Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENELITIAN

FISIOLOGI TUMBUHAN
Tentang :
LAJU TRANSPIRASI PADA TANAMAN
ALAMANDA CATHASTICA

Oleh :

NAMA :WILDA HAYATI

NPM : 2210005301083

Program Studi Agroteknologi

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TAMAN SISWA

2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
           
            Status air dan tumbuhan pada kecepatan relatif penyerapan air oleh akar dan kehilangan air
oleh transpirasi menyerupai air yang tidak cukup oleh akar menimbulkan devisit air dalam tumbuhan,
termasuk sel-sel daun, suatu devisit yang mengakibatkan penurun evaporasi air dari daun sehingga
transpirasi menjadi rendah. Selain itu, transpirasi yang berlebihan juga dapat menimbulkan defisit
air. Sistem transportasi bekerja sebagai suatu unit yang cenderung menjaga agar sel tumbuhan selalu
dalam keadaan turgit atau segar. Beberapa percobaan telah membuktikan bahwa keadaan air tanaman
tergantung atas kecepatan absorbsi air oleh akar dan kehilangan air oleh tranpirasi. Transpirasi
sebenarnya tidak lain dari kehilangan air yang disebabkan menguapnya air dari sel-sel tumbuhan dan
keluar melalui mulut daun dalam bentuk uap air. Transpirasi yang terjadi secara besar-besaran
mengakibatkan kekurangan air bagi tanaman.
            Transportasi air dalam batang tanamn adalah melalui jaringan-jaringan dalam tubuh tanaman.
Dan bagai mana pergerakan air kedaun. Kekurangan air menurunkan perkembanganvegetatif dan
hasil panen dengan cara mengurangi pengembangan daun dan menurunkan proses fotosintetis.
Penurunan air selama inisiasi pembangunan, penyerbukan aitau perkembangan biji mungkin sangat
menurunkan jumlah atau hasil dari produksi tanaman itu sendiri. Jumlah evapotranspirasi dari suatu
tajuk tanaman budidaya merupakan fungsi landaian potensial air dari dalam tanah sampai keudara
bebas dan tahanan terhadap aliran melalui tanaman.

B. Tujuan Percobaan
             ini bertujuan untuk mengetahui jaringan apa yang berfungsi untuk pengangkutan air dari akar
kedaun.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

            Allamanda cathastica merupakan tumbuhan yang banyak tumbuh didaerah tropis. Umumnya
tanaman ni tumbuh didaerah dingin dan cukup air. Tanaman ini tidak dapat tumbuh didaerah tanah
yang jenuh atau tergenang karena batang dan daunya akan cepat membusuk, dan tanaman ini juga
tidak dapat tumbuh didaerah yang kurang air karena daun da batang nya akan mengerdil. Tanamn ini
juga merupakan tanaman yang mempunyai ciri yaitu dengan bentuk daunya yang menyerupai bentuk
payung dengan jumlah daun 3-4 lembar. Tanamn ini merupakan tanaman yang mempunyai bunga
berwarna kuning yang bentuknya menyerupai terompet. Dan mempunyai kar tunggang sehingga
merupakan tanman dicotyledon. Pada daun muda warna daun yaitu hujau muda sedangkan pada daun
tua berwarna hijau tua atau hujau gelap. Jaringan Pengangkut Air Pembuluh xilem berasal dari sel-
sel silindris yang biasanya mengarah keujung-ujung. Pada saat matang dinding sel-sel itu melarut dan
kandungan sitoplasmiknya mati. Hasilnya adalah pembuluh xilem, saluran bersambung yang tidak
mati. Hasilnua adalah pembuluh xilem bersambung dengan transpor air dan mineral keatas (Kimball,
1992).
           
            Xilem dan floem dikelilingi oleh satu lapisan sel-sel yang hidup yang disebut dengan
perisikel. Jaringan vaskuler dan parisikel mebentuk suatu tabung yang disebut stele. Disebelah luar
stele terdapat sel-sel endodermis, pada bagian dinding transversalnya dean juga pada dinding
radialnya terdapat suberin yang menebal, dikenal dengan pita kaspari. Suberin mempunyai sifat yang
tidak dapat ditembus air, lapisan luar indodermis terdapat beberapa lapisan sel korteks yang bersifat
permeabel, sehingga besar kemungkinan air dari permukaan akan bergerak menuju pembuluh xylem
melalui dinding sel korteks tersenut ( Lakitan, 1995 )       .
            Pergerakan air pada akar melalui lintasan radian dengan konsep apoplas dan simplas, lalu
masuk kedalam pembuluh xilem untuk dibawa kedaun, naiknya cairan atau air karena adanya tenaga
pendorong (driving force ), hidrasi pada dinding pembuluh xilem untuk dibawa kedaun, hidrasi pada
dinding pembuluh yang dilaluinya, dan gaya kohesi antar molekul air yaitu absorbsi aktiv. Terjadi
bilamana kelembaban tanah tersebut tinggi dan tumbuhan melakukan transpirasi yang renadah.
Dalam kondisi tersebut, absorbsi air dinyatakan terutama akibat osmosis, walaupun mekanisme lain
mungkin terlibat. Yang kedua adalah absorbsi pasif, terjadi bilamana mengalami transpirasi yang
sangat tinggi. Pada kondisi tersebut, absorbsi aktif tidak berfungsi kerena gerakan air yang cepat
melalui akar akan menghanyutkan solut yang menentukan dalam absorbi aktif. Mungkin juga
transpirsi yang cepat menguras air dan menurunkan tekanan turgor dalam sel akar hidur sehingga
perembesan solut menjadi menurun. Dalam kondisi transpirasi yang cepat kondisi kehilngan air
cenderung melampaui absorbsi, dan kolom air dalm sel pembuluh mengalami tegangan. Dan
kemudian tegangan tersebut akan dilanjutkan keakar (Sutami, 1984) Fungsi air sebagai larutan ini
penting sekali artinya bagi kehidupan tumbuhan. Struktur molekul protein dan asam nukleat sangat
ditentukan dengan adanya molekul air disekitarnya. Aktivitas senyawa lain didalam protoplasma juga
sangat ditentukan kandungan air (Kimball, 1998).
           
           
            Untuk menyatakan status air atau perimbangan air dalam tubuh tumbuhan dapat dilakukan
dengan dua cara yang umum digunakan, yaitu satu diantaranya berdasarkan atas energi air
didalamnya jaringan tumbuhan yang lazim disebut potensial air, dan ini merupakan cara yang paling
tepat untuk menentukan status air dari jaringan tanaman dengan memakai istilah potensial air. Suatu
jaringan akan mengalami defisit air jika potensial air tersebut kurang atau lebih dari 0 (nol) bar. Cara
yang kedua adalah dengan mengukur kuantitas air dari suatu jaringan kandungan airnya dan
menyatakan dengan kondisi standart tertentu
( Zuljati, 1997 ).
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

A.    Alat dan Bahan


 Adapun bahan yang digunakan adalah :
 1.   Cabang Tanaman Alamanda
 2.   Vasellin
 3.   air (Aquades)

Dan alat yang digunakan adalah :


 1.  elemeyer
 2.  Tutup gabus atau karet
 3.  Pisau
 4.  baskom
 5.  Mistar

B. Cara Kerja
           
             Adapun cara kerja dari praktikum ini yaitu :
1. Pilih 3 cabang tanaman yang ukurannya kira-kira sama besarnya.
2. Buanglah jaaringan-jaringan yang ada di luar xylem dari cabang tadi sepanjang 3 cm dari
pangkalnya. Pengupasan di lakukan di dalam air
3. Masukkan cabang tanaman ke dalam tutup gabus dan masukkan dalam elemeyer yang telah
diisi aquades, sehingga pangkalnya berada kira-kira 1 cm di atas dasar wadah.
4. Tutup xylem 2 cabang tanaman dengan vaselin, edangkan floemnya tetap terbuka.
Kemuadian segera masukkan kembali elemayer yang tadi dan tutup rapat dengan cara
mengoles vaselin pada tutup gabus.
5. Tutup floem 2 cabang tanaman lainnya dengan vaselin dan xylem dibiarkan terbuka.
Kemudian maukkan kembali kedalam elemeyer yang telah berisi aquades kemudian tutup
rapat dengan olsean vaselin.
6. Buat juga perlakuan yang sama sebagai control (2 cabang)
7. Tentukan tinggi permukaan air dalam elemeyer pada awal percobaan.
8. Amati setelah 3, 5, 7, dan 10 minggu hari setelah perlakuan, amati tinggi permukaan air pada
elemeyer, bila berkurang tambahkan aquades hingga permukaannya mencapai batas semula
       9. Catat jumlah penambahan air tersebut dan keadaan morfologis tanamannya
BAB VI
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil

Banyaknya air
Perlakuan Hari 3 Hari 5 Hari 7 Hari 10
Control 600 mL 550 mL 550 mL
Xylem terbuka
Floem tertutup 500 mL 500 mL 500 mL 450 mL
Xylem tertutup
Floem Terbuka 450 mL 400 mL 400 mL 400 mL

                                                                                                                                             
B.     Pembahasan

            Air merupakan senyawa yang dibentuk dalam jumlah yang besar, baik untuk
tumbuhan, manusia, maupun hewan. Bagi tumbuhan, air sangat dibutuhkam untuk
perkembangan dari tumbuhan ataupun tanaman tersebut. Pada praktikum jaringan
pengangkut air mempunyai tujuan yaitu untuk melihat proses transpor air dari akar
kedaun melalui xilem. Status air dan tumbuhan pada kecepatan relatif penyerapan air oleh akar dan
kehilangan air oleh transpirasi menyerupai air yang tidak cukup oleh akar
menimbulkan devisit air dalam tumbuhan, termasuk sel-sel daun, suatu devisit yang
mengakibatkan penurun evaporasi air dari daun sehingga transpirasi menjadi rendah.
Selain itu, transpirasi yang berlebihan juga dapat menimbulkan defisit air. Sistem transportasi bekerja
sebagai suatu unit yang cenderung menjaga agar sel tumbuhan selalu dalam keadaan turgit atau
segar. Pergerakan air pada akar melalui linatasan radian dengan konsep apoplas dan simplas, lalu
masuk kedalam pembuluh xilem untuk dibawa kedaun, naiknya cairan atau air krena adanya tenaga
pendorong (driving force ).
           
            Hasil yang diperoleh dari praktikum terlihat pada tabel hasil praktikum. Diantaranya
terdapat keterangan dari perlakuan yaitu kontrol, xilem tertutup dan floem tertutup. Air diserap
melalui akar bersama sama dengan unsur hara yang terlarut didalamnya.  Untuk dapat diserap
molekul-molekul air harus berada pada permukaan akar. Pada praktikum ini, batang alamanda yang
telah dimasukan kedalam botol, ditutup dengan vaselin. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya
transpirasi secar besar-besaran atau berlebiahan. Transpirasi merupakan proses kehilangan atau
hilangnya kandungan air pada tanamn berupa uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata.
BAB V
KESIMPULAN

       Adapun kesimpulan yang diambil dari praktikum ini adalah :


1. Hasil yang diperoleh dari praktikum terlihat pada tabel hasil praktikum.
    Diantaranya terdapat keterangan dari perlakuan yaitu kontrol, xilem tertutup dan  floem tertutup.
2. Pada praktikum ini, batang alamanda yang telah dimasukan kedalam botol
    selai, ditutup dengan vaselin.
3. Pada praktikum jaringan pengangkut air mempunyai tujuan yaitu untuk
    melihat proses transpor air dari akar kedaun melalui xilem.
4. Xilem dan floem dikelilingi oleh satu lapisan sel-sel yang hidup yang disebut
    dengan perisikel. Jaringan vaskuler dan parisikel mebentuk suatu tabung yang
    disebut stele.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

 Dwijoseputro. 1984. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta.

 Lakiatan, B. 1994. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Universi Sriwijaya.Palembang.

 Prawiranta, W et al. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Departemen BotaniFakultas Pertanian


IPB. Bogor

 Salisburry, F.B dan C. W. Ross. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. Penerbit ITB.Bandung

 Sutarmi Tjitrosmo, Siti. 1984. Botani Uum II. Angkasa. Bandung

Anda mungkin juga menyukai