TRANSPIRASI STOMATA
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penguapan adalah suatu proses pergerakan molekul-molekul zat cair dari
permukaan zat cair tersebut ke udara bebas. Hilangnya air dari tubuh tumbuhan
sebagian besar melalui permukaan daun disebut sebagai transpirasi.Transpirasi ini
terjadi melalui daun akan tetapi dapat juga melalui permukaan tubuh yang lainnya
seperti batang. Oleh karena itu dikenal 3 jenis transpirasi, yaitu transpirasi melalui
stomata, melalui kutikula, dan melalui lentisel.
Transpirasi ini biasanya bibatasi pada masalah-masalah transpirasi melalui
daun, karena sebagian besar hilangnya molekul-molekul air ini lewat permukaan
daun tumbuhan. Mengingat akan pentingnya pemahaman tentang proses
transpirasi, maka diadakanlah praktikum ini dengan tujuan untuk mengetahui
terjadinya transpirasi serta pengaruh angin terhadap transpirasi
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah transpirasi terjadi pada tumbuhan?
1.2.2 Apakah angin berpengaruh terhadap kecepatan respirasi?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mampu membuktikan terjadinya transpirasi pada daun tanaman Begonia
1.3.2 Mampu mengetahui pengaruh angin terhadap kecepatan transpirasi
3.1 Bahan
3.3Cara kerja
3.3.1 Alat dan bahan disiapkan
3.3.2 Potongan kertas saring yang sudah direndam dalam larutan kobal klorit
dan dikeringkan dalam oven disiapkan.
3.3.3 Dua tanaman Begonia sp yang masing-masing ditempatkan dekat dengan
kipas angin yang sudah ditentukan kecepatannya disiapkan.
3.3.4 Kertas kobal klorit diambil dari dalam oven dengan cepat dan ditempelkan
ke daun Begonia sp dengan bantuan klip.
3.3.5 Dicatat waktu yang dibutuhkan mulai saat kertas kobal klorit ditempelkan
pada daun Begonia sp sampai terjadi perubahan warna kertas kobal klorit.
3.3.6 Dilakukan hal yang sama pada tanaman Begonia sp yang ditempatkan
dekat kipas angin maupun yang jauh dari kipas angin.
3.3.7 Percobaan dilakukan dengan dua kali pengulangan.
IV. HASIL PENGAMATAN
4.1 Pada tempat teduh
Ulangan Waktu
Hasil yang didapat pada praktikum ini pada saat percobaan pertama Begonia sp
di tempat teduh adalah 178 detik. Pada ulangan percobaan yang kedua waktu yang
diperlukan adalah 170 detik. Maka rata rata nya yaitu 174 detik. Selanjutnya uji
dilakukan di tempat yang lebih panas hasil percobaan pertama adalah 118 detik. Pada
ulangan yang kedua waktu yang diperlukan adalah 94 detik. Pada ulangan ketiga 104
detik dan pada ulangan yang terakhir 110 detik. Maka didapatkan rata – rata 106,5
detik. Perubahan warna menjadi biru menandai bahwa kandungan air di dalam kertas
kobalt klorid tersebut telah hilang(menguap). Ketika kertas kobalt klorid
ditempelkan pada permukaan daun warna kertas kobalt yang telah menjadi biru akan
kembali ke warna awal (putih). Kembalinya warna dari kertas kobalt klorida saat
ditempelkan pada permukaan daun baik atas maupun bawah menunjukkan adanya
kandungan air kembali ke dalam kertas. Kandungan air ini diperoleh dari transpirasi
daun. Hal ini sesuai dengan Chang (2005) bahwa kertas kobalt klorida digunakan
untuk menguji apakah suatu cairan mengandung air atau tidak. Perubahan terjadi
dari biru menjadi meradi merah. Kobalt (II) klorida berwarna merah karena
kehadiran ion Co(H₂O)̣̣̣₆²⁺
̣̣̣ bila ditambahkan HCl, larutan berubah menjadi biru,
akibat pembentukan ion kompleks CoCl₄²⁻.
Tanaman berada pada kondisi lingkungan panas yakni, kaya akan kandungan
uap air. Stomata daunnya membuka, hal ini dikarenakan jika stomata terbuka, maka
laju pertukaran air dari tumbuhan ke lingkungan akan meningkat, jika konsentrasi
air di tumbuhan menjadi bertambah karena masuk dari lingkungan maka secara
otomatis tumbuhan akan berusaha untuk mendapatkan CO2 yang banyak dengan
membuka stomata agar proses fotosintesis akan menghasilkan produk yang banyak
karena bahan bakar fotosintesis yaitu CO2 dan air. Air disini dapat berasal dari akar
maupun dari udara. Dengan demikian proses transpirasi di tempat yang terang atau
mendapat cahaya matahari yang lebih banyak cenderung berjalan lebih cepat
dibanding dengan proses transpirasi yang terjadi ditempat yang teduh atau gelap.
Pada saat tanaman berada di konsdisi lingkungan yang gelap maka stomata
cenderung akan menutup. Dengan menutupnya stomata ini maka proses transpirasi
pada tumbuhan juga akan berkurang karena pada proses transpirasi, air dari dalam
tumbuhan akan keluar melalui stomata. Hal ini sesuai dengan pendapat Dahlia
(2001) bahwa Cahaya matahari menyebabkan membukanya stoma dan gelap
menyebabkan menutupnya stoma. Jadi, banyak cahaya matahari mempergiat
transpirasi, karena cahaya mengandung energi panas sehingga temperatur naik.
Kenaikan temperatur pada batas tertentu akan menyebabkan melebarnya stomata
sehingga memperbesar laju transpirasi.
VI. KESIMPULAN
6.1 Pada tanaman Begonia sp terjadi proses transpirasi tumbuhan. Hal ini dibuktikan
dengan berubahnya warna kertas kolbt klorin baik di tempat yang teduh atau gelap
atupun di tempat yang terang. Berubahnya kertas kolbat klorin membuktikan bahwa
di stomata daun Begonia sp terdapat air dari proses transpirasi.
6.2 Dalam proses transpirasi pada tumbuhan dipengaruhi oleh angin. Angin akan
membawa masa udara yanga ada di sekitar tumbuhan, sehingga dapat menurunkan
tekanan uap di sekitar tumbuhan, sehingga dapat menurunkan tekanan uap di sekitar
daun yang mengakibatkan meningkatnya laju transpirasi
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1.
Jakarta: Erlangga
Dahlia. 2001.Fisiologi Tumbuhan Dasar. Malang: UM Press.
Feryanto, Indah. 2011. Panduan Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Bangka
Belitung: Universitas Bangka Belitung
Haryanti, S dan Tetrinica, M. 2009. Optimalisasi Pembukaan Porus Stomata Daun
Kedelai (Glycine max (L) Merril) pada Pagi Hari dan Sore.
BIOMA.11(1): 18-23.
Lakitan. 2007. Dasar-dasar fisiologi tumbuhan. Jakarta: PT Raja
GrafindoPersada.
Lestari, E.G. 2006. Hubungan antara Kerapatan Stomata dengan Ketehanan dan
Kekeringan pada Somaklon Padi Gajahmungkur, Tuwito, dan IR 64.
Biodiversitas. 7(1): 44-48.
Loveless, A.R. 2001. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik 1.
Diterjemahkan oleh: Kartawinata, K., Sarkat, D., dan Usep, S. Jakarta:
Gramedia.
Prijono, S dan Laksmana, M.T.S. 2016. Studi Laju Transpirasi Peltophorum
dassyrachis dan Gliricidia sepium pada Sistem Budidaya Tanaman Pagar
serta Pengaruhnya terhadap Konduktivitas Hidrolik Tidak Jenuh. J-Pal.
7(1): 15-24.
Siregar, Arbayah. 2003. Anatomi Tumbuhan. Bandung: ITB