Anda di halaman 1dari 16

LARUTAN

Larutan adalah campuran homogen dari dua atau lebih komponen, dapat berupa
gas, cair, atau padat.

Larutan biner
Zat
terlarut
A

Pelarut B

Contoh larutan biner :

Zat terlarut Pelarut Contoh


Gas Gas Udara, semua campuran gas
Gas Cair Karbondioksida dalam air
Gas Padat Hidrogen dalam platina
Cair Cair Alkohol dalam air
Cair Padat Raksa dalam tembaga
Padat Padat Perak dalam platina
Padat Cair Garam dalam air
Kelarutan adalah nilai batas kemampuan zat terlarut untuk larut dalam suatu
pelarut dengan volume tertentu (1 dm3) pada suhu 25oC dan tekanan 1 atm yang
menghasilkan campuran homogen.

Jumlah zat terlarut dalam larutan atau pelarut dinyatakan dengan konsentrasi.

Cara menyatakan konsentrasi


Persentase (%)
% (b/b) dan % (v/v), pengembangan: % (b/v) atau % (v/b) (kurang tepat)

Molaritas (M)
Molaritas: jumlah mol zat terlarut dalam 1 dm3 larutan.

mol zat terlarut


M
dm 3 larutan
berat zat terlar ut (g)

massa molekul zat terlar ut (g/mol) x volume larutan (dm 3 )
1 mol zat terlar ut
Jadi, 1 M 
1 dm 3 larutan
Contoh:
Diberikan suatu larutan yang dibuat dengan cara melarutkan 10,0 g H2SO4
dalam air yang cukup untuk membuat 100,0 mL larutan. Berapakah molaritas
H2SO4 tersebut?

Penyelesaian :

10,0 g H 2SO 4
 0,102 mol H 2SO 4
98,07 g/mol
0,102 mol H 2 SO 4
 1,02 M H 2SO 4
0,100 L larutan
Molalitas (m)
Molalitas : jumlah mol zat terlarut dalam setiap 1 kg pelarut.

berat zat terlar ut (g)


mol zat terlar ut massa molekul (g/mol)
m 
1 kg pelarut 1 kg pelarut

Contoh:
Suatu larutan yang dibuat dengan melarutkan 10,0 g H2SO4 dalam 200 g air,
berapakah molalitas larutan H2SO4 tersebut?

Penyelesaian:

10,0 g H 2SO 4
 0,102 mol H 2SO 4
98,07 g/mol
0,102 mol H 2 SO 4
 0,510 m H 2SO 4
0,200 kg pelarut
Normalitas (N)
Normalitas adalah suatu satuan konsentrasi khusus digunakan untuk
asam dan basa atau agen pengoksidasi dan pereduksi.
Satuan ini menyatakan jumlah equvalen zat terlarut per liter larutan.

gram ekuivalen zat terlar ut


N atau
volume larutan
massa zat terlar ut
N
(massa ekuivalen zat terlar ut) x (volume larutan)

Satu equivalen asam memberikan satu mol H+, dan equivalen basa
menerima satu mol H+.

Satu equivalen reduktor melepaskan satu mol e-; satu equivalen oksidator
menerima satu mol e-.
Gram ekuivalen dalam asam dan basa

3 H2SO4 + 2 Al(OH)3 Al2(SO4)3 + 6 H2O

3 H2SO4 + 2 Al(OH)3 Al2(SO4)3 + 6 H2O

H2SO4 2 H+ + SO42-

Mr = H2SO4

= (2 x 1) + (1 x 32) + (4 x 16)

= 98 g/mol
98 g mol
1 grek H2SO4   49 g ekuivalen
2 ekuivalen mol
49 g H2 SO 4
Jadi, 1N H2SO4 
1 dm3 larutan

Misal : 4,9 g H2SO4 dilarutkan dalam air sampai volume menjadi 1 dm3
4,9 g
49 g ekuvalen
maka normalitas nya   0,1 N
1 dm3
Gram dalam reaksi redoks

MnO2 + 4 HCl MnCl2 + Cl2 + 2 H2O


+4 -1 +2 0

Mn4+ + 2e Mn2+

1 mol MnO2 = 2 ekuivalen MnO2

1 ekuivalen MnO2 = 1/2 mol MnO2

Mr MnO2 = (1 x 56) + (2 x 16) = 88 g/mol

88 g mol
1 grek MnO 2   44 g ekuivalen
2 ekuvalen/m ol

Jadi, 1N MnO 2  44 g MnO 2


1 dm3 larutan
Misal : 2,2 g MnO 2 dilarutkan dalam air sampai volume menjadi 1 dm3
2,2 g
44 g ekuvalen
maka normalitas nya   0,05 N
1 dm3
Generalisasi:

Mr
Grek 
n
gram zat terlarut
maka N  n x
(massa molekul zat terlarut) x (volume larutan)

NnxM
Contoh:
Diberikan suatu larutan yang dibuat dengan melarutkan 15,0 g KMnO4 dalam
air yang cukup untuk membuat 250,0 mL larutan yang akan digunakan untuk
reaksi di mana MnO4- menjadi Mn2+, berapakah normalitas larutan tersebut?

Penyelesaian:
15,0 g KMnO 4
 0,0949 mol KMnO4
158,0 g/mol
Bilangan oksidasi Mn berubah dari +7 dalam MnO4- menjadi +2 dalam Mn2+
Oleh karenanya, setiap ion MnO4- menangkap 5 elektron, dan oleh karenanya
sama dengan 5 equivalen.

 0,0949 mol KMnO 4   5 ek   0,475 ek KMnO 4


 1 mol 
0,475 ek KMnO 4
 1,90 N KMnO 4
0,250 L larutan
Fraksi mol (X)

Fraksi mol : perbandingan mol suatu komponen dengan jumlah mol semua
komponen pembentuk larutan.

Untuk larutan biner komponen A dan B


Fraksi mol (X)

Fraksi mol : perbandingan mol suatu komponen dengan jumlah mol semua
komponen pembentuk larutan.

Untuk larutan biner komponen A dan B

Untuk larutan multi komponen :


Bagian per sejuta (part per million, ppm)
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang hanya tergantung pada kuantitas
zat terlarut, bukan pada sifat zatnya.

Penurunan tekanan uap (∆P)


Kenaikan titik didih (∆Tb)
Penurunan titik beku (∆Tf)
Tekanan osmotik larutan

Penurunan Tekanan Uap


∆P = Po – P

Hukum Roult : untuk larutan encer zat


non-volatil, penurunan tekanan uap jenuh
larutan sama dengan hasil kali tekanan
uap murninya dengan fraksi mol zat
terlarut; sedangkan tekakan uap jenuh
larutan sama dengan hasil kali tekanan
uap jenuh pelarut murni dengan fraksi mol
pelarut.
Untuk larutan zat A dalam pelarut B,

∆P = PoB - P P = XB.PoB

∆P = PoB – XB.PoB

∆P = (1 – XB )PoB

∆P = XA.PoB

Kenaikan Titik Didih


∆Tb = Kb x m

Penurunan Titik Beku


∆Tf = Kf x m
Tekanan Osmotik Larutan

Tekanan osmotik adalah tekanan minimal yang diberikan kepada suatu larutan
untuk mencegah aliran molekul-molekul pelarut murninya ke dalam larutan
tersebut melalui dinding semipermiabel.

Persamaan Van’t Hoff :


π = nRT/V
π = MRT
M : molaritas larutan
R : tetapan gas (0,0821 L atm mol-1 K-1
T : suhu mutlak (K)
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN ELEKTROLIT

Kenaikan Titik Didih


∆Tb = Kb x m x i

Penurunan Titik Beku


∆Tf = Kf x m x i

Tekanan Osmotik
π = MRT x i

i adalah faktor Van’t Hoff


i = 1 + (n-1)α

Anda mungkin juga menyukai