0
BAB I
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.2 Topik Bahasan
1.3 Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
a. Transpirasi
b. Evaporasi
5
faktor yang mempengaruhi laju evaporasi adalah cahaya. Tumbuhan jauh lebih
cepat berevaporasi bilamana lebih terbuka terhadap cahaya.
c. Gutasi
Adalah pengeluaran air dalam bentuk tetes-tetes air melalui celah-celah tepi
atau ujung tuleng tepi daun yang disebut hidatoda atau gutatoda atau emisarum.
Terjadi pada suhu rendah dan kelembabap tinggi.
No Transpirasi Evaporasi
No Transpirasi Gutasi
1 terjadi pada siang hari Terjadi pada malam hari
2 Air yang hilang berbentuk uap air Air yang keluar berupa cairan
3 Yang dilepaskan uap air murni Cairan mengandung solute, seperti
gula dan garam
4 Terjadi melewati stomata, lubang kutikula, Melewati hidatoda
dan lentisel
5 Terkendali oleh bukaan stomata Tidak terkendali
6 Menurunkan suhu permukaan tanaman Tidak menurunkan suhu permukaan
6
20% total transpirasi melalui kutikula, dan sekitar 0,1% total transpirasi melalui
lentisel.
Dalam bukunya, Loveless (1991) juga menyatakan ada dua tipe transpirasi
yaitu :
1) Transpirasi Kutikula.
Adalah evaporasi air yang tejadi secara langsung melalui kutikula epidermis.
Kutikula daun secara relatif tidak tembus air, dan pada sebagian besar jenis
tumbuhan transpirasi kutikula hanya sebesar 10 persen atau kurang dari jumlah air
yang hilang melalui daun-daun. Oleh karena itu, sebagian besar air yang hilang
terjadi melaui stomata.
2) Transpirasi Stomata
Sel-sel mesofil daun tidak tersusun rapat, tetapi diantara sel-sel tersebut
terdapat ruang-ruang udara yang dikelilingi oleh dinding-dinding sel mesofil yang
jenuh air. Air menguap dari dinding-dinding basah ini ke ruang-ruang antar sel,
dan uap air kemudian berdifusi melalui stomata dari ruang-ruang antar sel ke
athmosfer di luar. Sehingga dalam kondisi normal evaporasi membuat ruang-
ruang itu selali jenuh uap air. Asalkan stomata terbuka, difusi uap air ke athmosfer
pasti terjadi kecualibila atmosfer itu sendiri sama-sama lembap.
Pada tumbuhan Difusi dapat terjadi jika ada jalur yang memungkinkan adanya
ketahanan yang rendah. Jumlah difusi keluarnya uap air dari stomata tergantung
pada tingkat kecuraman gradien konsentrasi uap air. Lapisan pembatas yang tebal
memiliki gradien yang lebih rendah, dan lapisan pembatas yang tipis memiliki
gradien yang lebih curam. Oleh karena itu, transpirasi melalui lapis pembatas
yang tebal lebih lambat dari pada yang tipis. Angin membawa udara dekat ke
daun dan membuta pembatas lebih tipis. Hal ini menunjukkan mengapa laju
transpirasi pada tumbuhan lebih tinggi pada udara yang banyak hembusan angin.
Hilangnya uap air dari ruang interseluler daun menurunkan kelembaban relatif
pada ruang tersebut. Air yang menguap dari daun (stomata) ini menimbulkan
kekuatan kapiler yang menarik air dari daerah yang berdekatan dalam daun.
Beberapa penggantian air berasal dari dalam sel daun melalui membran plasma.
Ketika air meninggalkan daun, molekul air menjadi lebih kecil. Hal ini akan
7
mengurangi tekanan turgor. Jika banyak air yang dipindahkan, tekanan turgor
akan menjadi nol.
Oleh karena itu, sel menjadi lunak dan kehilangan kemampuan untuk
mendukung daun. Hal ini dapat terlihat ketika tanaman layu. Untuk mengetahui
tingkat efisiensi tumbuhan dalam memanfaatkan air, sering dilakukan pengukuran
terhadap laju transpirasi. Tumbuhan yang efisien akan menguapakan air dalam
jumlah yang lebih sedikit untuk membentuk struktur tubuhnya dibandingkan
dengan tumbuhan yang kurang efisien dalam memanfaatkan air.
(Dwidjoseputro,1994)
Proses ini akan terus berlangsung sampai rongga antar sel jenuh dengan uap
air. Sel-sel yang menguapkan air ke rongga antar sel akan kekurangan air
sehingga potensial airnya menurun. Pada tahap inilah air yang diserap oleh akar
akan dibawa naik melalui pembuluh xylem sampai bagian daun.
2. Difusi air dari ruang antar sel ke atmosfer melalui stomata, kutikula
ataupun lentisel
Di samping mengeluarkan air dalam bentuk uap air, tumbuhan dapat pula
mengeluarkan air dalam bentuk tetesan air yang prosesnya disebut gutasi dengan
melalui alat yang disebut hidatoda, yaitu yaitu suatu lubang yang terdapat pada
ujung urat daun yang sering kita jumpai pada spesies tumbuhan tertentu.
8
mengisi ruang dengan uap air. Beberapa dari molekul air akan mulai
berkondensasi menjadi fase cair. Akhirnya air di ruangan itu akan mencapai
keseimbangan yang dinamis; tingkat penguapan akan seimbang dengan laju
kondensasi. Ruang udara maka akan mengandung jumlah maksimum uap air yang
dapat bertahan pada suhu tersebut. Dengan kata lain, pada kesetimbangan fase gas
akan jenuh dengan uap air. Konsentrasi molekul air dalam fase uap dinyatakan
sebagai massa uap per satuan volume (gm-3), yang disebut kepadatan uap. Atau,
konsentrasi yang menyatakan interms tekanan yang diberikan oleh molekul uap
air terhadap permukaan fluida dan dinding ruangan. Atau, konsentrasi mungkin
menyatakan interms tekanan yang diberikan oleh molekul uap air terhadap fluida
permukaan dan dinding ruangan. Hal ini disebut tekanan uap (simbol = e).
Dengan persamaan yang tepat, kepadatan uap dan tekanan uap saling menukar.
Namun, karena kita sekarang terbiasa berurusan dengan komponen potensial air di
unit tekanan, maka akan lebih konsisten bagi kita untuk menggunakan tekanan
uap (dinyatakan sebagai kilo pascal, kPa). Ketika fase gas telah mencapai
kesetimbangan dan jenuh dengan uap air, sistem akan mencapai tekanan uap
jenuh.
e = Xi eo …….(2.1)
dimana e adalah tekanan uap larutan, Xi adalah fraksi mol air (= jumlah molekul
air / jumlah molekul air + jumlah molekul zat terlarut), dan eo adalah tekanan uap
jenuh lebih pelarut murni
9
Sebenarnya penurunan tekanan uap karena zat terlarut ternyata cukup
kecil. Hal ini karena bahkan dalam solusi yang relatif terkonsentrasi fraksi mol
pelarut tetap besar. Perhatikan, misalnya, 0,5 solusi molal, yang kira-kira
konsentrasi vacuolar getah dalam sel tanaman khas. 0,5 solusi molal mengandung
1/2 mol zat terlarut dilarutkan dalam 1.000 gram (55.5mol) air. Oleh karena itu
55,5 / (55,5 + 0,5) = 0,991 fraksi mol air dalam 0,5 solusi molal adalah. Menurut
persamaan 2.1, tekanan uap jenuh larutan setengah molal akan dikurangi dengan
kurang dari 1 persen dibandingkan dengan air murni.
Suhu, di sisi lain, memiliki efek yang signifikan pada tekanan uap.
Hal ini disebabkan pengaruh suhu pada energi kinetik rata-rata dari molekul air.
Meningkatnya suhu dari volume air atau larutan , proporsi molekul dengan energi
mencukupi untuk keluar dari permukaan fluida juga meningkat. Hal ini pada
gilirannya akan meningkatkan konsentrasi molekul air dalam fase uap dan,
akibatnya, tekanan uap mengaalmi keseimbangan. Peningkatan suhu sekitar 12◦C
hampir akan menggandakan tekanan uap jenuh.
10
Menurut hukum Fick dari difusi , molekul akan berdifusi dari daerah
konsentrasi tinggi ke daerah konsentrasi rendah, atau, menuruni gradien
konsentrasi. Karena tekanan uap sebanding dengan konsentrasi uap, uap air juga
akan berdifusi menuruni gradien tekanan uap, yaitu, dari daerah tekanan uap
tinggi ke daerah tekanan uap lebih rendah. Pada prinsipnya, kita dapat
mengasumsikan bahwa ruang udara substomatal dari daun biasanya jenuh atau
sangat hampir jenuh dengan uap air. . Hal ini karena sel-sel mesofil yang
berbatasan dengan ruang udara tersaji besar, permukaan yang tak terlindng adalah
untuk penguapan air. sisi lain, suasana yang mengelilingi daun biasanya tak jenuh
dan mungkin sering memiliki kadar air yang sangat rendah. Keadaan ini
menciptakan gradien antara tekanan tinggi uap air di bagian dalam daun dan
tekanan uap air yang lebih rendah dari atmosphere. perbedaan tekanan uap air
antara ruang udara internal daun dan udara di sekitarnya adalah kekuatan
pendorong untuk transpirasi.(Hopkins,2009)
11
A. Faktor lingkungan yang mempengaruhi membukanya stomata antara lain
sebagai berikut:
1. Konsentrasi CO2
Konsentrasi CO2 akan mempengaruhi pH pada sel penutup. Perubahan pH
akan berpengaruh pada kerja enzim fosforilase dalam mengubah amilum
menjadi gula atau sebaliknya,
2. Cahaya
Bila cahaya (siang) akan terjadi fotosintesis sehingga kadar CO 2 dalam
daun berkurang, stomata membuka Cahaya mempengaruhi laju transpirasi
melalui dua cara yaitu:
a. Sehelai daun yang terkena sinar matahari langsung akan mengabsorbsi
energi radiasi.
b. Cahaya tidak usah selalu berbentuk cahaya langsung dapat pula
mempengaruhi transpirasi melalui pengaruhnya terhadap buka-tutupnya
stomata, dengan mekanisme tertentu.
3. Kekurangan air (water stress)
Apabila tumbuhan kekurangan air, maka potensial air pada daun
termasuk sel penutup akan turun. Sehinga somata akan menutup.
4. Suhu
Naiknya suhu akan meningkatkan lajunya respirasi sehingga kadar
CO2 dalam daun meningkat, pH menurun. Stomata menutup
5. Angin
Bila angin bertiup kencang mengakibatkan transpirasi terjadi
berlebihan dibandingkan dengan kemampuan tumbuhan tersebut menyerap
air. Akibatnya tumbuhan kekurangan air. Tugor menurun, stomata
menutup. Angin juga disebut faktir penyebab membuka dan menutupnya
stomata secara tidak langsung.
6. Kelembaban
Gerakan uap air dari udara ke dalam daun akan menurunkan laju
neto dari air yang hilang, dengan demikian seandainya faktor lain itu sama,
transpirasi akan menurun dengan meningkatnya kelembaban udara.
Apabila stomata dalam keadaan terbuka maka kecepatan difusi dari uap air
12
keluar tergantung pada besarnya perbedaan tekanan uap air yang ada di
dalam rongga-rongga antar sel dengan tekanan uap air di atmosfer. Jika
tekanan uap air di udara rendah, maka kecepatan difusi dari uap air di daun
keluar akan bertambah besar begitu pula sebaliknya. Pada kelembaban
udara relatif 50% perbedaan tekanan uap air
A. Radiasi matahari. Dari radiasi matahari yang diserap oleh daun, 1-5%
digunakan untuk fotosintesis dan 75-85% digunakan untuk
memanaskan daun dan untuk transpirasi.
B. Temperatur. Peningkatan temperatur meningkatkan kapasitas udara
untuk menyimpan air, yang berarti tuntutan atmosfer yang lebih besar.
C. Kelembaban relatif. Makin besar kandungan air di udara, makin tinggi
udara, yang berarti tuntutan atmosfer menurun dengan meningkatnya
kelembapan relatif.
D. Angin. Transpirasi terjadi apabila air berdifusi melalui stomata.
Apabila aliran udara (angin) menghembus udara lembab di permukaan
daun, perbedaan potensial air di dalam dan tepat di luar lubang stomata
akan meningkat dan difusi bersih air dari daun juga meningkat.
13
Faktor-faktor dari dalam yang mempengaruhi evapotranspirasi:
A. Penutupan stomata
Sebagian besar transpirasi terjadi melalui stomata karena kutikula
secara relatif tidak tembus air, dan hanya sedikit transpirasi yang terjadi
apabila stomata tertutup. Jika stomata terbuka lebih lebar, lebih banyak
pula kehilangan air tetapi peningkatan kehilangan air ini lebih sedikit
untuk mesing-mesing satuan penambahan lebar stomata Faktor utama
yang mempengaruhi pembukaan dan penutupan stomata dalam kondisi
lapangan ialah tingkat cahaya dan kelembapan.
B. Jumlah dan ukuran stomata
Jumlah dan ukuran stomata, dipengaruhi oleh genotipe dan
lingkungan mempunyai pengaruh yang lebih sedikit terhadap transpirasi
total daripada pembukaan dan penutupan stomata
C. Jumlah daun
Makin luas daerah permukaan daun, makin besar evapotranspirasi.
D. Penggulungan atau pelipatan daun
Banyak tanaman mempunyai
mekanisme dalam daun yang menguntungkan pengurangan transpirasi
apabila persediaan air terbatas. Kedalaman dan proliferasi akar.
Ketersedian dan pengambilan kelembapan tanah oleh tanaman budidaya
sangat tergantung pada kedalaman dan proliferasi akar. Perakaran yang
lebih dalam meningkatkan ketersediaan air, dari proliferasi akar (akar per
satuan volume tanah ) meningkatkan pengambilan air dari suatu satuan
volume tanah sebelum terjadi pelayuan permanen (Gardner,e t.al. , 1991 )
Gardner,
14
Proses Pengangkutan Air dan Garam Mineral
Pengangkutan air dan garam - garam mineral pada tumbuhan tingkat tinggi,
seperti pada tumbuhan biji dilakukan melalui dua mekanisme pertama, air dan
mineral diserap dari dalam tanah menuju sel - sel akar.
a. Pengangkutan Ekstravaskuler
1. Pengangkutan Apoplas
Pengangkutan sepanjang jalur ekstraseluler yang terdiri atas bagian tak hidup
dari akar tumbuhan, yaitu dinding sel dan ruang antar sel. air masuk dengan cara
difusi, aliran air secara apoplas tidak tidak dapat terus mencapai xilem karena
terhalang oleh lapisan endodermis yang memiliki penebalan dinding sel dari
suberin dan lignin yang dikenal sebagai pita kaspari. Dengan demikian,
pengangkutan air secara apoplas pada bagian korteks dan stele menjadi terpisah.
15
2. Pengangkutan Simplas
Padap engangkutan ini, setelah masuk kedalam sel epidermis bulu akar, air
dan mineral yang terlarut bergerak dalam sitoplasma dan vakuola, kemudian
bergerak dari satu sel ke sel yang lain melaluivplasmodesmata. Sistem
pengangkutan ini , menyebabkan air dapat mencapai bagian silinder pusat.
Adapun lintasan aliran air pada pengangkutan simplas adalah sel - sel bulu akar
menuju sel - sel korteks, endodermis, perisikel, dan xilem. dari sini , air dan garam
mineral siap diangkut keatas menuju batang dan daun.
Setelah melewati sel - sel akar, air dan mineral yang terlarut akan masuk ke
pembuluh kayu (xilem) dan selanjutnya terjadi pengangkutan secara vertikal dari
akar menuju batang sampai kedaun. Pembuluh kayu disusun oleh beberapa jenis
sel, namun bagian yang berperan penting dalam proses pengangkutan air dan
mineral ini adalah sel - sel trakea. Bagian ujung sel trakea terbuka membentuk
pipa kapiler. Struktur
jaringan xilem seperti pipa
kapiler ini terjadi karena
sel - sel penyusun jaringan
tersebut tersebut
mengalami fusi
(penggabungan). Air
bergerak dari sel trakea
satu ke sel trakea yang di
atasnya mengikuti prinsip
kapilaritas dan kohesi air
dalam sel trakea xilem.
B. Pengangkutan Air
dari Akar Menuju Daun
16
Absorpsi terjadi karena sel-sel tumbuhan kehilangan air, akibat adanya proses
transpirasi yang mana bisa terjadi dengan jumlah yang besar atau kecil. Sel-sel
yang kehilangan air mengakibatkan suatu deficit tekanan difusi menarik air dari
unsure-unsur xylem. Oleh karena unsure-unsur xylem membentuk tabung yang
berhubungan dari akar sampai ke daun, teganggan ini ditularkan ke sel-sel akar
yang kemudian air akan diserap oleh sel-sel akar tanaman masuk memenuhi
rongga-rongga sel dan kemudian air diteruskan keseluruh tubuh tumbuhan.Air dan
mineral yang ada di dalam pembuluh kayu selanjutnya akan dibawa naik ke daun.
Ada beberapa factor yang membuat air dan mineral dapat naik ke daun, yaitu
kapilaritas air, daya isap daun, dan tekanan akar.(Pandey, 1972)
a. Kapilaritas Batang
Sebelumnya telah dipelajari bahwa tumbuhan mempunyai berkas pembuluh
(pengangkutan) air yang disebut xylem. Xylem merupakan sebuah saluran kecil
yang merentang mulai dari akar hingga daun. Karena kecilnya pembuluh-
pembuluh tersebut,
Potensial gravitasi. Dimana air dalam tanah akan bergerak ke atas oleh
serapan akar tanaman disebabkan potensial gravitasi bertambah.
17
Adanya transpirasi. Proses ini menyebabkan water potensial pada daun
menjadi rendah dibandingkan dengan potensial air pada batang, akar dan
tanah, sehingga terjadinya penyerapan dari akar tanaman.
Umumnya air yang masuk ke tanah dan tumbuhan akan hilang melalui
proses penguapan, dan hanya 2% air yang diserap oleh akar akan dipakai
membentuk lebih banyak materi tumbuhan. Pada prinsipnya air akan
meninggalkan tumbuhan melalui tiga cara:
· Transpiransi, yaitu bagian yang paling utama dari kehilangan air ini. Dalam
daun air akan diuapkan dari dinding sel ke ruang antar sel. Dari sini didifusikan ke
luar ke udara melalui lubang kecil di daun yang disebut stomata/ mulut daun.
Mulut-mulut daun ini akan terbuka pada siang hari dan menutup pada malam hari.
Fungsi utamanya adalah memberi kemungkinana untuk erjadinya pertukaran gas
antara tumbuhan dengan udara. (Dwidjoseputro, 1994)
· Gutasi, di daerah yang lembab kehilangan air akibat penguapan adalah terlalu
sulit. Untuk tumbuhan yang hidup pada habitat ini mempunyai lubang pada ujung
18
dari xylem dari daun sebagai adaptasi morfologi dan fisiologi. Lubang ini dikenal
dengan hidatoda, yang memungkinkan air menetes langsung keluar dari daun.
Transpirasi terjadi karena cahaya matahari yang menembus lapisan udara tipis
sehingga membuat rongga-rongga pada stomatajenuh air dan potensial airnya
lebih tinggi dibandingkan dengan di udara sehingga air akan keluar dari potensial
air yang tinggi ke yang rendah melalui proses penguapan, transpirasi dapat di atasi
atau dikurangi dengan selalu menjaga keseimbangan penyerapan air oleh akar,
membuat tanaman pelindung sehingga matahari tidak langsung kena tanaman
yang dibudidayakan.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
20
ditularkan ke sel-sel akar, ini mengakibatkan terjadinya penambahan pengisapan
air (absorpsi) oleh tanaman.
DAFTAR RUJUKAN
21
Sanha.2013.Pengangkuta Pada Tanaman.
(http://www.artikelbiologi.com/2013/01/pengangkutan-air-pada-
tumbuhan.html), diakses 2 September 2015
22