Anda di halaman 1dari 15

Reproduksi pada manusia terjadi secara seksual, artinya terbentuknya individu baru diawali dengan bersatunya

sel kelamin laki-laki (sperma) dan sel kelamin wanita (sel telur). Sistem reproduksi manusia dibedakan menjadi
alat reproduksi
laki-laki dan perempuan.
A. Alat reproduksi laki-laki
Alat reproduksi laki-laki terdiri dari alat kelamin bagian luar dan alat kelamin bagian dalam. Perhatikan gambar
di bawah. Alat kelamin bagian luar terdiri dari penis dan skrotum. Sedangkan alat kelamin bagian dalam terdiri
dari testis, epididimis, vas deferens, prostat, vesika seminalis, dan kelenjar bulbouretral.
1. Testis
Testis disebut juga dengan buah zakar. Testis merupakan organ kecil dengan diameter sekitar 5 cm pada orang
dewasa. Testis berfungsi sebagai tempat pembentukan sperma (spermatogenesis). Spermatogenesis pada manusia
berlangsung selama 2 – 3 minggu. Bentuk sperma sangat kecil dan hanya dapat dilihat dengan menggunakan
mikroskop. Sperma berbentuk seperti kecebong, dapat bergerak sendiri dengan ekornya.
2. Skrotum
Skrotum adalah kantong kulit yang melindungi testis dan berfungsi sebagai
tempat bergantungnya testis. Dalam menjalankan fungsinya, skrotum dapat mengubah ukurannya. Jika suhu
udara dingin, maka skrotum akan mengerut dan menyebabkan testis lebih dekat dengan tubuh dan dengan
demikian lebih hangat. Sebaliknya pada cuaca panas, maka skrotum akan membesar dan kendur. Akibatnya luas
permukaan skrotum meningkat dan panas dapat dikeluarkan.
3. Vas deferens
Vas deferens adalah sebuah tabung yang dibentuk dari otot. Vas deferens membentang dari epididimis ke uretra.
Vas deferens berfungsi sebagai tempat penyimpanan sperma sebelum dikeluarkan melalui penis. Saluran ini
bermuara dari epididimis. Saluran vas deferens menghubungkan testis dengan kantong sperma. Kantong sperma
ini berfungsi untuk menampung sperma yang dihasilkan oleh testis.
4. Epididimis
Epididimis adalah saluran-saluran yang lebih kecil dari vas deferens. Alat ini
mempunyai bentuk berkelok-kelok dan membentuk bangunan seperti topi. Epididimis berfungsi sebagai tempat
pematangan sperma.
5. Vesikula seminalis
Alat ini berfungsi sebagai penampung spermatozoa dari testis.
6. Kelenjar prostat
Kelenjar prostat sebagai penghasil cairan basa untuk melindungi sperma dari gangguan luar.
7. Uretra
Uretra merupakan saluran sperma dan urine. Uretra berfungsi membawa sperma dan urine ke luar tubuh.
8. Penis
Penis dibagi menjadi dua bagian, yaitu batang dan kepala penis. Pada bagian kepala terdapat kulit yang
menutupinya, disebut preputium. Kulit ini diambil secara operatif saat melakukan sunat. Penis tidak mengandung
tulang dan tidak terbentuk dari otot. Ukuran dan bentuk penis bervariasi, tetapi jika penis ereksi ukurannya
hampir sama. Kemampuan ereksi sangat berperan dalam fungsi reproduksi. Pada bagian dalam penis terdapat
saluran yang berfungsi mengeluarkan urine. Saluran ini untuk mengalirkan sperma keluar. Jadi, fungsi penis
sebagai alat sanggama, saluran pengeluaran sperma, dan urine.
Proses Spermatogenesis
Proses pembentukan dan pemasakan sperma disebut spermatogenis. Pada pembahasan sebelumnya dikatakan
bahwa sperma dihasilkan oleh testis. Spermatogenis terjadi di tubulus seminiferus testis. Dalam tubulus tersebut
terdapat sel sperma, yang disebut spermatogonium. Spermatogonium kemudian membelah secara mitosis
menghasilkan spermatogonium yang haploid (Lihat gambar di bawah).
Spermatogenesis
Spermatogonium ini kemudian membesar membentuk spermatosit primer. Spermatosit primer seterusnya akan
membelah secara meiosis I untuk menghasilkan dua spermatosit sekunder yang haploid. Kemudian setiap
spermatosit sekunder akan membelah secara meiosis II untuk menghasilkan dua spermatid yang hapolid. Sel-sel
spermatid akan berdiferensiasi menjadi spermatozoa atau sperma.
B. Alat reproduksi wanita
Alat kelamin bagian luar terdiri dari lubang vagina, labia mayora, labia minora, mons pubis dan klitoris.
Sedangkan pada alat kelamin bagian dalam terdapat ovarium, tuba falopii (oviduk), dan uterus (rahim).
1. Vulva
Vulva merupakan daerah yang menyelubungi vagina. Vulva terdiri atas mons pubis, labia, klitoris, daerah ujung
luar vagina, dan saluran kemih. Mons pubis adalah gundukan jaringan lemak yang terdapat di bagian bawah
perut. Daerah ini dapat dikenali dengan mudah karena tertutup oleh rambut pubis. Rambut ini akan tumbuh saat
seorang gadis beranjak dewasa. Labia adalah lipatan berbentuk seperti bibir yang terletak di dasar mons pubis.
Labia terdiri dari dua bibir, yaitu bibir luar dan bibir dalam. Bibir luar disebut labium mayora, merupakan bibir
yang tebal dan besar. Sedangkan bibir dalam disebut labium minora, merupakan bibir tipis yang menjaga jalan
masuk ke vagina. Klitoris terletak pada pertemuan antara ke dua labia minora dan dasar mons pubis. Ukurannya
sangat kecil sebesar kacang polong, penuh dengan sel saraf sensorik dan pembuluh darah. Alat ini sangat sensitif
dan berperan besar dalam fungsi seksual.
2. Vagina
Vagina adalah saluran yang elastis, panjangnya sekitar 8-10 cm, dan berakhir pada rahim. Vagina dilalui darah
pada saat menstruasi dan merupakan jalan lahir. Karena terbentuk dari otot, vagina bisa melebar dan menyempit.
Kemampuan ini sangat hebat, terbukti pada saat melahirkan vagina bisa melebar seukuran bayi yang
melewatinya. Pada bagian ujung yang terbuka, vagina ditutupi oleh sebuah selaput tipis yang dikenal dengan
istilah selaput dara. Bentuknya bisa berbeda-beda setiap wanita.
3. Serviks
Serviks disebut juga dengan mulut rahim. Serviks ada pada bagian terdepan dari rahim dan menonjol ke dalam
vagina, sehingga berhubungan dengan bagian vagina. Serviks memproduksi cairan berlendir. Pada sekitar waktu
ovulasi, mukus ini menjadi banyak, elastis, dan licin. Hal ini membantu spermatozoa untuk mencapai uterus.
Saluran yang berdinding tebal ini akan menipis dan membuka saat proses persalinan dimulai.
4. Rahim
Rahim disebut juga uterus. Alat ini memiliki peranan yang besar dalam reproduksi wanita. Rahim berperan besar
saat menstruasi hingga melahirkan. Bentuk rahim seperti buah pear, berongga, dan berotot. Sebelum hamil
beratnya 30-50 gram dengan ukuran panjang 9 cm dan lebar 6 cm kurang lebih sebesar telur ayam kampung.
Tetapi saat hamil mampu membesar dan beratnya mencapai 1000 gram. Rahim berfungsi sebagai tempat untuk
perkembangan embrio menjadi janin. Dinding rahim memiliki banyak pembuluh darah sehingga dindingnya
menebal ketika terjadi pertumbuhan janin. Rahim terdiri atas 3 lapisan, yaitu:
- Lapisan parametrium, merupakan lapisan paling luar dan yang berhubungan dengan rongga perut.
- Lapisan miometrium merupakan lapisan yang berfungsi mendorong bayi keluar pada proses persalinan
(kontraksi).
- Lapisan endometrium merupakan lapisan dalam rahim tempat menempelnya sel telur yang sudah dibuahi.
Lapisan ini terdiri atas lapisan kelenjar yang berisi pembuluh darah.
5. Ovarium
Ovarium menghasilkan ovum. Ovarium disebut juga dengan indung telur. Letak ovarium di sebelah kiri dan
kanan rongga perut bagian bawah. Ovarium berhasil memproduksi sel telur jika wanita telah dewasa dan
mengalami siklus menstruasi. Setelah sel telur masak, akan terjadi ovulasi yaitu pelepasan sel telur dari ovarium.
Ovulasi terjadi setiap 28 hari. Sel telur
disebut juga dengan ovum.
6. Tuba fallopi
Tuba fallopi disebut juga dengan saluran telur. Saluran telur adalah sepasang saluran yang berada pada kanan dan
kiri rahim sepanjang +10 cm. Saluran ini menghubungkan rahim dengan ovarium melalui fimbria. Ujung yang
satu dari tuba fallopii akan bermuara di rahim sedangkan ujung yang lain merupakan ujung bebas dan terhubung
ke dalam rongga abdomen. Ujung yang bebas berbentuk seperti umbai dan bergerak bebas. Ujung ini disebut
fimbria dan berguna untuk menangkap sel telur saat dilepaskan oleh ovarium. Dari fimbria, telur digerakkan oleh
rambut-rambut halus yang terdapat di dalam saluran telur menuju ke dalam rahim.
Proses Oogenesis
Proses pembentukan ovum disebut oogenesis dan terjadi di ovarium. Pembentukan ovum diawali dengan
pembelahan mitosis lapisan luar ovarium untuk membentuk oogonium yang diploid. Setiap oogonium dilapisi
oleh sel folikel. Keseluruhan struktur ini disebut folikel primer. Ketika folikel tumbuh, oosit primer membelah
secara meiosis I menghasilkan satu oosit sekunder dan badan kutub. Oosit sekunder kemudian berkembang
menjadi ovum haploid yang siap untuk dibuahi oleh sperma.

Oogenesis
C. Fertilisasi dan Perkembangan Embrio
Fertilisasi adalah proses pembuahan. Ovum matang dilepas ovarium dan ditangkap rumbai-rumbai pada corong
tuba fallopi. Jika ada sperma masuk, maka ovum dibuahi sperma. Ovum yang sudah dibuahi membentuk zigot,
kemudian zigot bergerak menuju rahim. Jika ovum tidak dibuahi sperma, jaringan dalam dinding rahim yang
telah menebal dan banyak pembuluh darah akan rusak dan luruh sehingga terjadi menstruasi.
Bersamaan dengan terjadinya pematangan ovum, sel-sel dinding rahim tumbuh menebal dan banyak pembuluh
darah sehingga pada saat zigot datang dan menempel tidak terjadi gangguan. Pematangan ovum dan penebalan
dinding rahim dipengaruhi hormon esterogen dan progesterone. Di rahim embrio berkembang selama 9 bulan
untuk menjadi bayi.
Perkembanganembrio:
1. Usia 4 minggu, sudah tampak pertumbuhan mata dan telinga.
2. Usia 8 minggu, sudah terbentuk janin yang mirip dengan bayi, mulai tampak tangan, jari tangan, hidung, dan
kaki.
3. Usia 10 minggu, panjang janin lebih kurang 6 cm dan sudah terlihat seperti bayi. Ukuran kepalanya lebih besar
dari pada ukuran badan.
4. Usia 16 minggu, panjang janin telah mencapai 40 cm dan memilliki organ yang sudah lengkap.
5. Usia 40 minggu, janin sudah siap untuk dilahirkan. Selama dalam rahim, embrio mendapatkan nutrisi dari
induknya melalui plasenta. Plasenta mempunyai fungsi sebagai berikut.
􀂉 Menyalurkan zat makanan dari induk ke embrio.
􀂉 Mengalirkan zat-zat sampah dari embrio ke dalam darah induknya.
􀂉 Melindungi janin dari berbagai zat racun atau kuman penyakit.
D. Siklus Menstruasi
Menstruasi disebut juga haid merupakan pendarahan yang terjadi akibat luruhnya dinding sebelah dalam rahim
(endometrium) yang banyak mengandung pembuluh darah. Lapisan endometrium dipersiapkan untuk menerima
pelekatan embrio. Jika tidak terjadi pelekatan embrio, maka lapisan ini akan luruh, kemudian darah keluar
melalui serviks dan vagina. Pendarahan ini terjadi secara periodik, jarak waktu antara menstruasi yang satu
dengan menstruasi berikutnya dikenal dengan satu siklus menstruasi. Siklus menstruasi wanita berbeda-beda,
namun rata-rata berkisar 28 hari. Hari pertama menstruasi dinyatakan sebagai hari pertama siklus menstruasi.
Siklus ini terdiri atas 4 fase, yaitu:
1. Fase menstruasi
Fase menstruasi ini terjadi jika ovum tidak dibuahi sperma, sehingga korpus luteum menghentikan produksi
hormon esterogen dan progesteron. Turunnya kadar esterogen dan progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari
endometrium yang disertai robek dan luruhnya endometrium, sehingga terjadi pendarahan
2. Fase pra-ovulasi
Fase pra-ovulasi disebut juga dengan fase poliferasi. Pada fase ini hormon pembebas gonadotropin yang
dikeluarkan hipotalamus akan memacu hipofise untuk mengeluarkan FSH. FSH singkatan dari folikel stimulating
hormon. FSH memacu pematangan folikel dan merangsang folikel untuk mengeluarkan hormon esterogen.
Adanya esterogen menyebabkan pembentukan kembali (poliferasi) dinding endometrium. Peningkatan kadar
esterogen juga menyebabkan serviks untuk mengeluarkan lendir yang bersifat basa. Lendir ini berfungsi untuk
menetralkan suasana asam pada vagina sehingga mendukung kehidupan sperma.
3. Fase ovulasi
Jika siklus menstruasi seorang perempuan 28 hari, maka ovulasi terjadi pada hari ke 14. Peningkatan kadar
esterogen menghambat pengeluaran FSH, kemudian hipofise mengeluarkan LH. LH singkatan dari luternizing
hormon. Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel, peristiwa ini disebut ovulasi.
4. Fase pasca ovulasi
Fase ini berlangsung selama 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Walaupun panjang siklus menstruasi
berbeda-beda, fase pasca-ovulasi ini selalu sama yaitu 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Folikel de Graaf
(folikel matang) yang telah melepaskan oosit sekunder akan berkerut dan menjadi korpus luteum. Korpus luteum
mengeluarkan hormon progesteron dan masih mengeluarkan hormon esterogen namun tidak sebanyak ketika
berbentuk folikel. Progesteron mendukung kerja esterogen untuk mempertebal dan menumbuhkan
pembuluhpembuluh darah pada endometrium serta mempersiapkan endometrium untuk menerima pelekatan
embrio jika terjadi pembuahan atau kehamilan. Jika tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan berubah
menjadi korpus albikan yang hanya sedikit mengeluarkan hormon, sehingga kadar progesteron dan esterogen
menjadi rendah. Keadaan ini menyebabkan terjadinya menstruasi demikian seterusnya.
Bab 2
Reproduksi Tumbuhan dan Hewan
Perkembangbiakan Generatif pada Tumbuhan Angiospermae
1. Proses Penyerbukan
Pada Angiospermae, pernyebukan adalah proses melekatnya serbuk sari di kepala putik. Berikut macam-
macam penyerbukan berdasarkan perantaranya.
a. Anemogami, penyerbukan dengan bantuan angin., b. Hidrogami, penyerbukan dengan bantuan air. c.
Zoidiogami, penyerbukan dengan bantuan hewan. d. Antropogami, penyerbukan dengan bantuan manusia.
2. Proses Pembuahan
Pembuahan adalah peristiwa bersatunya inti sel sperma dengan ovum.
3. Siklus Hidup Tumbuhan Angiospermae
Selama hidupnya, tumbuhan Angiospermae melalui dua tahapan generasi gametofit dan generasi sporofit.
Generasi sporofit adalah generasi penghasil spora, yaitu generasi diploid (2n). Generasi gametofit adalah
generasi penghasil gamet (sel telur dan sel spermatozoa), yaitu haploid (n).
Perkembangan Vegetatif pada Tumbuhan Angiospermae
1. Perkembangan Vegetatif Alami
a. Rhizoma, batang yang tumbuh menjalar secara horizontal di dalam tanah menyerupai akar.
b. Stolon (geragih), batang yang tumbuh menjalar di atas tanah.
c. Umbi lapis (bulbus), batang berukuran pendek di dalam tanah yang dikelilingi oleh berlapis-lapis daun
tebal.
d. Tunas, bagian yang memiliki bakal tunas yang dapat tumbuh menjadi tunas dan individu baru.
e. Umbi batang, batang yang membengkak di dalam tanah dan mengandung cadangan makanan.
f. Kuncup adventif daun, dapat tumbuh membentuk tunas dan akar (individu baru).
2. Perkembangan Vegetatif Buatan
a. Mencangkok, b. Menempel (okulasi), c. Menyambuing, d. Menyetek, e. Merunduk
Perkembangbiakan pada Tumbuhan Gymnospermae
Penyerbukan pada Gymnospermae terjadi jika serbuk sari menempel pada liang bakal biji. Serbuk sari akan
tertangkap oleh cairan yang terdapat di lubang bakal biji. Jika cairan menguap maka serbuk sari akan dapat
masuk ke bakal biji dan terjadilah pembuahan.
Teknologi Reproduksi pada Tumbuhan
1. Hidroponik
Cara penanaman tumbuhan dengan menggunakan larutan nutrisi dan mineral dalam air dan tanpa
menggunakan tanah.
2. Vertikultur
Teknik budi daya tanaman dengan cara membuat instalasi secara bertingkat (vertikal).
3. Kultul Jaringan
Usaha tanaman dengan memanfaatkan sifat totipotensi tanaman.
Reproduksi pada Hewan
1. Perkembangbiakan Seksual (Generatif) pada Hewan
Terbentuknya individu baru melalui peleburan sel sperma dan ovum. Berdasarkan tempat terjadinya,
pembuahan pada hewan dapat dibedakan atas pembuahan di dalam tubuh (fertilisasi internal) dan pembuahan di
luar tubuh (fertilisasi eksternal). Perkembangan dan kelahiran embrio dapat terjadi melalui 3 cara, yaitu ;
a. Vivipar (hewan beranak), hewan yang embrionya berkembang dan mendapat makanan di dalam uterus
(rahim) induk betina.
b. Ovipar (hewan bertelur), hewan yang embrionya berkembang di dalam telur.
c. Ovovivipar (hewan bertelur dan beranak), hewan yang embrionya berkembang di dalam telur, tetapi telur
tetap berada di dalam tubuh induk betina.
2. Perkembangbiakan Aseksual (Vegetatif) pada Hewan
Terjadi pada hewan tingkat rendah/Avertebrata. Reproduksi aseksual pada hewan ada 5 jenis, yaitu:
a. Pertunasan atau Budding, pembentukan tunas kecil yang serupa dengan induk.
b. Pembelahan Ganda, pembelahan berulang.
c. Pembelahan Biner, dari satu individu membelah secara langsung menjadi dua sel anak.
d. Fragmentasi, perkembangbiakan di mana individu baru terbentuk dari bagian tubuh induk yang terbagi-
bagi/terputus baik sengaja atau tidak.
e. Partenogenesis, perkembangbiakan di mana individu baru terbentuk dari telur yang tidak dibuahi.
Teknologi Reproduksi pada Hewan
Kawin suntik atau inseminasi buatan (IB) adalah proses memasukkan cairan sperma (semen) dari sapi jantan
yang unggul ke dalam saluran reproduksi sapi betina dengan bantuan manusia.
Pewarisan Sifat adalah ciri-ciri atau sifat-sifatmakhluk hidup yang diturunkan dari generasi ke
generasi atau diturunkan dari induk kepada anaknya. Tiap spesies memiliki ciri-ciri tertentu yang
spesifik yang hampir sama dari generasi ke generasi, bahkan ciri ini ada sejak dulu kala
A. MATERI GENETIS
Di dalam setiap sel terdapat faktor pembawaan sifat keturunan (materi genetis), misalnya pada sel tulang, sel
darah, dan sel gamet. Substansi genetis tersebut terdapat di dalam inti sel (nukleus), yaitu pada kromosom yang
mengandung gen. Gen merupakan substansi hereditas yang terdiri atas senyawa kimia tertentu, yang menentukan
sifat individu. Gen mempunyai peranan penting dalam mengatur pertumbuhan sifat-sifat keturunan. Misalnya
pertumbuhan bentuk dan warna rambut, susunan darah, kulit, dan sebagainya.
1. Gen
Morgan, seorang ahli genetika dari Amerika menemukan bahwa faktor-faktor keturunan yang dinamakan gen
tersimpan di dalam lokus yang khas di dalam kromosom. Gen-gen terletak pada kromosom secara teratur dalam
satu deretan secara linier dan lurus berurutan. Dengan menggunakan simbol, kromosom dapat digambarkan
sebagai garis panjang vertikal dan gen-gen sebagai garis pendek horizontal pada garis vertikal tersebut. Karena
letak gen yang linier dan lurus berurutan, maka secara simbolik dapat dilukiskan pula garis-garis pendek
horizontal (gen-gen) tersebut berderetan.
Dari sekian banyak gen yang berderet secara teratur pada benang-benang kromosom, masing-masing gen
mempunyai tugas khas dan waktu beraksi yang khas pula. Ada gen yang menunjukkan aktivitasnya saat embrio,
lainnya pada waktu kanak-kanak ataupun gen lainnya lagi setelah spesies menjadi dewasa. Mungkin juga suatu
gen aktif pada suatu organ namun tidak aktif pada organ yang lain. Setiap gen menduduki tempat tertentu dalam
kromosom yang dinamakan lokus gen.
Gen yang menentukan sifat-sifat dari suatu individu biasanya diberi simbol huruf pertama dari suatu sifat. Gen
dominan (yang mengalahkan gen lain) dinyatakan dengan huruf besar dan resesif (gen yang dikalahkan gen yang
lain) dinyatakan dengan huruf kecil.
Sebagai contoh, pada tanaman ercis dapat dinyatakan
T = simbol untuk gen yang menentukan batang tinggi;
t = simbol untuk gen yang menentukan batang rendah.
Karena tanaman ercis individu yang diploid, maka simbol tanaman itu ditulis dengan huruf dobel.
TT= simbol untuk tanaman berbatang tinggi;
tt = simbol untuk tanaman berbatang rendah.

2. Kromosom
Kromosom terdapat di dalam nukleus mempunyai susunan halus berbentuk batang panjang atau pendek, lurus
atau bengkok. Di dalam nukleus terdapat substansi berbentuk benang-benang halus, seperti jala yang dapat
menyerap zat warna. Benang-benang halus tersebut dinamakan retikulum kromatin. Retikulum berarti jala yang
halus. Kroma berarti warna, dan tin berarti badan. Definisi Kromosom adalah benang-benang halus yang
berfungsi sebagai pembawa informasi genetis kepada keturunannya.
a. Jumlah dan tipe kromosom
Setiap organisme mempunyai jumlah kromosom tertentu, ada yang banyak ada pula yang hanya sedikit. Manusia
mempunyai 46 kromosom dalam setiap inti selnya, 23 kromosom berasal dari ibu dan 23 kromosom berasal dari
ayah. Manusia memulai hidupnya dari sebuah sel, yaitu sel telur yang dibuahi sel sperma. Sel telur dan sel
sperma masing-masing mempunyai 23 kromosom (n). Sel telur yang telah dibuahi sel sperma akan menjadi
zigot. Zigot yang terbentuk mempunyai 46 kromosom (2n).
Pada makhluk hidup tingkat tinggi, sel tubuh mengandung dua perangkat atau dua set kromosom yang diterima
dari kedua induknya. Kromosom yang berasal dari induk betina berbentuk serupa dengan kromosom yang
berasal dari induk jantan, sehingga sepasang kromosom yang berasal dari induk jantan dan induk betina disebut
kromosom homolog. Pengertian kromosom homolog, yaitu kromosom yang mempunyai bentuk, fungsi, dan
komposisi yang sama. Jumlah kromosom dalam sel tubuh disebut diploid (2n). Adapun jumlah kromosom dalam
sel kelamin dinamakan haploid (n), karena hanya memiliki separo dari jumlah kromosom dalam sel tubuh. Dua
perangkat atau dua set kromosom haploid dari suatu spesies disebut genom. Dengan demikian, genom dapat
dikatakan sebagai jumlah macam kromosom atau perangkat kromosom dalam suatu individu. Contoh: manusia
mempunyai 23 pasang kromosom haploid maka dalam sel tubuhnya berarti terdapat 2 × 23 = 46 kromosom
(diploid).
Kromosom yang dimiliki oleh organisme secara umum dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu kromosom tubuh
(autosom) dan kromosom seks (gonosom). Autosom terdapat pada individu jantan maupun betina dan sifat-sifat
yang dibawa tidak ada hubungannya dengan penentuan jenis kelamin. Gonosom merupakan kromosom yang
menentukan jenis kelamin suatu individu.
b. Struktur kromosom
Secara garis besar, struktur kromosom terdiri atas sentromer dan lengan. Sentromer atau kinetokor adalah bagian
dari kromosom tempat melekatnya benang-benang spidel yang berperan menggerakkan kromosom selama proses
pembelahan sel. Bagian ini berbentuk bulat dan tidak mengandung gen. Sentromer disebut juga
pusat kromosom. Berdasarkan letak sentromernya, kromosom dibedakan menjadi empat macam, yaitu
metasentrik, jika sentromer terletak di tengah-tengah antara kedua lengan; submetasentrik, jika sentromer terletak
agak ke tengah sehingga kedua lengan tidak sama panjang; akrosentrik, jika sentromer terletak di dekat ujung,
telesentrik, jika sentrometer terletak di ujung lengan kromosom.
Lengan atau badan kromosom adalah bagian kromosom yang mengandung kromonema (pita bentuk spiral di
dalam kromosom) dan gen. Selubung pembungkus kromonema disebut matriks. Gen merupakan substansi
(bahan dasar) kimia di dalam kromosom yang mengandung informasi genetik (pembawa sifat). Kromosom
dibentuk oleh protein dan asam-asam nukleat. Bagian ujung kromosom yang menghalangi bersambungnya
kromosom yang satu dengan lainnya disebut telomer. Untuk mengetahui struktur kromosom, perhatikan Gambar
5.5.
B. HEREDITAS MENURUT MENDEL
Untuk membuktikan kebenaran teorinya, Mendel telah melakukan percobaan dengan membastarkan tanaman-
tanaman yang mempunyai sifat beda. Tanaman yang dipilih adalah tanaman kacang ercis (Pisum sativum).
Alasannya tanaman tersebut mudah melakukan penyerbukan silang, mudah didapat, mudah hidup atau mudah
dipelihara, berumur pendek atau cepat berbuah, dapat terjadi penyerbukan sendiri, dan terdapat jenis-jenis yang
memiliki sifat yang mencolok. Sifat-sifat yang mencolok tersebut, misalnya: warna bunga (ungu atau putih),
warna biji (kuning atau hijau), warna buah (hijau atau kuning), bentuk biji (bulat atau kisut), sifat kulit (halus
atau kasar), letak bunga (di ujung batang atau di ketiak daun), serta ukuran batang (tinggi atau rendah).
Beberapa kesimpulan penting tentang hasil percobaan Mendel sebagai berikut.
1. Hibrid (hasil persilangan antara dua individu dengan tanda beda) memiliki sifat yang mirip dengan induknya
dan setiap hibrid mempunyai sifat yang sama dengan hibrid yang lain dari spesies yang sama.
2. Karakter atau sifat dari keturunan suatu hibrid selalu timbul kembali secara teratur dan inilah yang memberi
petunjuk kepada Mendel bahwa tentu ada faktor-faktor tertentu yang mengambil peranan dalam pemindahan sifat
dari satu generasi ke generasi berikutnya.
3. Mendel merasa bahwa ”faktor-faktor keturunan” itu mengikuti distribusi yang logis, maka suatu hukum atau
pola akan dapat diketahui dengan cara mengadakan banyak persilangan dan menghitung bentuk-bentuk yang
berbeda, seperti yang tampak dalam keturunan.
1. Terminologi
Untuk mengerti jalannya penelitian Mendel, kamu perlu mempelajari beberapa istilah yang terkait
dalam pewarisan sifat . Istilah-istilah tersebut sebagai berikut.
a. P = singkatan dari kata Parental, yang berarti induk.
b. F = singkatan dari kata Filial, yang berarti keturunan. F1 berarti keturunan pertama, F2 berarti keturunan
kedua, dan seterusnya.
c. Fenotipe = karakter (sifat) yang dapat kita amati (bentuk, ukuran, warna, golongan darah, dan sebagainya).
d. Genotipe = susunan genetik suatu individu (tidak dapat diamati).
e. Simbol untuk suatu gen (istilah pengganti untuk “faktor keturunan”) dikemukakan dengan sebuah huruf yang
biasanya merupakan huruf pertama dari suatu sifat. Misalnya R = gen yang menyebabkan warna merah (rubra),
sedangkan r = gen yang menyebabkan warna putih (alba). Dalam hal ini merah dominan terhadap putih. Oleh
karena itu, diberi simbol dengan huruf besar. Gen yang resesif diberi simbol dengan huruf kecil.
f. Genotipe suatu individu diberi simbol dengan huruf dobel, karena individu itu umumnya diploid. Misalnya:
RR = genotipe untuk tanaman berbunga merah, sedangkan rr = genotipe untuk tanaman berbunga putih.
g. Homozigotik = sifat suatu individu yang genotipenya terdiri atas gen-gen yang sama dari tiap jenis gen
(misalnya RR, rr, AA, AABB, aabb, dan sebagainya)
Heterozigotik = sifat suatu individu yang genotipenya terdiri atas gen-gen yang berlainan dari tiap jenis gen
(misalnya Rr, Aa, AaBb, dan sebagainya).
h. Alel = anggota dari sepasang gen, misalnya: R = gen untuk warna bunga merah dan r = gen untuk warna bunga
putih, T = gen untuk tanaman tinggi dan t = gen untuk tanaman rendah. R dan r satu sama lain merupakan alel,
tetapi R dan t bukan alel.
2. Persilangan antara Dua Individu dengan Satu Sifat Beda
Persilangan antara dua individu dengan satu sifat beda disebut persilangan monohibrid. Dominasi dapat terjadi
secara penuh atau tidak penuh (kodominan). Masing-masing dominasi ini menghasilkan bentuk keturunan
pertama (F1) yang berbeda. Persilangan monohibrid akan menghasilkan individu F1 yang seragam, apabila salah
satu induk mempunyai sifat dominan penuh dan induk yang lain bersifat resesif. Apabila dilanjutkan dengan
menyilangkan individu sesama F1, akan menghasilkan keturunan (individu F2) dengan tiga macam genotipe dan
dua macam fenotipe.
Sebaliknya, apabila salah satu induknya mempunyai sifat dominan tak penuh (intermediate), maka persilangan
individu sesama F1 akan menghasilkan tiga macam genotipe dan tiga macam fenotipe. Contoh persilangan
monohibrid dominan penuh terjadi pada persilangan antara kacang ercis berbunga merah dengan kacang ercis
berbunga putih. Mendel menyilangkan kacang ercis berbunga merah (MM) dengan kacang ercis berbunga putih
(mm) dan dihasilkan individu F1 yang seragam, yaitu satu macam genotipe (Mm) dan satu macam fenotipe
(berbunga merah). Pada waktu F2, dihasilkan tiga macam genotipe dengan perbandingan 25% MM: 50% Mm :
25% Mm atau 1 : 2 : 1 dan dua macam fenotipe dengan perbandingan 75% berbunga merah : 25% berbunga
putih atau merah : putih = 3 : 1. Pada individu F2 ini, yang berfenotipe merah dapat dibedakan
menjadi dua kelompok, yaitu 2/3 bergenotipe heterozigot (Mm) dan 1/3 homozigot dominan (MM).
Persilangan antara kacang ercis berbunga merah dominan dengan kacang ercis berwarna putih resesif dapat
dibuat bagan sebagai berikut.
Contoh persilangan monohibrid dominan tak penuh adalah persilangan antara tanaman bunga pukul empat
berbunga merah dengan tanaman bunga pukul empat berbunga putih. Mendel menyilangkan tanaman bunga
pukul empat berbunga merah (MM) dengan putih (mm) menghasilkan individu F1 yang seragam, yaitu satu
macam genotipe (Mm) dan satu macam fenotipe (berbunga merah muda). Pada individu F2 dihasilkan tiga
macam genotipe dengan perbandingan 25% MM : 50% Mm : 25% mm atau 1 : 2 : 1 dan 3 macam fenotipe
dengan perbandingan 25% berbunga merah : 50% berbunga merah muda : 25% berbunga putih atau merah :
merah muda : putih = 1 : 2 : 1. Pada individu F2 ini yang berfenotipe merah dan putih selalu homozigot, yaitu
MM dan mm. Persilangan antara tanaman bunga pukul empat berbunga merah dominan dengan bunga pukal
empat berbunga putih resesif dapat dibuat bagan sebagai berikut.

Jika kita perhatikan kedua contoh persilangan di atas, pada saat pembentukan gamet terjadi pemisahan gen-gen
yang sealel, sehingga setiap gamet hanya menerima sebuah gen saja. Misalnya pada tanaman yang bergenotipe
Mm, pada saat pembentukan gamet, gen M memisahkan diri dengan gen m, sehingga gamet yang
terbentuk memiliki gen M atau gen m saja. Prinsip ini dirumuskan sebagai Hukum Mendel I (Hukum Pemisahan
Gen yang Sealel) yang menyatakan bahwa “Selama meiosis, terjadi pemisahan pasangan gen secara bebas
sehingga setiap gamet memperoleh satu gen dari alelnya.”
3. Persilangan antara Dua Individu dengan Dua Sifat Beda

Persilangan antara dua individu dengan dua sifat beda disebut juga persilangan dihibrid. Pada persilangan
tersebut Mendel menyilangkan tanaman ercis dengan biji yang mempunyai dua sifat beda, yaitu bentuk dan
warna biji. Kedua sifat beda tersebut ditentukan oleh gen-gen sebagai berikut.
B = gen yang menentukan biji bulat.
b = gen yang menentukan biji keriput.
K = gen yang menentukan biji berwarna kuning.
k = gen yang menentukan biji berwarna hijau.
Jika tanaman kapri yang berbiji bulat kuning (BBKK) disilangkan dengan kapri yang berbiji keriput hijau (bbkk),
semua tanaman F1 berbiji bulat kuning. Jika tanaman F1 dibiarkan mengadakan penyerbukan sendiri, F2
memperlihatkan 16 kombinasi yang terdiri atas empat macam fenotipe, yaitu tanaman berbiji bulat kuning, bulat
hijau, keriput kuning, dan keriput hijau. Dalam percobaan ini Mendel mendapatkan 315 tananman berbiji bulat
kuning, 100 tanaman berbiji bulat hijau, 101 tanaman berbiji keriput kuning, dan 32 tanaman keriput hijau.
Angka-angka tersebut menujukkan suatu perbandingan fenotipe yang mendekati 9 : 3 : 3 : 1.
Pada saat pembentukan gamet (pembelahan meiosis) anggota dari sepasang gen memisah secara bebas (tidak
saling memengaruhi). Oleh karena itu, pada persilangan dihibrid tersebut terjadi empat macam pengelompokan
dari dua pasang gen, yaitu:
a. gen B mengelompok dengan gen K, terdapat dalam gamet BK;
b. gen B mengelompok dengan gen k, terdapat dalam gamet Bk;
c. gen b mengelompok dengan gen K, terdapat dalam gamet bK;
d. gen b mengelompok dengan gen k, terdapat dalam gamet bk;
Prinsip tersebut di atas dirumuskan sebagai Hukum Mendel II (Hukum Pengelompokkan Gen secara Bebas) yang
menyatakan bahwa:
a. setiap gen dapat berpasangan secara bebas dengan gen lain membentuk alela,
b. keturunan pertama menunjukkan sifat fenotipe dominan,
c. keturunan kedua menunjukkan fenotipe dominan dan resesif dengan perbandingan tertentu, misalnya pada
persilangan monohibrid 3 : 1 dan pada persilangan dihibrid 9 : 3 : 3 : 1.
Untuk memperjelas pemahamanmu tentang persilangan dihibrid, perhatikan bagan persilangan antara kapri
(ercis) biji bulat warna kuning dengan kapri biji keriput warna hijau yang menghasilkan F1 berupa kapri berbiji
bulat warna kuning.
Perbandingan genotipe F2
= BBKK : BBKk : BkKK : BbKk : BBkk : Bbkk : bbKK : bbKk : bbkk
= 1 : 2 : 2 : 4 : 1 : 2 : 1 : 2 : 1
Perbandingan fenotipe F2
= bulat kuning : bulat hijau : keriput kuning : keriput hijau
= 9 : 3 : 3 :1

4. Beberapa Rumus untuk Memprediksi Mengenai Keturunan

Dari berbagai contoh persilangan di atas dapat disusun rumus-rumus untuk memprediksi beberapa hal yang ada
hubungannya dengan keturunan, seperti banyaknya macam gamet yang dibentuk oleh suatu individu, jumlah
kombinasi F2, banyaknya macam genotipe F2, dan banyaknya macam fenotipe F2. Perhatikan Tabel 5.2 berikut.
Kelainan Bawaan pada Manusia Bersifat Menurun

1. Buta Warna

Orang yang buta warna mengalami gangguan salah satu tipe sel kerucut (sensor warna), untuk mendeteksi warna
merah, hijau, atau biru. Gejala buta warna yang paling umum adalah buta warna hijau dan merah. Yaitu
ketidakmampuan untuk membedakan kedua warna tersebut.

Gen buta warna terpaut pada kromosom X dan bersifat resesif (c). Gen normal (C) bersifat dominan terhadap
gen buta warna (c). Gen buta warna akan berpengaruh dan menyebabkan buta warna ketika tidak bersama
dengan gen normal (C). Maka kemungkinan genotipe yang dapat terjadi sebagai berikut.
XcY : pria buta warna
XCY : pria normal
XCXC : wanita normal
XCXc : wanita pembawa sifat buta warna (karier)
XcXc : wanita buta warna
Jadi jika seorang pria buta warna menikah dengan wanita normal, kemungkinan keturunannya adalah sebagai
berikut.

Hasilnya adalah XCXc yaitu wanita normal tetapi karier (membawa sifat) buta warna dan XCY yaitu pria dengan
penglihatan normal.
1. Hemofili
Hemofili ialah penya kit keturunan pada manusia yang menyebabkan darah sukar membeku ketika terjadi luka.
Hal ini disebabkan karena tidak adanya faktor pembeku darah.
Hemofili diwariskan melalui kromosom X dengan gen penyebab hemofili yang bersifat resesif. Gen hemofili (h)
bersifat resesif terhadap gen normal (H). Gen H dan gen h tersebut terpaut pada kromosom X, bukan kromosom
Y.
Hemofili akan muncul jika gen h tidak bersama gen H.Sehingga pria yang menderita hemofili akan memiliki
kromosom seks dengan genotipe XhY. Wanita hemofili tidak
dijumpai karena bersifat letal (mati dalam kandungan).

Genotipe yang mungkin terjadi ialah sebagai berikut.


XHY : pria normal
XhY : pria hemofili
XHXH : wanita normal
XHXh : wanita pembawa sifat hemofili (karier hemofili)
XhXh : wanita hemofili (bersifat letal/mati)
Jika seorang wanita normal karier menikah dengan pria normal, akan diperoleh keturunan sebagai berikut.
Fenotipe F1 adalah:
XHXH : wanita normal, XHXh : wanita karier hemofili, XHY : pria normal, XhY : pria hemofili
Dari diagram di atas, tampak bahwa fenotipe yang dihasilkan adalah 75% normal dan 25% hemofili. Yang
berfenotipe normal (75%) terdiri dari satu orang wanita normal, satu
orang pria normal, dan satu orang wanita normal karier.
1. Jari Lebih (Polidaktili)
Polidaktili ditentukan oleh gen dominan P, sedang alelnya resesif p menentukan jari normal. Penderita polidaktili
mempunyai jari tangan atau jari kaki (atau jari tangan dan
kaki) lebih dari 5.
Listrik Statis & Listrik Dinamis

Listrik statis (listrik tidak mengalir) adalah listrik yang tidak mengalir dan perpindahan arusnya terbatas. Listrik
statis atau elektrostatiska merupakan bagian dari ilmu listrik yang mempelajari sifat -sifat muatan listrik. Dari
pelajaran listrik statis, kita dapat mengetahui bahwa elektron adalah muatan listrik negatif yang mudah berpindah
melalui bahan konduktor serta sulit berpindah melalui bahan isolator. Namun demikian, pemanfaatan listrik lebih
banyak berkaitan dengan muatan listrik yang bergerak (listrik dinamis), seperti pemanfaatan listrik dalam
kehidupan seharai- hari, baik di rumah, di kantor, di perusahaan, maupun di industri kecil dan besar.
Rumus dasar:
F = gaya, Q1 = muatan benda 1, Q2 = muatan benda 2, R = jarak benda 1 ke
Listrik dinamis (listrik mengalir) adalah listrik yang mengalir. Sumber arus listrik yang dapat menghasilkan beda
potensial yang dapat menyebabkan listrik dapat mengalir
rumus hukum ohm :
V=I.R , I=Q:T
Listrik telah ditemukan sejak manusia mulai mengamati efek yang timbul dari dua buah benda yang saling
digosokkan. Hal ini juga tampak pada pesta anak-anak, misalnya dengan trik menggosok-gosok balon dan
menempelkannya di langit-langit. Bahkan, mungkin kita pernah merasakan seperti sengatan pada kaki kita
setelah berjalan di atas karpet yang terbuat dari nilon.
Peristiwa-peristiwa tersebut di atas merupakan gejala dari listrik statis. Listrik statis adalah gejala tentang
interaksi rnuatan listrik yang tidak bergerak atau tidak bergerak secara permanen.
Listrik statis adalah gejala tentang interaksi rnuatan listrik yang tidak bergerak atau tidak bergerak secara
permanen.
Muatan Listrik
Muatan listrik adalah suatu sifat dasar alam. Dengan mempelajari interaksi elektrostatis, kita dapat memperoleh
pengertian akan rnuatan listrik.
Benjamin Franklin memberi penandaan pada kedua jenis rnuatan listrik sebagai muatan positif dan muatan
negatif. Hal ini hanya merupakan penandaan yang dirasa mudah, bukan pengertian lebih kecil dari nol untuk
muatan negatif. Muatan positif dan negatif adalah sifat yang saling melengkapi atau komplementer.
Dengan perkataan lain, muatan dari suatu benda ditentukan oleh jumlah proton dan elektronnya.
Sebuah balon yang digosok-gosokkan pada sehelai kain akan menempel pada badan kita. Dua buah balon yang
digosok-gosokkan pada kain yang sama akan tolak-menolak. Hal ini merupakan bukti fundamental bahwa
muatan yang sejenis akan tolak-menolak, sedangkan muatan yang tidak sejenis akan tarik-menarik. Pakaian yang
saling menempel pada saat diainbil dari pengering, debu yang menempel pada layar TV atau komputer, kejutan
kecil pada saat memegang gagang pintu dari logam, merupakan contoh listrik statis.
Gaya listrik yang merupakan tarikan atau tolakan ini pertama kali diselidiki oleh seorang fisikawan besar
Perancis bernama Charles Coulomb (1736 1806) pada akhir abad 18. Dia menemukan bahwa gaya antara muatan
bekerja sepanjang garis yang menghubungkan keduanya dengan besar yang sebanding dengan besar kedua
tnuatan dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak. Hasil pengamatan ini melahirkan hukum Coulomb yang
secara matematis ditulis sebagai
dengan:
F = gaya coulomb (N), ql, q2 = muatan masing-masing partikel (C), r = jarak antara kedua muatan (m), k =
tetapan elektrostatis untuk ruang hampa
MEDAN LISTRIK
Medan listrik adalah suatu daerah (ruang) di sekitar muatan yang masih dipengaruhi oleh gaya listrik. Oleh
Michael Faraday medan listrik digambarkan sebagai garis medan listrik yang dimulai (keluar) dari muatan positif
dan diakhiri (masuk) pada muatan negatif.
Kuat medan listrik yang semakin besar digambarkan dengan garis medan yang semakin rapat.
Kuat medan Listrik
Pada setiap titik di dalam medan listrik ada suatu kuantitas yang menyatakan tingkat kekuatan medan tersebut,
yang disebut kuat medan lishik. Atas dasar ini, kuat medan listrik dapat didefinisikan sebagai berikut.
Kuat medan listrik (E) di sebuah titik adalah gaya per satuan muatan yang dialami oleh sebuah muatan di titik
tersebut.
Energi Potensial Listrik
Sebagaimana medan gravitasi burni, medan listrik dari distribusi muatan yang statis juga bersifat kekal. Dengan
demikian, kerja yang diperlukan untuk memindahkan sebuah muatan titik di dalam medan listrik juga tidak
tergantung pada lintasan. Medan seperti ini disebut sebagai medan konservatif.
Karena medan listrik bersifat koservatif, maka kita dapat menghubungkannya dengan energi potensial. Kerja
yang dilakukan untuk memindahkan sebuah muatan melawan gaya listrik akan tersimpan sebagai potensial
muatan.
LISTRIK DINAMIS
Listrik dinamis adalah listrik yang dapat bergerak. Cara mengukur kuat arus pada listrik dinamis dengan cara
muatan listrik dibagai waktu dengan satuan muatan listrik adalah coulumb dan satuan waktu adalah detik. Kuat
arus pada rangkaian bercabang sama dengan kuat arus yang masuk dengan kuat arus yang keluar.
Kuat Arus Listrik
Kuat arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap satuan waktu. Secara matematis dituliskan :

keterangan :
I = Kuat arus listrik (ampere), Q = muatan listrik (coulomb), t = waktu (sekon)

Arus listrik hanya mengalir pada rangkaian tertutup. Sehingga, ketika saklar dimatikan maka arus listrik akan
terhenti.
Beda Potensial Listrik
Beda Potensial listrik adalah banyaknya energi untuk memindahkan muatan listrik dari satu titik ke titik lain.
Secara matematis dituliskan :

V = beda potensial (volt)


W = energi listrik (joule)
Q = muatan listrik (coulomb)

Rangkaian sumber tegangan


a. Rangkaian tunggal

pada rangkaian tunggal sumber tegangan berlaku persamaan :


atau
b. Rangkaian seri

pada rangkaian seri sumber tegangan berlaku persamaan :

c. Rangkaian paralel

pada rangkaian paralel sumber tegangan berlaku persamaan :

keterangan :
E = GGL sumber tegangan (volt) , I = Kuat arus listrik (ampere) ,R = Hambatan luar (ohm) ,r = hambatan
dalam (ohm) ,n = jumlah GGL/baterai
Hukum Ohm
Hukum Ohm menyatakan bahwa kuat arus listrik yang mengalir dalam suatu penghantar sebanding dengan beda
potensial pada ujung-ujung penghantar.

keterangan :
V = beda potensial (volt) ,I = kuat arus listrik (ampere) ,R = hambatan listrik (ohm)

Hukum I Kirchoff
Hukum I Kirchoff menyatakan “Jumlah kuat arus yang masuk pada rangkaian bercabang besarnya sama dengan
jumlah kuat arus yang keluar dari titik percabangan”

I = I1 + I2 + I3 = I’
Rangkaian Hambatan
a. Rangkain Seri
b. Rangkaian Paralel

keterangan :

I = kuat arus total (A) ,


I 1 = kuat arus pada R1 (A)
I 2 = kuat arus pada R2 (A)
I 3 = kuat arus pada R3 (A)

V = tegangan total (A)


V 1 = tegangan pada R1 (A)
V 2 = tegangan pada R2 (A)
V 3 = tegangan pada R3 (A)

Rs = Hambatan pengganti seri (ohm)


Rp = Hambatan pengganti parallel (ohm)

Cara CEPAT !!!


Jika 2 buah hambatan dirangkai paralel, maka hambatan penggantinya :

Anda mungkin juga menyukai