LABORATORIUM BOTANI
DEPERTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Daun biasanya memiliki luas permukaan yang luas dan rasio permukaan
terhadap volume yang tinggi. Area permukaan yang luas meningkatkan penyerapan
Walaupun area permukaan yang luas dan rasio permukaan terhadap volume
kehilangan air pada stomata dengan demikian kebutuhan tumbuhan terhadap air
yang sangat banyak merupakan konsekuensi negatif dari kebutuhan sistem tunas
untuk melaksanakan pertukaran gas dalam jumlah yang cukup untuk fotosintesis.
Tujuan pada praktikum ini adalah untuk melihat bagaimana pengaruh faktor
2.1 Transpirasi
karena adanya evaporasi pada sel-sel hidup. Peristiwa ini dapat terjadi pada semua
bagian tanaman tetapi paling banyak terjadi di daun karena pada kebanyakan
tumbuhan daunlah yang memiliki permukaan terbesar. Hampir seluruh uap air
keluar melalui pori-pori stomata, kutikula hanya melepaskan sejumlah kecil uap air
karena kutikula umumnya sangat tidak permeabel terhadap air. Transpirasi oleh
tanaman dibagi dengan produksi berat kering selama pertumbuhan disebut rasio
hilang menjadi uap air ke atmosfer. Proses transpirasi dimulai dari absorbsi air
tanah oleh akar tanaman yang kemudian ditransport melalui batang menuju daun
dan dilepaskan (transpired) sebagai uap air ke atmosfer. Laju transpirasi oleh
faktor karakter vegetasi, karakter tanah, lingkungan serta pola budidaya tanaman.
Laju transpirasi memiliki relasi dengan jenis tanaman dan populasi tanaman.
vegetasi memiliki struktur akar dan tajuk yang berbeda-berbeda. Struktur tajuk,
fisiologi tanaman, indeks luas daun dan konduktansi stomata sangat berpengaruh
Daun merupkan organ tanaman yang paling peka terhadap pencemaran atau
polusi. Daun dengan stomatanya sebagai pintu gerbang gas dan uap air antara
tumbuhan dengan lingkungan. Banyaknya gas yang masuk ke dalam tubuh
tumbuhan sangat dipengaruhi oleh luas stomata (Waryanti, 2015). Daun merupakan
organ utama pada tubuh tumbuhan. Pada umumnya berbentuk pipih bilateral,
dengan itu, daun memiliki struktur mulut daun yang berguna untuk pertukaran gas
O2, CO2 dan uap air dari daun ke alam sekitar dan sebaliknya (Papuangan, 2014).
transpirasi pada bagian daun yaitu misalnya letak daun yang satu sama lain dengan
jarak tertentu. Dalam batas tertentu, maka semakin banyak porinya semakin cepat
berdekatan, maka penguapan dari lubang yang satu akan menghambat penguapan
Volume air tanah yang mampu diserap oleh tanaman sangat tergantung pada
pola perakaran, semakin tinggi penetrasi akar pada tanah maka akan semakin
banyak air yang mampu diserap oleh tanaman sehingga volume air yang mengalami
transpirasi juga semakin tinggi. Perbedaan struktur kanopi dapat dilihat dari
perbedaan struktur batang serta daun yaitu luas daun tanaman dimana semakin
tinggi indeks luas daun tanaman maka semakin tinggi laju transpirasi tanaman.
Perbedaan akumulasi kehilangan air dan laju transpirasi tiap tanaman disebabkan
oleh karakter tanaman dan stomata yang meliputi luas daun serta kepadatan dan
lebar stomata. Kedua hal ini merupakan faktor internal tumbuhan yang dapat
Lentikuler atau lentisel adalah daerah pada kulit kayu yang berisi sel-sel
yang tersusun lepas yang dikenal sebagai alat komplementer, uap air yang hilang
melalui jaringan ini sebesar 0,1% dari total transpirasi yang terjadi. Berdasarkan
banyaknya air yang diuapkan, transpirasi melalui lentisel ini paling sedikit
menguapkan air jika dibandingkan dengan transpirasi yang terjadi melalui stomata
hidup. Pada tumbuhan transpirasi terbagi menjadi tiga yaitu transpirasi stomata,
penguapan air yang terjadi secara langsung melalui kutikula epidermis. Kutikula
daun secara relatif tidak tembus air dan pada sebagian besar jenis tumbuhan,
transpirasi kutikula hanya sebesar 10% atau kurang dari jumlah air yang hilang
melalui daun. Oleh karena itu, sebagian besar air yang hilang terjadi melalui
2.2 Evaporasi
Dalam daur hidrologi, air presipitasi akan mengalami infiltrasi sebagai air
Sebagian air presipitasi yang mengalami intersepsi oleh kanopi akan dievaporasi ke
atmosfer dan sebagian lainnya akan masuk ke dalam tanah melalui proses infiltrasi
menjadi air tanah. Proses kehilangan air tanah akan terjadi dari bagian perakaran
melalui proses transpirasi dan proses evaporasi akan terjadi melalui permukaan
tanah pada lahan kosong. Kadar lengas tanah merupakan karakter tanah yang yang
diduga berpengaruh terhadap laju evaporasi. Pada saat tanah mulai mengering maka
laju evaporasi akan berkurang sebagai fungsi dari lengas tanah (Prijono, 2016).
adalah asumsi yang diadopsi secara mengejutkan bahwa skala transpirasi berbeda
pada proses yang disertakan dalam formulasi. Disimpulkan bahwa formulasi ini
terhadap evaporasi paling kuat dan handal untuk karakterisasi dampak perubahan
berapa banyak air yang bisa diuapkan dari basah permukaan dibawah kondisi
aktual. Jalur hidrologi penting air dari tangkapan di samping drainase dan aliran air.
biasanya terjadi dan diperkirakan dalam model sirkulasi global (GCM) terhadap
Namun, pada penelitian yang terbaru menunjukkan bahwa sebesar 60% hingga 90%
laten panas fluks di daratan dan setengah dari semua energi matahari yang diserap
titik-titik air yang dapat dilihat pada pagi hari di ujung atau tepi daun beberapa
tumbuhan. Cairan gutasi tidak boleh dikelirukan dengan embun yang merupakan
akar bukan merupakan mekanisme minor yang menyebabkan gerakan naik getah
xilem yang biasanya mendorong air hanya beberapa meter ke atas. Tekanan-
tekanan positif yang dihasilkan terlalu lemah untuk melawan gravitasi. Bahkan
osmosis. Air yang ada ditanah masuk karena adanya perbedaan konsentrasi air dan
akan masuk melalui akar dan akan melewati epidermis kemudian korteks lalu
pengangkut air akan membawa air keseluruh bagian tumbuhan khususnya daun
hingga bahkan ke dalam sel-sel tumbuhan itu sendiri dan akan dipakai untuk
Jaringan xilem terdiri dari jaringan mati, saluran berongga yang memanjang
seperti trakeid atau pembuluh darah yang berhubungan dengan floem atau jaringan
parenkim. Xilem adalah komponen utama dari kontinum atmosfer tanaman tanah
(SPAC). Bertanggang jawab untuk memindahkan air ke seluruh tubuh tanaman dari
ketersediaan air tinggi (akar) ke daerah ketersediaan air rendah (daun). Air pada
xilem kemudian akan berdifusi menuju jaringan mesofil yang sudah dalam bentuk
kemudian stomata membuka dan uap air akan keluar bersamaan dengan masuknya
1. Faktor Dalam
transpirasi meliputi :
a. Jumlah stomata tiap satuan luas daun bergantung kepada jenis tumbuhan dan
faktor lingkungan pada saat daun itu berkembang. Pada tanaman yang yang
hidup di daerah tropis akan memiliki jumlah stomata yang lebih banyak
b. Struktur anatomi daun Alat tambahan yang berupa trikoma dapat mencegah
kutikula pada permukaan daun yang cukup tebal serta letak stomata yang
tersembunyi.
c. Potensial osmosis daun Sel daun mempunyai potensial osmosis yang tinggi
meliputi:
a. Apabila kelembaban udara rendah maka selisih potensial air antara rongga
penguapan dengan cepat dan difusi uap air ke udara berlangsung makin cepat.
c. Tingkat kecepatan angin dapat memindahkan uap air dari permukaan daun
apabila jumlah air terbatas maka transpirasi akan berkurang hal ini dilakukan
METODE PERCOBAAN
3.1.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah erlenmeyer 500 ml,
sumbat tabung, pipet berskala 2 ml dan 5 ml, stopwatch, kipas angin, kantong
3.1.2 Bahan
2. Dicatat kedudukan permukaan air pada pipet tetes setelah 3 menit pada pipet
4.1 Hasil
5
Gambar 2. Rangkaian alat tanaman Gandarusa Justicia gendarussa Burm. f.
dengan perlakuan cahaya matahari (Dokumentasi Pribadi).
c. Perlakuan 3 (Kelembapan)
1
d. Perlakuan 4 (Angin)
1
0,16
0,14
0,12
0,1
0,08
0,06
0,04
0,02
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
4.4 Pembahasan
di tempat di suhu ruangan atau dengan kata lain yang diberi perlakuan kontrol.
pewarna methylen blue ditempatkan di depan kipas angin dan dicatat perubahan
kadar air setiap 3 menit sebanyak 5 kali. Pada 0-3 menit, kadar larutan berkurang
sebesar 0,05 mL, sedangkan pada menit ke 3-6 kadar larutan pada pipet
menunjukkan air berkurang sebesar 0,07 mL dan pada menit ke 6-9 larutan
berkurang sebesar 0,09 mL. Pada menit ke 9-13 udara berkurang sebanyak 0,11 dan
pada menit 13-15 air berkurang sebanyak 0,13 mL. Dapat kita lihat air berkurang
transpirasi pada pemeliharaan ini. Hasil yang diperoleh selaras dengan yang ditulis
oleh (Dwiati, 2012) yang menyatakan bahwa sirkulasi angin merupakan salah satu
Pada perlakuan kedua yaitu perlakuan kontrol atau suhu ruangan dicatat
perubahan air pada pipet setiap 3 menit sebanyak 5 kali pengukuran. Pada 3 menit
pertama terjadi perubahan ditemukan bacaan pipet skala adalah 0,05 mL, kemudian
pada 3-6 menit berikutnya ditemukan bacaan pipet skala berubah menjadi 0,07 mL.
Pada 6-9 menit berikutnya didapati bacaan pipet sakala adalah 0,09 mL begitu juga
dengan kadar air pada menit ke 9-13 menunjukkan bacaan 0,12 mL. Pada menit ke
13-15, bacaan kadar larutan pada pipet skala berubah menjadi 0,14 mL.
meningkat seiring bertambahnya waktu. Hal ini selaras dengan pendapat yang
pendapat (Campbell dkk., 2012) yang menyatakan bahwa tumbuhan kehilangan air
cahaya matahari langsung dan dicatat perubahan kadar larutan pada pipet ukur.
Ditemukan pada 3 menit pertama larutan pada pipet skala tidak mengalami
perubahan, pada 3 menit ke-dua masih belum terjadi perubahan begitupun pada
interval waktu 6-9 menit dan 13-15 menit larutan pada pipet skala tidak menunjuk
perubahan tetap pada angka 0 mL. Tidak terjadinya perubahan pada perlakuan
cahaya matahari disebabkan karena kondisi cuaca yang saat itu mendung, gerimis
dan suhu lingkungan yang dingin sehingga tidak memungkinkan tanaman untuk
melakukan transpirasi secara efektif. Hal ini sejalan dengan pendapat yang
dikemukakan oleh (Dwiati, 2012) yang menyatakan bahwa suhu udara yang rendah
dalam larutan pewarna methylen blue di bungkus dengan kantong plastik yang
tanaman gandarusa. Setiap 3 menit dicatat perubahan kadar larutan pada pipet skala
sebanyak 5 kali. Didapati pada 3 menit pertama tidak terjadi pergerakan larutan
pada pipet skala, pada menit ke 3-6 larutan berkurang sebesar 0,01 mL dan pada
menit ke 6-9 air berkurang sebanyak 0,03 mL. Kadar air pada menit ke 9-13 yaitu
0,05 mL dan pada menit ke 13-15, air berkurang sebanyak 0,07 mL. Ini
penyataan yang ditulis oleh (Campbell dkk., 2012) apabila udara di luar daun lebih
kering daripada udara di dalam daun maka uap air akan berdifusi menuruni gradient
potensial air dan keluar dari daun melalui stomata. Tumbuhan gandarusa yang
mengalami proses transpirasi pada perlakuan ini menunjukkan bahwa udara yang
terdapat di dalam kantong plastik itu kering sehingga tumbuhan gandarusa
Jadi, dari hasil yang telah diperoleh dari faktor lingkungan juga berpengaruh
pada laju transpirasi. Faktor yang paling mempengaruhi laju transpirasi adalah
faktor angin yang dilihat dari grafik yang semakin lama proses transpirasinya akan
perlakuan cahaya matahri dikarenakan kondisi cuaca yang mendung dan tidak
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
hasil pengamatan yang telah diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh
pengamatan yang telah dilakukan adalah faktor angin. Semakin tinggi kecepatan
angin maka laju transpirasi akan meningkat, kemudian faktor selanjutnya yang
paling mempengaruhi laju transpirasi adalah suhu ruangan dimana semakin tinggi
suhu ruangan maka laju transpirasi akan meningkat, kemudian kelembapan udara
dimana semakin lembab udara disekitar ruangan maka laju transpirasi rendah
matahari kondisi cuaca ketika pengamatan sedang mendung dan gerimis sehingga
tidak terjadi perubahan pada bacaan pipet skala yang menunjukkan tidak adanya
adalah pengaruh cahaya matahari dimana semakin lama penyinaran yang terjadi
maka proses transpirasi juga akan semakin cepat hal ini dikarenakan cahaya