Anda di halaman 1dari 3

Ringkasan Materi Ekologi

Faktor Lingkungan yang Berpengaruh terhadap Tumbuhan


Rabu, 14 Januari 2014
Didik Dwi Prastyo/ 130341614788/ Off B
Faktor luar yang mempengaruhi kehidupan makhluk hidup ini disebut dengan lingkungan. Alam
lingkungan (environment) ialah alam diluar organisma yang efektif mempengaruhi kehidupan organisma
tersebut. Setiap tanaman menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Penyesuaian ini berguna untuk
mempertahankan hidupnya. Dalam ekologi tumbuhan faktor lingkungan sebagai faktor ekologi dapat dianalisis
menurut bermacam-macam faktor. Satu atau lebih dari faktor-faktor tersebut dikatakan penting jika dapat
mempengaruhi atau dibutuhkan, bila terdapat pada taraf minimum, maksimum atau optimum menurut batasbatas toleransinya. Sifat toleransi dan penyesuaian diri yang diperlihatkan oleh tumbuh-tumbuhan atau bagian
dari anggota tubuhnya terhadap sesuatu perubahan kondisi atau keadaan dari faktor-faktor lingkungan tertentu
dinamakan adaptasi, yang dapat diperoleh secara heriditer (dikontrol secara genetis) atau oleh induksi sesuatu
factor lingkungan dan habitatnya.
Bentuk fisik tumbuhan maupun masyarakat tumbuhan berbeda-beda menurut tempat dan kedudukannya
di atas permukaan bumi, seperti letak lintang, topografi, edafik, serta kedudukannya di benua. Oleh sebab itu
para ahli geografi tumbuhan dalam kajiannya, lebih menitikberatkan pada hubungan tambahan tersebut dengan
unsur-unsur fisikal untuk menentukan jenis, komunitas sebaran, zonasi tumbuhan di atas permukaan bumi.
Faktor-faktor ekologi itu banyak dan beraneka ragam dan saling bergantungan, contohnya yaitu :
1. CAHAYA
Cahaya merupakan faktor lingkungan yang sangat penting sebagai sumber energi utama bagi
ekosistem. Ada tiga aspek penting yang perlu dikaji dari faktor cahaya, yang sangat erat kaitannya dengan
sistem ekologi, yaitu:
Kualitas cahaya atau komposisi panjang gelombang.
Intensitas cahaya atau kandungan energi dari cahaya.
Lama penyinaran, seperti panjang hari atau jumlah jam cahaya yang bersinar setiap hari.
a. Kualitas Cahaya
Umumnya tumbuhan teradaptasi untuk mengelola cahaya dengan panjang gelombang antara
0,39 7,6 mikron. Klorofil yang berwarna hijau mengasorpsi cahaya merah dan biru, dengan
demikian panjang gelombang itulah yang merupakan bagian dari spectrum cahaya yang sangat
bermanfaat bagi fotosintesis.
a. Intensitas cahaya
Intensitas cahaya atau kandungan energi merupakan aspek cahaya terpenting sebagai faktor
lingkungan, karena berperan sebagai tenaga pengendali utama dari ekosistem. Intensitas cahaya ini
sangat bervariasi baik dalam ruang/ spasial maupun dalam waktu/temporal.
b. Lama Penyinaran
Lama penyinaran relative antara siang dan malam dalam 24 jam akan mempengaruhi
fisiologis dari tumbuhan. Fotoperiodisme adalah respon dari suatu organisme terhadap lamanya
penyinaran sinar matahari. Contoh dari fotoperiodisme adalah perbungaan, jatuhnya daun, dan
dormansi.
Berdasarkan responnya terhadap periode siang dan malam, tumbungan berbunga dibagi
menjadi 3 kelompok, yaitu:
Tumbuhan berkala panjang
Tumbuhan yang memerlukan lamanya siang hari lebih dari 12 jam untuk terjadinya proses
perbungaan, seperti gandum, bayam, dll.
Tumbuhan berkala pendek
Tumbuhan yang memerlukan lamanya siang lebih pendek dari 12 jam untuk terjadinya proses
perbungaan, seperti tembakau dan bunga krisan.
Tumbuhan berhari netral

Tumbuhan yang tidak memerlukan periode panjang hari tertentu untuk proses perbungaannya,
misalnya tomat.
2. SUHU
Suhu merupakan salah satu faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan makhluk
hidup, termasuk tumbuhan. Suhu dapat memberikan pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung.
Menurut Rai dkk (1998) suhu dapat berperan langsung hampir pada setiap fungsi dari tumbuhan dengan
mengontrol laju proses-proses kimia dalam tumbuhan tersebut, sedangkan berperan tidak langsung dengan
mempengaruhi faktor-faktor lainnya terutama suplai air. Suhu akan mempengaruhi laju evaporasi dan
menyebabkan tidak saja keefektifan hujan tetapi juga laju kehilangan air dari organisme.
Variasi suhu berdasarkan waktu/ temporal terjadi baik musiman maupun harian, kesemua variasi ini
akan mempengaruhi penyebaran dan fungsi tumbuhan. Kehidupan di muka bumi ini berada dalam suatu
bahan kisaran suhu antara 00 C sampai dengan 500 C, dalam kisaran suhu ini individu tumbuhan mempunyai
suhu minimum, maksimum dan optimum yang diperlukan untuk aktifitas metabolismenya. Suhu- suhu tadi
yang diperlukan organisme hidup dikenal dengan suhu kardinal.
Kisaran toleransi suhu bagi tumbuhan sangat bevariasi, untuk tanaman di tropika, semangka, tidak
dapat mentoleransi suhu di bawah 150 180 C, sedangkan untuk biji- bijian tidak bisa hidup dengan suhu di
bawah minus 20 C minus 50 C. Sebaliknya konifer di daerah temperata masih bisa mentoleransi suhu
sampai serendah minus 300 C. Tumbuhan air umumnya mempunyai kisaran toleransi suhu yang lebih sempit
jika dibandingkan dengan tumbuhan di daratan.
3. AIR
Air merupakan sumber kehidupan yang tidak dapat tergantikan oleh apa pun juga. Tanpa air seluruh
organisme tidak akan dapat hidup. Bagi tumbuhan, air mempunyai peranan yang penting karena dapat
melarutkan dan membawa makanan yang diperlukan bagi tumbuhan dari dalam tanah. Adanya air tergantung
dari curah hujan dan curah hujan sangat tergantung dari iklim di daerah yang bersangkutan.
Secara umum air yang terdapat di bumi ini digolongkan ke dalam dua jenis, yaitu:
a. Air tanah (ground water), adalah air yang terdapat di bawah permukaan tanah dan tidak dapat dilihat
secara langsung. Air tanah ditemukan pada lapisan akifer yaitu lapisan yang bersifat porous (mampu
menahan air) dan permeable (mampu memindahkan air).
b. Air permukaan (surface water), adalah air yang terdapat di atas permukaan bumi dan tidak terinfiltrasi
ke dalam bumi. Contoh air permukaan seperti laut, sungai, danau, kali, rawa, empang, dan lain
sebagainya.
Karakteristik air dalam proses siklusnya secara fisik memperlihatkan berbagai fase, mulai dari
bentuk uap air di udara sampai air dalam tanah. Secara meteorologis, air merupakan unsur pokok paling
penting dalam atmosfer bumi. Air terdapat sampai pada ketinggian 12.000 hingga 14.000 meter. Bila seluruh
uap air berkondensasi (atau mengembun) menjadi cairan, maka seluruh permukaan bumi akan tertutup
dengan curah hujan kira-kira sebanyak 2,5 cm. Air terdapat di atmosfer dalam tiga bentuk yaitu dalam
bentuk uap yang tak kasat mata, dalam bentuk butir cairan dan hablur es. Kedua bentuk yang terakhir
merupakan curahan yang kelihatan, yakni hujan, hujan es, dan salju.
Siklus air adalah mekanisme transformasi (pergerakan) air yang selalu terjadi setiap saat. Dalam
proses transformasi biasanya desertai dengan perubahan wujud, sifat dan mutu ataupun air tetap dalam
kondisi awal (Tersiawan, 2005). Secara garis besar transformasi itu dapat berupa evaporasi, transpirasi,
kondensasi, presipitasi dan perkolasi.
Ketika terjadi hujan, airnya akan turun ke permukaan bumi. Air ini sebagian akan mengalir ke
permukaan bumi menuju ke daerah yang lebih rendah dan bermuara di laut atau di danau. Sebagian lagi akan
terserap oleh bumi dan mengalir di dalam tanah atau tersimpan di dalam tanah sebagai air tanah.
Menurut Rai (1998), air memiliki beberapa peranan penting bagi tumbuhan yaitu antara lain :

1. Struktur Tumbuhan. Air merupakan bagian terbesar pembentukan jaringan dari semua makhluk hidup.
Antara 40% sampai 60% dari berat segar pohon tersusun atas air.
2. Sebagai Penunjang. Tumbuhan memerlukan air untuk menunjang jaringan-jaringan yang tidak berkayu.
Apabila sel-sel jaringan tersebut memiliki cukup air, maka sel-sel tersebut akan berada dalam keadaan
kokoh. 3. Alat Angkut. Air di perlukan oleh tumbuhan sebagai alat untuk mengangkut materi dan nutrisi
di sekitar tubuhnya, dan menyalurkan materi dan nutrisi tersebut ke bagian tumbuhan lainnya sebagai
substansi yang terlarut dalam air.
Warning mengelompokkan dunia tumbuhan berdasarkan toleransinya terhadap air, yaitu antara lain :
1. Hidrofit, merupakan kelompok tumbuhan yang hidup dalam air atau pada tanah yang tergenang secara
permanen.
2. Halofita, merupakan kelompok tumbuhan yang tumbuh pada lingkungan berkadar garam tinggi.
3. Xerofita, kelompok tumbuhan yang teradaptasi untuk hidup di daerah kering.
4. Mesofita, kelompok tumbuhan yang bertoleransi pada kondisi air tanah yang tidak terlalu ekstrim.
4. ANGIN
Angin ada Karena ada gesekan dengan permukaan tanah, batuan, sifat-sifat fisiografi utama dan
massa vegetasi, maka angin cenderung meningkatkan kecepatannya dengan semakin tinggi dari permukaan
tanah. Angin mempengaruhi faktor-faktor ekologi lain disuatu tempat. Secara umum yang penting bagi
tumbuhan adalah cara bagaimana angin meningkatkan kehilangan air (penguapan) dengan terus-terus
membawa udara yang belum jenuh dengan air sehingga bersentuhan daun-daun dan tunas-tunas muda.
Angin juga dapat menyebabkan erosi tanah dan abrasi vegetasi. Dari segi fisiologi mengurangi
pertumbuhan dengan mengganti udara basah dengan udara kering dan meningkatkan transpirasi dan
menurunkan turhor sel-sel tumbuhan yang dipengaruhi.

Sumber
Aryulina Diah. Biologi. 2000. Jakarta: Erlangga
Campbell N. A, Reece J. B, dan Mitchell L. G. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga
Odum E. P. 1993. Dasar-dasar Ekologi. Jogjakarta: Universitas Gadjah Mada
Ramli, D. 1989. Ekologi. Jakarta : PPLP Tenaga Kependidikan.
Susanto, Pudyo. 2000. Pengantar Ekologi Hewan. Jakarta: Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah

Anda mungkin juga menyukai