FISIOLOGI TUMBUHAN
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK V
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
A. Absorpsi Air
Air adalah salah satu komponen utama penyusun tubuh tanaman. Air memiliki fungsi-
fungsi pokok seperti, sebagai bahan baku dalam proses fotosintesis, penyusun protoplasma
yang sekaligus memelihara turgor sel, sebagai media dalam proses transpirasi, sebagai pelarut
unsur hara, serta sebagai media translokasi unsur hara, baik di dalam tanah maupun di dalam
jaringan tubuh tanaman. Tanaman memiliki kebutuhan air yang berbeda pada setiap fase
pertumbuhan.
Kapasitas air tersedia perlu ditetapkan agar pemberian air sesuai dengan kebutuhan
tanaman. Pemberian air dengan yang tepat akan menghasilkan pertumbuhan tanaman yang
optimal serta meningkatkan efisiensi pemberian air pada tanaman. Pada tanaman, jika
kekurangan air akan menyebabkan tanaman tersebut menjadi kerdil, dan perkembangannya
menjadi abnormal. Kekurangan yang terjadi terus menerus selama periode pertumbuhan akan
menyebabkan tanaman tersebut menderita dan kemudian mati. Sedang tanda-tanda pertama
yang terlihat ialah layunya daun-daun.
2. Perbandingan Peranan
Penyerapan secara pasif lebih penting dibanding aktif, alasannya: penyerapan aktif
mempunyai banyak kelemahan yaitu :
a. Pada beberapa jenis tanaman (gymnospermae) tekanan akar yang merupakan
pendukung penyerapan aktif tidak terjadi
b. Tekanan akar juga tidak terjadi pada tanaman yang transpirasinya berlangsung
cepat
c. Air eksudasi yang keluar dari ujung batang yang dipotong tajuknya (murni hasil
penyerapan aktif) hanya 5% dari total transpirasi
d. Tanaman yang utuh menyerap air lebih banyak daripada yang dipotong tajuknya
e. Tumbuhan hidrofit yang tubuhnya tenggelam, menyerap air dari seluruh tubuhnya
5. Pengangkutan air
Pengangkutan air adalah suatu proses pergerakan air melewati pembuluh xilem dari
sistem perakaran ke bagian tajuk tanaman, khususnya daun. Ada beberapa teori yang
dikenal: teori vital, teori tekanan akar, dan teori kekuatan fisika.
a. Teori kekuatan fisika: teori tarikan transpirasi, tekanan kohesi, teori kapiler, teori
tekanan atmosfer.
b. Teori vital: Air dapat diangkut ke daun karena adanya pompa yang menghisap dan
mendorong air naik ke daun Teori ini dibantah, dan tidak berlaku lagi.
c. Teori Tekanan Akar: Air dari akar dapat diangkut ke daun karena adanya tekanan
dari akar Tekanan akar maksimum 2 atm, hanya mampu menaikkan air sampai
ketinggian 21 m).
1) Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan
bergerak, sehingga kecepatan difusi semakin tinggi.
2) Ketebalan membran. Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.
3) Luas suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
4) Jarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan
difusinya.
5) Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan
lebih cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya.
b. Aliran Massa
Aliran massa adalah gerakan unsur hara di dalam tanah menuju permukaan akar tanaman
bersama-sama gerakan massa air. Aliran massa pada tanah disebut juga konveksi, meliputi
pergerakan dalam fase larutan maupun gas. Gerakan massa air di dalam tanah menuju
permukaan akar tanaman berlangsung secara terus menerus karena diserap oleh akar dan
menguap melalui transpirasi. Aliran massa merupakan proses penyediaan hara yang
terpenting bagi unsur-unsur N (98,8%), Ca (71,,4%), S (95,0%), dan Mo (95,2%). Aliran
massa adalah ion dan bahan lain yang larut berpindah bersama aliran larutan air ke akar
tanaman akibat transpirasi tanaman. Transpirasi menggerakkan perpindahan air dan
melarutkan nutrisi melalui tanah ke akar dengan aliran massa. Berarti dapat dikatakan pula
bahwa aliran massa berperan dalam perpindahan bahan-bahan organik yang dimanfaatkan
oleh tumbuhan. Seperti halnya dengan unsur hara N, hara Ca, dan Mg diserap oleh tanaman
melalui mekanisme aliran massa. Telah disebutkan sebelumnya bahwa aliran massa memiliki
keterkaitan dengan peristiwa transpirasi. Tujuan dari proses transpirasi itu sendiri adalah
sebagai mekanisme pemenuh kebutuhan air dan ion-ion oleh tumbuhan. Pada saat tumbuhan
melakukan transpirasi, maka tumbuhan menyalurkan air dan ion-ion yang terkandung dari
bagian bawah tumbuhan ke bagian atas tumbuhan sampai ke pucuk (daun), untuk kemudian
air diuapkan/dikeluarkan ke udara melalui daun dan hara ditransport ke seluruh bagian
tumbuhan. Dari penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa banyak sedikitnya hara yang
didapatkan oleh tumbuhan memiliki ketergantungan dengan besar kecilnya transpirasi.
Kecilnya laju transpirasi dapat disebabka oleh beberapa faktor, salah satunya adalah
sedikitnya persediaan air tanah atau terlalu tingginya suhu lingkungan yang mengakibatkan
tertutupnya stomata untuk mengurangi penguapan. Bahwa rendahnya serapan unsur hara
pada kadar air tanah tersedia rendah terjadi karena laju aliran massa menurun sebagai akibat
menutupnya stomata.
c. Osmosis
Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang
lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh
pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran.
Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan
meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian
dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah
mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan
konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan
sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan
bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri. Osmosis adalah suatu topik yang penting dalam
biologi karena fenomena ini dapat menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke dalam
dan ke luar sel.
B. Transpirasi
Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari
jaringan tumbuhan melalui stomata. Kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman
melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangna tersebut sangat
kecil dibanding dengan yang hilang melalui stomata. Oleh sebab itu, dalam perhitungan
besarnya jumlah air yang hilang dari jaringan tanaman umumnya difokuskan pada air yang
hilang melalui stomata. Transpirasi merupakan bagian dari siklus air, dan itu adalah
hilangnya uap air dari bagian tanaman (mirip dengan berkeringat), terutama pada daun tetapi
juga di batang, bunga dan akar. Permukaan daun yang dihiasi dengan bukaan yang secara
kolektif disebut stomata, dan dalam kebanyakan tanaman mereka lebih banyak pada sisi
bawah dedaunan. Transpirasi juga dapat mendinginkan tanaman dan memungkinkan aliran
massa nutrisi mineral dan air dari akar ke tunas. Aliran massa air dari akar ke daun
disebabkan oleh penurunan hidrostatik (air) tekanan di bagian atas dari tumbuhan karena
difusi air dari stomata ke atmosfer. Air diserap pada akar dengan osmosis, dan semua nutrisi
mineral dilarutkan perjalanan dengan melalui xilem.
Tingkat transpirasi secara langsung berkaitan dengan partikel penguapan air dari
permukaan tanaman, terutama dari bukaan permukaan, atau stomates, pada daun. Stomata
untuk sebagian besar kehilangan air oleh tanaman, tetapi beberapa penguapan langsung juga
terjadi melalui permukaan sel-sel epidermis daun. Transpirasi dalam tanaman atau
terlepasnya air melalui stomata dapat melalui kutikula walaupun hanya 5-10% dari jumlah air
yang ditranspirasikan di daerah beriklim sedang. Air sebagian besar menguap melalui
stomata,sehingga jumlah dan bentuk stomata sangat mempengaruhi laju transpirasi. Hanya 1-
2% dari seluruh air yang ada dalam tubuh tumbuhan digunakan dalam fotosintesis atau
dalam kegiatan metabolik sel-sel daunnya. Sisanya menguap dari daun dalam proses
transpirasi. Bila stomata terbuka, uap air ke luar dari daun. Jika daun itu harus terus berfungsi
dengan baik maka air segar harus disediakan kepada daun untuk menggantikan yang hilang
pada waktu transpirasi.
Gambar 2. Transpirasi Tumbuhan
Proses transpirasi akan menyebabkan potensial air lebih rendah dibandingkan batang
ataupun akar. Akibatnya, daun seolah-olah menghisap air dari akar. Untuk menguapkan air,
tumbuhan butuh energi baru atau berubah energi menjadi panas. Dengan demikian,
transpirasi menimbulkan pengaruh pendinginan pada daun. Kebutuhan panas untuk
menguapkan air berasal dari sinar matahari yang disalurkan melalui cahaya langsung, radiasi
dan konveksi. Air merupakan bagian terbesar dari jaringan tumbuhan, semua proses tumbuh
dan berkembang terjadi karena adanya air.
Ada tiga jenis transpirasi, yaitu :
1. Transpirasi Kutikula.
Adalah evaporasi air yang tejadi secara langsung melalui kutikula epidermis.
Kutikula daun secara relatif tidak tembus air, dan pada sebagian besar jenis tumbuhan
transpirasi kutikula hanya sebesar 10%. Oleh karena itu, sebagian besar air yang
hilang terjadi melaui stomata.
2. Transpirasi Stomata
Sel-sel mesofil daun tidak tersusun rapat, tetapi diantara sel-sel tersebut
terdapat ruang-ruang udara yang dikelilingi oleh dinding-dinding sel mesofil yang
jenuh air. Air menguap dari dinding-dinding basah ini ke ruang-ruang antar sel, dan
uap air kemudian berdifusi melalui stomata dari ruang-ruang antar sel ke athmosfer di
luar. Sehingga dalam kondisi normal evaporasi membuat ruang-ruang itu selali jenuh
uap air. Asalkan stomata terbuka, difusi uap air ke atmosfer pasti terjadi kecuali bila
atmosfer itu sendiri sama-sama lembab.
Gambar 3. Transpirasi pada stomata
3. Transpirasi Lentisel
Yaitu pada daerah kulit kayu yang berisi sel-sel. Uap air yang hilang melalui
jaringan ini adalah 0,1%.
2. Mekanisme Transpirasi
Gambar 4. Mekanisme transpirasi
Transpirasi dimulai dengan penguapan air oleh sel sel mesofil ke rongga antar sel
yang ada dalam daun. Dalam hal ini rongga antar sel jaringan bunga karang merupakan
rongga yang besar, sehingga dapat menampung uap air dalam jumlah banyak. Penguapan air
ke rongga antar sel akan terus berlangsung selama rongga antar sel belum jenuh dengan uap
air. Sel-sel yang menguapkan airnya ke rongga antar sel, tentu akan mengalami kekurangan
air sehingga potensial airnya menurun.
Kekurangan ini akan diisi oleh air yang berasal dari xilem tulang daun, yang
selanjutnya tulang daun akan menerima air dari batang dan batang menerima dari akar dan
seterusnya. Uap air yang terkumpul dalam ronga antara sel akan tetap berada dalam rongga
antar sel tersebut, selama stomata pada epidermis daun tidak membuka. Apabila stomata
membuka, maka akan ada penghubung antara rongga antar sel dengan atmosfer kalau tekanan
uap air di atmosfer lebih rendah dari rongga antar sel maka uap air dari rongga antar sel akan
keluar ke atmosfer dan prosesnya disebut transpirasi. Jadi syarat utama untuk berlangsungnya
transpirasi adalah adanya penguapan air didalam daun dan terbukanya stomata.
Gambar 5. Stomata
Binsasi, R., Sancayaningsih, R. P., dan Murti, S.H. 2016. Evaporasi dan Transpirasi Tiga
Spesies Dominan dalam Konservasi Air di Daerah Tangkapan Air (DTA) Mata Air
Geger Kabupaten Bantul Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Biologi. 1(3): 32-58.
Hakim, M. F., Setiari, N., dan Izzati, M. 2017. Kapasitas Penyerapan dan Penyimpanan Air
pada Berbagai Ukuran Gel dari Tepung Karaginan untuk Pembuatan Media Tanam
Jeloponik. Jurnal Teknologi. 1(1): 129-137.
Kurniawan, D., Hanum, C., dan Siregar, Lutfi. 2017. Morfosiologi Akar Melalui Interval
Penyiraman, Pemberian Mikoriza dan Modifikasi Media Tanam Pada Pembibitan
Kakao. Jurnal Pertanian Tropik. 4(3): 209-218.
Marsha, N. A., dan Sumarni, T. 2014. Pengaruh Frekuensi dan Volume Pemberian Air Pada
Pertumbuhan Tanaman Crotalaria mucronata Desv. Jurnal Produksi Tanaman. 2(8):
673-678.
Setiawati, T., dan Syamsi, I. F. 2019. Karakteristik Stomata Berdasarkan Estimasi Waktu dan
Perbedaan Intensitas Cahaya Pada Daun Hibiscus tiliaceus Linn. Di Pangandaran,
Jawa Barat. Jurnal Pro-Live. 6(2): 148-159.