Anda di halaman 1dari 14

Laporan Praktikum Kimia Dasar II

Kesetimbangan Kimia

IX. Analisis Data


a. Kesetimbangan Kiia Besi (III) Tiosinat (Rodanida)
Pada percobaan pertama yaitu mempelajari pengaruh konsentrasi terhadap
kesetimbangan kimia (kesetimbangan kimia Besi (III) Tiosinat (Rodanida)).
Pertama 5 ml KSCN 0,002 M (bening tidak berwarna) dimasukkan
pada gelas kimia. Kemudian ditambah 2 tetes FeCl3 0,1 M (kuning) dan
dikocok sampai rata.
Lalu larutan KSCN + FeCl3 (berubah warna jingga) yang terdapat pada
gelas kimia didistribusikan secara merata ke 4 tabung reaksi. Untuk tabung 1
disimpan sebagai pembanding. Untuk tabung 2 ditambah 3 tetes KSCN 1 M
warnanya berubah dari jingga menjadi merah. Untuk tabung 3 ditambah 3
tetes FeCl3 0,1 M warnanya berubah menjadi merah tua dan untuk tabung ke 4
ditambah beberapa butir kecil NaH2PO4 warnanya berubah menjadi jernih
(tidak berwarna).
b. Kesetimbangan Natrium Dikromat
Pada percobaan kedua yaitu mempelajari kesetimbangan ion-ion dalam
larutan (Kesetimbangan Natrium Dikromat).
Pertama menyiapkan 2 tabung reaksi (A dan B) masing-masing disi
dengan 1 mL K2Cr2O7 0,1 M dan untuk tabung reaksi A disimpan sebagai
pembanding. Untuk tabung reaksi B ditambah NaOH 0,5 M dengan tetes demi
tetes dan hitung banyak tetesan NaOH hingga terjadi perubahan menjadi
warna kuning. Kami menambahkan 35 tetes hingga terjadi perubahan warna.
Setelah terjadi perubahan warna kuning ditetesi HCl 0,5 M sebanyak tetesan
yang sama dengan NaOH 0,5 M. Setelah ditambah 5 tetes HCl 0,5 M tabung B
warna larutannya kembali seperti semula berwarna jingga.
c. Kesetimbangan Magnesium Hidroksida
Pada percobaan ketiga yaitu mempelajari pengaruh konsentrasi terhadap
kesetimbangan kimia (Kesetimbangan Magnesium Hidroksida).
Pertama 1 mL MgCl2 0,2 M (bening tidak berwarna) dimasukkan ke
dalam tabung reaksi A. Lalu ditambah 1 mL NH4OH 0,5 M (bening tidak
berwarna) berubah warna menjadi keruh dan terdapat endapan putih pada
dasar larutan tersebut.

15
Laporan Praktikum Kimia Dasar II
Kesetimbangan Kimia

Kedua 1 mL MgCl2 0,2 M (bening tidak berwarna) dimasukkan ke dalam


tabung reaksi B. Lalu ditambah 1 mL NH4OH 0,5 M (bening tidak berwarna)
dan 1 mL NH4Cl 0,5 M (bening tidak berwarna). Pada saat ditambah dengan 1
mL NH4OH 0,5 larutan menjadi keruh dan terdapat endapan, dan ketika
ditambah dengan NH4Cl 0,5 M menjadi bening tidak berwarna dan endapan
putih hilang karena larut.
d. Kesetimbangan Kimia Membentuk Cincin Coklat
Pada percobaan keempat yaitu mempelajari kesetimbangan kimia
membentuk cincin coklat.
Pertama 1 mL larutan NaNO3 (bening tidak berwarna) dimasukkan ke
dalam tabung reaksi, lalu ditambah 5 tetes H2SO4 2 M (bening tidak berwarna)
dan 5 tetes FeSO4 jenuh (bening tak berwarna) manjadi bening tidak berwarna.
Kedua teteskan 1 mL H2SO4 pekat mengitari dinding tabung reaksi. Setelah
ditambahkan larutan menjadi berwarna jernih dan terbentuk cincin coklat di
tengah larutan tersebut.
e. Kesetimbangan Kimia Timbal (II) Sulfat
Pada percobaan kelima yaitu mempelajari pengaruh suhu terhadap
kesetimbangan kimia (kesetimbangan kimia timbal (II) sulfat).
Pertama menuangkan 2 mL Pb(NO3)2 0,5 M ke dalam tabung reaksi,
kemudian ditambah 5 tetes H2SO4 0,1 M dan beberapa tetes alcohol (etanol)
hingga membentuk endapan PbSO4 putih dan larutan menjadi keruh.
Kedua, panaskan larutan tersebut hingga endapan putih tersebut larut.
Setelah itu, didiamkan sampai dingin dan endapan putih terbentuk kembali.
X. Pembahasan
a. Kesetimbangan Besi (III) Tiosinat (Rodanida)
Pada percobaan pertama yaitu mempelajari pengaruh konsentrasi
terhadap kesetimbangan kimia (kesetimbangan kimia Besi (III) Tiosinat
(Rodanida)). Dengan reaksi sebagai berikut :

Percobaan 1

3KSCN (aq) + FeCl3 (aq) 3KCl (aq) + Fe(SCN)3 (aq)

16
Laporan Praktikum Kimia Dasar II
Kesetimbangan Kimia

Percobaan 2 dan 3

Fe3- + SCN- (Fe(SCN))2+

Percobaan 4

NaH2PO4 (s) Na+ (aq) + H2PO4- (aq)

Fe3+ (aq) + H2PO4- (aq) FePO4 (aq)+ 2H+

Pertama 5 ml KSCN 0,002 M (bening tidak berwarna) dimasukkan


pada gelas kimia. Kemudian ditambah 2 tetes Fe(NO3)3 0,1 M (kuning) dan
dikocok sampai rata.
Lalu larutan KSCN + Fe(NO3)3 (berubah warna menjadi jingga) yang
terdapat pada gelas kimia didistribusikan secara merata ke 4 tabung reaksi.
Untuk tabung 1 disimpan sebagai pembanding. Untuk tabung 2 ditambah 3
tetes KSCN 1 M warnanya menjadi merah. Untuk tabung 3 ditambah 3 tetes
FeCl3 0,1 M warnanya berubah menjadi merah tua dan untuk tabung ke 4
ditambah beberapa butir kecil NaH2PO4 warnanya berubah menjadi jernih
(tidak berwarna).
Secara teori, jika konsentrasi salah satu zat ditambah, maka sistem akan
bergeser dari arah zat tersebut dan Jika konsentrasi salah satu zat dikurangi,
maka sistem akan bergeser ke arah zat tersebut. Penambahan FeCl3 akan
membuat sistem bergeser kearah produk sehingga menimbulkan larutan
berwarna merah tua. Begitu pula dengan penambahan KSCN kesetimbangan
akan bergeser ke arah produk, dan warna merah tua yang dihasilkan berasal
dari ion [Fe(SCN)]2+. Secara teori jika suatu zat pada reaktan ditambah maka
kesetimbangan akan bergeser ke arah produk. Pada tabung 4 penambahan
H2PO4 berperan sebagai inhibitor (pengganggu) dengan cara berikatan
dengan Fe3+. Karena ion Fe3+ pada reaktan berkurang akibat adanya H2PO4
sebagai inhibitor maka kesetimbangan bergeser ke arah reaktan dan
perubahan warna menjadi jernih disebabkan oleh sifat produk yang
dihasilkan (FePO4) sendiri yang jernih tidak berwarna. Menurut Asas Le
Chateier, bila pada sistem kesetmbangan diadakan aksi maka sistem akan

17
Laporan Praktikum Kimia Dasar II
Kesetimbangan Kimia

mengadakan reaksi sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi menjadi sekecil-


kecilnya. Reaksi = - Aksi
b. Kesetimbangan Natrium Dikromat
Pada percobaan kedua yaitu mempelajari kesetimbangan ion-ion dalam
larutan (Kesetimbangan Natrium Dikromat). Dengan reaksi sebagai berikut :

K2CrO7 (aq) + 4NaOH (aq) 2Na2CrO4 (aq) + 2KOH (aq) +

H2O (l)

2KOH (aq) + 4HCl (aq) K2CrO7 (aq) + 4NaCl (aq) + 3 H2O (l)

Cr2O72- + 2OH- 2CrO42- + H2O

2CrO42- + 2H+ Cr2O72- + H2O

Pertama menyiapkan 2 tabung reaksi (A dan B) masing-masing disi


dengan 1 mL K2Cr2O7 0,1 M dan untuk tabung reaksi A disimpan sebagai
pembanding. Untuk tabung reaksi B ditambah NaOH 0,5 M dengan tetes
demi tetes dan hitung banyak tetesan NaOH hingga terjadi perubahan
menjadi warna kuning. Kami menambahkan 35 tetes hingga terjadi
perubahan warna. Setelah terjadi perubahan warna kuning ditetesi HCl 0,5 M
sebanyak tetesan yang sama dengan NaOH 0,5 M. Setelah ditambah 5 tetes
HCl 0,5 M tabung B warna larutannya kembali seperti semula berwarna
jingga.
Pada percobaan kedua, NaOH berfungsi sebagai reduktor, penambahan
NaOH mengubah larutan K2Cr2O7 yang berwarna jingga menjadi berwarna
kuning. Hal ini dikarenakan ion Cr2O72- yang berwarna jingga direduksi
menjadi ion CrO42- yang berwarna kuning. Sedangkan HCl berfungsi sebagai
oksidator, penambahan HCl mengoksidasi ion CrO42- menjadi Cr2O72-
sehingga warna kuning kembali menjadi jingga seperti semula.
c. Kesetimbangan Magnesium Hidroksida
Pada percobaan ketiga yaitu mempelajari pengaruh konsentrasi terhadap
kesetimbangan kimia (Kesetimbangan Magnesium Hidroksida). Dengan
reaksi sebagai berikut:

MgCl2 (aq) + 2NH4OH (aq) Mg(OH)2(s) + 2NH4Cl(aq)

18
Laporan Praktikum Kimia Dasar II
Kesetimbangan Kimia

Mg2+ + 2OH- Mg(OH)2

Pertama 1 mL MgCl2 0,2 M (bening tidak berwarna) dimasukkan ke


dalam tabung reaksi A. Lalu ditambah 1 mL NH4OH 0,5 M (bening tidak
berwarna) berubah warna menjadi keruh dan terdapat endapan putih pada
dasar larutan tersebut.
Kedua 1 mL MgCl2 0,2 M (bening tidak berwarna) dimasukkan ke
dalam tabung reaksi B. Lalu ditambah 1 mL NH4OH 0,5 M (bening tidak
berwarna) dan 1 mL NH4Cl 0,5 M (bening tidak berwarna). Pada saat
ditambah dengan 1 mL NH4OH 0,5 larutan menjadi keruh dan terdapat
endapan, dan ketika ditambah dengan NH4Cl 0,5 M menjadi bening tidak
berwarna dan endapan putih hilang karena larut.
Pada percobaan ketiga, diterapkan, jika volume diperbesar maka reaksi
akan bergeser kearah koefisien yang lebih besar, begitu pula sebaliknya jika
volume diperkecil maka reaksi akan bergeser kearah koefisien yang lebih
kecil. Penambahan NH4OH pada larutan MgCl2 menyebabkan
kesetimbangan bergeser ke arah produk dan menimbulkan endapan Mg(OH)2
yang merupakan gelatin. Sedangkan penambahan NH4Cl menggeser
kesetimbangan ke arah reaktan sehingga endapan Mg(OH)2 larut.
d. Kesetimbangan Kimia membentuk Cincin Coklat
Pada percobaan keempat yaitu mempelajari kesetimbangan kimia
membentuk cincin coklat. Dengan reaksi sebagai berikut :

2NO3- (aq) + 4H2SO4 (aq) + 6Fe2+ (aq) 2NO (g) + 4SO42- (aq) +

4H2O (l) + 6Fe3+ (aq)

Fe2+ (aq) + NO (g) [Fe(NO)]2+


Pertama 1 mL larutan NaNO3 (bening tidak berwarna) dimasukkan ke dalam
tabung reaksi, lalu ditambah 5 tetes H2SO4 2 M (bening tidak berwarna) dan
5 tetes FeSO4 jenuh (bening tidak berwarna) menjadi bening tidak berwarna.
Kedua teteskan 1 mL H2SO4 pekat mengitari dinding tabung reaksi. Setelah
ditambahkan maka larutan berwarna jernih kuningan, dan terbentuk cincin
coklat di tengah larutan tersebut. H2SO4 2 M berfungsi untuk mempercepat
reaksi dengan cara membentuk suasana asam, sedangkan H2SO4 pekat

19
Laporan Praktikum Kimia Dasar II
Kesetimbangan Kimia

berfungsi sebagai oksidator yang mengubah ion Fe2+ menjadi Fe3+. Cincin
coklat yang dihasilkan disebabkan oleh pembentukan [Fe(NO)]2+. Reaksi
antara larutan nitrat (NaNO3) dengan larutan asam pekat (FeSO4) dapat
membentuk cincin coklat [Fe(NO)]2+ pada perbatasan antara kedua larutan
tersebut.
e. Kesetimbangan Kimia Timbal (II) Sulfat
Pada percobaan kelima yaitu mempelajari pengaruh suhu terhadap
kesetimbangan kimia (kesetimbangan kimia timbal (II) sulfat). Dengan reaksi
sebagai berikut :

Pb(NO3)2 (aq) + H2SO4 (aq) PbSO4 (s) + 2HNO3 (aq)

Pb2+ + SO42- PbSO4

Pertama menuangkan 2 mL Pb(NO3)2 0,5 M ke dalam tabung reaksi,


kemudian ditambah 5 tetes H2SO4 0,1 M dan 5 tetes alcohol (etanol) hingga
membentuk endapan putih dan larutan agak keruh.
Kedua, panaskan larutan tersebut hingga endapan putih tersebut larut.
Setelah larut, didiamkan sampai dingin dan endapan putih terbentuk kembali
dan larutan menjadi jernih.
Pada percobaan kelima, penambahan H2SO4 pada larutan Pb(NO3)2
menimbulkan endapan PbSO4 yang berwarna putih. Reaksi pembentukan
endapan merupakan reaksi eksoterm. Hal ini dibuktikan dengan panasnya
tabung reaksi yang berarti melepaskan kalor. Secara teori Jika suhu
dinaikkan, maka reaksi akan bergeser arah reaksi yang membutuhkan panas
yaitu reaksi yang bersifat endoterm. Sebaliknya bila suhu reaksi diturunkan
maka reaksi akan bergeser ke arah reaksi yang melepaskan panas yaitu reaksi
yang bersifat eksoterm. Sehingga, pemanasan mengakibatkan pergeseran
reaksi ke arah endoterm, yaitu reaktan. Sehingga pemanasan mengakibatkan
endapan larut. Sedangkan pendinginan larutan setelah pemanasan
mengakibatkan larutan diatas mengendap kembali, dan yang semula keruh
menjadi jernih tidak berwarna karena endapan yang terbentuk kembali
mengendap di dasar larutan.

20
Laporan Praktikum Kimia Dasar II
Kesetimbangan Kimia

XI. Kesimpulan

Dari percobaan yang telah kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa pergeseran
kesetimbangan dapat dipengaruhi oleh:

1. Perubahan konsentrasi salah satu zat


 Jika konsentrasi salah satu zat diperbesar, maka kesetimbangan akan
bergeser ke arah yang berlawanan dari zat tersebut.
 Jika konsentrasi salah satu zat diperkecil, kesetimbangan akan bergeser
ke arah zat tersebut.
2. Perubahan suhu

 Jika suhu dinaikan, maka kesetimbangan reaksi bergeser ke arah reaksi


endoterm.
 Jika suhu diturunkan, maka kesetimbangan reaksi bergeser ke arah
reaksi eksoterm.

3. Volume dan Tekanan


 Peningkatan volume menyebabkan kesetimbangan harus bergeser ke
arah jumlah molekul yang terbesar agar penurunan tekanan tidak
terlalu besar.
 Pengurangan volume menyebabkan kesetimbangan harus bergeser ke
arah jumalah molekul yang terkecil agar peningkatan tekanan tidak
terlalu besar.
4. Penambahan asam atau basa
 Penambahan asam atau basa mengubah reaksi tuntas menjadi reaksi
bolak-balik

21
Laporan Praktikum Kimia Dasar II
Kesetimbangan Kimia

XII. Jawaban Pertanyaan


1. Dengan anggapan system kesetimbangan untuk reaksi :
H2 + I2 2HI

Jika 23 gram I2 dan 0,5 gram H2 dipanaskan pada 450°C sampai


kesetimbangan tercapai, tentukan berat I2 jika berat mula-mula 8,95
gram. Hitunglah konsentrasi HI dan H2!

3
Mol setimbang I2 : 254 = 0.012mol
0,5
H2 : = 0,25mol
2
8,95
Mol mula-mula I2 : = 0,035mol
254

Dengan reaksi :
1 Liter
H2 + I2 2HI
M : 0,273 0,035
r : - 0,023 -0,023 + 0,023
s : 0,25 0,012 0,023

Besarnya konsentrasi :
0,023mol
[HI] = = 0,023 M
1L

0,25mol
[H2 ] = = 0,25M
1L

0,012mol
[I2 ] = = 0,012M
1L

[HI]2
Kc =
[H2 ][I2 ]

[0,023]2
=
[0,25][0,012]

= 17,6

22
Laporan Praktikum Kimia Dasar II
Kesetimbangan Kimia

2. Sistem kesetimbangan akan bergeser ke arah mana bila:


a. Volume system diperbesar
b. Temperatur system diperbesar
a. Apabila volume sistem diperbesar maka sistem kesetimbangan tidak
akan bergeser.
b. Apabila temperatur dinaikkan maka sistem kesetimbangan akan bergeser
ke arah kiri (produk) yaitu reaksi yang menyerap kalor (endoterm).

23
Laporan Praktikum Kimia Dasar II
Kesetimbangan Kimia

XIII. Daftar Pustaka

Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar : Konsep-Konsep Inti Jilid 2 Edisi Ketiga.
Jakarta : Erlangga.

G. Suehla. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan semimikro Edisi
Kelima Bagian I dan II. Terjemahan oleh Setiono, dkk. Jakarta : PT Kalman
Media Pustaka.

Keenan, dkk. 1980. Kimia Unsur Universitas Jilid 2. Jakarta : Erlangga.

Nasruddin, Harun. 2004. Kesetimbangan Kimia. Surabaya : Direktorat Pendidikan


Menengah Kejuruan.

Oxtoby, D. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern. Jakarta: Erlangga.

Purwoko, Agus Abh.2006. Kimia Dasar I. NTB: Mataram Unipress.

Stephen, Bresnick. 2002. Istilah Kimia Umum. Jakarta: Erlangga.

Tim Kimia Dasar. 2014. Kimia Dasar II. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya
University Press.

Tim Kimia Dasar. 2018. Penuntun Praktikum Kimia Dasar II. Surabaya : Jurusan
Kimia FMIPA UNESA.

Zainab, I; Valerie D.; Tariq M. 2016. Chemical Equilibrium Analysis of Hydrogen


Production. From shale Gas. Journal of Process Control. Czech Republic: The
University of Leeds. Vol. 2(3) : 123-144.

24
Laporan Praktikum Kimia Dasar II
Kesetimbangan Kimia

XIV. Lampiran

No.
Foto Keterangan
Perc.

1.

Perbandingan warna ke4 larutan


pada percobaan 1

2. Ketika kedua larutan menjadi Cr2O7


kembali

Warna ion dikromat dan kromat


jingga dan kuning

25
Laporan Praktikum Kimia Dasar II
Kesetimbangan Kimia

3. Larutan MgCl2 + NH4OH terbentuk


endapan dan larutan menjadi keruh

Perbandingan antara kedua larutan


pada percobaan 3

4. Larutan NaNO3

26
Laporan Praktikum Kimia Dasar II
Kesetimbangan Kimia

Larutan NaNO3 ditambah 5 tetes


H2SO4 2 M

Ketika ditambahkan FeSO4

Saat terbentuk cincin coklat

27
Laporan Praktikum Kimia Dasar II
Kesetimbangan Kimia

5. Larutan Pb(NO3)2 0,5 M

larutan Pb(NO3)2 keruh karena


ditambahkan H2SO4 dan alkohol

Larutan menjadi lebih jernih dan


endapan ada namun berada di dasar
tabung reaksi.

28

Anda mungkin juga menyukai