Anda di halaman 1dari 6

A.

Proses fertilisasi

Merpati betina biasanya lebih kecil dan tidak terlalu ribut dibandingkan dengan merpati jantan pada saat
kawin. Pada proses cooing dan billing, betina selalu menempatkan paruhnya pada paruh jantan. Ukuran
merpati jantan lebih besar dengan tekstur bulu lebih besar dan bulu leher tebal. Merpati jantan pada
saat bercumbu membuat gerakan melingkar, memekarkan bulu ekor dan menjatuhkan atau merebahkan
sayap (Blakely dan Bade, 1998).

Biasanya, merpati jantan sebelum perkawinan akan menarik merpati betina dengan cara mendengkur-
dengkur dan mengepak-ngepakkan sayapnya. Bila ada merpati betina yang mendekat maka dia
mendengkurnya semakin cepat dan mengitari sang betina serta menurunkan sayapnya. Pada waktu
perkawinan pejantan menaiki punggung sang betina dan meletakkan kloaka pejantan ke kloaka betina
dan pejantan ejakulasi menyemprotkan sperma, dan sperma tersebut masuk ke proctodium hewan
betina, dan kemudian masuk ke oviduct. Bila sang betina sudah bertelur maka pejantan ikut
mengeraminya dengan cara bergantian dengan sang betina sampai telur itu menetas. Merpati jantan ikut
merawat anaknya sampai dewasa dan setelah dewasa merpati jantan mengawini merpati betina lagi dan
itu berlangsung terus-menerus sampai akhir hayat, karena merpati jantan dan betina yang berpasangan
akan selalu bersama terus-menerus dan tidak berganti pasangan (Soeseno, 1990).

B. Morfologi anatomi dan klasifikasi

1. Morfologi

Betina :

a. Permukaan kepala rata

b. Bulu terlihat halus

c. Tulang kaki ramping

d. Leher terlihat kecil

e. Jari - jari pendek

f. Sayap tipis

Jantan :

a. Memiliki tubuh kekar dan panjang

b. Membekur, mengeluarkan suara khas burung merpati

c. Kepala lebih besar

d. Lehernya lebih berisi

e. Kebiasaan Mengepakkan sayapnya


2. Anatomi

Pengamatan secara anatomi Columba livia, terlihat adanya espohagus, trachea, pulmo, cor, crop,
proventriculus, hepar, gizzard (rempela), pankreas, intestinum tenue, intestinum crasum, ren, ureter, dan
kloaka.

Sistem Pencernaan, terdiri dari cavum oris (dengan rostrum), esophagus yang panjang, crop yang
berfungsi sebagai tempan penimbunan makanan, proventrikulus menghasilkan asam lambung, gizzard
untuk menggiling makanan, intestinum tenue, intestinum crassum, dan berakhir pada kloaka. Kelenjar
pencernaan berupa hepar, tak memiliki vesica fellea (empedu).

Sistem sirkulasi, sama seperti hewan dari kelas aves lainnya yakni terdiri dari jantung beruang empat
(atrium dextrum dan ventrikel sinistrum, ventrikel dextrum dan atrium sinistrum)

Sistem respirasi, terdiri dari nostril, cavum nasalis, cavum oris, larynx, trakea, saccus pulmonalis anterior,
pulmo, saccus pulmonalis posterior.

Sistem reproduksi. Pada jantan terdapat sepasang testis bulat berwarna putih, terletak di anterior ren.
Pada betina terdapat sepasang ovari, hanya yang dextum mengalami atrophis, oviduc panjang bekelok-
kelok.

3. Klasifikasi:

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Classis : Aves

Ordo : Columbiformes

Familia : Columbidae

Genus : Columba

Spesies : Columba livia

(Sumber : Jasin Maskoeri, 1992)


C. Perkembangan embrio burung merpati

Hari ke 1

Bentuk awal embrio pada hari pertama belum terlihat jelas, sel benih berkembang menjadi bentuk
seperti cincin dengan bagian tepinya gelap, sedangkan bagian tengahnya agak terang. Bagian tengah ini
merupakan sel benih betina yang sudah dibuahi yang dinamakan zygot blastoderm. Setelah lebih kurang
15 menit setelah pembuahan, mulailah terjadi pembiakan sel-sel bagian awal perkembangan embrio.
Jadi didalam tubuh induk sudah terjadi perkembangan embrio.

Hari ke 2

Bentuk awal embrio hari kedua mulai terlihat jelas. Pada umur ini sudah terlihat primitive streake suatu
bentuk memanjang dari pusat blastoderm yang kelak akan berkembang menjadi embrio. Pada
blastoderm terdapat garis-garis warna merah yang merupakan petunjuk mulainya sistem sirkulasi darah.

Hari ke 3

Pada hari ke 3 jantung sudah mulai terbentuk dan berdenyut serta bentuk embrio sudah mulai tampak.
Dengan menggunakan alat khusus seperti mikroskop gelembung dapat dilihat gelembung bening,
kantung amnion, dan awal perkembangan alantois. Gelembung-gelembung bening tersebut nantinya
akan menjadi otak. Sementara kantong amnion yang berisi cairan warna putih berfungsi melindungi
embrio dari goncangan dan membuat embrio bergerak bebas.

Hari ke 4
Pada hari ke 4 mata sudah mulai kelihatan. Mata tersebut tampak sebagai bintik gelap yang terletak
disebelah kanan jantung. Selain itu jantung sudah membesar. Dengan menggunakan mikroskop, dapat
dilihat otaknya. Otak ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu otak depan, otak tengah dan otak belakang.

Hari ke 5

Pada hari ke 5 embrio sudah mulai tampak lebih jelas. Kuncup-kuncup anggota badan sudah mulai
terbentuk. Ekor dan kepala embrio sudah berdekatan, dalam fase ini telah terjadi perkembangan alat
reproduksi

Hari ke 6

Pada hari ke 6 anggota badan sudah mulai terbentuk. Mata sudah terlihat menonjol, rongga dada sudah
mulai berkembang dan jantung sudah membesar. Selain itu, dapat dilihat otak, amnion dan alantois,
kantong kuning telur, seta paruhnya.

Hari ke 7

Pada hari ke 7 paruh sudah terlihat seperti bintik gelap pada dasar mata. Pada fase ini otak dan leher
sudah terbentuk

Hari ke 8

Pada hari ke 8 mata dari embrio sudah terlihat sangat jelas

Hari ke 9

Pada hari ke 9 lipatan dan pembuluh darah sudah mulai bertambah banyak dan terbentuk jari kaki

Hari ke 10

Pada hari ke 10 biasanya paruh sudah mulai mengeras dan folikel bulu embrio sudah mulai terbentuk

Hari ke 11

Pada hari ke 11 embrio sudah terlihat seperti dara. Pada fase ini embrio menjadi tambah besar sehingga
yolk akan menyusut

Hari ke 12

Pada hari ke 12 embrio sudah semakin besar dan mulai masuk ke yolk sehingga yolk menjadi semakin
kecil. Mata sudah mulai membuka dan telinga sudah terbentuk

Hari ke 13

Pada hari ke 13 sisik dan cakar embrio sudah mulai terlihat sangat jelas.

Hari ke 14
Pada hari ke 14 punggung embrio sudah terlihat melengkung atau meringkuk dan bulu hampir menutupi
seluruh tubuhnya.

Hari ke 15

Pada hari ke 15 kepala embrio sudah mengarah kebagian tumpul bagian telur

Hari ke 16

Pada hari ke 16 embrio sudah mengambil posisi yang baik didalam kerabang. Sisik, cakar dan paruh
sudah semakin mengeras

Hari ke 17

Pada hari ke 17 paruh embrio sudah membalik ke atas

Hari ke 18

Pada hari ke 18 embrio sudah tampak jelas seperti dara akan mempersiapkan diri akan menetas. Jari
kaki, sayap, dan bulunya berkembang dengan baik.

Hari ke 19

Pada hari ke 19 paruh ayam sudah siap mematuk dan menusuk selaput kerabang dalam.

Hari ke 20

Pada hari ke 20 kantung kuning telur sudah masuk sepenuhnya kedalam rongga perut. Embrio ayam ini
hampir menempati seluruh rongga di dalam telur, kecuali kantung udara. Pada fase ini terjadi
serangkaian proses penetasan yang diawali dengan kerabang mulai terbuka. Untuk membuka kerabang
ini, ayam menggunakan paruhnya dengan cara mematuk. Semakin lama, kerabang akan semakin besar
membuka, sehingga ayam dapat bernafas. Pada saat ini kelembaban harus diperhatikan supaya
pengeringan selaput kerabang dan penempelan perut pada kerabang dapat dicegah. Selanjutnya ayam
memutar tubuhnya dengan bantuan dorongan kakinya. Dengan bantuan sayapnya, pecahnya kerabang
semakin besar

Hari ke 21

Dihari ke dua puluh satu ini, sudah membuka kerabangnya walaupun belum seluruhnya. Dari keadaan ini
biasanya tubuh ayam memerlukan waktu beberapa jam untuk keluar dari kerabang. Setelah keluar dari
kerabangvtubuh masih basah supaya kering tunggu beberapa jam lagi.

Anda mungkin juga menyukai