Anda di halaman 1dari 15

BAB I

Pendahuluan

1. Latar Belakang

Dalam hubungan air tanaman, pertumbuhan tanaman sangat bergantung pada

interaksi sel dengan lingkungannya. Dengan hilangnya air dari tanah melalui tanaman,

maka kandungan air dalam tanah akan berkurang. Begitupun dengan tanaman, melalui

proses transpitasi akan mengurangi kandungan air dalam jaringan tanaaman. Agar

tanaman terhindar dari kekeringan maka suplai air dalam tanah harus dapat mencukupi

untuk menunjang pertumbuhan.

Air Merupakan sumber utama bagi kelangsungan kehidupan di muka bumiini, air

hampir menutupi 71% permukaan bumi. Air di katakan sebagai sumber kehidupan

karena tanpa air manusia, hewan dan tumbuhan serta penghuni kehidupandimuka bumi

ini tidak bisa berlangsung. Air juga melangalami sebuah sirkulasi yang biasa disebut

dengan siklus air atau siklus hidrologi, sebelum beranjak lebih jauh ada baiknya anda

memahami pengertian air ataudefinisi air .

Dalam sel, air diperlukan sebagai pelarut unsur hara sehingga dapat digunakan

untuk mengangkutnya, selain itu air diperlukan juga sebagai substrat atau reaktan untuk

berbagai reaksi biokimia misalnya proses fotosintesis; dan air dapat menyebabkan

terbentuknya enzim dalam tiga dimensi sehingga dapat digunakan untuk aktivitas

katalisnya. Tanaman yang kekurangan air akan menjadi layu, dan apabila tidak diberikan

air secepatnya akan terjadi layu permanen yang dapat menyebabkan kematian. Terdapat
lima mekanisme utama yang menggerakkan air dari suatu tempat ke tempat lain, yaitu

melalui proses: difusi, osmosis, tekanan kapiler, tekanan hidrostatik, dan gravitasi.

Lima mekanisme utama yang menggerakan air antara lain :

a. Difusi

Difusi adalah pergerakan molekul atau ion dari dengan daerah konsentrasi tinggi

ke daerah dengan konsentrasi rendah

Beberapa contoh difusi:

1.Apabila kita teteskan minyak wangi dalam botol lalu ditutup, maka bau minyak wangi

tersebut akan tersebar ke seluruh bagian botol. Apabila tutup botol dibuka, maka bau

minyak wangi tersebut akan tersebar ke seluruh ruangan, meskipun tidak menggunakan

kipas. Hal ini disebabkan karena terjadi proses difusi dari botol minyak wangi

(konsentrasi tinggi) ke ruangan (konsentrasi rendah).

2.Apabila kita meneteskan tinta ke dalam segelas air, maka warna tinta tersebut akan

menyebar dari tempat tetesan awal (konsentrasi tinggi) ke seluruh air dalam gelas

(konsentrasi rendah) sehingga terjadi keseimbangan. Sebenarnya, selain terjadi

pergerakan tinta, juga terjadi pergerakan air menuju ke tempat tetesan tinta (dari

konsentrasi air tinggi ke konsentrasi air rendah).

Laju difusi antara lain tergantung pada suhu dan densitas (kepadatan) medium.

Gas berdifusi lebih cepat dibandingkan dengan zat cair, sedangkan zat padat berdifusi

lebih lambat dibandingkan dengan zat cair. Molekul berukuran besar lebih lambat

pergerakannya dibanding dengan molekul yang lebih kecil. Pertukaran udara melalui

stomata merupakan contoh dari proses difusi.


Pada siang hari terjadi proses fotosintesis yang menghasilkan O2 sehingga

konsentrasi O2 meningkat. Peningkatan konsentrasi O2 ini akan menyebabkan difusi O2

dari daun ke udara luar melalui stomata. Sebaliknya konsentrasi CO2 di dalam jaringan

menurun (karena digunakan untuk fotosintesis) sehingga CO2 dari udara luar masuk

melalui stomata. Penguapan air melalui stomata (transpirasi) juga merupakan contoh

proses difusi. Di alam, angin, dan aliran air menyebarkan molekul lebih cepat

disbanding dengan proses difusi.

b. Osmosis

Osmosis adalah difusi melalui membran semipermeabel. Masuknya larutan ke

dalam sel-sel endodermis merupakan contoh proses osmosis. Dalam tubuh organisme

multiseluler, air bergera dari satu sel ke sel lainnya dengan leluasa. Selain air, molekul-

molekul yang berukuran kecil seperti O2 dan CO2 juga mudah melewati membran sel.

Molekul-molekul tersebut akan berdifusi dari daerah dengan konsentrasi tinggi ke

konsentrasi rendah. Proses Osmosis akan berhenti jika konsentrasi zat di kedua sisi

membran tersebut telah mencapai keseimbangan.

Osmosis juga dapat terjadi dari sitoplasma ke organel-organel bermembran.

Osmosis dapat dicegah dengan menggunakan tekanan. Oleh karena itu, ahli fisiologi

tanaman lebih suka menggunakan istilah potensial osmotik yakni tekanan yang

diperlukan untuk mencegah osmosis. Jika anda merendam wortel ke dalam larutan

garam 10 % maka sel-selnya akan kehilangan rigiditas (kekakuan)nya.


Hal ini disebabkan potensial air dalam sel wortel tersebut lebih tinggi dibanding

dengan potensial air pada larutan garam sehingga air dari dalam sel akan keluar ke

dalam larutan tersebut. Jika diamati dengan mikroskop maka vakuola sel-sel wortel

tersebut tidak tampak dan sitoplasma akan mengkerut dan membran sel akan terlepas

dari dindingnya. Peristiwa lepasnya plasma sel dari dinding sel ini disebut plasmolisis.

c. Tekanan kapiler

Apabila pipa kapiler dicelupkan ke dalam bak yang berisi air, maka permukaan

air dalam pip a kapiler akan naik sampai terjadi keseimbangan antara tegangan yang

menarik air tersebut dengan beratnya. Tekanan yang menarik air tersebut disebut

tekanan kapiler. Tekanan kapiler tergantung pada diameter kapiler : semakin kecil

diameter kapiler semakin besar tegangan yang menarik kolom air tersebut

d. Tekanan hidrostatik

Masuknya air ke dalam sel akan menyebabkan tekanan terhadap dinding sel

sehingga dinding sel meregang. Hal ini akan menyebabkan timbulnya tekanan

hidrostatik untuk melawan aliran air tersebut. Tekanan hidrostatik dalam sel disebut

tekanan turgor. Tekanan turgor yang berkembang melawan dinding sebagai hasil

masuknya air ke dalam vakuola sel disebut potensial tekanan.

Tekanan turgor penting bagi sel karena dapat menyebabkan sel dan jaringan

yang disusunnya menjadi kaku. Potensial air suatu sel tumbuhan secara esensial

merupakan kombinasi potensial osmotic dengan potensial tekanannya. Jika dua sel yang

bersebelahan mempunyai potensial air yang berbeda, maka air akan bergerak dari sel
yang mempunyai potensial air tinggi menuju ke sel yang mempunyai potensial air

rendah.

e. Gravitasi

Air juga bergerak untuk merespon gaya gravitasi bumi, sehingga perlu tekanan

untuk menarik air ke atas. Pada tumbuhan herba, pengaruh gravitasi dapat diabaikan

karena perbedaan ketinggian pada bagian tanaman tersebut relatif kecil. Pada tumbuhan

yang tinggi, pengaruh gravitasi ini sangat nyata. Untuk menggerakkan air ke atas pada

pohon setinggi 100 m diperlukan tekanan sekitar 20 atmosfer.

1.2. Tujuan

1. Memahami sifat dan karakteristik tanah untuk menyediakan air bagi tanaman.

2. Memahami proses-proses aliran air dalam tanah

3. Memahami keadaan air dalam tanah dan hubungannya dengan tanaman dan

faktor-faktor lingkungan

4. Dapat menghitung jumlah air yang ada dalam tanah.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Air dan Tanah

Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai

saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi.

Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik air (330 juta mil³) tersedia di Bumi. Air sebagian

besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak

gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air

tawar, danau, uap air dan lautan es.

Air dalam objek-objek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu

melalui penguapan, hujan dan aliran air di atas permukaan tanah (run off, meliputi mata

air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting bagi kehidupanmanusia. Tanah

sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung

kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan airsekaligus sebagai penopang akar.

Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk

bernapas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagaimikroorganisme. Bagi

sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.

Hans Jenny (1899-1992), seorang pakar tanah asal Swiss yang bekerja diAmerika

Serikat, menyebutkan bahwa tanah terbentuk dari bahan induk yang telah mengalami

modifikasi/pelapukan akibat dinamika faktor iklim, organisme(termasuk manusia), dan

relief permukaan bumi (topografi) seiring dengan berjalannya waktu.


2.2 Sifat Fisik Tanah

Tanah merupakan produk akhir dari interaksi iklim, relief, organisme dan material induk

dalam waktu tertentu. Tanah secara kontinyu berkembang melalui banyak proses fisika,

kimiawi, dan biologis. Kebanyakan tanah memiliki kepadatan antara 1 hingga 2

g/cm3. Hanya sedikit tanah di bumi yang lebih tua dari zaman pleistosen, dan tidak ada

yang lebih tua dari zaman cenozoic meskipun tanah dari fosil dianggap berasal dari

zaman arkean. Studi mengenai tanah dibagi menjadi 2 cabang yaitu: edaphology dan

pedologhy. Edaphologhy mengonsentrasikan efek tanah bagi kehidupan organisme.

Pedologhy fokus pada formasi, deskripsi dan klasifikasi tanah dalam lingkungan.

Berikut adalah beberapa sifat fisik tanah :

 Bahan induk tanah

Bahan induk merupakan materi utama dari tanah yang dibentuk oleh berbagai faktor

melalui proses kimiawi, biologis dan fisika. Bahan induk tanah secara umum adalah

Quartz (SiO2), Kalsit (CaCO3), Feldspar dan Biotit.

 Tekstur tanah

Komponen mineral dari tanah adalah pasir, lumpur dan tanah liat, proporsi dari

kombinasi ketiga bahan tersebut akan menentukan tekstur tanah (menyerupai kombinasi

antara tepung, air dan telur). Hal yang dipengaruhi oleh tesktur tanah mencakup

porositas, permeabilitas (kemampuan menyerap), infiltrasi, dan kapasitas kandungan air.

Tanah dan Pasir dan lumpur merupakan produk dari material induk yang mengalami

proses fisika dan kimiawi. Tanah liat merupakan produk dari pengendapan material

induk yang larut sebagai material sekunder.


 Kepadatan tanah

Tingkat kepadatan tanah umumnya berkisar antara 2,6 hingga 2,75 gram per cm3 dan

biasanya tidak dapat berubah. Kepadatan partikel tanah yang banyak mengandung

material organic lebih rendah daripada tanah yang sedikit mengandung material organic.

Tanah dengan kepadatan rendah dapat menyimpan air lebih baik namun bukan berarti

cocok untuk pertumbuhan tanaman. Tanah dengan kepadatan tinggi menunjukkan

tingkat kandungan pasir yang tinggi.

 Porositas tanah

Porositas mirip seperti kepadatan, hanya saja porositas berarti ruang kosong (pori pori)

diantara tekstur tanah yang tidak terisi dengan mineral atau bahan organic namun terisi

oleh gas atau air. Semakin tinggi kepadatan tanah maka semakin rendah porositasnya

dan sebaliknya semakin rendah kepadatan tanah semakin rendah porositasnya. Idealnya,

total porositas dari tanah adalah sekitar 50% dari total volume tanah. Ruang untuk gas

dibutuhkan tanah untuk menyediakan oksigen yang berguna untuk organisme dalam

menguraikan material organic, humus dan akar tanaman. Porositas juga mendukung

pergerakan serta penyimpanan air serta nutrisi.

Tingkat porositas tanah dibagi menjadi 4 kategori yaitu sangat baik dengan tingkat

porositas kurang dari 2 mikro meter, baik dengan tingkat porositas 2-20 mikro meter,

sedang dengan tingkat porositas 20-200 mikro meter dan kasar dengan porositas 200

mikro meter hingga 2 mili meter.


 Temperatur tanah

Tanah memiliki temperatur yang bervariasi mulai dari tingkat dingin ekstrim -20 derajat

celcius hingga tingkat panas ekstrim mencapai 60 derajat celcius. Temperatur tanah

penting bagi germinasi biji tanaman, pertumbuhan akar tanaman serta menyediakan

nutrisi bagi tanaman tersebut. Tanah yang berada 50cm dibawah permukaan cenderung

memiliki temperatur yang lebih tinggi sekitar 1,8 derajat celcius.

 Warna tanah

Warna tanah seringkali menjadi faktor paling dasar bagi kita untuk membedakan jenis

jenis tanah. Umumnya, warna tanah ditentukan oleh kandungan material organic,

kondisi drainase, minearologi tanah dan tingkat oksidasi. Pengembangan dan distribusi

warna tanah berasal dari proses kimiawi dan tingkat pelapukan material organic. Ketika

mineral primer dalam bahan induk lapuk, elemen tanah akan dikombinasikan pada

senyawa dan warna yang baru. Mineral besi merupakan mineral sekunder yang akan

menghasilkan warna kuning atau kemerahan pada tanah, material organic akan

menghasilkan warna hitam kecoklatan atau coklat (warna subur). Manggan, sulphur dan

nitrogen akan menghasilkan warna hitam.

 Konsistensi tanah

Konsistensi tanah berarti kemampuan tanah untuk menempel pada objek lain dan

kemampuan tanah untuk menghindari deformasi atau berpisah. Konsistensi diukur

dengan 3 kondisi kelembapan yaitu: kering, lembap dan basah. Konsistensi tanah

bergantung pada tingkat banyaknya tanah liat.


3. Aliran air kedalam tanah

 Proses infiltrasi

Peristiwa masuknya air ke dalam tanah terjadi karena adanya perbedaan potensial air

tanah. Air bergerak dari potensial tinggi ke potensial yang lebih rendah. Dalam Soeperdi

(1979), potensial air tanah didefinsiikan sebagai ” jumlah kerja yang harus dilakukan

tiap satuan jumlah air murni agar dapat dipindahkan secara berlawanan dan secara

isotermal sejumlah air tak terbatas dari suatu gudang (pool) air murni dari ketinggian

tertentu bertekanan atmosferik ke air tanah (ke tempat yang dipersoalkan).”

 Laju infiltrasi

Laju air infiltrasi yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi dibatasi oleh besarnya diameter

pori-pori tanah. Di bawah pengaruh gaya gravitasi, air hujan mengalir vertikal ke dalam

tanah melalui profil tanah. Pada sisi lain, gaya kapiler bersifat mengalirkan air tersebut

tegak lurus ke atas, ke bawah dan ke arah horisontal (lateral). Gaya kapiler tanah

ini bekerja nyata pada tanah dengan pori-pori yang relatif kecil. Pada tanah dengan pori-

pori yang relatif besar, gaya ini dapat diabaikan pengaruhnya dan air mengalir ke tanah

yang lebih dalam oleh pengaruh gaya gravitasi. Dalam perjalanannya tersebut, air juga

mengalami penyebaran ke arah lateral akibat tarikan gaya kapiler tanah, terutama ke

arah tanah dengan pori-pori yang lebih sempit dan tanah yang lebih kering (Asdak

2004).

Kekuatan gravitasi harus mengatasi seluruh kekuatan yang menahan pergerakan masuk

dari air seperti adesi dan kekuatan viscous atau kekentalan (Gray et al 1970 diacu dalam

Singh 1992).
Asdak (2004) kemudian menyimpulkan bahwa mekanisme infiltrasi melibatkan tiga

proses yang tidak saling mempengaruhi: (a) proses masuknya air hujan melalui pori-pori

permukaan tanah, (b) tertampungnya air hujan tersebut ke dalam tanah, (c) proses

mengalirnya air tersebut ke tempat lain (bawah, samping, atas).

Selama infiltrasi , muka basah (wetting front) dari kandungan air tanah yang lebih tinggi

akan bergerak turun melalui tanah selama wakrtu tertentu. Keterjalan muka basah

tergantung pada distribusi ukuran pori. Untuk tanah dengan tekstur tanah dengan

distribusi ukuran pori yang sempit, muka basah akan lebih terjal. Sedangkan dalam

tanah dengan tekstur halus, muka basah akan lebih tersebar. Muka basah adalah

kombinasi dari air baru yang ditambahkan oleh hujan dan air lama yang telah

dipindahkan ke kedalaman yang lebih rendah.

Berkaitan dengan proses terjadinya infiltrasi ini, Arsyad 1989) menjelaskan bahwa

infiltrasi ke dalam tanah (vertikal) yang pada mulanya tidak jenuh, umumnya terjadi di

bawah pengaruh sedotan matriks dan gravitasi. Dengan masuknya air lebih dalam dan

lebih dalamnya profil tanah yang basah, maka sedotan matriks berkurang oleh karena

jarak antara air di permukaan tanah dengan bagian yang belum basah semakin jauh.

Keadaan ini berjalan terus. Dengan makin jauhnya bagian yang belum basah dari

permukaan basah dari permukaan tanah, maka sedotan matriks semakin kecil sampai

dapat diabaikan, hingga tinggal tarikan gravitasi saja yang menyebabkan air bergerak ke

bawah. Hal ini menyebabkan laju infiltrasi berkurang dengan lamanya (waktu) hujan

berlangsung.

Faktor yang mempengaruhi infiltrasi


Laju infiltrasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kedalaman genangan dan tebal

lapis jenuh, kelembaban tanah, pemadatan oleh hujan, tanaman penutup, intensitas

hujan, dan sifat-sifat fisik tanah.

Kondisi Air tanah

Kadar air tanah

Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air terhadap

volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat memberikan gambaran

tentang ketersediaan air bagi tanaman pada volume tanah tertentu. Cara penetapan kadar

air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah dikering ovenkan dalam oven pada

suhu 1000 C – 1100 C untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena pengeringan

merupakan sejumlah air yang terkandung dalam tanah tersebut. Air irigasi yang

memasuki tanah mula-mula menggantikan udara yang terdapat dalam pori makro dan

kemudian pori mikro. Jumlah air yang bergerak melalui tanah berkaitan dengan ukuran

pori-pori pada tanah. Air tambahan berikutnya akan bergerak ke bawah melalui proses

penggerakan air jenuh. Penggerakan air tidak hanya terjadi secara vertikal tetapi juga

horizontal. Gaya gravitasi tidak berpengaruh terhadap penggerakan horizontal

(Hakim, dkk, 1986).

Hubungan kadar air tanah dan potensial air

Ada dua mekanisme air oleh tanah yaitu : kapilaritas yang disebabkan oleh pengaruh

adhesi air pada permukaan butir tanah bersama kohesi sehingga terbentuk lapisan

selaput tipis dengan berbagai ketebalan dan akumulasi air pada tanah jenuh.
Potensila matriks terjadi karena adanya gaya tarikan oleh air padatan tanah. Dimana

potensial matriks pada tanah yang tidak jenuh yang mendukung aktif pertumbuhan

tanaman biasanya bergam antara -10 Kpa dan – 1500 Kpa (Gusli, 2008)

Potensial air oleh butiran tanah sebagian disebabkan oleh dua gaya. Gaya yang pertama

adalah gaya tarik menarik antara permukaan tanah dengan molekul-molekul air. Gaya

yang kedua adalah gaya tolak menolak antara molekul-molekul air atau kohesi. Air yang

tertarik pada fase tanah menciptakan suatu gaya matriks dan bagian potensial air yang

diakibataan oleh gaya matriks yang disebut dengan potensila matriks (Foth, 1984).

Bertambahnya kandungan air tanah akan menambah ketebalan selaput air pada butiran

tanah atau menjauhkan air dari permukaan butiran tanah atau pusat gaya matriks dan

menyebabkan bertambahnya energi. Terjadinya pengaliran iar dari selaput lengas tanah

ke dalam ruang pori disebelahnya atau ke dalam akar tanaman disebabkan oleh

perbedaan potensial matriks dan osmotik (Bukman dan Brady, 1982).

Potensial air sangat penting diketahui karena berhubungan erat dengan retensi air dan

gerakan air di dalam tanah. Salah satu hukum dasar yang paling esensial berkenaan

dengan gerakan air tanah adalah gerakan atau aliran yang hanya terjadi apabila terdapat

selisih potensial total dari satu titik ke titik yang lain (Foth, 1984).

Kandungan air akan tetap berada disekitar kapasitas lapang. Tanaman dapat dengan

mudah mengambil air pada kapasitas lapang atau pada potensial matriks yang lebih

tinggi pada keadaan kapasitas lapang. Oleh sebab itu penyerapan air pada tanaman

mengurangi kandungan air tanah, maka penyerapan air berikutnya akan sukar. Hal ini
disebabkan oleh potensial matriks air tanah yang bertambah rendah (Bukman dan Brady,

1982).

Ketersediaan air bagi tanaman

Menurut Hanafiah (2007) bahwa koefisien air tanah yang merupakan koefisien yang

menunjukkan potensi ketersediaan air tanah untuk mensuplai kebutuhan tanaman, terdiri

dari :

Jenuh atau retensi maksimum, yaitu kondisi di mana seluruh ruang pori tanah terisi oleh

air.

Kapasitas lapang adalah kondisi dimana tebal lapisan air dalam pori-pori tanah mulai

menipis, sehingga tegangan antarair-udara meningkat hingga lebih besar

dari gaya gravitasi.

Koefisien layu (titik layu permanen) adalah kondisi air tanah yang ketersediaannya

sudah lebih rendah ketimbang kebutuhan tanaman untuk aktivitas, dan mempertahankan

turgornya.

Koefisien Higroskopis adalah kondisi di mana air tanah terikat sangat kuat

oleh gayamatrik tanah.

Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah. Tanah-tanah

bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada tanah bertekstur

halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah pasir umumnya lebih mudah

kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau liat. Kondisi kelebihan air

ataupun kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Ketersediaan air


dalam tanah dipengaruhi: banyaknya curah hujan atau air irigasi, kemampuan tanah

menahan air, besarnya evapotranspirasi (penguapan langsung melalui tanah dan melalui

vegetasi), tingginya muka air tanah, kadar bahan organik tanah, senyawa kimiawi atau

kandungan garam-garam, dan kedalaman solum tanah atau lapisan tanah (Madjid, 2010).

Air tersedia biasanya dinyatakan sebagai air yang terikat antara kapasitas lapangan dan

koefisien layu. Kadar air yang diperlukan untuk tanaman juga bergantung pada

pertumbuhan tanaman dan beberapa bagian profil tanah yang dapat digunakan oleh akar

tanaman. Tetapi untuk kebanyakan mendekati titik layunya, absorpsi air oleh tanaman

kurang begitu cepat, dapat mempertahankan pertumbuhan tanaman. Penyesuaian untuk

menjaga kehilangan air di atas titik layunya telah ditunjukkan dengan baik (Buckman

and Brady, 1982).

Anda mungkin juga menyukai