Anda di halaman 1dari 2

Asas Dasar Ilmu Lingkungan

Sebagai pegangan di dalam menghadapi permasalahan lingkungan, maka dalam kaitan ini akan
diuraikan azas dasar Ilmu Lingkungan. Menurut Soeriaatmadja, ada 14 azas asar dasar di dalam
Ilmu Lingkungan yang merupakan hasil kajian secara deduktif maupun induksi.

Azas I Semua energi yang memasuki sebuah organisme hidup populasi atau ekosistem
dapat dianggap sebagai sumber ernergi yang tersimpan atau terlepaskan. Energi dapat
dirubah dari satu bentuk ke bentuk lain, tetapi tidak dapat hilang, dihancurkan atau
diciptakan.

Azas ini mengingatkan kita pada Hukum Thermodinamika I atau Hukum Konservasi Energi.
Melalui hukum ini dijelaskan bahwa semua energi yang masuk dalam organisme, populasi atau
suatu ekosistem dianggap sebagai energi yang tersimpan atau dilepaskan atau dapat diartikan
bahwa sistem kehidupan dapat dianggap sebagai sumber pengubah energi. Hal ini adalah
penting nantinya bila kita akan mengusahakan suatu tranformasi energi. Suatu organisme
senantiasa akan melawan lingkungan sekitarnya, untuk mempertahankan eksistensinya. Bila
organisme atau suatu populasi dapat mengendalikan lingkungan sekitarnya, maka mereka
selanjutnya dimungkinkan untuk meningkatkan populasinya. Sebagai contoh dapat
digambarkan pada peningkatan jumlah penduduk dunia, peningkatan pertumbuhan enceng
gondok. Namun begitu tingkat pertumbuhannya sampai pada suatu puncaknya, maka
eksistensinya mulai terancam karena tidak lagi dimungkinkan oleh keadaan lingkungan
sekitarnya yang mengalami diskonkruensi.

Bila azas tadi digambarkan secara matematik dapat dibuat sebagai berikut.

ΔE = ΔH – ΔW

Dimana Δ E adalah pertambahan energi suatu sistem, ΔH adalah pertambahan panas atau
entalpi sistem itu, ΔW adalah jumlah kerja atau usaha yang dilakukan sistem itu.

Seluruh sistem kehidupan merupakan pengubah energi. Dalam tiap tingkat kehidupan,
proses yang berlangsung menyalurkan energi untuk berbagai kegiatan seefesien mungkin.
Temperatur tubuh seekor mamalia, jumlah populasi dalam komunitas, perkembangbiakan,
pertumbuhan dan perkembangan tergantung pada jumlah energi yang tersedia untuk itu.
Hukum ini berlaku umum, baik untuk reaksi-reaksi biologik seperti fotosintesis, kerja otot,
maupun saraf.

Miller (1986) menyebutkan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat
dimusnahkan, yang ada adalah perubaham bentuk yang satu ke bentuk yang lainnya. Energi itu
hilang oleh suatu sistem atau terkumpul dalam suatu materi tertentu. Energi yang masuk sama
dengan energi yang keluar dalam bentuk yang lain. Outpun dapat berupa sampah, polusi, atau
limbah.
(sumber:miller,1986)

Keterangan: A= Energi Berkualitas Tinggi, B= Materi, C= Satu atau beberapa Cara


Masyarakat, D= Panas Energi Berkualitas Rendah, E= Limbah Materi dalam Udara, Air, dan
Tanah

Gambar. Salah satu atau beberapa Cara Masyarakat yang Ditemukan di Suatu Negara Industri
Dilandasi oleh Pemaksimalan Laju Aliran Energi dan Materi. Dalam Pengubahan Cepat
terhadap Mineral dan Sumber Daya Energi Dunia Menghasilkan Sampah, Polusi, dan Limbah
Panas.

Azas 2. Tidak ada sistem pengubahan pengaruh energ

Anda mungkin juga menyukai