Anda di halaman 1dari 38

Laporan Praktikum Kimia Dasar II

ANALISIS SIFAT KARBOHIDRAT

KELOMPOK IB

EKA PURNAMASARI (H041201011)

DIAH AYU PRATIWI (H041201014)

ANNISA (H041201018)

DZULKIFLI (H041201021)

DONI (H041201041)

FATHIRAH NURUL WAHIDA (H041201043)

LABORATORIUM KIMIA DASAR II


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karbohidrat adalah komponen bahan pangan yang tersusun oleh 3 unsur

utama, yaitu karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O). Susunan atom-atom

tersebut dan ikatannya membedakan karbohidrat satu dengan yang lainnya,

sehingga ada karbohidrat yang masuk kelompok struktur sederhana seperti

monosakarida dan disakarida dan dengan struktur kompleks atau polisakarida

seperti pati, glikogen, selulosa dan hemiselulosa (Kusbandari, 2015). Karbohidrat

merupakan senyawa karbon, hidrogen dan oksigen yang terdapat dalam alam.

Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O, misalnya rumus molekul

glukosa ialah C6H12O6. Karbohidrat sangat beranekaragam sifatnya. Misalnya,

sukrosa dan kapas, semuanya adalah karbohidrat. Salah satu perbedaan utama

antara berbagai tipe karbohidrat adalah ukuran molekulnya yang beragam

Karbohidrat didefinisikan sebagai senyawa polihidroksi-aldehid atau polihidroksi-

keton dan turunannya. Karbohidrat dapat digolongkan ke dalam monosakarida,

oligosakarida, dan polisakarida (Ramesh dkk., 2014).

Monosakarida (sering disebut gula sederhana) adalah satuan karbohidrat

yang paling sederhana. Golongan monosakarida tidak dapat terhidrolisis menjadi

molekul karbohidrat yang lebih kecil. Monosakarida mempunyai golongan yang

sangat banyak menurut jumlah atomnya seperti triose, pentose, hexose dan

seterusnya (Ouellette dan Rawn, 1998). Disakarida merupakan karbohidrat yang

jika dihidrolisis menghasilkan 2 molekul monosakarida yang sama atau berlainan,

misalnya sukrosa, maltosa, laktosa dan sellobiosa (Iswari dan Yuniastuti, 2006).
Polisakarida adalah senyawa yang terdiri dari banyak satuan

monosakarida yang disatukan dalam ikatan glukosida. Hidrolisis yang lengkap

akan mengubah suatu senyawa polisakarida menjadi monosakarida tetapi

membutuhkan waktu yang sangat lama dalam proses. Polisakarida terdapat

banyak di alam, yaitu pada sebagian besar tumbuhan. (Mahalle dan Shiris, 2012).

Berdasarkan uraian tersebut, maka dilakukanlah percobaan ini dengan maksud

mempelajari beberapa sifat golongan karbohidrat berdasarkan reaksi kimia.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada praktikum ini adalah:

1 bagaimana hasil identifikasi monosakarida dengan mereaksikannya larutan

perak beramoniak, larutan Fehling A dan Fehling B dan dengan uji Benedict.

2 bagaimana hasil identifikasi disakarida dengan mereaksikannya dengan

larutan perak beramoniak dan uji Benedict.

3 bagaimana hasil identifikasi polisakarida dengan mereaksikannya dengan

larutan Iodium dan hidrolisis amilum.

1.3 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.3.1 Maksud Percobaan

Mempelajari beberapa sifat golongan karbohidrat berdasarkan reaksi

kimia.

1.3.2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:

1. untuk mengidentifikasi monosakarida dengan mereaksikannya dengan larutan

perak beramoniak, larutan Fehling A dan Fehling B dan dengan uji Benedict.
2. untuk mengidentifikasi disakarida dengan mereaksikannya dengan larutan

perak beramoniak dan uji Benedict.

3. untuk mengidentifikasi polisakarida dengan mereaksikannya dengan larutan

Iodium dan hidrolisis amilum.

1.4 Prinsip Percobaan

1.4.1 Reaksi dengan Larutan Perak Beramoniak

Prinsip percobaan ini adalah mengidentifikasi akan adanya sifat

monosakarida dan disakarida pada glukosa dan sukrosa dengan mereaksikan

larutan AgNO3 dengan NH4OH melalui proses pemanasan.

1.4.2 Reaksi dengan Larutan Fehling

Prinsip percobaan dengan larutan fehling adalah mengidentifikasi adanya

sifat yang ada pada monosakarida dengan menggunakan larutan fehling A dan

fehling B untuk diketahui reaksinya.

1.4.3 Reaksi dengan Larutan Benedict

Prinsip percobaan dengan larutan benedict adalah mengidentifikasi adanya

sifat yang ada pada monosakarida dan disakarida pada glukosa dan sukrosa

melalui uji reaksi benedict.

1.4.4 Reaksi Amilum dengan Iodium

Prinsip percobaan ini adalah mengidentifikasi adanya sifat polisakarida

melalui reaksi halogenasi antara amilum dan iodium.

1.4.5 Hidrolisis Amilum

Prinsip percobaan ini adalah mengidentifikasi adanya sifat polisakarida

melalui reaksi hidrolisis amilum dengan HCl dan NaOH


BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Prosedur Percobaan

2.1.1 Monosakarida

2.1.1.1 Reaksi Glukosa dengan Larutan Perak Beramoniak

Disiapkan 2 tabung reaksi yang bersih dan kering. Masing-masing tabung

reaksi diisi dengan 2 mL larutan AgNO3 0,1 M. Ditambahkan 1 mL NH4OH 0,1

M ke dalam tabung (1) dan NH4OH berlebih ke dalam tabung (2). Ditambahkan 1

mL glukosa 10% ke dalam masing-masing tabung reaksi. Larutan dipanaskan ke

dalam air panas selama beberapa menit. Diamati dan dicatat perubahan yang

terjadi.

2.1.1.2 Reaksi Glukosa dengan Larutan Fehling

Isi tabung reaksi dengan 1 mL larutan fehling A dan 1 mL fehling B.

Ditambahkan 1 mL larutan glukosa 10% dan kocok. Larutan dipanaskan dalam air

panas selama 1 menit. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.

2.1.1.3 Uji Benedict

Isi tabung reaksi dengan 2 mL larutan benedict. Ditambahkan 1 mL larutan

glukosa 10% ke dalam tabung reaksi. Larutan dipanaskan dalam air panas selama

5 menit. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.

2.1.2 Disakarida

2.1.2.1 Reaksi Sukrosa dengan Perak Beramoniak


Disiapkan 2 tabung reaksi yang bersih dan kering. Masing-masing tabung

reaksi diisi dengan 2 mL larutan AgNO3 0,1 M. Ditambahkan 1 mL NH4OH 0,1

M ke dalam tabung (1) dan NH4OH berlebih ke dalam tabung (2). Ditambahkan 1

mL sukrosa 10% ke dalam masing-masing tabung reaksi. Larutan dipanaskan ke

dalam air panas selama beberapa menit. Diamati dan dicatat perubahan yang

terjadi.

2.1.2.2 Uji Benedict

Isi tabung reaksi dengan 2 mL larutan benedict. Ditambahkan 1 mL larutan

sukrosa 10% ke dalam tabung reaksi. Larutan dipanaskan dalam air panas selama

5 menit. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.

2.1.3 Polisakarida

2.1.3.1 Reaksi Amilum dengan Yodium

Isi tabung reaksi dengan 3 mL larutan amilum 2%. Ditambahkan 2 tetes

larutan yodium dan kocok. Larutan dipanaskan selama beberapa menit. Dinginkan

larutan, diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.

2.1.3.2 Hidrolisis Amilum

Isi tabung reaksi dengan 3 mL larutan amilum 2%. Ditambahkan 1 mL

HCl pekat ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan 2 mL NaOH 2N ke

dalam larutan. Larutan diambil sebanyak 3 mL dan dimasukkan ke dalam tabung

reaksi lain. Ditambahkan 2 mL larutan benedict dan kocok. Larutan dipanaskan ke

dalam air panas selama beberapa menit. Diamati dan dicatat perubahan yang

terjadi.

2.2 Tabel Pengamatan


2.2.1 MonosakaridaTabel 2.1 Reaksi Glukosa dengan Larutan Perak

Beramoniak

Zat-zat yang direaksikan Warna Endapan/Larutan


AgNO3 + sedikit NH4OH Endapan putih keruh
AgNO3 + NH4OH berlebih Endapan putih keruh/jernih
AgNO3 + NH4OH + glukosa Coklat tua – coklat muda dan terdapat

(setelah dipanaskan) endapan cermin perak

Tabel 2.2 Reaksi Glukosa dengan Larutan Fehling

Zat-zat yang direaksikan Warna Endapan/Larutan

Fehling A + Fehling B Biru tua

Fehling + Glukosa
Biru tua berubah menjadi merah bata
(setelah dipanaskan)

Tabel 2.3 Uji Benedict

Zat-zat yang direaksikan Warna Endapan/Larutan

Benedict + glukosa Biru

Benedict + glukosa
Endapan merah bata
(setelah dipanaskan)

2,2,2 Disakarida

Tabel 2.4 Reaksi Disakarida dengan Larutan Perak Beramoniak

Zat-zat yang direaksikan Warna endapan / larutan


AgNO3 + NH4OH + sukrosa Putih keruh

AgNO3 + NH4OH berlebih + sukrosa Putih keruh

AgNO3 + NH4OH + sukrosa


Endapan cermin perak
Setelah pemanasan

AgNO3 + NH4OH berlebih + sukrosa


Jernih
Setelah pemanasan

Tabel 2.5 Uji Benedict Sukrosa

Zat-zat yang direaksikan Warna endapan / larutan

Benedict + sukrosa Biru

Benedict + sukrosa
Biru
Sebelum pemanasan

Benedict + sukrosa
Endapan hijau kebiruan
Setelah pemanasan

2.2.3 Polisakarida

Tabel 2.6 Uji Amilum dengan Iodium

Zat-zat yang direaksikan Warna Endapan/Larutan

Larutan Amilum Putih keruh

Amilum + I2 Endapan biru tua

Amilum + I2 + pemanasan Bening kekuningan

Setelah didinginkan Biru tua kehitaman


Tabel 2.7 Hidrolisis Amilum

Zat-zat yang direaksikan Warna endapan/ larutan

Amilum + HCl Putih keruh

Amilum + HCl + NaOH Bening

Amilum + HCl+ NaOH + Benedict +


Endapan merah bata
Pemanasan

2.3 Reaksi

1. Reaksi Glukosa dengan Larutan Perak Beramoniak

AgNO3 + NH4OH AgOH + NH4NO3

AgOH + 2NH4OH Ag(NH3)2OH + 2H2O

O O

C H C OH

H C OH H C OH + 2Ag + 4NH + H O
+ 2Ag(NH3)2OH 3 2

OH C H OH C H

H C H H C H

H C OH H C OH

H C OH H C OH

CH2OH CH2OH

2. Reaksi Glukosa dengan Larutan Fehling


O O

C H C OH
2+ -
H C OH + 2Cu + 5OH + 2H2O H C OH + 2CO2 + H2O

OH C H OH C H

H C H H C H

H C OH H C OH

H C OH H C OH

CH2OH CH2OH

3. Reaksi Glukosa dengan pereaksi Benedict


O O

C H C OH

H C OH + 2Cu(OH)2 + 2H2O H C OH + 2CO2 + H2O

OH C H OH C H

H C H H C H

H C OH H C OH

H C OH H C OH

CH2OH CH2OH

4. Reaksi Disakarida dengan Larutan Perak Beramoniak

2 AgNO3 + 2 NH4OH 2 AgOH putih + 2NH4NO3

2 Ag2O + NH4OH 2 Ag(NH3)OH + H2O


CH2OH
H O H CH2OH O H
H
OH H H OH
OH O CH2OH
H OH OH H

CH2OH CH2OH
O O CH2OH

OH + OH
OH OH OH
OH OH

CH2OH CH2OH CH2OH


O O
OH
OH
OH OH OH
OH OH
OH
O
OH + 2 Ag(NH3)2 OH
OH OH
OH

OH
OH
O + Ag + 4 NH3
OH C
OH OH
OH

5. Uji Benedict dengan Sukrosa

CH2OH
H O H CH2OH H
H O
OH H H OH
O CH2OH
OH
H OH OH H
CH2OH CH2OH
O CH2OH
O
OH
OH +
OH OH OH
OH OH

CH2OH CH2OH CH2OH


O O
OH
OH
OH OH OH
OH OH

OH OH
O OH
OH + 2 CuO O + Cu2O
OH C
OH OH OH OH
OH OH

6. Reaksi amilum dengan Iodium

HOH2C
O
HO I2
HO HOH2C
OH O
O
HO HOH2C
OH O
O
HO OH
n OH

HOH2C
I2 O
HO HOH2C
OH O
I O
HO HOH2C
I OH O
I OHO I2
I
n OH

7. Reaksi hidrolisis amilum


CH2OH CH2OH
H O H H O H
H H
OH H OH H + HCl
O O O
H OH Amilum/bening H OH
n

CH2OH CH2OH
H O H H O H
H H
OH H OH H + HCl + NaOH
O O O
H OH Amilum/bening H OH
n

CH2OH CH2OH

H O H H O H
H H
OH H OH H
O O + H2O
O

H OH H OH n

CH2OH

H O H
H
OH H

OH
OH
H OH n

OH OH
O OH
OH + 2 CuO O + Cu2O
OH C
OH OH OH OH
OH OH

2.4 Pembahasan

2.4.1 Monosakarida
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, yaitu reaksi glukosa dengan

larutan perak beramoniak, AgNO3 yang ditambahkan dengan sedikit NH4OH

menghasilkan endapan putih keruh, hal ini disebabkan karena pereaksi yang

mengandung perak nitrat AgNO3 bereaksi positif dengan glukosa yang memiliki

gugus aldehid. Kemudian AgNO3 yang ditambahkan dengan NH4OH yang

berlebih, larutan kembali bening seperti semula, kemudian AgNO3 yang

ditambahkan dengan glukosa dan NH4OH tetap berwarna bening atau tidak

mengalami perubahan warna, dan setelah dilakukan pemanasan menghasilkan

endapan cermin perak denagn warna kecokelatan, hal ini terjadi karena glukosa

yang memilik gugus aldehid ini akan mereduksi Ag + menjadi Ag dan

menghasilkan endapan yang menempel pada dinding tabung, yaitu endapan

cermin perak, dan percobaan telah sesuai dengan teori bahwa larutan glukosa

yang direaksikan dengan larutan perak beramoniak atau larutan AgNO 3 akan

menghasilkan endapan cermin perak.

Pada saat glukosa direaksikan dengan larutan Fehling A dan Fehling B,

menghasilkan larutan berwarna biru tua. Larutan berubah warna menjadi endapan

merah setelah dilakukan pemanasan. Hal ini disebabkan karena larutan Fehling

yang terdiri dari campuran kupri sulfat, Na-kalium tatrat, dan NaOH dengan gula

reduksi yang dipanaskan akan membentuk endapan yang berwarna hijau, kuning

orange atau merah, tergantung dari macam gula reduksi, dan percobaan telah

sesuai dengan teori bahwa glukosa yang direaksikan dengan larutan Fehling akan

menghasilkan endapan merah bata meskipun endapan yang didapatkan saat

praktikum hanya berwarna merah.


Pada saat glukosa yang direaksikan dengan uji Benedict, sebelum

dilakukan pemanasan warna larutan berwarna biru tua, dan setelah dilakukan

pemanasan, terbentuk endapan merah bata. Hal ini sesuai dengan teori karena

reaksi Benedict dengan gula reduksi akan terjadi reaksi oksidasi dan

menghasilkan endapan merah bata.

2.4.2 Disakarida

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan yakni reaksi sukrosa dengan

larutan perak beramoniak atau larutan AgNO3, pada saat AgNO3 ditambahkan

dengan sedikit NH4OH menghasilkan endapan putih keruh, kemudian AgNO3

yang ditambahkan dengan NH4OH yang berlebih, larutan kembali tidak berwarna

seperti semula, kemudian AgNO3 yang ditambahkan dengan sukrosa dan NH4OH,

larutan tetap tidak berwarna, dan setelah dilakukan pemanasan larutan yang

tadinya bening berubah warna menjadi hijau kecoklatan dengan endapan coklat.

Hal ini tidak sesuai dengan teori yang seharusnya jika sukrosa direaksikan dengan

larutan perak beramoniak akan menghasilkan cermin perak pada dinding tabung

reaksi setelah dipanaskan. Larutan sukrosa yang direaksikan dengan larutan perak

beramoniak akan membutuhkan waktu yang lama untuk menunjukkan hasil reaksi

karena larutan sukrosa tersebut mengalami hidrolisis menjadi monosakarida dan

selanjutnya hasil hidrolisis tersebut dalam hal ini yaitu glukosa yang beraksi

dengan larutan perak beramoniak membentuk cermin perak

Pada saat sukrosa yang direaksikan dengan uji Benedict, sebelum

dilakukan pemanasan warna larutan berwarna biru, dan setelah dilakukan

pemanasan, larutan berubah warna menjadi hijau kebiruan. Hal ini tidak sesuai

dengan teori yang seharusnya terbentuk endapan merah bata karena sukrosa
memiliki gugus aldehid yang akan bereaksi positif terhadap pereaksi Benedict.

Hal ini tidak sesuai dengan teori karena kesalahan dari praktikan saat melakukan

penambahan atau mencampur senyawa yang satu dengan senyawa yang lainnya.

2.4.3 Polisakarida

Pada pengujian amilum dengan iodium, direaksikan amilum dengan larutan

iodium. Reaksi positifnya ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi biru,

kemudian setelah dipanaskan warna biru akan menghilang, dan setelah

didinginkan, warna biru akan timbul kembali. Warna biru yang dihasilkan

diperkirakan adalah hasil dari ikatan kompleks antara amilum dengan iodin.

Sewaktu amilum yang telah ditetesi iodin kemudian dipanaskan, warna yang

dihasilkan sebagai hasil dari reaksi yang positif akan menghilang. Dan sewaktu

didinginkan warna biru akan muncul kembali. Di dalam amilum sendiri terdiri

dari dua macam amilum yaitu amilosa yang tidak larut dalam air dingin dan

amilopektin yang larut dalam air dingin. Ketika amilum dilarutkan dalam air,

amilosa akan membentuk micelles yaitu molekul-molekul yang bergerombol dan

tidak kasat mata karena hanya pada tingkat molekuler. Micelles ini dapat

mengikat I2 yang terkandung dalam reagen iodium dan memberikan warna biru

khas pada larutan yang diuji. Pada saat pemanasan, molekul-molekul akan saling

menjauh sehingga micelles pun tidak lagi terbentuk sehingga tidak bisa lagi

mengikat I2. Akibatnya warna biru khas yang ditimbulkan menghilang.

Pada reaksi hidrolisis amilum yang berwarna putih keruh saat direaksikan

dengan larutan HCl tetap berwarna putih keruh atau tidak mengalami perubahan

warna, dan saat dipanaskan larutan menjadi tidak berwarna, kemudian

ditambahkan dengan NaOH, larutan tetap tidak berwarna. Saat larutan tersebut
ditambahkan dengan benedict, larutan berubah warna menjadi biru, dan setelah

dilakukan pemanasan larutan membentuk endapan merah bata. Amilum yang

dihidrolisis dengan HCl pekat akan terurai menjadi disakarida yang dengan

hidrolisis lanjutan menghasilkan monosakarida. Proses hidrolisis bisa terjadi

karena selama dipanaskan, HCl memutuskan ikatan polisakarida menjadi

molekul-molekul yang lebih kecil atau senyawa-senyawa yang lebih sederhana.

Molekul-molekul kecil tersebut antara lain adalah glukosa yang merupakan

monomer dari polisakarida yaitu amilum

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari hasil percobaan yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa:

1. hasil identifikasi monosakarida, glukosa direaksikan dengan larutan perak

beramoniak menghasilkan endapan cermin perak , glukosa direaksikan dengan

larutan fehling yang menghasilkan endapan merah setelah pemanasan, dan


dilakukan uji benedict pada glukosa yang menghasilkan endapan merah bata

setelah pemanasan .

2. hasil identifikasi disakarida adalah sukrosa direaksikan dengan larutan perak

beramoniak menunjukkan waktu yang lama karena larutan sukrosa mengalami

hidrolisis menjadi monosakarida dan hasil hidrolisisnya glukosa bereaksi

dengan larutan perak beramoniak membentuk cermin perak, dan dilakukan uji

benedict pada sukrosa yang menghasilkan warna hijau kebiruan setelah

pemanasan . dimana hal ini tidak sesuai dengan teori yang seharusnya terdapat

endapan merah bata.

3. hasil identifikasi polisakarida adalah amilum direaksikan dengan iodium yang

menghasilkan larutan biru tetapi setelah dipanaskan warna biru akan

menghilang karena pada saat pemanasan molekul akan menjauh sehinggah

micelles tidak dapat lagi mengikat iodium akibatnya warna biru akan

menghilang , dan dilakukan hidrolisis amilum sebelum uji benedict yaitu

reaksi hidrolisis amilum yang berwarna putih keruh direaksikan dengan HCL

akan tetap berwarna keruh tetapi pada saat dipanaskan akan berubah warna.

Kemudian ditambahkan benedict berubah menjadi warna biru dan setelah

pemanasan terbentuk endapan merah bata.

3.2 Saran

3.2.1 saran untuk laboratorium

Praktikum dilaksanakan secara daring sehingga saya tidak mengetahui

bagaimana kondisi laboratorium.

3.2.2 saran untuk percobaan


Kedepannya, kualitas video lebih ditingkatkan lagi resolusinya dan durasi

videonya jangan terlalu cepat.

DAFTAR PUSTAKA

Kusbandari, A., 2015., Analisis Kualitatif Sakarida dalam Tepung dan Pati Umbi
Ganyong, jurnal Pharmaciana, 2(1), 35-42.

Fessenden dan Fessenden., 1997, Kimia Organik, Edisi Ketiga, Jilid 2, Erlangga,
Jakarat.

Iswari, R.S., dan Yuniastuti, A., 2006, Biokimia, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Mahalle, R. dan Shirish, P. Desmukh., 2012, Synthesis of some Paracetyalated
N-Galactopyranosyl,1,2,4- Dithiazolidines, Internasional Journal Of
Carbohydrate Research, 1(1), 1-3.

Ouellette, R.J., dan Rawn, J.D., 1998, Principles of Organic Chemistry, a Brief
Introduction, Boston.

Ramesh, B.Y., Neethu B.K., dan Harini, B.P., 2014, Carbohydrate and Protein are
an Attribute to Enhance the Life-History Determinants in Drosophila,
International Journal of Advanced Research, 2(1): 527-536

Siregar, N.S., 2014, Karbohidrat, Jurnal Ilmu Keolahragaan, 13(2): 38-44.


Lampiran 1. Bagan Kerja

1.1 Monosakarida

Reaksi glukosa dengan larutan perak beramoniak

AgNO3 0,1 M

-Dimasukkan sebanyak 2 mL ke dalam kedua tabung reaksi yang


bersih dan kering.
-Ditambahkan 1 mL NH4OH 0,1 M ke dalam tabung (1) dan
NH4OH berlebih ke dalam tabung (2).
-Dimasukkan larutan glukosa 10% sebanyak 1 mL ke dalam
masing-masing tabung reaksi.
-Dipanaskan ke dalam air panas selama beberapa menit.
-Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.

Hasil

Reaksi glukosa dengan larutan fehling

Fehling A dan Fehling B

-Dimasukkan masing-masing sebanyak 1 mL ke dalam tabung


reaksi dan dikocok.
-Ditambahkan 1 mL larutan glukosa 10% dan dikocok.
-Dipanaskan dalam air panas selama 1 menit.
-Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.

Hasil
Uji benedict

Benedict

-Dimasukkan sebanyak 2 mL ke dalam tabung reaksi.


-Ditambahkan 1 mL larutan glukosa 10%.
-Dipanaskan dalam air panas selama 5 menit.
-Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.

Hasil

1.2 Disakarida

Reaksi sukrosa dengan larutan perak beramoniak

AgNO3 0,1 M

-Dimasukkan sebanyak 2 mL ke dalam kedua tabung reaksi yang


bersih dan kering.
-Ditambahkan 1 mL NH4OH 0,1 M ke dalam tabung (1) dan
NH4OH berlebih ke dalam tabung (2).
-Dimasukkan larutan sukrosa 10% sebanyak 1 mL ke dalam
masing-masing tabung reaksi.
-Dipanaskan ke dalam air panas selama beberapa menit.
-Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.

Hasil-

Uji benedict

Benedict

-Dimasukkan sebanyak 2 mL ke dalam tabung reaksi.


-Ditambahkan 1 mL larutan sukrosa 10%.
-Dipanaskan dalam air panas selama 5 menit.
-Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.

1.3 Polisakarida
Hasil
Reaksi amilum dengan yodium

Amilum 2%

-Dimasukkan sebanyak 3 mL ke dalam tabung reaksi.


-Ditambahkan 2 tetes larutan yodium dan dikocok.
-Dipanaskan selama beberapa menit.
-Didinginkan.
-Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.

Hasil

Hidrolisis amilum

Amilum 2%

-Dimasukkan sebanyak 3 mL ke dalam tabung reaksi.


-Ditambahkan 1 mL HCl pekat ke dalam tabung reaksi.
-Ditambahkan 2 mL NaOH 2N ke dalam larutan.
-Diambil sebanyak 3 mL dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi
lain.
-Ditambahkan 2 mL larutan benedict dan dikocok.
-Dipanaskan ke dalam air panas selama beberapa menit.
-Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.

Hasil
Lampiran 2. Gambar Percobaan

2.1 Uji Monosakarida

1. Uji Perak Amoniak

Gambar 2.1 Penambahan AgNO3 kedalam masing-masing Tabung Reaksi

Gambar 2.2 Penambahan NH4OH pada Tabung Reaksi (1)

Gambar 2.3 Penambahan NH4OH berlebih pada Tabung Reaksi (2)


Gambar 2.4 Penambahan Glukosa kedalam masing-masing Tabung Reaksi

Gambar 2.5 Keadaan awal larutan saat dipanaskan

Gambar 2.6 Keadaan larutan setelah beberapa menit dipanaskan


Gambar 2.7 Hasil akhir larutan yang telah dipanaskan

2. Uji Benedict

Gambar 2.8 Penambahan Larutan Benedict

Gambar 2.9 Penambahan Glukosa


Gambar 2.10 Larutan dipanaskan

Gambar 2.11 Hasil akhir larutan setelah didiamkan

3. Uji Larutan Fehling

Gambar 2.12 Penambahan Fehling A


Gambar 2.13 Penambahan Fehling B

Gambar 2.14 Penambahan Glukosa

Gambar 2.15 Larutan sebelum dipanaskan


Gambar 2.16 Larutan dipanaskan

Gambar 2.17 Hasil akhir larutan setelah dipanaskan

2.2 Uji Disakarida

1. Uji Perak Amoniak

Gambar 2.18 Penambahan AgNO3 kedalam masing-masing Tabung Reaksi


Gambar 2.19 Penambahan NH4OH kedalam Tabung Reaksi (1)

Gambar 2.20 Penambahan NH4OH berlebih kedalam Tabung Reaksi (2)

Gambar 2.21 Penambahan Sukrosa kedalam masing-masing Tabung Reaksi


Gambar 2.22 Larutan sebelum dipanaskan

Gambar 2.23 Larutan dipanaskan

Gambar 2.24 Hasil akhir larutan setelah dipanaskan


2. Uji Benedict

Gambar 2.25 Penambahan Benedict

Gambar 2.26 Penambahan Sukrosa

Gambar 2.27 Keadaan awal saat larutan dipanaskan


\
Gambar 2.28 Hasil akhir setelah larutan dipanaskan

2.3 Uji Polisakarida

1. Uji Yodium

Gambar 2.29 Penambahan Yodium

Gambar 2.30 Larutan dipanaskan


Gambar 2.31 Hasil akhir setelah larutan dipanaskan

2. Uji Hidrolisis Amilum

Gambar 2.32 Penambahan HCl pekat

Gambar 2.33 Penambahan NaOH ke dalam larutan


Gambar 2.34 Penambahan Benedict

Gambar 2.35 Larutan dipanaskan

Gambar 2.36 Hasil akhir setelah larutan dipanaskan


Lampiran 3. Referensi

Anda mungkin juga menyukai