Anda di halaman 1dari 11

ACARA II

TRANSPIRASI STOMATA

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penguapan adalah suatu proses pergerakan molekul-molekul zat cair dari
permukaan zat cair tersebut ke udara bebas. Hilangnya air dari tubuh tumbuhan
sebagian besar melalui permukaan daun disebut sebagai transpirasi.Transpirasi ini
terjadi melalui daun akan tetapi dapat juga melalui permukaan tubuh yang lainnya
seperti batang. Oleh karena itu dikenal 3 jenis transpirasi, yaitu transpirasi melalui
stomata, melalui kutikula, dan melalui lentisel.
Transpirasi ini biasanya bibatasi pada masalah-masalah transpirasi melalui
daun, karena sebagian besar hilangnya molekul-molekul air ini lewat permukaan
daun tumbuhan. Mengingat akan pentingnya pemahaman tentang proses
transpirasi, maka diadakanlah praktikum ini dengan tujuan untuk mengetahui
terjadinya transpirasi serta pengaruh angin terhadap transpirasi
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah transpirasi terjadi pada tumbuhan?
1.2.2 Apakah angin berpengaruh terhadap kecepatan respirasi?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mampu membuktikan terjadinya transpirasi pada daun tanaman Begonia
1.3.2 Mampu mengetahui pengaruh angin terhadap kecepatan transpirasi

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengertian dan peranan transpirasi pada tumbuhan
Dalam aktivitas hidupnya, sejumlah besar air dikeluarkan oleh tumbuhan dalam
bentuk uap air ke atmosfir. Pengeluaran air oleh tumbuhan dalam bentuk uap air
prosesnya disebut dengan transpirasi. Namun, dalam proses transpirasi terjadinya
kehilangan air yang disebabkan oleh stomata lebih besar dari pada jaringan pada
tanaman. Banyaknya air yang ditranspirasikan oleh tumbuhan merupakan kejadian
yang khas, meskipun perbedaan terjadi antara suatu species dan species yang lainnya.
Transpirasi dilakukan oleh tumbuhan melalui stomata, kutikula dan lentisel (Siregar,
2003).
Peran dari transpirasi antara lain transpirasi yang terjadi dapat membantu
penyerapan mineral dari tanah dan pengangkutannya dalam tumbuhan, membantu
meningkatkan laju angkutan air dan garam mineral, mengatur suhu tubuh dan
mengatur turgor optimum di dalam sel (Feryanto, 2011).
2.2 Tipe Transpirasi
Menurut Haryanti, S dan Tetrinica, M. (2009) transpirasi pada tumbuhan terbagi
menjadi 3 yaitu:
1.2.1 Transpirasi kutikula
Merupakan penguapan air yang terjadi secara langsung melalui kutikula
epidermis. Kutikula daun secara relatif tidak tembus air dan pada sebagian
besar jenis tumbuhan, transpirasi kutikula hanya sebesar 10 persen atau
kurang dari jumlah air yang hilang melalui daun. Oleh karena itu, sebagian
besar air yang hilang terjadi melalui stomata.
1.2.2 Transpirasi stomata
Sel-sel mesofil daun tidak tersusun rapat, tetapi diantara sel-sel tersebut
terdapat ruang-ruang udara yang dikelilingi oleh dinding-dinding sel
mesofil yang jenuh air. Air menguap dari dinding-dinding basah ini ke
ruang-ruang antar sel dan uap air kemudian berdifusi melalui stomata dari
ruang-ruang antar sel ke atmosfir. Sehingga dalam kondisi normal
transpirasi membuat ruang-ruang itu selalu jenuh uap air. Asalkan stomata
terbuka, difusi uap air ke atmosfer itu sendiri sama-sama lembab
1.2.3 Transpirasi lentikuler/lentisel
.Lentisel adalah daerah pada kulit kayu yang berisi sel-sel yang tersusun
lepas yang dikenal sebagai alat komplementer, uap air yang hilang melalui
jaringan ini sebesar 0,1 persen dari total tanspirasi yang terjadi.
Berdasarkan banyaknya air yang diuapkan, transpirasi melalui lentisel ini
paling sedikit menguapkan air dibanding dengan transpirasi yang terjadi
melalui stomata dan kutikula.

2.3 Mekanisme Transpirasi


Proses transpirasi dimulai dari absorbsi air tanah oleh akar tanaman yang
kemudian ditransport melalui batang menuju daun dan dilepaskan sebagai uap air
ke atmosfir. Pergerakan air dimulai dengan air diserap ke dalam akar secara
osmosis melalui rambut akar, sebagian besar bergerak menurut gradien potensial
air melalui xilem. Air dalam pembuluh xilem mengalami tekanan besar karena
molekul air polar menyatu dalam kolom berlanjut akibat dari penguapan yang
berkelanjutan akibat dari penguapan yang berlangsung di bagian atas. Sebagian
besar ion bergerak melalui simplas dari epidermis akar ke xilem dan kemudian ke
atas melalui arus transportasi (Prijono dan Laksmana, 2016).
2.4 Faktor yang Mempengaruhi Transpirasi
2.4.1 Faktor Internal

Menurut Lestari (2006), menyatakan bahwa proses transpirasi


dipengaruhi banyak faktor, baik faktor dalam maupun luar. Faktor internal
yangmempengaruhi proses transpirasi antara lain:

a. Penutupan stomata, dengan terbukanya stomata lebih lebar, air


yang hilang lebih banyak tetapi peningkatan kehilangan air lebih
sedikit untuk masing-masingsatuan penambahan pelebaran
stomata. Banyak faktor yang mempengaruhi pembukaan dan
penutupan stomata, yang paling berpengaruh adalah tingkatcahaya
dan kelembaban. Pada sebagian besar tanaman, cahaya
menyebabkan stomata membuka. Pada tingkat kelembaban dalam
daun yang rendah, sel-sel pengawal kehilangan turgornya
mengakibatkan penutupan stomata.
b. Jumlah dan ukuran stomata, kebanyakan daun tanaman yang
produktif mempunyai banyak stomata pada kedua sisi daunnya.
Jumlah dan ukuran stomata yang dipengaruhi oleh genotip dan
lingkungan.
c. Jumlah daun, makin luas daerah permukaan daun, makin besar
transpirasi.
d. Penggulungan atau pelipatan daun, banyak tanaman yang
mempunyai mekanismedalam daun yang menguntungkan
pengurangan transpirasi apabila perairanterbatas.
e. Kedalaman dan proliferasi akar, perakaran yang lebih dalam
meningkatkanketersediaan air dan proliferasi akar meningkatkan
pengambilan air dari suatusatuan volume tanah sebelum terjadi
pelayuan tanaman.
2.4.2 Faktor Eksternal
Menurut Lestari (2006), beberapa faktor eksternal yang
mempengaruhiproses transpirasi antara lain:
a. Kelembaban, udara yang basah menghambat transpirasi, sedang
udara yangkering melancarkan transpirasi.
b. Temperatur, pengaruh temperatur terhadap transpirasi daun dapat
pula ditinjaudari sudut lain, yaitu di dalam hubungannya dengan
tekanan uap air di dalamdaun dan tekanan uap air di luar daun.
c. Sinar matahari, menyebabkan membukanya stoma dan gelap
menyebabkanmenutupnya stoma, jadi banyak sinar berarti juga
mempergiat transpirasi.
d. Angin, angin mempunyai pengaruh ganda yang cenderung saling
bertentangan terhadap laju transpirasi. Angin menyapu uap air hasil
transpirasi sehingga angin menurunkan kelembaban udara di atas
stomata, sehingga meningkatkan kehilangan neto air. Namun jika
angin menyapu daun, maka akan mempengaruhi suhu daun. Suhu
daun akan menurun dan hal ini dapatmenurunkan tingkat
transpirasi.
e. Kandungan air tanah, laju transpirasi dapat dipengaruhi oleh
kandungan air tanahdan laju absorbsi air di akar. Pada siang hari
biasanya air ditranspirasikanlebih cepat dari pada penyerapan dari
tanah. Hal tersebut menyebabkan devisitair dalam daun sehingga
terjadi penyerapan yang besar, pada malam hari terjadi sebaliknya.
2.4.3 Metode Pengukuran Laju Transpirasi
Menurut Loveless (2001), ada 4 metode yang dapat dilakukan untuk
menghitung laju transpirasi yaitu:
1. Kertas kobal klorida
Metode ini dilakukan dengan cara menempelkan sehelai kertas kobal
klorida pada permukaan daun dan ditutup dengan gelas preparat. Pada
bagian bawah daun pada posisi yang sama di tempelkan lagi sebuah
gelas preparat lain dan kemudian kedua gelas preparat tersebut dijepit.
Kertas kobal klorida ini berwarna biru cerah bilah kering tetapi
menjadi biru pucat dan kemudian berubah menjadi menjadi merah
muda bila menyerap air. Kelemahan dari metode ini adalah bahwa
stomatayang berada di bawah kertas mulai menutup dalam waktu
beberapa menit setelah terlindung kertas.
2. Potometer
Pengukuran transpirasi dengan metode potometer ini dilakukan
mengukur pengambilan air oleh sebuah tanaman. Metode potometer ini
bermanfaat untuk memperagakan pengaruh kondisi luar terhadap
transpirasi.
3. Pengumpulan uap air yang ditranspirasi
Metode ini dilakukan dengan cara mengurung bagian tanaman
dikurung dalam dalam sebuah bejana tembus cahaya sehingga uap air
yang ditranspirasikan dapat dipisahkan.
4. Penimbangan langsung.
Metode ini dilakukan dengan cara penimbangan berat sampel tanaman
dalam beberapa jangka waktu tertentu.
III. METODE PENELITIAN
3.1 Alat
3.1.1 Buku PP
3.1.2 Alat tulis
3.1.3 Buku laporan sementara
3.1.4 Handphone
3.1.5 Cawan petri
3.1.6 Kertas saring
3.1.7 Kipas angin
3.2.8 Stopwatch

3.1 Bahan

3.2.1 Tanaman Begonia sp.

3.2.2 Kobal klorit

3.3Cara kerja
3.3.1 Alat dan bahan disiapkan
3.3.2 Potongan kertas saring yang sudah direndam dalam larutan kobal klorit
dan dikeringkan dalam oven disiapkan.
3.3.3 Dua tanaman Begonia sp yang masing-masing ditempatkan dekat dengan
kipas angin yang sudah ditentukan kecepatannya disiapkan.
3.3.4 Kertas kobal klorit diambil dari dalam oven dengan cepat dan ditempelkan
ke daun Begonia sp dengan bantuan klip.
3.3.5 Dicatat waktu yang dibutuhkan mulai saat kertas kobal klorit ditempelkan
pada daun Begonia sp sampai terjadi perubahan warna kertas kobal klorit.
3.3.6 Dilakukan hal yang sama pada tanaman Begonia sp yang ditempatkan
dekat kipas angin maupun yang jauh dari kipas angin.
3.3.7 Percobaan dilakukan dengan dua kali pengulangan.
IV. HASIL PENGAMATAN
4.1 Pada tempat teduh
Ulangan Waktu

1 00.02.58 (178 detik)

2 00.02.50 (170 detik)

Rata – Rata 00.02.54 (174 detik)

4.2 Pada tempat panas


Ulangan Waktu

1 00.01.58 (118 detik)

2 00.01.34 (94 detik)

3 00.01.44 (104 detik)

4 00.01.50 (110 detik)

Rata – Rata 00.01.46.5(106,5 detik)


V. PEMBAHASAN
Praktikum fisiologi tumbuhan acara II berjudul “Transpirasi” dilaksanakan pada
Kamis,12 September 2019 di Laboratorium Struktur dan Fungsi Tumbuhan,
Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro.
Tujuan dari praktikum ini adalah mampu membuktikan terjadinya transpirasi pada
daun tanaman begonia dan mampu mengetahui pengaruh angin terhadap kecepatan
transpirasi. Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu tanaman Begonia sp,
dan kobalt klorid. Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah buku pp, alat
tulis, buku laporan sementara, handphone, cawan petri, kertas saring, stopwatch dan
kipas angin. Cara kerja dari praktikum ini yaitu alat dan bahan disiapkan, potongan
kertas saring yang sudah direndam dalam larutan kobal klorit dan dikeringkan
dalam oven disiapkan, dua tanaman Begonia sp yang masing-masing ditempatkan
dekat dengan kipas angin yang sudah ditentukan kecepatannya disiapkan, kertas
kobal klorit diambil dari dalam oven dengan cepat dan ditempelkan ke daun
Begonia sp dengan bantuan klip, dicatat waktu yang dibutuhkan mulai saat kertas
kobal klorit ditempelkan pada daun Begonia sp sampai terjadi perubahan warna
kertas kobal klorit, dilakukan hal yang sama pada tanaman Begonia sp yang
ditempatkan dekat kipas angin maupun yang jauh dari kipas angin, percobaan
dilakukan dengan dua kali pengulangan.
. Transpirasi adalah hilangnya air dari tubuh-tumbuhan dalam bentuk uap melalui
stomata, kutikula atau lentisel. Hal ini sesuai dengan Siregar (2003) bahwa
pengeluaran air oleh tumbuhan dalam bentuk uap air prosesnya disebut dengan
transpirasi. Banyaknya air yang ditranspirasikan oleh tumbuhan merupakan kejadian
yang khas, meskipun perbedaan terjadi antara suatu species dan species yang
lainnya. Transpirasi dilakukan oleh tumbuhan melalui stomata, kutikula dan lentisel.

Hasil yang didapat pada praktikum ini pada saat percobaan pertama Begonia sp
di tempat teduh adalah 178 detik. Pada ulangan percobaan yang kedua waktu yang
diperlukan adalah 170 detik. Maka rata rata nya yaitu 174 detik. Selanjutnya uji
dilakukan di tempat yang lebih panas hasil percobaan pertama adalah 118 detik. Pada
ulangan yang kedua waktu yang diperlukan adalah 94 detik. Pada ulangan ketiga 104
detik dan pada ulangan yang terakhir 110 detik. Maka didapatkan rata – rata 106,5
detik. Perubahan warna menjadi biru menandai bahwa kandungan air di dalam kertas
kobalt klorid tersebut telah hilang(menguap). Ketika kertas kobalt klorid
ditempelkan pada permukaan daun warna kertas kobalt yang telah menjadi biru akan
kembali ke warna awal (putih). Kembalinya warna dari kertas kobalt klorida saat
ditempelkan pada permukaan daun baik atas maupun bawah menunjukkan adanya
kandungan air kembali ke dalam kertas. Kandungan air ini diperoleh dari transpirasi
daun. Hal ini sesuai dengan Chang (2005) bahwa kertas kobalt klorida digunakan
untuk menguji apakah suatu cairan mengandung air atau tidak. Perubahan terjadi
dari biru menjadi meradi merah. Kobalt (II) klorida berwarna merah karena
kehadiran ion Co(H₂O)̣̣̣₆²⁺
̣̣̣ bila ditambahkan HCl, larutan berubah menjadi biru,
akibat pembentukan ion kompleks CoCl₄²⁻.

Tanaman berada pada kondisi lingkungan panas yakni, kaya akan kandungan
uap air. Stomata daunnya membuka, hal ini dikarenakan jika stomata terbuka, maka
laju pertukaran air dari tumbuhan ke lingkungan akan meningkat, jika konsentrasi
air di tumbuhan menjadi bertambah karena masuk dari lingkungan maka secara
otomatis tumbuhan akan berusaha untuk mendapatkan CO2 yang banyak dengan
membuka stomata agar proses fotosintesis akan menghasilkan produk yang banyak
karena bahan bakar fotosintesis yaitu CO2 dan air. Air disini dapat berasal dari akar
maupun dari udara. Dengan demikian proses transpirasi di tempat yang terang atau
mendapat cahaya matahari yang lebih banyak cenderung berjalan lebih cepat
dibanding dengan proses transpirasi yang terjadi ditempat yang teduh atau gelap.
Pada saat tanaman berada di konsdisi lingkungan yang gelap maka stomata
cenderung akan menutup. Dengan menutupnya stomata ini maka proses transpirasi
pada tumbuhan juga akan berkurang karena pada proses transpirasi, air dari dalam
tumbuhan akan keluar melalui stomata. Hal ini sesuai dengan pendapat Dahlia
(2001) bahwa Cahaya matahari menyebabkan membukanya stoma dan gelap
menyebabkan menutupnya stoma. Jadi, banyak cahaya matahari mempergiat
transpirasi, karena cahaya mengandung energi panas sehingga temperatur naik.
Kenaikan temperatur pada batas tertentu akan menyebabkan melebarnya stomata
sehingga memperbesar laju transpirasi.
VI. KESIMPULAN
6.1 Pada tanaman Begonia sp terjadi proses transpirasi tumbuhan. Hal ini dibuktikan
dengan berubahnya warna kertas kolbt klorin baik di tempat yang teduh atau gelap
atupun di tempat yang terang. Berubahnya kertas kolbat klorin membuktikan bahwa
di stomata daun Begonia sp terdapat air dari proses transpirasi.
6.2 Dalam proses transpirasi pada tumbuhan dipengaruhi oleh angin. Angin akan
membawa masa udara yanga ada di sekitar tumbuhan, sehingga dapat menurunkan
tekanan uap di sekitar tumbuhan, sehingga dapat menurunkan tekanan uap di sekitar
daun yang mengakibatkan meningkatnya laju transpirasi
DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1.
Jakarta: Erlangga
Dahlia. 2001.Fisiologi Tumbuhan Dasar. Malang: UM Press.
Feryanto, Indah. 2011. Panduan Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Bangka
Belitung: Universitas Bangka Belitung
Haryanti, S dan Tetrinica, M. 2009. Optimalisasi Pembukaan Porus Stomata Daun
Kedelai (Glycine max (L) Merril) pada Pagi Hari dan Sore.
BIOMA.11(1): 18-23.
Lakitan. 2007. Dasar-dasar fisiologi tumbuhan. Jakarta: PT Raja
GrafindoPersada.
Lestari, E.G. 2006. Hubungan antara Kerapatan Stomata dengan Ketehanan dan
Kekeringan pada Somaklon Padi Gajahmungkur, Tuwito, dan IR 64.
Biodiversitas. 7(1): 44-48.
Loveless, A.R. 2001. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik 1.
Diterjemahkan oleh: Kartawinata, K., Sarkat, D., dan Usep, S. Jakarta:
Gramedia.
Prijono, S dan Laksmana, M.T.S. 2016. Studi Laju Transpirasi Peltophorum
dassyrachis dan Gliricidia sepium pada Sistem Budidaya Tanaman Pagar
serta Pengaruhnya terhadap Konduktivitas Hidrolik Tidak Jenuh. J-Pal.
7(1): 15-24.
Siregar, Arbayah. 2003. Anatomi Tumbuhan. Bandung: ITB

Anda mungkin juga menyukai