Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRATIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

Transpirasi

NAMA : Vina Safitri

NIM : 19031048

PRODI / KELAS : Pendidikan Biologi / D

DOSEN : Dr. Linda Advinda, M.kes

ASISTEN DOSEN : 1. Lati Jovanita

2. Nelfia Fitri

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
Pratikum 4
Transpirasi

A. Tujuan Pratikum
Untuk membandingkan proses transpirasi yang terjadi pada kedua tanaman.

B. Waktu dan Tempat


Hari/Tanggal : Selasa, 19 Oktober 2021
Pukul : 13.20 – 15.50 WIB
Tempat : Jl. Simpang Akhirat Kel.Kuranji Kota Padang

C. Dasar Teori
Transpirasi adalah proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup
tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula, dan
lentisel. Sekitar 80% air yang ditranspirasikan berjalan melewati lubang stomata, paling
besar peranannya dalam transpirasi. Sebagian besar air yang diserap tanaman
ditranspirasikan (Indradewa, 2011).

Laju transpirasi dapat dipengaruhi oleh kandungan air tanah dan alju absorbsi air di
akar. Siang hari biasanya air ditranspirasikan lebih cepat dari pada penyerapan dari tanah.
Hal tersebut menyebabkan devisit air dalam daun sehingga terjadi penyerapan yang besar,
pada malam hari terjadi sebaliknya. Jika kandungan air tanah menurun sebagai akibat
penyerapan oleh akar, gerakan air melalui tanah ke dalam akar menjadi lambat. Hal ini
cenderung untuk meningkatkan defisit air pada daun dan menurunkan laju transpirasi lebih
lanjut (Benyamin, 2012).

Transpirasi akan meningkat seiring dengan peningkatan defisit tekanan uap dari
udara kering. Kondukstansi stomata yang rendah merupakan indiator tipe tanaman toleran
kekeringan. Tingginya resistensi mengindikasikan penurunan kehilangan air, yang penting
untuk menjaga status air resistensi transpirasi membantu potensial air tanaman yang
berperan dalam menjaga turgiditas. Kemampuan daun menahan air yang ditunjukkan oleh
laju kehilangan air daun rate leaf water loss (RWL) dapat digunakan sebagai indikator yang
sederhana tapi handal untuk toleransi kekeringan (Adisyahputra, 2011).

Proses transpirasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal maupun
eksternal. Faktor-faktor internal antara lain adalah ukuran daun, tebal tipisnya daun, ada
tidaknya lapisan lilin pada permukaan daun, banyak sedikitnya bulu pada permukaan daun,
banyak sedikitnya stoma, bentuk dan lokasi stomata, termasuk pula umur jaringan, keadaan
fisiologis jaringan dan laju metabolisme. Faktor-faktor eksternal antara lain meliputi radiasi
cahaya, suhu, kelembaban udara, angin kandungan air tanah, gradient potensial air tanahj,
atmosfer, serta adanya zat-zat toksik di lingkungannya (Setiawan, 2015).

Distribusi stomata sangat berhubungan dengan kecepatan dan intensitas transpirasi


pada daun, yaitu misalnya letak satu sama lain dengan jarak tertentu. Dalam batas tertentu,
maka makin banyak porinya makin cepat penguapan. Jika lubang-lubang itu terlalu
berdekatan, maka penguapan dari lubang yang satu akan menghambat penguapan lubang
dekatnya (Papuangan, 2014).

Daun merupakan organ pokok pada tubuh tumbuhan. Pada umumnya berbentuk
pipih bilateral, berwarna hijau, dan merupakan tempat utama terjadinya fotosintesis.
Berkaitan dengan itu, daun memiliki struktur mulut daun yang berguna untuk pertukaran
gas O2, CO2, dan uap air dari daun ke alam sekitar dan sebaliknya (Sumardi, 2010).

Stomata adalah lubang atau celah yang terdapat pada epidermis organ tumbuhan
yang berwarna hijau yang dibatasi oleh sel khusus yang disebut sel penutup. Sel penutup
dikelilingi oleh sel-sel yang bentuknya sama atau berbeda dengan sel-sel epidermis lainnya
dan disebut sel tetangga. Sel tetangga berperan dalam perubahan osmotik yang
menyebabkan gerakan sel penutup yang mengatur lebar celah (Sumardi, 2010).

Laju transpirasi tanaman sangat beragam dan dipengaruhi oleh banyak


faktor, oleh karena itu pengukuran laju transpirasi pada kondisi lingkungan yang
tidak terkontrol dengan baik akan menjadi sangat rumit. Transpirasi memainkan peran
yang sangat penting dalam memastikan metabolisme tanaman yang baik ( Setiawan Dkk,
2015)
D. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Tali
b. Plastik 2 buah
2. Bahan
a. Aloe vera (Lidah buaya)
b. Bougenville sp (Bunga kertas)

E. Cara Kerja

Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan pada pratikum


transpirasi

Memasukan beberapa helai daun bunga kertas kedalam kantong plastik,


kemudian mengikatnya dengan tali

Melakukan hal yang sama pada daun lidah buaya. Memasukan daun lidah
buaya kedalam kantong plastik dan mengikatnya dengan tali

Menunggu proses transpirasi kedua tanaman selama 2 jam

Setelah 2 jam perhatikan uap air yang dihasilkan daun bunga kertas dan
lidah buaya, membandingkan kedua proses transpirasi.
F. Hasil Pengamatan

Tabel 1. Hasil pengamatan Transpirasi

No. Gambar Pengamatan


Daun Bunga Kertas Daun Lidah Buaya
1. Sebelum proses transpirasi Sebelum proses transpirasi

2. Setelah proses transpirasi Setelah proses transpirasi


Tabel 2. Data Perbandingan Uap air
No. Daun Uap Air
1. Aloe vera (Lidah buaya) Sedikit

2. Bougenville sp (Bunga kertas) Banyak

G. Pembahasan
Transpirasi adalah proses hilangnya air dari tubuh tumbuhan dapat berupa
cairan dan uap atau gas. Transpirasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik
internal maupun eksternal. Faktor internal adalah faktor berasal dari dalam tanaman
sendiri misalnya jumlah daun, tebal tipisnya daun, besar kecilnya daun, berlapiskan
lilin atau tidaknya permukaan daun, banyak sedikitnya bulu di permukaan daun,
luas daun, dan jumlah stomata. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang
mempengaruhi laju transpirasi tanaman yang berasal dari luar atau lingkungan
seperti suhu, cahaya, kelembaban, dan angin.

Pada pratikum kali ini, kami mengamati laju transpirasi pada bunga kertas
dan lidah buaya. Pada saat melakukan pengamatan seperti yg trlah di jelaskan pada
langkah kerja di dapatkan hasil dimana uap air yang di hasilkan pada bunga kertas
lebih banyak dari pada lidah buaya. Hal ini terjadi karena disebabkan oleh beberapa
faktor khususnya yaitu faktor morfologi dari tumbuhan tersebut. Aloe vera yang
memiliki daun yang tebal dan terdapat banyak air namun proses transpirasinya
lambat karena Aloe vera terdapat lapisan lilin yang lebih banyak di banding
tanaman bunga kertas. Oleh karena itu lidah buaya transpirasinya lambat karena
semakin banyak lapisan lilin dapat memperlambat transpirasi dan menghambat
keluarnya air serta pada lidah buaya jumlah daunnya juga sedikit sehingga jumlah
stomatanya juga sedikit, sehingga uap air yang dihasilkan juga sedikit dibandingkan
bunga kertas.

Banyak atau sedikitnya lapisan lilin berhubungan dengan pada jenis


tumbuhannya. Sebagaimana fungsi lapisan lilin yaitu untuk mengurangi penguapan
yang berlebih pada tumbuhan yang hidup di daerah kering seperti kaktus dimana
lapisan lilin pada tumbuhan tersebut tergolong lebih tebal di banding tumbuhan
lainnya yang menyebabkan tumbuhan yanh memiliki lapisan lilin tebal akan lambat
proses transpirasinya.

Pada dinding sel luar epidermis terdapat daerah dengan luar antar fibril yang
lebar, mengandung kutin yang membentuk lapisan kutikula di permukaan luar
epidermis. Kutikula umumnya tertutup oleh bahan yang bersifat lilin, merupakan
lapisan datar atau berbentuk batang. Kutikula adalah lapisan lilin yang tebal dan
berfungsi sebagai pelindung untuk membatasi transpirasi berlebihan pada tanaman
yang hidup di habitat bersuhu tinggi seperti di pantai. Hal ini merupakan salah satu
bentuk adaptasi terhadap cekaman lingkungan.

Pada bunga kertas uap air yang dihasilkan banyak karena jumlah daun
banyak sehingga stomata yang terbuka pada saat transpirasi ini banyak. Stomata
pada tumbuhan akan terbuka pada saat kondisi suhu lingkungan yang tinggi. Fungsi
utama dari stomata adalah pertukaran gas pada proses fotosintesis. Salah satu bahan
utama fotosintesis adalah karbon dioksida dari udara. Selain itu bunga kertas juga
tidak memiliki lapisan lilin seperti pada lidah buaya.

Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap
dari jaringan tumbuhan melalui stomata. Kemungkinan kehilangan air dari jaringan
tanaman melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangna
tersebut sangat kecil dibanding dengan yang hilang melalui stomata.Gerakan
membuka dan menutupnya stomata ini diakibatkan oleh intensitas dan kelembapan
sekitarnya. semakin lebar stomata yang terbuka maka semakin banyak air yang
hilang. Luas permukaan daun juga mempengaruhi proses transpirasi. semakin luas
permukaan daunya semakin besar transpirasinya.

Peristiwa transpirasi biasanya berhubungan dengan kehilangan air – dalam


melalui stomata, kutikula, dan lentisel. Banyak air yang harus hilang melalui
transpirasi untuk membesarkan tumbuhan karena rangka molekul semua bahan
organik pada tumbuhan terdiri dari atom karbon yang harus diperoleh dari atmosfer.
Karbon masuk ke dalam tubuh sebagai karbondioksida melaui pori stomata, yanag
paling banyak terdapat di permukaan daun dan air keluar secara difusi melalui pori
yang sama saat stomata terbuka. Proses transpirasi pada pratikum kali ini ditandai
dengan daun yang terlihat layu setelah terjadinya transpirasi.

H. Kesimpulan
1. Transpirasi adalah proses hilangnya air dari tubuh tumbuhan dapat berupa cairan
dan uap atau gas.
2. Transpirasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik internal maupun
eksternal. Faktor internal adalah faktor berasal dari dalam tanaman sendiri
misalnya jumlah daun, tebal tipisnya daun, besar kecilnya daun, berlapiskan
lilin atau tidaknya permukaan daun, banyak sedikitnya bulu di permukaan daun,
luas daun, dan jumlah stomata. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang
mempengaruhi laju transpirasi tanaman yang berasal dari luar atau lingkungan
seperti suhu, cahaya, kelembaban, dan angin.
3. Pada pratikum kali ini, didapatkan hasil dimana laju transpirasi bunga kertas
lebih cepat dibandingkan lidah buaya.
4. Uap air yang dihasilkan lidah buaya lebih sedikit karena dipengaruhi oleh
lapisan lilin.
DAFTAR PUSTAKA

Adisyahputra. 2011. Pewarisan sifat densitas stomata dan laju kehilangan air daun
(rate leaf water loss RWL) pada kacang tanah (Arachis hypogaea L.). Jurnal
Natur Indonesia, 4(1): 73-89.

Benyamin, 2012. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT. Raja Grafindo


Persada.

Indradewa. 2011. Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : UI-Press.

Papuangan, N., Nurhasanah, M. Djurumudi, 2014. Jumlah dan distribusi stomata


pada tanaman penghijauan di kota Ternate. Jumlah dan Distribusi Stomata
pada Tanaman Penghijauan, 3(1): 287-292.

Setiawan, A. Dkk. 2015. Relationship Transpiration Ability with Growth Dimension of


Seedling Acacia decurens Inoculated with Glomus etunicatumand Gigaspora
margarita. Jurnal Silvikultur tropika Vol.06 No.2 . Bandung : IPB.

Setiawan, B.A., S.W.Budi R. dan C. Wibowo, 2015. Hubungan Kemampuan


Transpirasi dengan Dimensi Tumbuh Bibit Tanaman Acacia decurrens
Terkolonisasi Glomus etunicatum dan Gigaspora margarita. Jurnal Silvikultur
Tropika, 6(2): 107-113.

Sumardi, I., Nugroho, H., dan Purnomo. 2010. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan.
Jakarta Penebar Swadaya.
Lampiran

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Memasukan beberapa helai daun bunga kertas kedalam kantong plastik,


kemudian mengikatnya dengan tali
3. Memasukan daun lidah buaya kedalam kantong plastik dan mengikatnya
dengan tali

4. Menunggu selama 2 jam


5. Hasil Transpirasi
a. Bunga Kertas

b. Lidah Buaya

Anda mungkin juga menyukai