PENGUAPAN AIR
Disusun oleh :
Kelompok 5 Indralaya
Dwi Wahdini (06091282126027)
Desi Apriyanti (06091182126005)
Disa Almira Pabila (06091282126049)
Irma Cahyani Safitri (06091282126038)
Nabilah Afifah Putri (06091282126017)
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Rahmi Susanti, M.Si.
Susy Amizera SB., M.Si.
Salah satu penyebab terjadinya pelayuan adalah karena adanya proses transpirasi
atau penguapan air yang tinggi melalui bukaan-bukaan alami seperti stomata,
hidatoda dan lentisel yang tersedia pada permukaan dari produk sayuran daun
tersebut. Kadar air (85-98%) dan rasio antara luas permukaan dengan berat yang
tinggi dari produk memungkinkan laju penguapan air berlangsung tinggi sehingga
proses pelayuan dapat terjadi dengan. Selain faktor internal produk, faktor
ekstemal seperti suhu, kelembaban serta kecepatan aliran udara berpengaruh
terhadap kecepatan pelayuan. Mekanisme membuka dan menutupnya bukaan-
bukaan alami pada permukaan produk seperti stomata dipengaruhi oleh suhu dari
produk. Pada kondisi dimana suhu produk relatif tinggi maka bukaan- bunkaan
alami cenderung membuka dan sebaliknya pada keadaan suhunya relatif rendah
maka buakaan alami mengalami penutupan (Dwidjosseputro, 1984)
Tingginya kandungan air produk menyebabkan tekanan uap air dalam produk
selalu dalam keadaan tinggi dan bila kelembaban udara atau tekanan uap air di
udara rendah maka akan terjadi defisit tekanan uap air yang menyebabkan
perpindahan air dari dalam produk ke udara sekitarnya. Bila sebaliknya, tekanan
uap air di luar lingkungan produk lebih tinggi maka akan terjadi pergerakan air
dari luar ke dalam produk. Sangat memungkinkan untuk mendifusikan air ke
dalam produk semaksimal mungkin untuk menyegarkan kembali dengan mengatur
tekanan air serta mengendalikan mekanisme membuka dan menutupnya bukaan
alami, dimana proses penyegaran ini dikenal dengan crisping.
(ml)
1. Terdedah 1 tumbuhan
2. Terdedah 2 tumbuhan
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑑𝑎𝑢𝑛
Luas semua daun = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
14,72
= 𝑥2𝑥2
0,27
14,72
= 𝑥4
0,27
= 218,07 cm2
3. Terdedah 3 tumbuhan
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑑𝑎𝑢𝑛
Luas semua daun = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
23,31
= 𝑥2𝑥2
0,38
32,83
= 𝑥4
0,30
= 245,36 cm2
4. Ternaung 1 tumbuhan
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑑𝑎𝑢𝑛
Luas semua daun = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
23,23
= 𝑥2𝑥2
0,14
23,23
= 𝑥4
0,14
= 663,71 cm2
5. Ternaung 2 tumbuhan
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑑𝑎𝑢𝑛
Luas semua daun = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
13,02
= 𝑥2𝑥2
0,11
13,02
= 𝑥4
0,11
= 437,45 cm2
6. Ternaung 3 tumbuhan
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑑𝑎𝑢𝑛
Luas semua daun = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
28,59
= 𝑥2𝑥2
0,13
28,59
= 𝑥4
0,13
= 876,69 cm2
Meirina. 2009. Optimalisasi Pembukaan Porus Stomata Daun Kedelai (Glycine max (L)
merril) pada Pagi Hari dan Sore. Vol 11 No 1.Tersedia di http://www.undip.ac.id/.
Diaskses pada 4 Oktober 2015 Lakitan, Benyamin 2007. Dasar-Dasar Fisiologi
Tumbuhan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
LAMPIRAN