Oleh :
210210103064
6/C
Untuk membuktikan bahwa air tanah naik ke daun disebabkan oleh daya
hisap daun dan faktor faktor yang mempengaruhinya.
VI. PEMBAHASAN
Judul dan Tujuan Praktikum
Pembuktian daya hisap daun. Percobaan ini bertujuan untuk membuktikan
bahwa air tanah naik ke daun disebabkan oleh daya hisap daun dan faktor – faktor
lain yang mempengaruhinya.
Daya Hisap Daun
Daya hisap daun merupakan proses yang terjadi karena transpirasi atau
penguapan oleh stomata daun sehingga menyebabkan air dari dalam tanah naik ke
atas menuju daun. Terdapat beberapa teori mengenai kenaikan air tanah menuju
daun antara lain teori vital, tekanan akar, hukum kapilaritas, dan gaya kohesi.
Teori vital, pergerakan air tanah dari akar menuju daun dibantu oleh sel-sel hidup
yaitu sel parenkim kayu dan sel jaringan empulur di sekitar xilem, xilem adalah
berkas pengangkut yang terdiri dari trakea dan trakeid yang merupakan sel mati
dan parenkim yang merupakan sel hidup dan mampu mengadakan metabolisme.
Tekanan akar, adanya tekanan dari akar mengakibatkan air bergerak dari tanah
kemudian masuk ke akar dan diteruskan ke daun. Hukum kapilaritas, pembuluh
xilem dapat dikatakan sebagai pembuluh kapiler sehingga air naik di dalamnya
sebagai akibat dari gaya adhesi antara dinding xilem dengan molekul air.
Kapilaritas adalah peristiwa naik atau turunnya permukaan zat cair melalui
perantara, seperti pipa kapiler. Gaya kohesi, pergantian molekul air oleh molekul
air lain yang ada di bawahnya diakibatkan molekul air meloncat keluar karena
transpirasi. Hal ini terjadi karena molekul air letaknya berderet-deret dari akar
hingga daun.
Alat dan Bahan yang digunakan
Alat yang digunakan antara lain photometer, beaker glass, stopwatch, cutter,
baskom, pipa kapiler, dan corong air. Photometer berfungsi sebagai alat untuk
mengukur berbagai parameter. Beaker glass berguna untuk menampung air.
Stopwatch berfungsi untuk mencatat atau mengatur waktu saat pengamatan
pergerakan air di pipa kapiler. Cutter berguna untuk memotong batang pacar air di
dalam baskom berisi air. Baskom sebagai wadah air untuk pemotongan batang air.
Bahan yang digunakan antara lain tumbuhan pacar air beserta daunnya sebagai
objek yang akan diamati daya hisap daunnya melalui pergerakan pipa kapiler. Air
sebagai indikator kemampuan daya hisap daun pacar air. Plastisin berfungsi untuk
menutupi kebocoran pada pipa kapiler. Vaselin berguna untuk menyumbat bagian
pipa yang mengalami kebocoran. Hygrometer berfungsi sebagai alat untuk
mengukur kelembapan udara dan suhu.
Data Hasil Praktikum
Percobaan mengenai pembuktian daya hisap daun menggunakan tanaman
pacar air beserta daunnya. Sebelum perlakuan, batang tanaman pacar air dipotong
dan di sesuaikan dengan besar batang dengan besar lubang pipa kapiler.
Kemudian setelah di potong asisten membagi beberapa kelompok jumlah daun
diantaranya jumlah daun 0 ( tanpa daun) , 2 daun , 4 daun, dan 6 daun dengan
estimasi pengamatan beruntun selama 5,20,15, dan 20 menit. Kemudian asisten
juga membagi setiap masing masing tim berada di lingkungan terang 4 kelompok
dan tempat teduh 4 kelompok. Hasil kelompok tempat teduh dengan kelembapan
49% , suhu 29ᵒC dengan jumlah 0 ,2,4,6 daun hanya sedikit terjadi pergerakan air
dalam pipa . Hasil tersebut terjadi karena tidak ada cahaya matahari, suhu ruangan
yang rendah, dan kelembapan udara yang tinggi sehingga laju transpirasi rendah
yang mengakibatkan rendahnya bahkan tidak ada daya hisap daun. Hal ini sesuai
dengan literatur yang ada. Menurut Sialen (2021), sinar matahari mengakibatkan
terbukanya stomata sehingga tidak adanya cahaya matahari maka stomata daun
pacar air akan menutup dan laju transpirasi rendah sehingga daya hisap daun
kecil. Suhu ruangan yang rendah, semakin tinggi temperatur maka kecepatan
transpirasi semakin tinggi, kenaikan temperatur maka akan menambah tekanan
uap di dalam daun dan menambah tekanan uap di luar daun. Udara di luar daun
tidak terbatas maka tekanan uap luar tidak lebih besar daripada di dalam daun
sehingga uap air akan mudah berdifusi dari dalam daun menuju udara bebas.
Kelembapan udara yang tinggi, semakin tinggi kelembapan udara maka laju
transpirasi semakin rendah sehingga daya hisap daun semakin kecil.
Kemudian untuk data tempat terang dengan jumlah 0,2,4,6 daun
keterangan kelembapan 3% dan suhu 50ᵒC. Pada percobaan daun berjumlah 0
selama menit ke-5 hingga menit k-20 hanya menghasilkan sedikit pergerakan air
di pipa kapiler, peristiwa ini menunjukkan adanya tidak ada daya hisap daun dari
tanaman pacar air karena tidak ada organ utama tumbuhan untuk melakukan
transpirasi yaitu daun. Sedangkan percobaan dengan daun berjumlah 2
menghasilkan pergerakan air di pipa kapiler yang lebih signifikan antara menit 10
– 20 sebesar 0,3ml - 0,8 ml dibandingkan dengan percobaan dengan jumlah daun
4 hanya menunjukkan angka yang konstan pada menit ke 10 hingga 20 yaitu
sebesar 0,2 ml air terhisap. Hal ini selaras dengan pernyataan faktor kegagalan
bahwa terjadi kebocoran pipa yang menyebabkan data yang dihasilkan menjadi
kurang akurat kebenarannya. Sehingga pembanding antara daun jumlan 2 dan 4
tidak bisa dilakukan. Akan tetapi pada daun berjumlah 6 terjadi pergerakan air
yang cukup signifikan pada menit 20 sebesar 1 ml air. Dari sinilah kami dapat
menganalisis data bahwa pergerakan air pada pipa kapiler semakin besar seiring
dengan bertambahnya intensitas cahaya matahari dan suhu yang semakin panas.
Meningkatnya pergerakan air pada pipa kapiler menandakan bahwa terangnya
cahaya, suhu yang tinggi, dan kelembapan udara yang rendah mempengaruhi daya
hisap daun. Hal ini sesuai dengan literatur. Menurut Sugiarto et al., (2020),
besarnya intensitas cahaya yang besar menyebabkan laju transpirasi tanaman lebih
besar daripada laju transpirasi tanaman pada intensitas cahaya yang rendah juga
kelembaban udara dapat mempengaruhi lebar porus stomata tanama
Daya hisap daun terbukti menyebabkan air tanah naik ke daun. Hal ini
berkaitan dengan transpirasi yang terjadi pada daun tumbuhan, tumbuhan
mengalami transpirasi atau penguapan sehingga molekul air yang ada di daun
akan keluar dan molekul air yang di bawahnya mengisi kekosongan tempat
molekul air sebelumnya, hal ini terus terjadi hingga air di luar akar masuk ke
dalam akar. Proses ini terlihat pada percobaan di tempat terang, air mengalir ke
tumbuhan pacar air yang membuktikan daya hisap daun mengakibatkan air
bergerak ke atas menuju daun. Daya hisap daun dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain terang teduhnya cahaya, banyaknya daun, kelembapan udara, dan
tersedianya air tanah
7.2 Saran
7.2.1 Saran untuk Asisten
Pada praktikum kali ini, sebaiknya asisten lebih paham dan
mengerti bagaimana alat digunakan dengan benar sehingga
kesalahan itu jika bisa diminimalisir. Lalu untuk perlakuan
percobaan saya survai dikelas lain menggunakan bahan pewarna
sebagai uji daya hisap air ke daun , namun pada kelas kami tidak
menggunakan sehingga teori yang dibuktikan kurang berkesan.
Dikarenakan saaat diberikan pewarna airnya maka akan terlihat dan
membuktikan bahwa daya hisap daun pada airpewarna akan
menyebar ke seluruh permukaan daun.
7.2.2 Saran untuk Praktikum
Pada praktikum kali ini, sebaiknya lebih hati hati lagi terhadap
perintah asisten, sebaiknya harus dianalisis lagi dengan
pemahaman teori lebih dalam. Supaya praktikum percobaan itu
sesuai dengan prosedur yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Advinda, L. 2018. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Sleman: CV Budi Utama.
Costa, Y. O. D. dan E. Daningsih. 2022. Ketebalan Daun dan Laju Transpirasi pada Tanaman
Hias Dikotil. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI). 27 (1): 40 – 47.
Franzisky, B. L., C. M. Geilfus, M. L. R. Perez, I. Fehrle, A. Erban, J. Kopka, dan C. Zorb.
2020. Acclimatisation Of Guard Cell Metabolism To Long-Term Salinity. Plant, Cell
& Environment Journal. 44 (3):870 – 884.
Koryati, T., D. W. Purba, D. W. Surjaningsih, J. Herawati, D. Sagala, S. R. Purba, M.
Kairani, K. Amartani, E. Sutrisno, N. H. Panggabean, I. Erdiandini, dan R. F. Aldya.
2021. Fisiologi Tumbuhan. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Riastuti, R. D. dan Y. Febrianti. 2021. Morfologi Tumbuhan Berbasis Lingkungan. Malang:
Ahlimedia Book.
Salsabila,A.H.,Ardelya,D.P.,Br.M.B.,Azzahra,S.S.2023. Studi Literatur: Berbagai Daun
Tumbuhan Indonesia Sebagai Antidiabetes. Jurnal Ilmu Kesehatan dan Gizi
(JIG).1(3): 122-134.
Silaen, S. 2021. Pengaruh Transpirasi Tumbuhan dan Komponen Didalamnya.
Agroprimatech. 5 (1): 14 – 20.
SUgiarto, A., H. Marisa, dan Sarno. 2020. Pemodelan Pengaruh Peningkatan Suhu Udara
Terhadap Laju Transpirasi Bibit Lansium Domesticum Corr Menggunakan Metode
Potometer Yang Dimodifikasi. SRIBIOS: Sriwijaya Bioscienta. 1 (1): 31 – 34.
Wahyuni, S. dan M. Afidah. 2022. The Estimation of Ketapang (Terminalia catappa Linn.)
Tree’s Transpiration. Jurnal Biologi Tropis. 22 (3): 889 – 894.
Zhuang, S., L. Zhou, W. Xu, N. Xu, X. Hu, X. Li, G. Lv, Q. Zheng, S. Zhhu, Z. Wang, dan J.
Zhu. 2018. Tuning Transpiration by Interfacial Solar Absorber-Leaf Engineering.
Advanced Science. 5 (2): 1 – 7.
LAMPIRAN
LEMBAR ACC
LAMPIRAN PRAKTIKUM