Anda di halaman 1dari 23

HUBUNGAN TANAMAN DAN AIR

0
BAB I

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air mempunyai beberapa fungsi penting dalam tanah. Air penting


dalam pelapukan mineral dan bahan organik,yaitu reaksi yang menyiapkan
hara larut bagi pertumbuhan tanaman. Air berfungsi sebagai media gerak hara
ke akar-akar tanaman. Akan tetapi bila air yang terlalu banyak hara-hara yang
motil dapat hilang tecuci dari lingkungan perakaran atau bila evapotrasi tinggi,
garam-garam terlarut mungkin terangkut dalam jumlah yang dapat merusak
tanaman. Air yang berlebihan juga membatasi pergerakan udara di dalam
tanah, dan merintangi akar tanaman memperoleh O2. Kkarena itu air dapat
merugikan dan dapat berguna bagi pertumbuhan tanaman, tergantung pada
jumlah air yang ada dalam tanah(Tim penusun, 1986).
Transpirasi adalah suatu proses yang mengakibatkan pembuangan
energi dan dikatakan transpirasi mengakibatkan kehilangan air serta
pembuangan tenaga yang diterima tumbuhan dari matahari. Daun-daun
menyerap sejumlah energi dari matahari dan hanya sebagiannya dipakai oleh
tumbuhan. Kurang dari satu per sen dari energi yang diterima dari matahari
untuk digunakan dalam berfotosintesis (Pandey , 1972).
Telah diketahui bahwa transpirasi melalui kutikula, melalui stomata
dan melalui lentisel. Sebenarnya seluruh bagian tanaman itu mengadakan
transpirasi, akan tetapi biasanya yang dibicarakan adalah hanya transpirasi
yang melalui daun, karena hilangnya molekul-molekul air dari tubuh tanaman
itu sebagian besar adalah lewat daun. Hal ini disebabkan karena luasnya
permukaan daun, dan juga karena daun-daun itu lebih terkena udara
dibandingkan dengan bagian tanaman yang lain (Dwidjoseputro, 1994).

2
1.2 Topik Bahasan

Dalam pembahasan ini kita akan membahas tentang hubungan antara


tumbuhan dan air secara keseluruhan, yang nantinya mampu membantu untuk
mengetahui lebih dalam tentang perbedaan antara transpirasi, gutasi dan
evaporasi, mekanisme transpirasi dan peran perbedaan tekanan uap antara
tumbuhan dan lingkungan terhadap proses transpirasi, faktor-faktor yang
mempengaruhi transpirasi, serta proses penyerapan air oleh akar yang
dihubungkan dengan proses transpirasi.

1.3 Tujuan

Paper ini bertujuan untuk membahas tentang hubungan antara


tumbuhan dan air secara keseluruhan yang meliputi perbedaan antara
transpirasi, gutasi dan evaporasi, mekanisme transpirasi dan peran perbedaan
tekanan uap antara tumbuhan dan lingkungan terhadap proses transpirasi,
faktor-faktor yang mempengaruhi transpirasi, serta proses penyerapan air oleh
akar yang dihubungkan dengan proses transpirasi.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Menjelaskan perbedaan antara Transpirasi, Gutasi, dan Evaporasi

4
a. Transpirasi

Transpirasi merupakan satu mekanisme untuk membuang kelebihan air


atau air sisa metabolisme. Proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan
hidup tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang
kutikula, dan lentisel

Laju transpirasi dipengaruhi oleh faktor internal tumbuhan yang


bersangkutan, maupun berbagai faktor klimatik lingkungannya. Secara internal,
transpirasi dikontrol dengan pengaturan konduktivitas stomata, daya hisap daun,
dan tekanan akar, laju fotosintesis dan respirasi, serta jenis dan umur tanamannya.
Sedang faktor eksternal yang penting adalah suhu, kelembaban udara, kecepatan
angin dan beda potensial air antara tanah – jaringan - atmosfer. Oleh bermacam-
macam tenaga penggerak dan daya kohesi, maka dalam tubuh tumbuhan terbentuk
aliran air atau benang air yang tak terputus. Di sisi lain, transpirasi dapat
dipandang sebagai salah satu mekanisme pelepasan kelebihan panas tubuh
tumbuhan, serta mendorong aliran air tanah masuk ke jaringan untuk
mendapatkan berbagai nutrisi yang dibutuhkan. Transpirasi juga merupakan
mekanisme kontrol keseimbangan daan stabilitas cairan tubuh. Stabilitas cairan
tubuh terjaga apabila volum penyerapan air sebanding dengan volum kebutuhan
air untuk mempertahankan turgiditas jaringan (tekanan hidrostatik) dan air untuk
mendukung metabolisme serta stabilisasi suhu jaringannya. Bila transpirasi
berlebihan yang tidak seimbang dengan aliran air yang masuk, maka jaringan akan
kehilangan turgiditasnya. Tumbuhan menjadi layu atau bahkan mengering dan
mati.

b. Evaporasi

Adalah proses pertukaran melalui molekul air di atmosfer atau peristiwa


berubahnya air atau es menjadi uap di udara. Penguapan terjadi pada tiap keadaan
suhu sampai udara di permukaan tanah menjadi jenuh dengan uap air. faktor-

5
faktor yang mempengaruhi laju evaporasi adalah cahaya. Tumbuhan jauh lebih
cepat berevaporasi bilamana lebih terbuka terhadap cahaya.

c. Gutasi

Adalah pengeluaran air dalam bentuk tetes-tetes air melalui celah-celah tepi
atau ujung tuleng tepi daun yang disebut hidatoda atau gutatoda atau emisarum.
Terjadi pada suhu rendah dan kelembabap tinggi.

No Transpirasi Evaporasi

1 proses fisiologis atau fisika yang proses fisika murni


termodifikasi
2 diatur bukaan stomata tidak diatur bukaan stomata
3 diatur beberapa macam tekanan tidak diatur oleh tekanan
4 terjadi di jaringan hidup tidak terbatas pada jaringan hidup
5 permukaan sel basah permukaan yang menjalankannya
menjadi kering

No Transpirasi Gutasi
1 terjadi pada siang hari Terjadi pada malam hari
2 Air yang hilang berbentuk uap air Air yang keluar berupa cairan
3 Yang dilepaskan uap air murni Cairan mengandung solute, seperti
gula dan garam
4 Terjadi melewati stomata, lubang kutikula, Melewati hidatoda
dan lentisel
5 Terkendali oleh bukaan stomata Tidak terkendali
6 Menurunkan suhu permukaan tanaman Tidak menurunkan suhu permukaan

2.2. Menjelaskan Mekanisme Transpirasi dan peran Perbedaan Tekanan Uap


antara Tumbuhan dan Lingkungan Terhadap Proses Transpirasi

Transpirasi dapat melalui stomata, kutikula, maupun lentisel. Kemungkinan


kehilangan air dari jaringan tanaman melalui bagian tanaman yang lain dapat saja
terjadi, tetapi porsi kehilangna tersebut sangat kecil dibanding dengan yang hilang
melalui stomata. Sedikitnya, sekitar 80-90% total transpirasi dilakukan di stomata,

6
20% total transpirasi melalui kutikula, dan sekitar 0,1% total transpirasi melalui
lentisel.

Dalam bukunya, Loveless (1991) juga menyatakan ada dua tipe transpirasi
yaitu :

1) Transpirasi Kutikula.
Adalah evaporasi air yang tejadi secara langsung melalui kutikula epidermis.
Kutikula daun secara relatif tidak tembus air, dan pada sebagian besar jenis
tumbuhan transpirasi kutikula hanya sebesar 10 persen atau kurang dari jumlah air
yang hilang melalui daun-daun. Oleh karena itu, sebagian besar air yang hilang
terjadi melaui stomata.

2) Transpirasi Stomata
Sel-sel mesofil daun tidak tersusun rapat, tetapi diantara sel-sel tersebut
terdapat ruang-ruang udara yang dikelilingi oleh dinding-dinding sel mesofil yang
jenuh air. Air menguap dari dinding-dinding basah ini ke ruang-ruang antar sel,
dan uap air kemudian berdifusi melalui stomata dari ruang-ruang antar sel ke
athmosfer di luar. Sehingga dalam kondisi normal evaporasi membuat ruang-
ruang itu selali jenuh uap air. Asalkan stomata terbuka, difusi uap air ke athmosfer
pasti terjadi kecualibila atmosfer itu sendiri sama-sama lembap.
Pada tumbuhan Difusi dapat terjadi jika ada jalur yang memungkinkan adanya
ketahanan yang rendah. Jumlah difusi keluarnya uap air dari stomata tergantung
pada tingkat kecuraman gradien konsentrasi uap air. Lapisan pembatas yang tebal
memiliki gradien yang lebih rendah, dan lapisan pembatas yang tipis memiliki
gradien yang lebih curam. Oleh karena itu, transpirasi melalui lapis pembatas
yang tebal lebih lambat dari pada yang tipis. Angin membawa udara dekat ke
daun dan membuta pembatas lebih tipis. Hal ini menunjukkan mengapa laju
transpirasi pada tumbuhan lebih tinggi pada udara yang banyak hembusan angin.
Hilangnya uap air dari ruang interseluler daun menurunkan kelembaban relatif
pada ruang tersebut. Air yang menguap dari daun (stomata) ini menimbulkan
kekuatan kapiler yang menarik air dari daerah yang berdekatan dalam daun.
Beberapa penggantian air berasal dari dalam sel daun melalui membran plasma.
Ketika air meninggalkan daun, molekul air menjadi lebih kecil. Hal ini akan

7
mengurangi tekanan turgor. Jika banyak air yang dipindahkan, tekanan turgor
akan menjadi nol.

Oleh karena itu, sel menjadi lunak dan kehilangan kemampuan untuk
mendukung daun. Hal ini dapat terlihat ketika tanaman layu. Untuk mengetahui
tingkat efisiensi tumbuhan dalam memanfaatkan air, sering dilakukan pengukuran
terhadap laju transpirasi. Tumbuhan yang efisien akan menguapakan air dalam
jumlah yang lebih sedikit untuk membentuk struktur tubuhnya dibandingkan
dengan tumbuhan yang kurang efisien dalam memanfaatkan air.
(Dwidjoseputro,1994)

Proses proses transpirasi terjadi melalui dua tahapan, yaitu :


1. Evaporasi air dari dinding sel ke ruang antar sel yang ada dalam daun

Proses ini akan terus berlangsung sampai rongga antar sel jenuh dengan uap
air. Sel-sel yang menguapkan air ke rongga antar sel akan kekurangan air
sehingga potensial airnya menurun. Pada tahap inilah air yang diserap oleh akar
akan dibawa naik melalui pembuluh xylem sampai bagian daun.

2. Difusi air dari ruang antar sel ke atmosfer melalui stomata, kutikula
ataupun lentisel
Di samping mengeluarkan air dalam bentuk uap air, tumbuhan dapat pula
mengeluarkan air dalam bentuk tetesan air yang prosesnya disebut gutasi dengan
melalui alat yang disebut hidatoda, yaitu yaitu suatu lubang yang terdapat pada
ujung urat daun yang sering kita jumpai pada spesies tumbuhan tertentu.

Pergerakan air ditentukan oleh perbedaan potential air. Maka dapat


diasumsikan bahwa kekuatan pendorong untuk transpirasi adalah perbedaan
potensial air antara ruang udara substomatal dan suasana eksternal. Namun,
karena masalah sekarang berkaitan dengan difusi uap air daripada air cair, maka
akan lebih mudah untuk berpikir ketentuan sistem uap. Pertimbangkan apa yang
terjadi, misalnya, ketika volume air murni diperkenalkan ke dalam ruang tertutup
(Figure2.2) mulanya molekul air lebih energik akan melarikan diri ke ruang udara

8
mengisi ruang dengan uap air. Beberapa dari molekul air akan mulai
berkondensasi menjadi fase cair. Akhirnya air di ruangan itu akan mencapai
keseimbangan yang dinamis; tingkat penguapan akan seimbang dengan laju
kondensasi. Ruang udara maka akan mengandung jumlah maksimum uap air yang
dapat bertahan pada suhu tersebut. Dengan kata lain, pada kesetimbangan fase gas
akan jenuh dengan uap air. Konsentrasi molekul air dalam fase uap dinyatakan
sebagai massa uap per satuan volume (gm-3), yang disebut kepadatan uap. Atau,
konsentrasi yang menyatakan interms tekanan yang diberikan oleh molekul uap
air terhadap permukaan fluida dan dinding ruangan. Atau, konsentrasi mungkin
menyatakan interms tekanan yang diberikan oleh molekul uap air terhadap fluida
permukaan dan dinding ruangan. Hal ini disebut tekanan uap (simbol = e).
Dengan persamaan yang tepat, kepadatan uap dan tekanan uap saling menukar.
Namun, karena kita sekarang terbiasa berurusan dengan komponen potensial air di
unit tekanan, maka akan lebih konsisten bagi kita untuk menggunakan tekanan
uap (dinyatakan sebagai kilo pascal, kPa). Ketika fase gas telah mencapai
kesetimbangan dan jenuh dengan uap air, sistem akan mencapai tekanan uap
jenuh.

Tekanan uap yang melebihi larutan pada tekanan atmosfer adalah


dipengaruhi oleh konsentrasi zat terlarut dan suhu. Pengaruh konsentrasi zat
terlarut pada tekanan uap dapat dinyatakan dalam fraksi mol molekul air.
Hubungan ini diberikan oleh bentuk hukum Raoult, yang menyatakan:

e = Xi eo …….(2.1)

dimana e adalah tekanan uap larutan, Xi adalah fraksi mol air (= jumlah molekul
air / jumlah molekul air + jumlah molekul zat terlarut), dan eo adalah tekanan uap
jenuh lebih pelarut murni

9
Sebenarnya penurunan tekanan uap karena zat terlarut ternyata cukup
kecil. Hal ini karena bahkan dalam solusi yang relatif terkonsentrasi fraksi mol
pelarut tetap besar. Perhatikan, misalnya, 0,5 solusi molal, yang kira-kira
konsentrasi vacuolar getah dalam sel tanaman khas. 0,5 solusi molal mengandung
1/2 mol zat terlarut dilarutkan dalam 1.000 gram (55.5mol) air. Oleh karena itu
55,5 / (55,5 + 0,5) = 0,991 fraksi mol air dalam 0,5 solusi molal adalah. Menurut
persamaan 2.1, tekanan uap jenuh larutan setengah molal akan dikurangi dengan
kurang dari 1 persen dibandingkan dengan air murni.
Suhu, di sisi lain, memiliki efek yang signifikan pada tekanan uap.
Hal ini disebabkan pengaruh suhu pada energi kinetik rata-rata dari molekul air.
Meningkatnya suhu dari volume air atau larutan , proporsi molekul dengan energi
mencukupi untuk keluar dari permukaan fluida juga meningkat. Hal ini pada
gilirannya akan meningkatkan konsentrasi molekul air dalam fase uap dan,
akibatnya, tekanan uap mengaalmi keseimbangan. Peningkatan suhu sekitar 12◦C
hampir akan menggandakan tekanan uap jenuh.

10
Menurut hukum Fick dari difusi , molekul akan berdifusi dari daerah
konsentrasi tinggi ke daerah konsentrasi rendah, atau, menuruni gradien
konsentrasi. Karena tekanan uap sebanding dengan konsentrasi uap, uap air juga
akan berdifusi menuruni gradien tekanan uap, yaitu, dari daerah tekanan uap
tinggi ke daerah tekanan uap lebih rendah. Pada prinsipnya, kita dapat
mengasumsikan bahwa ruang udara substomatal dari daun biasanya jenuh atau
sangat hampir jenuh dengan uap air. . Hal ini karena sel-sel mesofil yang
berbatasan dengan ruang udara tersaji besar, permukaan yang tak terlindng adalah
untuk penguapan air. sisi lain, suasana yang mengelilingi daun biasanya tak jenuh
dan mungkin sering memiliki kadar air yang sangat rendah. Keadaan ini
menciptakan gradien antara tekanan tinggi uap air di bagian dalam daun dan
tekanan uap air yang lebih rendah dari atmosphere. perbedaan tekanan uap air
antara ruang udara internal daun dan udara di sekitarnya adalah kekuatan
pendorong untuk transpirasi.(Hopkins,2009)

2.3 Menjelaskan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Transpirasi

Kecepatan transpirasi suatu tumbuhan berbeda-beda, tergantung dari jenis


tumbuhannya dan faktor-faktor dalam dan faktor luar yang ikut mempengaruhinya
membuka dan menutupnya stomata. Misalnya, kenaikan temperatur daun dapat
memacu evaporasi, tetap dapat pula menyebabkan stomata menutup sehingga
transpirasi tidak naik sejalan dengan faktor yang memacu alur transpirasi (akar-
batang-daun-udara bebas), nampaknya sederhana, namun saling berinteraksi.

11
A. Faktor lingkungan yang mempengaruhi membukanya stomata antara lain
sebagai berikut:
1. Konsentrasi CO2
Konsentrasi CO2 akan mempengaruhi pH pada sel penutup. Perubahan pH
akan berpengaruh pada kerja enzim fosforilase dalam mengubah amilum
menjadi gula atau sebaliknya,
2. Cahaya
Bila cahaya (siang) akan terjadi fotosintesis sehingga kadar CO 2 dalam
daun berkurang, stomata membuka Cahaya mempengaruhi laju transpirasi
melalui dua cara yaitu:
a. Sehelai daun yang terkena sinar matahari langsung akan mengabsorbsi
energi radiasi.
b. Cahaya tidak usah selalu berbentuk cahaya langsung dapat pula
mempengaruhi transpirasi melalui pengaruhnya terhadap buka-tutupnya
stomata, dengan mekanisme tertentu.
3. Kekurangan air (water stress)
Apabila tumbuhan kekurangan air, maka potensial air pada daun
termasuk sel penutup akan turun. Sehinga somata akan menutup.
4. Suhu
Naiknya suhu akan meningkatkan lajunya respirasi sehingga kadar
CO2 dalam daun meningkat, pH menurun. Stomata menutup
5. Angin
Bila angin bertiup kencang mengakibatkan transpirasi terjadi
berlebihan dibandingkan dengan kemampuan tumbuhan tersebut menyerap
air. Akibatnya tumbuhan kekurangan air. Tugor menurun, stomata
menutup. Angin juga disebut faktir penyebab membuka dan menutupnya
stomata secara tidak langsung.
6. Kelembaban
Gerakan uap air dari udara ke dalam daun akan menurunkan laju
neto dari air yang hilang, dengan demikian seandainya faktor lain itu sama,
transpirasi akan menurun dengan meningkatnya kelembaban udara.
Apabila stomata dalam keadaan terbuka maka kecepatan difusi dari uap air

12
keluar tergantung pada besarnya perbedaan tekanan uap air yang ada di
dalam rongga-rongga antar sel dengan tekanan uap air di atmosfer. Jika
tekanan uap air di udara rendah, maka kecepatan difusi dari uap air di daun
keluar akan bertambah besar begitu pula sebaliknya. Pada kelembaban
udara relatif 50% perbedaan tekanan uap air

7. Kandungan air tanah


Jika kandungan air tanah menurun, sebagai akibat penyerapan oleh
akar, gerakan air melalui tanah ke dalam akar menjadi lebih lambat. Hal
ini cenderung untuk meningkatkan defisit air pada daun dan menurunkan
laju transpirasi lebih lanjut.

B. Faktor-faktor yang dapat memengaruhi kecepatan transpirasi

Faktor-faktor yang dapat memengaruhi kecepatan transpirasi dapat


berupa faktor dalam atau faktor luar (lingkungan)

Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi evatransporasi:

A. Radiasi matahari. Dari radiasi matahari yang diserap oleh daun, 1-5%
digunakan untuk fotosintesis dan 75-85% digunakan untuk
memanaskan daun dan untuk transpirasi.
B. Temperatur. Peningkatan temperatur meningkatkan kapasitas udara
untuk menyimpan air, yang berarti tuntutan atmosfer yang lebih besar.
C. Kelembaban relatif. Makin besar kandungan air di udara, makin tinggi
udara, yang berarti tuntutan atmosfer menurun dengan meningkatnya
kelembapan relatif.
D. Angin. Transpirasi terjadi apabila air berdifusi melalui stomata.
Apabila aliran udara (angin) menghembus udara lembab di permukaan
daun, perbedaan potensial air di dalam dan tepat di luar lubang stomata
akan meningkat dan difusi bersih air dari daun juga meningkat.

13
Faktor-faktor dari dalam yang mempengaruhi evapotranspirasi:

A. Penutupan stomata
Sebagian besar transpirasi terjadi melalui stomata karena kutikula
secara relatif tidak tembus air, dan hanya sedikit transpirasi yang terjadi
apabila stomata tertutup. Jika stomata terbuka lebih lebar, lebih banyak
pula kehilangan air tetapi peningkatan kehilangan air ini lebih sedikit
untuk mesing-mesing satuan penambahan lebar stomata Faktor utama
yang mempengaruhi pembukaan dan penutupan stomata dalam kondisi
lapangan ialah tingkat cahaya dan kelembapan.
B. Jumlah dan ukuran stomata
Jumlah dan ukuran stomata, dipengaruhi oleh genotipe dan
lingkungan mempunyai pengaruh yang lebih sedikit terhadap transpirasi
total daripada pembukaan dan penutupan stomata
C. Jumlah daun
Makin luas daerah permukaan daun, makin besar evapotranspirasi.
D. Penggulungan atau pelipatan daun
Banyak tanaman mempunyai
mekanisme dalam daun yang menguntungkan pengurangan transpirasi
apabila persediaan air terbatas. Kedalaman dan proliferasi akar.
Ketersedian dan pengambilan kelembapan tanah oleh tanaman budidaya
sangat tergantung pada kedalaman dan proliferasi akar. Perakaran yang
lebih dalam meningkatkan ketersediaan air, dari proliferasi akar (akar per
satuan volume tanah ) meningkatkan pengambilan air dari suatu satuan
volume tanah sebelum terjadi pelayuan permanen (Gardner,e t.al. , 1991 )
Gardner,

2.4 Menjelaskan Proses Penyerapan Air Oleh Akar Yang Dihubungkan


Dengan Proses Transpirasi

A. Mekanisme Penyerapan Air

14
 Proses Pengangkutan Air dan Garam Mineral

Pengangkutan air dan garam - garam mineral pada tumbuhan tingkat tinggi,
seperti pada tumbuhan biji dilakukan melalui dua mekanisme pertama, air dan
mineral diserap dari dalam tanah menuju sel - sel akar.

Pengangkutan ini dilakukan diluar


berkas pembuluh, sehingga disebut
sebagai mekanisme pengangkutan
ekstravaskuler. kedua , air dan mineral
diserap oleh akar. selanjutnya diangkut
dalam berkas pembuluh yaitu pada
pembuluh kayu (xilem), sehingga proses
pengangkutan disebut pengangkutan
vaskuler. Air dan garam mineral dari dalam tanah memasuki tumbuhan melalui
epidermis akar, menembus korteks akar, masuk ke stele dan kemudian mengalir
naik ke pembuluh xilem sampai pucuk tumbuhan.

a. Pengangkutan Ekstravaskuler

Dalam perjalanan menuju silinder pusat,


air akan bergerak secara bebas di antara
ruang antar sel. Pengangkutan air dan
mineral dari dalam tanah di luar berkas
pembuluh ini dilakukan melalui 2
mekanisme, yaitu apoplas dan simplas.

1. Pengangkutan Apoplas
Pengangkutan sepanjang jalur ekstraseluler yang terdiri atas bagian tak hidup
dari akar tumbuhan, yaitu dinding sel dan ruang antar sel. air masuk dengan cara
difusi, aliran air secara apoplas tidak tidak dapat terus mencapai xilem karena
terhalang oleh lapisan endodermis yang memiliki penebalan dinding sel dari
suberin dan lignin yang dikenal sebagai pita kaspari. Dengan demikian,
pengangkutan air secara apoplas pada bagian korteks dan stele menjadi terpisah.

15
2. Pengangkutan Simplas
Padap engangkutan ini, setelah masuk kedalam sel epidermis bulu akar, air
dan mineral yang terlarut bergerak dalam sitoplasma dan vakuola, kemudian
bergerak dari satu sel ke sel yang lain melaluivplasmodesmata. Sistem
pengangkutan ini , menyebabkan air dapat mencapai bagian silinder pusat.
Adapun lintasan aliran air pada pengangkutan simplas adalah sel - sel bulu akar
menuju sel - sel korteks, endodermis, perisikel, dan xilem. dari sini , air dan garam
mineral siap diangkut keatas menuju batang dan daun.

b. Pengangkutan melalui berkas pengangkutan (pengangkutan


intravaskuler)

Setelah melewati sel - sel akar, air dan mineral yang terlarut akan masuk ke
pembuluh kayu (xilem) dan selanjutnya terjadi pengangkutan secara vertikal dari
akar menuju batang sampai kedaun. Pembuluh kayu disusun oleh beberapa jenis
sel, namun bagian yang berperan penting dalam proses pengangkutan air dan
mineral ini adalah sel - sel trakea. Bagian ujung sel trakea terbuka membentuk
pipa kapiler. Struktur
jaringan xilem seperti pipa
kapiler ini terjadi karena
sel - sel penyusun jaringan
tersebut tersebut
mengalami fusi
(penggabungan). Air
bergerak dari sel trakea
satu ke sel trakea yang di
atasnya mengikuti prinsip
kapilaritas dan kohesi air
dalam sel trakea xilem.

B. Pengangkutan Air
dari Akar Menuju Daun

16
Absorpsi terjadi karena sel-sel tumbuhan kehilangan air, akibat adanya proses
transpirasi yang mana bisa terjadi dengan jumlah yang besar atau kecil. Sel-sel
yang kehilangan air mengakibatkan suatu deficit tekanan difusi menarik air dari
unsure-unsur xylem. Oleh karena unsure-unsur xylem membentuk tabung yang
berhubungan dari akar sampai ke daun, teganggan ini ditularkan ke sel-sel akar
yang kemudian air akan diserap oleh sel-sel akar tanaman masuk memenuhi
rongga-rongga sel dan kemudian air diteruskan keseluruh tubuh tumbuhan.Air dan
mineral yang ada di dalam pembuluh kayu selanjutnya akan dibawa naik ke daun.
Ada beberapa factor yang membuat air dan mineral dapat naik ke daun, yaitu
kapilaritas air, daya isap daun, dan tekanan akar.(Pandey, 1972)

a. Kapilaritas Batang
Sebelumnya telah dipelajari bahwa tumbuhan mempunyai berkas pembuluh
(pengangkutan) air yang disebut xylem. Xylem merupakan sebuah saluran kecil
yang merentang mulai dari akar hingga daun. Karena kecilnya pembuluh-
pembuluh tersebut,

b. Daya Isap Daun


Daun yang umumnya tipis dan lebar juga menyebabkan tumbuhan mudah
kehilangan air karena air yang ada di daun menguap. Hilangnya air yang menguap
ini akan menyebabkan tekanan pada daun menjadi rendah sehingga menarik air
yang ada di pembuluh. Daun seakan-akan mengisap air yang ada di pembuluh.
Isapan daun ini akan membuat air yang terdapat di akar naik ke atas.

Penyebab terjadinya absorpsi air adalah sebagai berikut :

 Potensial gravitasi. Dimana air dalam tanah akan bergerak ke atas oleh
serapan akar tanaman disebabkan potensial gravitasi bertambah.

 Potensial matriks (kapiler). Tanaman dapat dengan mudah mengambil air


pada potensial matriks tinggi pada keadaan kapasitas lapang.

 Potensial osmotic. Dimana berpengaruh penting dalam pengalihan air


melalui dinding sel jasad hidup seperti akar tanaman.

17
 Adanya transpirasi. Proses ini menyebabkan water potensial pada daun
menjadi rendah dibandingkan dengan potensial air pada batang, akar dan
tanah, sehingga terjadinya penyerapan dari akar tanaman.

 Gaya edhesi dan kohesi lebih besar daripada gaya gravitasi.

 Sinar matahari. Semakin tinggi intensitas radiasi matahari yang diterima


oleh tumbuhan maka tanaman akan lebih banyak kehilangan air dan tegangan
tugor pada tanaman meningkat sehingga air akan merembes melalui sel-sel
akar untuk mengatasi kekurangan air dan mengoptimalkan atau
menyeimbangkan penguapan dengan penyerapan air. (ketersediaan air pada
tubuh tanaman).

C. Hubungan Absorbsi dengan Transpirasi

Umumnya air yang masuk ke tanah dan tumbuhan akan hilang melalui
proses penguapan, dan hanya 2% air yang diserap oleh akar akan dipakai
membentuk lebih banyak materi tumbuhan. Pada prinsipnya air akan
meninggalkan tumbuhan melalui tiga cara:

· Transpiransi, yaitu bagian yang paling utama dari kehilangan air ini. Dalam
daun air akan diuapkan dari dinding sel ke ruang antar sel. Dari sini didifusikan ke
luar ke udara melalui lubang kecil di daun yang disebut stomata/ mulut daun.
Mulut-mulut daun ini akan terbuka pada siang hari dan menutup pada malam hari.
Fungsi utamanya adalah memberi kemungkinana untuk erjadinya pertukaran gas
antara tumbuhan dengan udara. (Dwidjoseputro, 1994)

· Penguapan Kutikula, sebagaian air mungkin menguap melalui kutikula dari


daun atau tngkai. Dan hanya sebagian kecil air hilang dengna cara ini, umumnya
kurang dari 10% dari total kehilangan air.

· Gutasi, di daerah yang lembab kehilangan air akibat penguapan adalah terlalu
sulit. Untuk tumbuhan yang hidup pada habitat ini mempunyai lubang pada ujung

18
dari xylem dari daun sebagai adaptasi morfologi dan fisiologi. Lubang ini dikenal
dengan hidatoda, yang memungkinkan air menetes langsung keluar dari daun.

Untuk mengatasi kebutuhan tanaman terhadap air tergantung kepada


kebutuhan tanaman itu sendiri, yaitu ada yang memerlukan air sedikit, bayak dan
jenuh (tergenang). Sebagaimana telah diketahui bahwa air merupakan suatu
komponen yang sangat peenting bagi pertumbuhan tanaman. Air bagi tanaman
merupakan komponen yang berada dalam suatu keadaan aliran yang sinambung
(kontinu), kehilangan air dapat menyebabkan terjadinya penghentian
pertumbuhan,dan definisi air yang terus enerus menyebabkan perubahan-
perubahan dalam tanaman yang irreversible. Kebutuhan air akan tanaman,
dinyatakan sebagai jumlah satuan yang diisap persatuan berat kering yang
dibentuk. Untuk mengatasi kebutuhan tanaman terhadap air agar tidak mengalami
kekurangan adalah dengan selalu menjaga ketersediaan air dalam tanah, yaitu
yang tergantung pada tipe dan kedalaman perakaran tanaman, laju kehilangan air
oleh penguapan dan transpirasi, suhu dan laju penambahan air tambahan, makin
sedikit air dalam tanah makin kuat dipegang. Kecepatan ektraksi air dari suatu
tanah merupakan fungsi dari konsentrasi akar. Sekitar 40 % dari jumlah air yang
diekstraksi berasal dari ¼ bagian teratas akar, 30% dari ¼ kedua, 20% dari ¼
ketiga dan 10% dari ¼ terbawah. Ketersediaan air pada tanah agar kebutuhan
tanaman akan air selalu terpenuhi adalah tergantung dari teksture tanah yang
menjadi media pertumbuhannya semakin halus butiran tanahnya maka akan
semakin kuat dan banyak dalam menyimpan air. (Sanha, 2013)

Transpirasi terjadi karena cahaya matahari yang menembus lapisan udara tipis
sehingga membuat rongga-rongga pada stomatajenuh air dan potensial airnya
lebih tinggi dibandingkan dengan di udara sehingga air akan keluar dari potensial
air yang tinggi ke yang rendah melalui proses penguapan, transpirasi dapat di atasi
atau dikurangi dengan selalu menjaga keseimbangan penyerapan air oleh akar,
membuat tanaman pelindung sehingga matahari tidak langsung kena tanaman
yang dibudidayakan.

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Transpirasi dan absorpsi mempunyai hubungan yang sangat erat dimana


terjadinya hubungan timbale balik yaitu absopsi terjadi karena transpirasi dan
sebaliknya. Gerakan ke atas dari air dan zat-zat yang terlarut dalam tanamna
tinggi, diduga hal ini berhubungan dengan transpirasi, yaitu hilangnya uap air
secara penguapan dari daun melalui banyak stomata yang terbuka. Karena sel-sel
kehilangan air dari unsur-unsur xylem. Oleh Karena unsur-unsur xylem
membentuk tabung yang berhubungan dari akar sampai daun, tegangan ini

20
ditularkan ke sel-sel akar, ini mengakibatkan terjadinya penambahan pengisapan
air (absorpsi) oleh tanaman.

DAFTAR RUJUKAN

Hopkins, W. G. 2009. Introduction to Plant Physiology. 4th. New York: John


Wiley & Sons, Inc.
Loveless, A.R. 1991. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah
Tropik I. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Pandey.1972.Pengangkutan Pada Tumbuhan.


(http://scientistofbiology.weebly.com/mekanisme-pengangkutan-pada-
tumbuhan.html), diakses 2 September 2015

21
Sanha.2013.Pengangkuta Pada Tanaman.
(http://www.artikelbiologi.com/2013/01/pengangkutan-air-pada-
tumbuhan.html), diakses 2 September 2015

Dwidjoseputro. 1994. Proses Transpirasi.


(http://www.academia.edu/8647678/proses_transpirasi_air_pada_tanamah)
, diakses 2 September 2015

22

Anda mungkin juga menyukai