Anda di halaman 1dari 9

TRANSPIRASI PADA TUMBUHAN

DI
S
U
S
U
N
OLEH :

1. PUTU DIANA SARI (06091281621021)


2. YUNI SRI MURNI (06091181621061)

DOSEN PENGAMPUH : Dr. Rahmi Susanti, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2018
A. Fungsi Transpirasi

Transpirasi adalah hilangnya air dalam bentuk uap air dari tubuh tumbuhan
melalui penguapan. Penguapan air menciptakan daya isap sehingga tumbuhan bisa
menyerap mineral dan nutrient penting dari dalam tanah.

Kehilangan air saat transpirasi dapat berlangsung dari setiap bagian tumbuhan
yang berhubungan dengan atmosfir. Meski begitu, sebagian besar berlangsung
melalui daun lewat stomata. Karena sifat kutikula yang impermeabel terhadap air,
transpirasi yang berlangsung melalui kutikula relatif sangat kecil, untuk
menguapkan 1 gram air dibutuhkan energi panas sebanyak 500 kal. Dengan
begitu, transpirasi menimbulkan pengaruh pendinginan pada daun.

Kebutuhan panas untuk menguapkan air berasal dari sinar matahari. Sinar
matahari disalurkan melalui tiga cara :

 Sebagai cahaya langsung, difusi atau pantulan


 Sebagai radiasi panas yaitu dari atmosfir, tanah atau benda sekitarnya
 Oleh aliran konveksi (aliran udara panas melalui daun). Dari jumlah panas
yang diabsorpsi daun, hanya sebagian kecil saja yang diterima sebagai
panas penghantaran (koduksi) dari bagian tubuh tumbuhan lainnya.

- Fungsi Transpirasi Tumbuhan

2. Memperkuat daya kapiler yang dimiliki pembuluh angkut sehingga air dan
nutrisi dapat sampai kebagian paling luar tumbuhan
3. Sebagai bentuk pemutar (siklus) air dalam tanah sehingga air dalam tanah
dapat berputar kembali menjadi hujan.
- Peran Transpirasi bagi Tumbuhan

Transpirasi bermanfaat bagi tumbuhan karena :


1. Menyebabkan terbentuknya daya isap daun, hingga terjadi transport air di
batang.
2. Membantu penyerapan air dan zat hara oleh akar.
3. Mengurangi air yang terserap berlebihan.
4. Dapat mempertahankan temperatur yang sesuai untuk daun.
5. Berperan pada fotosintesis dan respirasi karena membuka / menutupnya
stomata.

Dari peran yang ada terlihat bahwa yang terpenting adalah untuk melepas energi
yang diterima dari radiasi matahari. Energi radiasi matahari yang digunakan
untuk proses fotosintesis hanya 2 % atau kurang, sehingga selebihnya harus
dilepaskan ke lingkungan, baik dengan pancaran, hantaran secara fisik dan
sebagian besar untuk menguapkan air.

B. Perbedaan Transpirasi dan Gutasi

Gutasi adalah peristiwa menetesnya air dari pinggiran dan ujung daun. Air gutasi
keluar dari sel-sel daun yang disebut hidatoda. Hidatoda merupakan lubang daun
(stoma) yang tidak berdiferensiasi sempurna, sehingga tidak bisa membuka dan
menutup.
Air gutasi mengandung senyawa-senyawa organik dan anorganik, senyawa-
senyawa organik dapat berasal dari bocoran sel-sel yang berdampingan
dengan jaringan xilem, sedangkan senyawa-senyawa anorganik berasal dari
larutan tanah yang diabsorpsi oleh akar yang secara pasif terbawa dalam cairan
xilem ke atas, ke daun. Tingkat terjadinya gutasi sangat rendah dibandingkan
dengan transpirasi.Gutasi juga lebih jarang diobservasi daripada transpirasi.
Titik-titik air di tepi daun yang terjadi akibat gutasi di pagi hari sering
disalahartikan sebagai embun. Pengeluaran air melalui proses gutasi terjadi akibat
adanya tekanan positif akar. Meskipun ketika laju transpirasi rendah, akar terus
menyerap air dan mineral sehingga air yang masuk ke jaringan lebih banyak
daripada yang dilepaskan keluar. Kondisi yang tidak mendukung terjadinya
tekanan akar seperti suhu dingin dan tanah yang kering menghambat terjadinya
gutasi. Kekurangan mineral juga diketahui memengaruhi proses gutasi.

Bila transpirasi terjadi pada stomata, maka gutasi terjadi pada struktur khusus
bernama hidatoda. Hidatoda seringkali disebut sebagai stomata air. Hidatoda
terletak di ujung dan sepanjang tepi daun. Oleh karena itulah, titik-titik air akan
terlihat di ujung dan tepi daun. Gutasi biasanya terjadi pada malam hari, namun
terjadi juga pada pagi hari.
Beberapa perbedaan utama gutasi dan transpirasi adalah:
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Transpirasi
 Faktor dalam adalah:
1. Penutupan stomata : Sebagian besar transpirasi terjadi melalui stomata
karena kutikula secara relatif tidak tembus air, dan hanya sedikit
transpirasi yang terjadi apabila stomata tertutup. Jika stomata terbuka lebih
lebar, lebih banyak pula kehilangan air tetapi peningkatan kehilangan air
ini lebih sedikit untuk mesing-mesing satuan penambahan lebar stomata
Faktor utama yang mempengaruhi pembukaan dan penutupan stomata
dalam kondisi lapangan ialah tingkat cahaya dan kelembapan.
2. Jumlah dan ukuran stomata : Jumlah dan ukuran stomata, dipengaruhi
oleh genotipe dan lingkungan mempunyai pengaruh yang lebih sedikit
terhadap transpirasi total daripada pembukaan dan penutupan stomata.
3. Jumlah daun : Makin luas daerah permukaan daun, makin besar
transpirasi.
4. Penggulungan atau pelipatan daun : Banyak tanaman mempunyai
mekanisme dalam daun yang menguntungkan pengurangan transpirasi
apabila persediaan air terbatas.
5. Kedalaman dan proliferasi akar : Ketersedian dan pengambilan
kelembapan tanah oleh tanaman budidaya sangat tergantung pada
kedalaman dan proliferasi akar. Perakaran yang lebih dalam meningkatkan
ketersediaan air, dari proliferasi akar (akar per satuan volume tanah )
meningkatkan pengambilan air dari suatu satuan volume tanah sebelum
terjadi pelayuan permanen.

 Faktor luar adalah :

1. Sinar matahari Seperti yang telah dibicarakan didepan, maka sinar


menyebabkan membukanya stoma dan gelap menyebabkan tertutupnya
stoma, jadi banyak sinar berarti juga mempergiat transpirasi. Karena sinar
itu juga mengandung panas (terutama sinar infra-merah), maka banyak
sinar berarti juga menambah panas, dengan demikian menaikkan
tempratur. Kenaikan tempratur sampai pada suatu batas yang tertentu
menyebabkan melebarnya stoma dan dengan demikian memperbesar
transpirasi .

2. Temperatur Merupakan faktor lingkungan yang terpenting yang


mempengaruhi transpirasi daun yang ada dalam keadaan turgor. Suhu
daun di dalam naungan kurang lebih sama dengan suhu udara, tetapi daun
yang kena sinar matahari mempunyai suhu 10o -20o F lebih tinggi
daripada suhu udara. Pengaruh tempratur terhadap transpirasi daun dapat
pula ditinjau dari sudut lain, yaitu didalam hubungannya dengan tekanan
uap air di dalam daun dan tekanan uap air di luar daun. Kenaikan
temperatur menambah tekanan uap di dalam daun. Kenaikan tempratur itu
sudah barang tentu juga menambah tekanan uap di luar daun, akan tetapi
berhubung udara di luar daun itu tidak di dalam ruang yang terbatas, maka
tekanan uap tiada akan setinggi tekanan uap yang terkurung didalam daun.
Akibat dari pada perbedaan tekanan ini, maka uap air akan mudah
berdifusi dari dalam daun ke udara bebas

3. Kebasahan udara (Kelembaban udara) Pada hari cerah udara tidak banyak
mengandung uap air. Di dalam keadaan yang demikian itu, tekanan uap di
dalam daun jauh lebih lebih tinggi dari pada tekanan uap di luar daun, atau
dengan kata lain, ruang di dalam daun itu lebih kenyang akan uap air
daripada udara di luar daun, jadi molekul-molekul air berdifusi dari
konsentrasi tinggi (di dalam daun) ke konsentrasi yang rendah (di luar
daun. Kesimpulannya ialah, udara yang basah menghambat transpirasi,
sedang udara kering melancarkan transpirasi. Pada kondisi alamiah, udara
selalu mengandung uap air, biasanya dengan konsentrasi antara 1 sampai 3
persen. Sebagian dari molekul air tersebut bergerak ke dalam daun melalui
stomata dengan proses kebalikan transpirasi. Laju gerak masuknya
molekul uap air tersebut berbanding dengan konsentrasi uap air udara,
yaitu kelembaban. Gerakan uap air dari udara ke dalam daun akan
menurunkan laju neto dari air yang hilang. Dengan demikian, seandainya
faktor lain itu sama, transpirasi akan menurun dengan meningkatnya
kelembaban udara

4. Angin Pada umumnya angin yang sedang, menambah kegiatan transpirasi.


Karena angin membawa pindah uap air yang bertimbun-timbun dekat
stoma. Dengan demikian, maka uap yang masih ada di dalam daun
kemudian mendapat kesempatan untuk difusi ke luar . Angin mempunyai
pengaruh ganda yang cenderung saling bertentangan terhadap laju
transpirasi. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa angin cenderung
untuk meningkatkan laju transpirasi, baik di dalam naungan atau cahaya,
melalui penyapuan uap air. Akan tetapi, di bawah sinar matahari, pengaruh
angin terhadap penurunan suhu daun, dengan demikian terhadap
penurunan laju transpirasi, cenderung lebih penting daripada pengaruhnya
terhadap penyingkiran uap air. Dalam udara yang sangat tenang suatu
lapisan tipis udara jenuh terbentuk di sekitar permukaan daun yang lebih
aktif bertranspirasi. Jika udara secara keseluruhan tidak jenuh, maka akan
terdapat gradasi konsentrasi uap air dari lapisan udara jenuh tersebut ke
udara yang semakin jauh semakin tidak jenuh. Dalam kondisi seperti itu
transpirasi terhenti karena lapisan udara jenuh bertindak sebagai
penghambat difusi uap air ke udara di sekitar permukaan daun. Oleh
karena itu, dalam udara yang tenang terdapat dua tahanan yang harus
ditanggulangi uap air untuk berdifusi dari ruang-ruang antar sel ke udara
luar. Yang pertama adalah tahanan yang harus dilalui pada lubang-lubang
stomata, dan yang kedua adalah tahanan yang ada dalam lapisan udara
jenuh yang berdampingan dengan permukaan daun. Oleh karena itu dalam
udara yang bergerak, besarnya lubang stomata mempunyai pengaruh lebih
besar terhadap transpirasi daripada dalam udara tenang. Namun, pengaruh
angin sebenarnya lebih kompleks daripada uraian tadi karena
kecendrungannya untuk meningkatkan laju transpirasi sampai tahap
tertentu dikacaukan oleh kecendrungan untuk mendinginkan daun-daun
sehingga mengurangi laju transpirasi. Tetapi efek angin secara keseluruhan
adalah selalu meningkatkan transpirasi

5. Keadaan air dalam tanah Air di dalam tanah ialah satu-satunya suber yang
pokok, dari mana akar-akar tanaman mendapatkan air yang
dibutuhkannya. Absorpsi air lewat bagian-bagian lain yang ada di atas
tanah seperti batang dan daun juga ada, akan tetapi pemasukan air lewat
bagian-bagian itu tiada seberapa kalau dibanding dengan penyerapan air
melalui akar. Tersedianya air dalam tanah adalah faktor lingkungan lain
yang mempengaruhi laju transpirasi. Bila kondisi air tanah sedemikian
sehingga penyediaan air ke sel-sel mesofil terhambat, penurunan laju
transpirasi akan segera tampak Laju transpirasi dapat dipengaruhi oleh
kandungan air tanah dan laju absorbsi air dari akar. Pada siang hari,
biasanya air ditranspirasikan dengan laju yang lebih cepat daripada
penyerapannya dari tanah. Hal tersebut menimbulkan defisit air dalam
daun. Pada malam hari akan terjadi kondisi yang sebaliknya, karena suhu
udara dan suhu daun lebih rendah. Jika kandungan air tanah menurun,
sebagai akibat penyerapan oleh akar, gerakan air melalui tanah ke dalam
akar menjadi lebih lambat.

Sumber
http://www.learniseasy.com/pengertian-transpirasi-tumbuhan.html
http://www.pelajaran.co.id/2017/28/pengertian-proses-dan-perbedaan-transpirasi-dan-
gutasi-pada-tumbuhan.html

http://www.pintarbiologi.com/2016/07/transpirasi-dan-gutasi-pada-tumbuhan.html

http://dinaraudhaazmi.blogspot.co.id/2014/11/faktor-faktor-yang-
mempengaruhi.html

Anda mungkin juga menyukai