes demi setetes sehingga kedua tabung tersebut
menunjukkan intensitas warna yang sama, dan tinggi larutan dalam masing-
masing tabung diukur sampai ketelitian 1 mm ( larutan yang telah diukur
dimasukkan kedalam wadah lain yang bersih agar selalu dapat digunakan
kembali jika diperlukan. Cara ini dilanjutkan untuk tabung 1 dan 3, tabung 1 dan
4, dan tabung 1 dan 5.

F. HASIL PENGAMATAN
Tabung ke- Tinggi larutan Tinggi larutan Perbandingan
(cm) standar (cm) tinggi (cm)
I 6,1 6.1 1
II 6,3 4,7 0,74
III 5,7 4,5 0,78
IV 6,6 2,8 0,42
V 6,5 0,5 0,07

Tabung Konsentrasi awal Konsetrasi kesetimbangan


ke- [Fe3+] [SCN-] [FeSCN2+] [Fe3+] [SCN-]
1 0,2 0,02 0,001 0,199 0,003
2 0,08 0,02 7,4 10-4 0,079 1,26 10-3
3 0,032 0,02 7,8 10-4 0,031 1,22 10-3
4 0.0128 0,02 4,2 10-4 0,012 1,58 10-3
5 0,00052 0,02 7 10-5 4,5 10-4 1,93 10-3

Tabung [Fe3+] [FeSCN2+] [Fe3+] [FeSCN2+] [FeSCN2+]


ke- [SCN-] [SCN-] [Fe3+] [SCN-]
1 5,97 10-7 6 10-2 1,69
2 7,36 10-8 46 10-2 7,47
3 2,94 10-8 19 10-2 21.08
4 7,96 10-9 3,16 10-3 23,33
5 6,07 10-11 1,63 10-5 81,39

G. PEMBAHASAN
Kesetimbangan kimia adalah keadaan reaksi bolak-balik dimana laju reaksi
reaktan dan produk sama dan konsentrasi keduanya tetap. Keadaan setimbang adalah
keadaan dimana konsentrasi seluruh zat tidak mengalami perubahan sebab zat-zat
diruas kanan terbentuk dan terurai kembali dengan kecepatan yang sama. Keadaan
setimbang ini bersifat dinamik, artinya reaksi terus berlangsung dalam dua arah
dengan kecepatan yang sama. Tetapan kesetimbangan adalah nilai konstan yang
menunjukkan perbandingan konsentrasi produk dan reaktan pada suhu tetap. Konstan
yang menyatakan tetapan kesetimbangan berdasarkan konsentrasi dilambangkan
dengan Kc. Tetapan kesetimbangan bergantung pada jenis reaksi yaitu reaksi
homogen atau reaksi heterogen.
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah mempelajari atau menentukan
kesetimbangan suatu reaksi kimia sederhana. Prinsip dasar dalam percobaan hukum
kesetimbangan dan tetapan kesetimbangan ini adalah kalorimeter. Penentuan
kalorimeter ini didasarkan pada fakta bahwa intensitas dari suatu berkas cahaya yang
melalui larutan berwarna, bergantung pada jumlah partikel yang berwarna yang ada
dalam jala berkas cahaya tersebut. Prinsip kerja yaang dilakukan pada percobaan
yang dilakukan yaitu pengenceran, pengukuran, dan pengamatan perubahan warna.
Pengenceran ini dilakukan yaitu mengencerkan Fe(NO 3)3 sebanyak empat kali.
Pengenceran tersebut dilakukan agar diperoleh intensitas warna yang semakin rendah
karena semakin rendahnya juga konsentrasi zat terlarut dalam larutan. Selanjutnya
pengukuran yaitu mengukur tinggi larutan dari tabung pertama sampai kelima,
kemudian mengamati warna pada tabung reaksi, caranya dengan melihat dari atas
tabung karena bisa diketahui warnanya dengan baik. Intensitas warna dipengaruhi
oleh konsentrasi dan kedalaman larutan. Selain itu, cara mengukur tinggi larutan
adalah dengan mengukur tinggi larutan dari dasar tabung sampai permukaan larutan
menggunakan mistar.
Pada percobaan ini, larutan Fe(NO3)3 yang berfungsi sebagai penyedia kation
Fe dengan dicampur KSCN yang berfungsi sebagai penyedia ion SCN- dan
menghasilkan warna larutan orange. Reaksi yang terjadi yaitu:
Fe3+ (aq) + SCN- (aq) Fe(SCN2+) (aq)
Hasil yang diperoleh dari percobaan ini menunjukkkan intensitas warna antara
larutan yang satu dengan yang lain warnanya berbeda. Sehingga konsentrasinya
berbeda pula. Intensitas warna sebanding dengan warna tabung standar yang tinggi
larutan 1 cm. Hal ini menunjukkan prinsip kalorimetri.

H. KESIMPULAN DAN SARAN


1. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa tetapan kesetimbangan untuk reaksi Fe3+ + SCN-2
FeSCN2+ dapat ditentukan dari prinsip kalorimeter yang dimana intensitas
warna larutan berbanding lururs dengan konsentrasi dan kedalaman larutan, sehingga
diperoleh persamaan tetapan kesetimbangannya yaitu Kc: [FeSCN2+]
[Fe3+] [SCN-]
2. Saran
Kepada praktikan agar dapat lebih teliti lagi dalam mengukur tinggi larutan dan
dalam menyamakan warna larutan.

\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.
Kuswandi, Khoirul Anam, dan Yan Provinta Laksana. 2008. Solubilitas Gas CO2
dalam Larutan Potassium Karbonat. Jurnal Teknik Kimia. Vol.3. No.1. Hal :
178-180.
Patiha. 2013. Penentuan Tetapan Laju Reaksi Balik dan Tetapan Kesetimbangan
Dengan Pendekatan Reaksi Searah dan Hukum Laju Reaksi maju.
ALCHEMY Jurnal Penelitian Kimia. Vol. 9. No. 2. Hal : 22-32.
Pettruci, Ralph H, dan Suminar. 2008. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern.
Jakarta Erlangga.
Rivai, Harrizul. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta: Universitas Indonesia (UI
Press).
P.S., Tagora Bangkit. 2012. Penentuan Kondisi Keseimbangan Unit Leaching Pada
Produksi Eugenol dari Daun Cengkeh. Jurnal Teknik Kimia USU. Vol.1. No.
1. Hal : 11, dan 13.

Anda mungkin juga menyukai