Anda di halaman 1dari 12

TUNGAU MERAH

(Tetranychus sp.)

HARYANTI
NIM:1720207031
PERSEBARAN DAN POPULASI
TUNGAU MERAH (Tetranychus sp )

Tungau merah dikenal sebagai tungau laba-laba (spider mites)


karena menghasilkan benang jaring laba-laba pada tanaman inangnya.
Kebanyakan spider mite adalah polifag, memiliki 1200 spesies dari 70
genus diseluruh dunia (Gerson 2003).

Diduga populasi awal Tetranychus sp. Yang pertama kali tiba di


Indonesia merupakan imago-imago muda yang memiliki kemampuan
memencar dan nilai reproduktif yang tinggi. Meskipun tidak bersayap
Tetranychus sp. dapat memencar ke tajuk tanaman melalui ballooning
dengan benang sutera yang digunakan sebagai parasut sehingga mudah
terbawa angin (Huffaker et al. 1969).
PERSEBARAN DAN POPULASI
TUNGAU MERAH (Tetranychus sp )

Di lapangan populasi tungau merah lebih banyak ditemukan


pada daun sedang dan tua dibandingkan dengan pada pucuk
(Sonneveld et al. 1996).
Tungau merah merupakan hama penting
yang sering ditemukan menyerang
pertanaman ubi kayu. Gejala serangan
yang ditimbulkan oleh tungau pertama
kali terlihat pada daun bagian bawah
yang ditandai oleh adanya bintik –
bintik kuning di sepanjang tulang daun,
kemudian menyebar dan terjadi nekrosis
sehingga warna daun berubah menjadi
coklat (Indiati, 2012).
KONDISI FISIK-KIMIA
LINGKUNGAN

Perkembangan tungau sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor


seperti suhu, kelembaban, hujan, cahaya, angin dan musuh alami.
Kombinasi cuaca dengan suhu panas serta kelembaban yang rendah
biasanya dapat menyebabkan ledakan populasi (Van de Vrie 1972).

Bahkan suhu panas dan kering yang berkepanjangan akan


menyebabkan ledakan yang tinggi. Temperatur mempengaruhi waktu
perkembangan dan fekunditas yang akan mempengaruhi laju intrinsik.
Temperatur yang tinggi akan mempercepat waktu perkembangan
tungau (Nelly,2010).
Ancaman Lingkungan Terhadap
Eksistensi Tungau Merah
Di Itali dan Moroko terdapat predator Acarine seperti:
Phytoseiulus persimilis dan di California terdapat predator
Typhlodromus occidentalis yang meyerang Tetranychus sp (Mc Murtry,
1985). Ada dua serangga predator yang menyerang tungau merah yaitu
Stethorus (Coccinellidae) dan Scolothrips (Thripidae). Predator ini dapat
menurunkan populasi saat populasi rendah. Penelitian Dina (2017) yang
mengatakan bahwa pengendalian hama dan penyakit tanaman
menggunakan pestisida juga dapat menjadi penyebab rendahnya
keanekaragaman spesies tungau merah.
DESKRIPSI TUNGAU
MERAH (Tetranychus sp. )

Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Filum :Arthropoda
Kelas : Arachnida
Ordo : Acarina
Famili : Tetranchidae
Genus : Tetranychus
Spesies : Tetranychus sp.
DESKRIPSI TUNGAU MERAH
(Tetranychus sp. )
Tungau merupakan organisme yang
berukuran kurang lebih 0,5 mm dan
berkulit lunak dengan kerangka kitin.
Tungau memiliki sungut (kapitulum),
pangkal kaki (coxa), dan terdapat
chelicera untuk mereduksi. Di bagian
dorsal memiliki 2 bagian yang
berbeda yaitu gnatosoma mencangkup
semua bagian mulut, sedangkan
idiosoma mencangkup sisa tubuh yang
sejajar dengan kepala, dada dan
abdomen. Di bagian ventral terdapat 2
lempeng yaitu lempeng stemal /
skulum dan lempeng genitoventral
serta memiliki lembaga anal. (Mumbi
et al,2014).
DESKRIPSI TUNGAU MERAH
(Tetranychus sp. )
.Tungau merah merupakan organisme
yang termasuk kedalam Kelas
Secara umum siklus hidup tungau
berkisar 7 – 14 hari. Lama setiap
Arachnida. Tungau memiliki kepala stadia umumnya tidak lebih dari 2
dan tubuh bergabung menjadi satu
hari. Lama setiap stadia bervariasi
dalam badan dan alat mulutnya
menusuk serta menghisap sel tanaman
tergantung kecocokan dengan
(Pramudianto dan Sari, 2016). berbagai tekanan lingkungan. Tungau
Tetranychidae berkembang melalui ini memintal sarang jaring yang halus
beberapa stadia dalam siklus hidupnya di sekeliling daun sebagai tempat
yaitu: telur, larva, protonimfa, untuk menambatkan telur dan juga
deutonimfa, dan imago. Setiap masa sebagai pelindung agar koloni tungau
aktif pradewasa diikuti oleh fase tidak terganggu
istrahat yang merupakan fase
(Deciyanto et al 1991).
pertahanan diri terhadap lingkungan
yang tidak baik (Zhang 2003) dan
dikenal sebagai fase chrysalis menurut
Kalshoven (1981).
DAFTAR PUSTAKA
Deciyanto S, Trisawa IM, Adriani RR. 1991. Studi beberapa inang hama tungau
(Tetranychus sp) asal tanaman Mentha sp. Pemb. Penelitian Tanaman Industri.
17(2):48-55.

Dina, W.M. 2017. Persebaran dan Keanekaragaman Spesies Tungau Hama pada
Tanaman Pepaya di Pulau Lombok. Tesis. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian
Bogor.

Gerson U, Smiley RL, Ochoa R. 2003. Mites (Acari) for Pest Control. USA: Blackwell
Sciece.

Handri. 2018. Keberadaan Tungau Hama Dan Predatornya Pada Tanaman Stroberi
(Fragaria vesca L.) Di Kawasan Dataran Tinggi Sembalun. Artikel Untuk Jrnal.
Fakultas Pertanian Universitas Mataram.

Huffaker CB, Van de vrie M, McMurtry JA. 1969. The ecology of tetranychid mites and
their natural control. Ann Rev Entomol 14:125-174.

Indiati, S.W., N. Saleh. 2010. Tungau hama Merah Tetranychus urticae Pada Tanaman
Ubi kayu dan Upaya Pengendaliannya. Diterbitkan di Buletin Palawija No. 20:72
79 (2010).
DAFTAR PUSTAKA
Kalshoven LGE. 1981. The Pest of Crops in Indonesia. Van der Laan PA, penerjemah;
Jakarta: PT Ichtiar Baru-Van Hoeve.

Mamahit. 2011. Biologi Dan Demografi Tungau Merah Tetranychus sp.


(Acari:Tetranychidae) Pada Tanaman Kedelai. Vol.17(2).

McMurtry JA. 1985. Citrus. Di dalam: Helle W, Sabelis MW, editor. Spider Mites Their
Biology, Natural Enemies, and Control. Vol 1B 339-347. Tokyo: Elsevier.

Mumbi, C. T., A. R. Mwakatobe., I. H. Mpinga., A. Richard., and R. Machumu. 2014.


Parasitic Mite, Varroa Species (Parasitiformes: Varroidae) Infesting The Colonies
Of African Honeybees, Apis Mellifera Scutellata (Hymenoptera: Apididae) In
Tanzania. Entomology and Zoology Studies, 2(3): 188-196.

Nelly,M,G. 2010. Biologi Dan Kelimpahan Populasi Tungau Merah Tetranychus


Kanzawai (Acari : Tetranychidae) Pada Dua Kultivar Jarak Pagar (Jatropha
Curcas). Tesis. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
DAFTAR PUSTAKA
Pramudianto dan K. P. Sari. 2016. Tungau Merah (Tetranychus Urticae Koch) pada
Tanaman Ubikayu dan Cara Pengendaliannya. Buletin Palawija, 14(1): 36-48.

Sonneveld T, Wainwraight H, Labuschagne L. 1996. Development of two spotted


spider mite on strawberry and rasphberry cultivars. Annals of Applied Biology
129:405–413.

Van de Vrie M, McMurty JA, Huffaker CB. 1972. Biology, ecology, and pests status
and host-plant relations of tetranychids. Hilgardia 41(13):343-432.

Windasari, Riska. 2018. Tingkat Kerusakan Tanaman Dan Populasi Tungau Serta Kutu
Putih Pada 23 Klon Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz.) (Skripsi). Fakultas
Pertanian Universitas Lampung Bandar Lampung.

Zhang ZQ. 2003. Mites of Greenhouses, Identification, Biology and Control.


Cambridge: CABI Publishing.

Anda mungkin juga menyukai